• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

IF Bali

Baru Pertama Digelar : Pedau Naga di Danau Buyan

waahhhh Bali its my life.......
moga2 aj bali semakin maju & semakin baik di mata dunia.....
ya demi nama baik indonesia juga...yg tengah di landa banyak teror

...semoga hal yang sama juga terjadi pada daerah lain.


Baru Pertama Digelar : Pedau Naga di Danau Buyan

Ribuan masyarakat turun memenuhi tepi danau Buyan untuk menyaksikan parade pedau (perahu-red) naga dan perahu tradisional. Start dimulai kawasan hutan Dasong (sisi utara Danau Buyan) dan finish di dermaga dekat Pura Ulundanu Buyan (sisi utara danau).

Atraksi yang baru pertama digelar untuk memperingati detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Danau Buyan Senin (17/8) lalu seakan membelah danau Buyan. Atraksi ini menyedot perhatian pengguna jalan Denpasar-Singaraja-Gobleg yang memilih menghentikan kendaraannya sebelah utara Danau Buyan.

Masyarakat Pancasari dan sekitarnya memberikan perhatian luar biasa atas kegiatan ini.

Unik dan memikat, ungkapan itu tepat untuk melukiskan suasana masyarakat Pancasari-Buleleng bersama Gerakan Kembali ke Desa (Gerkades) ketika mereka beramai-ramai menggelar parade Pedau Naga dan perahu tradisional ini.

Pande Made Suardana, Spd, ketua kelompok pengembang kawasan Pancasari-Buyan (Kembang Kasparian) mengungkapkan rasa syukur atas suksesnya kegiatan ini.

Ia merasa bangga karena kelompok yang berdiri dua bulan lalu, terlibat penuh dalam kegiatan ini. ''Bersama Gerkades kami telah memulai berbagai kegiatan sejak 12 Agustus lalu. Diantaranya lomba mancing, mencar, nombak ikan, tracking, cycling, pameran, bakti sosial dan perkemahan,''paparnya. Masyarakat yang hadir juga disiapkan dapur umum.

Tentang keberadaan 'kelompok kembang kasparian' terkait pengembangan kawasan Danau Buyan, Pande Made Suardana menyatakan inisiatif masyarakat menghimpun diri terinspirasi dari aksi Gerkades di kawasan ini.

Kegiatan konservasi alam yang telah dilaksanakan Gerkades bekerjasama BKSDA Bali di kawasan Danau Buyan - Tamblingan ini untuk memacu masyarakat Pancasari aktif terlibat. ''Kami termotivasi bergabung karena ada lembaga yang peduli mengawal kawasan ini,''tegas Pande.

Ketua kelompok yang juga pendidik di Pancasari ini juga menyebut semua aktivitas tersebut dikoordinasi desa adat, desa dinas dan tokoh masyarakat.

Gerkades bersama BKSDA Bali sejak beberapa tahun terakhir telah melakukan upaya konservasi di kawasan Buyan-Tamblingan. Selain menggali sumber mata air baru melalui pembuatan kanal di beberapa lokasi, Gerkades juga berupaya mengendalikan pertumbuhan enceng gondok yang sempat menutupi permukaan danau. Kanalisasi gulma dengan bambu tersebut menghasilkan alur baru yang menarik untuk lomba perahu naga dan tradisional sekaligus dilintasi perahu nelayan serta sebagai daerah tangkapan ikan. (029/*BP)
 
Pendet Tergolong Tarian Tertua di Bali

0046213p.jpg
0050276p.jpg


Tari pendet atau tari selamat datang merupakan salah satu tarian yang paling tua di antara tari-tarian sejenis yang ada di Pulau Dewata.

"Berdasarkan beberapa catatan, para ahli seni pertunjukan Bali sepakat untuk menyebutkan tahun 1950 sebagai tahun kelahiran tari Pendet," ungkap Gurubesar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar prof Dr I Wayan Dibia di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan sejak diciptakannya tarian itu selalu dijadikan acara pembuka bagi sajian tari Bali lainnya, baik untuk suguhan para tamu-tamu penting yang datang ke Bali maupun yang ditampilkan ke mancanegara.

"Tari Pendet adalah tarian kelompok yang biasanya ditarikan oleh sekelompok remaja putri di mana setiap orang penari membawa sebuah mangkok perak (bokor) yang berisikan bunga berwarna-warni," tambahnya.

Pada akhir tariannya, mereka para penari menaburkan bunga-bunga yang mereka bawa ke arah penonton, sebagai wujud ungkapan dan ucapan selamat datang.

Mengenai penggagas dari tarian tersebut menurut Dibia adalah dua seniman kelahiran desa Sumertha Denpasar yakni I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng.

"Kedua seniman ini menciptakan tari Pendet penyambutan dengan empat orang penari untuk disajikan sebagai bagian dari pertunjukan turistik di sejumlah hotel yang ada di Denpasar, Bali," tambahnya.

Pada tahun 1961, I Wayan Beratha mengolah kembali tari Pendet tersebut menjadi polanya seperti sekarang, termasuk menambahkan jumlah penarinya menjadi lima orang.

Kemudian tahun 1962, I Wayan Beratha dan kawan-kawan menciptakan tari Pendet massal, dengan jumlah penari tidak kurang dari 800 orang, untuk ditampilkan dalam upacara pembukaan Asian Game di Jakarta.

Sumber : Antara
 
Bali Tuan Rumah Festival Film Internasional

051658p.jpg


Bali akan dipercaya sebagai tuan rumah festival film bertaraf internasional yang melibatkan ratusan negara di belahan dunia.

"Sebenarnya Indonesia yang ditunjuk sebagai tuan rumah, namun Menteri Kebudayaan dan Pariwisata mempercayakan pelaksanaannya di Bali," kata Kasubdis Kesenian dan Film Dinas Kebudayaan Propinsi Bali I Made Santha di Denpasar Rabu.

Ia mengatakan, kegiatan bertaraf internasional itu baru akan berlangsung tahun 2012, atau 3,5 tahun lagi.

Meskipun waktunya masih cukup lama, Bali yang mendapat kepercayaan itu harus mempersiapkan diri dengan baik.

Made Santha menjelaskan, persiapan tersebut menyangkut berbagai aspek, terutama menumbuhkan industri kreatif produksi film di kalangan masyarakat maupun produsen film.

Upaya tersebut akan mulai dirintis tahun 2010, meskipun tahap awal berupa pembuatan film dekomenter.

"Film garapan produsen lokal itu diharapkan bisa diikutsertakan dalam festival film internasional yang akan berlangsung di Bali," harap Made Santha.

Bali sebagai daerah tujuan wisata yang memiliki keunikan seni budaya serta panorama alam yang indah secara tidak langsung sangat mendukung proses pembuatan sebuah film.

Film yang diberi judul "Est Pray Leve" (Makan doa cinta) misalnya yang melibatkan sejumlah bintang film Hollywood, rencananya mengambil lokasi pembuatan di Jimbaran, Sanur, Candidasa dan perkampungan seniman ubud, Bali.

Film yang diproduksi "Elizabeth Gilbert" antara lain melibatkan bintang film Hollywood Julia Robert.

Sejumlah artis lokal di Bali akan diikutsertakan dalam menyukseskan pembuatan film yang nantinya ditayangkan di berbagai negara dan ditonton masyarakat dunia, ujar Made Santha.

Sumber : Antara
 
Bali Tetap Pilihan Terbaik Wisata Konvensi

Hingga beberapa tahun mendatang, Bali diperkirakan tetap menjadi pilihan terbaik tempat penyelenggaraan wisata konvensi atau wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) oleh peminat dari berbagai negara.

"Indikasi yang jelas terlihat hingga belakangan ini, setiap penyelenggaraan wisata konvensi ke daerah kita, peminatnya melimpah, sampai dua kali lipat dibandingkan di tempat lain," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Bagus Subiksu di Sanur, awal pekan ini.

Ia mengungkapkan hal itu saat membuka kursus MICE tingkat lanjutan kedua yang diselenggarakan DPD SIPCO (Society of Indonesian Professional Convention Organizers) dan dihadiri Ketua Umum DPP SIPCO, Nurdin Purnomo.

Menurut Subiksu, Pulau Dewata memiliki berbagai daya tarik, bukan hanya kekayaan alam, seni budaya dan berbagai kegiatan adat, tetapi juga keramahtamahan masyarakat dan lingkungan yang aman serta nyaman.

"Dari kajian, penyelenggaraan wisata konvensi yang di negara lain hanya diikuti 300 orang, di kita peminatnya melimpah bisa mencapai 600 orang. Artinya masyarakat internasional dari perusahaan, kelompok-kelompok dan institusi lainnya tertarik ke Bali," ucapnya.

Oleh karena itu melalui penyelenggaraan kursus MICE tingkat lanjutan, diharapkan peserta dapat meningkatkan kemampuannya guna mampu bersaing untuk menarik lebih banyak lagi peminat dari berbagai negara, harapnya. (*Antara).
 
Akan Digelar di Nusa Dua: "Fashion Tendance 10"



Sebuah acara menarik bakal segera diselenggarakan oleh Badan Pengurus Daerah Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (BPD APPMI) cabang Bali, yakni “Fashion Tendance 10”. Rencananya, acara yang mengetengahkan tren fesyen 2010 dengan tema “Legacy for the Future” tersebut akan digelar di Laguna Resort & Spa Nusa Dua pada Sabtu, 3 Oktober 2009. Menurut Eny Ming, ketua panitia penyelenggara acara ini, yang istimewa pada acara yang digelar bersama Bali Creative Community ini adalah tampilnya sepuluh perancang mode yang akan berkolabrasi dengan sepuluh perupa, arsitek, perancang desain grafis, perancang desain produk serta perancang desain komunikasi visual.

“Kolaborasi ini merupakan upaya untuk mencapai puncak kreativitas berkarya dan menggali kemungkinan- kemungkinan baru. Setiap pasangan yang tampil mengeksplorasi kekayaan masa lalu sebagai titian ke masa depan yang gemilang,” ucap Eny.

Adapun ke –sepuluh pasangan kolaborasi terdiri adalah Agnes Carolina (Perancang Busana) dan Veny Lydiawati (Desainer Produk) menampilkan “Day Dreamer”, Ali Charisma (Perancang Busana) dan Made Kebath (Pelukis) menampilkan "Lost in Paradise", Angeliqa Wu (Perancang Busana) dan Heri De Jong (Desainer Aksesoris) menampilkan “Nozomi”, Dewi Suarjani (Perancang Busana) dan Ayip (Desainer Visual/Graphis) menampilkan “Miss Centhini”, Dwi Iskandar (Perancang Busana) dan Eko Prabowo (Desainer Produk/Graphis) menampilkan “Dinner with Dwi Iskandar & Eko Prabowo”, Eny Ming (Perancang Busana) dan Vicky Trinita (Interior-Arsitek) menampilkan “Container of Hope”, Monica Weber (Perancang Busana) dan Muji Ananta (Perancang Busana/Graphis) menampilkan “Atlantis”, Oka Diputra (Perancang Busana) dan Putu Edy Semara (Arsitek), Putu Aliki (Perancang Busana) dan Yoka Sara (Arsitek) menampilkan “Coincé entre Deux (Stuck in Between)”, Tude Togog (Perancang Busana) dan Iwan Sastrawan (Arsitek) menampilkan “Mayadenawa Moment Space”.

Ali Charisma selaku Ketua BPD APPMI Bali mengharapkan “Fashion Tendance 10” ini menjadi tonggak pencapaian kreatifitas untuk memaknai Tahun Indonesia Kreatif 2009.

“Juga sebagai bentuk sensitivitas dalam menggali dan menghadirkan Trend Fesyen 2010. Ujung-ujungnya, semua ini akan membangun pencitraan positif bagi Bali dan Indonesia sebagai sebuah kantong kreativitas dunia,” tandasnya.

sumber: Jalan-Jalan Bali
 
Isu Pendet Tak Pengaruhi Kunjungan Wisatawan Malaysia

2230251p.JPG


Turis Malaysia tetap ramai berlibur ke Bali bahkan menempati peringkat empat dari sepuluh besar negara pensuplai turis ke Bali, meskipun persoalan klaim Tari Pendet oleh negara tetangga itu ramai dibicarakan Indonesia dan Malaysia.

Praktisi pariwisata Bali, Tjokorda Gde Agung di Denpasar, Senin (7/9), mengatakan, walau marak dibicarakan, tampaknya tidak memberikan efek bagi turis Malaysia untuk berlibur ke pulau Dewata.

Pengusaha hotel dan biro perjalanan wisata di kawasan wisata Ubud itu mengatakan, pelancong dari negeri tetangga ini masih ramai ke Bali, karena mereka menganggap pulau Dewata cocok untuk tempat berlibur.

Wisatawan Malaysia yang datang berlibur ke pulau Dewata banyak diantaranya sudah pernah ke Bali lebih dari dua kali dan mereka mengaku tetap masih kepingin datang ke daerah yang dijuluki pulau seribu pura (tempat suci Hindu). Dinas Pariwisata Bali mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara asal malaysia yang terbang langsung dari negaranya ke Bali bertambah hingga 21,6 persen dari sebanyak 68.890 orang Januari-Juli 2008) menjadi 83.809 orang pada perioda sama 2009.

Agung mengatakan, adanya masalah tari pendet yang diklaim Malaysia dalam promosi pariwisatanya belakangan ini, akan berdampak positif dimana rakyat Malaysia akan datang ke Bali menyaksikan tari pedet yang aslinya. Begitu pula Indonesia yang ikut berpromosi kepariwisataan di Malaysia akan berdampak positif dimana masyarakat setempat akan lebih lengkap mendapatkan informasi masalah pariwisata Indonesia dan tertarik datang berlibur ke Bali.

Sumber : Antara
 
Kuta Karnival : Calendar of Events 2009

Opening Ceremony with Turtle Release & Paddle for Peace

The first day of Kuta Karnival! Join the baby sea turtles on the Kuta beach at sunset and watch surfers from around the world welcome the Kuta Karnival.

Time: Saturday 19 September 2009, 3pm to 6pm.
Venue: Balawista Lifeguard Corner.
Kite Festival

Look up to the sky and enjoy the colours of the Bali kites.

Time: Saturday 19 September 2009, 3pm to 6pm.
Venue: Balawista Lifeguard Corner.
Puja Shanti

Participate and let’s resonate peace, from Bali to the entire world.

Time: Sunday 20 September 2009, sunset time.
Venue: Seminyak Beach.
Mepantigan Balinese Martial Art

See wrestling on sand at this sunset performance.

Time:
(Day 1) Sunday 20 September 2009, 3pm to 6pm.
(Day 2) Monday 21 September 2009, 3pm to 6pm.
(Day 3) Tuesday 22 September 2009, 3pm to 6pm.


Venue: Main Tent.
“Morning of the Earth” Yoga

To all Yoga practitioners! Come and join this sunrise celebration on Seminyak Beach.

Time: Monday 21 September 2009, sunrise time.
Venue: Seminyak Beach.
Bali Hotels Association’s Bartender Competition

Watch Bali’s best bartenders compete on the beach… the party ingredient is Balimoon!

Time: Wednesday 23 September 2009, 3pm to 6pm.
Venue: Main Tent.
Sunset Dances

Must see! Balinese traditional dances on the beach every sunset time. This is why Kuta Karnival always attracts a crowd of admirers.

Time: Wednesday 23 September until Saturday 26 September 2009, 5pm to 6pm.
Venue: Seminyak Beach.
Graffiti Cartoon Expose

Cartoonists from around Bali show off their talents.

Time: Everyday from Saturday 19 September until Sunday 27 September 2009, 4pm to 7pm.
Venue: Main Tent.
T-Shirt Cartoon Competition

Calling tourists and locals… please join our cartoon competition and win for yourself great prizes.

Time: Sunday 20 September 2009, 4pm to 7 pm.
Venue: Main Tent.
Mini Cartoon Exhibition

Laugh out loud, visit the cartoon exhibition!

Time: Everyday from Saturday 19 September until Sunday 27 September 2009, all day.
Venue: Main Tent.
Youth Race

Calling all high-school boys and girls… please join the amazing race.

Time:
(Day 1) Friday 25 September 2009, 10am to 7 pm.
(Day 2) Saturday 26 September 2009, 2pm to 7 pm.

Venue: start at Main Tent.
Movie Screening

Watch a movie on the beach!

Time: Everyday from Sunday 20 September until Saturday 26 September 2009, 7pm to 9pm.
Venue: Main Tent.
Barong Reptile Show

Get up close and personal with the friendly reptiles of Bali… join Reptile Feeding Contest, workshop, body painting and there is also a giant snake!

Time: Everyday from Monday 21 September until Saturday 26 September 2009, 4pm to 7pm.
Venue: Main Tent.
Street Art & Sand Sculpture Competition

Catch art on the streets of Kuta and when the weekend sunset comes, do art on the beach of Kuta.

Time: Everyday from Wednesday 23 September until Saturday 26 September 2009, all day.
Venue: Main Tent.
SFO & Oakley Present Open Stage

You want to show off your talent in music, singing or dancing? Come up to the Open Stage!

Time:
(Day 1) Tuesday 22 September 2009, 10am to 3pm.
(Day 2) Wednesday 23 September 2009, 10am to 3pm.

Venue: Main Tent.
Kuta Young Architects

See what the young ones are building on.

Time: Everyday from Saturday 19 September until Sunday 27 September 2009, all day.
Venue: Main Tent.
Youth Info Centre

Find more information about how exciting teenage years are.

Time: Everyday from Saturday 19 September until Sunday 27 September 2009, all day.
Venue: Main Tent.
Raremotion Artist Series

Students of the Arts Institute exhibit their works on Kuta beach.

Time: Everyday from Saturday 19 September until Sunday 27 September 2009, all day.
Venue: Main Tent.
Bali Blogger Community

Internet-mania… come and introduce yourself to the Bali Blogger Community.

Time: Everyday from Saturday 19 September until Sunday 27 September 2009, all day.
Venue: Main Tent.
Environment Day

Join fun games and learn about what you can do for our earth!

Time: Saturday 26 September 2009, 9am to 1pm.
Venue: Main Tent.
Surfer Girl Presents the Surfer Girl Big Splash ‘09

Join two days of fun on the beach… if you surf, try the competition to win some great prizes however if you don’t, then just join the laughter with friends and family!

Time:
(Day 1) Thursday 24 September 2009, 9am to 5pm.
(Day 2) Friday 25 September 2009, 9am to 5pm.

Venue: Main Tent.
Cardinal Music Awards

Listen to fabulous music on the beach and see young bands compete for the grand prize in the midst of fabulous fashion shows.

Time: Friday 25 September 2009, 4pm to 10pm.
Venue: Main Tent.
Bali Food Festival

Food, food, food and more of delicious food!

Time:
(Day 1) Friday 25 September 2009, lunch and dinner.
(Day 2) Saturday 26 September 2009, lunch and dinner.
(Day 3) Sunday 27 September 2009, lunch and dinner.

Venue: Legian beach.
Fishing Fun

Join the fishermen and come back to cook your own catch of the day!

Time: Sunday 27 September 2009, 2pm to 6pm.
Venue: start from Bali Food Festival stage on Legian beach.
Street Parade & Closing Ceremony

At the closing of nine-day event, watch a carnival on the streets of Kuta with decorated cars, music and dancing!

Time: Sunday 27 September 2009, 3pm to 7pm.
Venue: Starting from Anggrek Inn, along the streets of Kuta, ending at the new Kuta Gates/Candi Bentar Kuta.
 
Noordin M Top Tewas, Pariwisata Asia Tidak Lagi Cemas

2212409p.JPG


Tewasnya gembong teroris Noordin M Top tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi pariwisata Bali dan Indonesia, tetapi juga menguntungkan destinasi negara lain di kawasan Timur Jauh, khususnya negara-negara Asia lainnya.

"Gembong teroris Noordin M Top itu berasal dari Malaysia. Jaringan dan gerakannya transnasional. Karena itu dampak positifnya bagi pariwisata juga akan dirasakan oleh banyak negara di Asia," kata Sekjen Asosiasi Perjalanan Asia Pasifik (PATA) Kawasan Bali dan Nusa Tenggara, Ratna Soebrata di Seminyak, Bali, Kamis (17/9) malam.

Menurut Ratna, gerakan terorisme di bawah jaringan Noordin M Top, selama ini tidak saja membuat takut serta khawatir pariwisata Bali dan Indonesia, tetapi juga negara-negara tetangga. "Malaysia, Singapura, Thailand dan negara lainnya di Asia selama ini turut dihantui kecemasan oleh ancaman terorisme jaringan Noordin. Wisatawan yang akan berkunjung ’berhitung’ dulu soal kondisi keamanan dan kenyamanan," kata Ratna yang juga General Manager Le Terrace Villas Seminyak.

Karena itu, kabar tewasnya gembong teroris itu akan memacu kemajuan pariwisata Bali dan Indonesia, maupun negara-negara lainnya di Asia. Noordin M Top tewas dalam sebuah penyergapan yang dilakukan polisi di sebuah rumah di Jebres, Solo, Jawa Tengah, Kamis, bersama tiga orang lainnya yang diduga sebagai anggota jaringannya.

Menurut Ratna, promosi pariwisata selama ini selalu dilakukan dalam paket per kawasan, seperti tujuan Eropa, Timur Tengah, tujuan Timur Jauh (Far East) termasuk Asia dan paket lainnya. Oleh karena itu, dengan tewasnya Noordin M Top, diharapkan akan memacu peningkatan kunjungan wisatawan dunia ke kawasan Timur Jauh, khususnya ke Bali dan wilayah Indonesia lainnya.

Pemerintah Indonesia, khususnya aparat kepolisian, telah menunjukkan keseriusannya dalam memberantas terorisme yang sempat membuat jatuh-bangun dunia pariwisata, terutama sejak terjadinya aksi pengeboman di Bali tahun 2002 dan 2005.

Karena itu dengan tewasnya Noordin M Top, diharapkan gerakan terorisme di Indonesia bisa semakin tereliminasi, sehingga rasa aman dan nyaman mampu meyakinkan pelancong dari berbagai negara.

"Tinggal kita dari kalangan pariwisata yang harus lebih giat mempromosikan obyek wisata yang ada dengan jaminan rasa aman dan nyaman. Pariwisata kita akan bisa kembali menjadi tujuan utama pelancong dari berbagai negara," harap Ratna. (KSP/*Antara)
 
Malaysia Incar Pulau Nusa Penida

060335p.JPG


Investor asal Klantan, Malaysia berminat menanamkan modal di Pulau Nusa Penida, Kepulauan Nusa Gede, Kabupaten Klungkung, Bali untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata.

Camat Nusa Penida I Made Sudiarkajaya di Nusa Penida, Minggu (4/10) menjelaskan, di pulau seluas 20.224 hektare tersebut investor Malaysia berencana membangun resor di atas lahan seluas 50 hingga 100 hektare.

"Investor itu pernah datang memperlihatkan sebuah gambar rancangan resor yang memerlukan tanah yang sangat luas untuk pengembanganya," katanya.

Investor Malaysia tersebut telah berkeliling kawasan Nusa Penida dan sepertinya sangat tertarik dengan keindahan alam di beberapa tempat seperti di Penida, Pesisir Penida, Sompang, Tebing Sompang dan Pejukutan.

"Namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari investor tersebut," katanya.

Jika dilihat dari luas lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan resor, tentunya harus memperhatikan daya tampung dan daya dukung lingkungan, mengingat untuk sumber mata air bagi masyarakat saja sangat sulit didapatkan.

"Begitu juga jika dilihat dari kebutuhan air bagi pembangunan resor, tentunya akan sangat banyak dan akan mengambil air yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat," katanya.

Dia berharap, investasi yang masuk ke Nusa Penida berupa investasi di bidang peternakan, terutama untuk pengembangan ternak sapi. Apalagi ternak sapi asal Nusa Penida sangat terkenal tahan terhadap penyakit kuku dan mulut.

"Investasi peternakan ini sangat diperlukan dalam upaya menjaga kelestarian sapi Nusa yang kini populasinnya semakin berkurang," ujarnya.

Sejak enam bulan terakhir selain investor asal Malaysia juga terdapat investor dari Bangkok dan Inggris yang telah berkunjung ke Nusa Penida. Namun investor yang datang lebih tertarik untuk mengembangkan investasi dalam bidang pariwisata.

Di kawasan Nusa Penida saat ini terdapat sekitar lima vila. Dari lima vila tersebut, empat diantaranya belum memiliki izin. Para pemilik vila yang sebagian besar merupakan warga asing beralasan vila yang dibangun merupakan vila pribadi dan tidak dikomersialkan.

Lembaga konservasi internasional TNC (The Nature Of Conservation) merekomendasikan kepada pemerintah Kabupaten Klungkung untuk melakukan moratorium (penghentian sementara) pembangunan fasilitas pariwisata di kawasan Pulau Nusa Penida.

Manager Program TNC Wilayah Nusa Penida Marthen Willy berharap, pembangunan baru kembali dilakukan setelah adanya rencana detail tata ruang wilayah Nusa Penida.

Menurut dia, rencana detail tata ruang ini diperlukan untuk mengetahui daya dukung dan daya tampung kawasan di pulau berpenduduk 50.000 orang tersebut.

"Pembangunan resor dan fasilitas pariwisata memerlukan air yang banyak dan dan listrik yang banyak dan ini akan menyerap listrik dan air yang diperuntukkan bagi masyarakat. Begitu juga perlu lahan yang luas sehingga cenderung akan menimbulkan konflik," ujarnya.

Dia menambahkan, pemerintah Kabupaten Klungkung juga perlu melakukan kajian terhadap investasi yang masuk ke wilayah Pulau Nusa Penida, terutama kajian terhadap daya dukung lingkungan.

Selain itu, juga diperlukan kajian adat dan budaya untuk mengetahui apakah resor diperlukan oleh sebuah pulau kecil sekecil Nusa Penida. *BNJ

Sumber : Antara
 
"Nusa Dua Fiesta 2009" Diikuti 20 Provinsi

1054484p.jpg


Kegiatan "Nusa Dua Fiesta XIII 2009" yang akan digelar di kawasan wisata internasional Nusa Dua, Bali diikuti 20 provinsi di Indonesia berlangsung pada 17-21 Oktober 2009.

Direktur Utama Pengembangan Pariwisata Bali (Bali Tourism Development Coorporation/BTDC), Ir I Made Mandra kepada pers di Nusa Dua, Bali, Rabu mengatakan, dalam pameran tersebut pihak panitia menyediakan sedikitnya 100 stan.

Stan pameran tersebut diperuntukkan bagi kabupaten/kota di tanah air yang ikut memamerkan hasil karya kerajinan mereka yang terbaik.

"Tema yang diangkat dalam ajang budaya dan promosi kali adalah `Green tourism` dengan sub tema `Lestarikan Laut dan Pesisir`," kata Mandra yang didampingi ketua panitia pelaksana kegiatan Solichin.

Ia mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian BTDC bersama pemangku kepentingan (stakeholder) di kawasan Nusa Dua.

"Kami ingin mempromosikan kawasan ini dengan berbagai fasilitas dan daya tarik baru, bahkan kita berharap kegiatan ini sebagai wahana untuk tetap melestarikan budaya luhur Nusantara," ujarnya.

Karena dalam kegiatan tersebut akan dipentaskan berbagai seni pertunjukan tradisional dan modern serta eksibisi seni kerajinan dari berbagai daerah di Indonesia.

Dikatakan, selain kegiatan pagelaran seni budaya dan pameran juga ada kegiatan pendukung lain diantaranya, turnamen golf yang memperebutkan piala Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), lari marathon yang diikuti ribuan atlet pelari nasional dan internasional.

"Di samping itu juga diadakan lomba merias 300 pasang pengantin tradisional yang diharapkan dapat memecahkan rekor MURI," kata Mandra.

Disinggung mengenai pengunjung kegiatan tersebut, Mandra mengatakan, setiap tahun terus ada peningkatan baik warga masyarakat lokal maupun wisatawan mancanegara yang kebetulan berlibur di Pulau Dewata.

"Kami optimis pada ajang kali ini ada peningkatan pengunjung dibanding tahun 2008 lalu yang mencapai 37.410 orang," ujarnya.

Dari jumlah pengunjung kegiatan Nusa Dua Fiesta tersebut, kata dia, wisatawan mancanegara sebanyak 2.297 orang, sedangkan pengunjung dari masyarakat lokal dan pelancong domestik mencapai 35.113 orang.

Sumber : Antara
 
Umat Hindu di Bali Persiapkan Diri Sambut Hari Raya Galungan

penjor_02.jpg


Menjelang Hari Raya Galungan yang jatuh Rabu (14/10), suasana sejumlah pasar tradisional di Bali, seperti yang ada di Denpasar, Sabtu, tampak padat pengunjung yang datang untuk membeli berbagai keperluan.

Umat Hindu, selain membeli aneka kebutuhan sembilan bahan pokok, umumnya juga membeli berbagai perlengkapan upacara seperti sampian, yaitu bagian sesajen berbentuk lampion berbahan daun lontar, janur, bambu batangan, dan bunga.

Di Pasar Badung, Denpasar, sampian berukuran besar yang biasanya dipasang pada ujung penjor dijual dengan harga Rp 40.000 hingga Rp 45.000, sedangkan yang berukuran kecil untuk dipasang di pelinggih, tempat suci untuk sembahyang di rumah, berkisar Rp 6.000 hingga Rp 10.000.

Sementara di sebuah kompleks pedagang perlengkapan sesajen di Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, tampak warga lalu lalang dan menawar keperluan ritual tersebut. Selain itu di Desa Kapal, Badung, sejumlah pedagang bahkan telah menawarkan penjor, yakni rangkaian janur yang terpasang pada sebatang bambu.

Penjor, yang juga sebagai kelengkapan upacara Galungan, baru akan dipasang warga pada Senin (12/10)-Selasa (13/10) di depan pintu gerbang perkantoran atau rumah mereka masing-masing.

Di Pasar Badung, Denpasar, pengunjung berjejal untuk membeli aneka bahan sayuran, terutama nangka muda dan pepaya muda serta daging, untuk bahan pembuatan masakan khas Bali yang disebut lawar.

Selain itu, warga membeli aneka buah-buahan, terutama buah pisang, apel, jeruk, manggis, sawo, dan mangga, untuk kelengkapan sesajen. Buah-buahan tersebut kemudian disusun bertingkat hingga menjadi suatu bentuk yang disebut gebogan.

Warga juga banyak berdatangan ke pasar tradisional di Jalan Cargo untuk membeli buah pisang yang didatangkan dari Jawa dan daerah timur seperti Maluku. "Di sini lebih murah karena buah pisang dijual oleh tangan kedua, sedangkan di Pasar Badung sudah lebih mahal," kata Made Suja yang membeli dua sisir pisang seharga Rp 100.000.

Untuk memenuhi kebutuhan kelengkapan sesajen, seperti bunga, janur, dan bambu batangan sebagai tiang penjor, warga sampai berjejal di beberapa hamparan tempat berjualan di Pasar Badung yang merupakan pasar tradisional terbesar di Denpasar.

Penjor yang berupa rangkaian janur dalam sebatang bambu dengan aneka kelengkapannya dipasang di depan gerbang rumah pada hari baik atau dewasa ayu, Selasa (13/10), sedangkan untuk perkantoran dipasang pada Senin (12/10) karena hari Selasa sudah libur.

Menyambut Hari Raya Galungan, umat Hindu Bali juga memiliki tradisi memotong babi, yang kali ini dilaksanakan di perkantoran, juga pada Senin, sedangkan di perkampungan di kawasan pemukiman penduduk pada Selasa (13/10). *KSP

Sumber : Antara
 
Pariwisata Bali: Turis Jepang Turun, Malaysia Naik

Jumlah wisatawan dari dua negara di Asia, yakni Jepang dan Taiwan, yang berkunjung ke Bali selama periode Januari-Agustus 2009 anjlok lebih dari 10 persen.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Ida Komang Wisnu, di Denpasar, Selasa (20/10), turis asal "Negeri Matahari Terbit" yang berlibur ke Bali selama Januari-Agustus 2009 melorot hingga 10,56 persen menjadi hanya 218.298 orang, jika dibandingkan periode yang sama pada 2008 mencapai 244.063 orang.

Wisatawan Taiwan melorot hingga 14,87 persen dalam periode delapan bulan pertama 2009 menjadi hanya 80.452 orang jika dibandingkan periode yang sama pada 2008 mencapai 94.508 orang. Jumlah wisatawan dari Korea Selatan turun 4,19 persen dari 88.848 orang menjadi 85.123 orang.

Di pihak lain jumlah turis asing dari beberapa negara lainnya meningkat signifikan. Yang paling tinggi presentase penambahannya, yakni turis China hingga 61,36 persen dari 84.106 orang selama Januari-Agustus 2008 menjadi 135.710 orang periode delapan bulan pertama 2009.

Kedatangan turis Australia, yang selama ini menempati peringkat pertama sebanyak 271.643 orang, naik 39,59 persen dari periode yang sama sebelumnya yang hanya 194.600 orang; Malaysia naik 17,13 persen menjadi 93.962 orang dari sebelumnya hanya 80.223 orang.

Pelancong asal Perancis naik 39,98 persen dari 52.271 orang menjadi 73.167 orang, Inggris naik 10,50 persen dari 52.994 orang menjadi 58.560 orang, Jerman dari 50.187 orang naik 1,22 persen menjadi 50.800 orang, dan Amerika Serikat naik 2,69 persen dari 46.203 orang menjadi 47.445 orang.

Jadi, walau orang Jepang yang melakukan perjalanan wisata ke Bali agak berkurang pada periode tahun 2009, tetapi karena yang datang jumlahnya banyak maka masih menempati peringkat dua setelah Australia. SOE

Sumber : Antara
 
Nusa Dua Fiesta : Buku Bhagavad Gita Berbobot 1 Ton Diluncurkan

Nusa Dua Fiesta (NDF) ke-13 yang diprakarsai Bali Tourism Development Corporation (BTDC), ditutup Rabu (21/10) malam. Selama lima hari sejak dibuka Sabtu (17/10) lalu telah banyak kegiatan seputar culture, art, sport, fun dan exhibition yang menginduk pada tema ''Green Tourism''.

Even tahunan yang diikuti 20 propinsi dan 33 kabupaten kota se-Tanah Air ini juga membuat langkah spektakuler dengan terbitnya buku Bhagavad Gita ukuran jumbo yang konon terbesar di Asia Tenggara.

Peluncuran buku terbesar Bhagavad Gita yang diselenggarakan serangkaian dengan NDF ke-13 di Nusa Dua, tadi malam mampu memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Kitab suci Bhagavad Gita terbesar itu berbobot mencapai satu ton dengan panjang 1,5 meter dan lebar 1,25 meter serta tebal 459 halaman. Penggagas pembuatan buku adalah Dirut BTDC Ir I Made Mandra dan Presiden The World Hindu Youth Organisation (WHYO) Dr. I Gusti Ngurah Arya Vedakarna WS.

Berkat karya besar ini, MURI melalui Senior Managernya Paulus Pangka memberi sertifikat MURI dengan nomor register 3939 yang diterima Made Mandra dan disaksikan IGN Arya Vedakarna.

NDF yang telah berlangsung selama lima hari dengan berbagai kegiatan seni budaya dan promosi ditutup oleh Sekda Provinsi Bali I Nyoman Yasa. Acara penutupan itu juga dimeriahkan tari kontemporer yang berjudul "Kresna Arjuna" garapan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Dirut BTDC Ir I Made Mandra mengatakan pembuatan buku besar Bhagavad Gita ini merupakan wujud terima kasih Bali Tourism Development Corporation (BTDC) kepada masyarakat Bali yang sejak berabad-abad telah memelihara dan mengamalkan nilai-nilai Bhagavad Gita yang sangat indah dan mulia itu di dalam kehidupan sehari-hari. "Budaya yang relegius, ramah, cinta damai dengan seni budayanya mempesona yang dijiwai oleh nilai-nilai sastra suci Hindu, merupakan aset yang sangat berharga bagi kepariwisataan Bali," kata Mandra.

Dia berharap keberadaan buku tersebut menarik perhatian generasi muda untuk menikmati keindahannya. Kitab tersebut memuat dialog spiritual antara Sri Kresna dengan kesatria Arjuna di atas kereta berkuda di kuruksetra atau medan perang Bharata Yuda.

Menurut Mandra, dialog spiritual Sri Kresna-Arjuna ribuan tahun silam tersebut merupakan cahaya suci yang memotivasi umat manusia untuk terus menerus memerangi sifat-sifat buruk dan menegakkan dharma, kebenaran, kebijakan dan keharmonisan. Kecerdasan intelektual, ratio dan rasa perlu dipandu oleh kecerdasan spiritual.

Presiden WHYO Arya Vedakarna mengatakan Bhagavad Gita adalah sebuah sabda dan nyanyian suci Tuhan yang dapat memberikan jawaban dan juga kekuatan terhadap generasi dunia yang kini sedang mengalami krisis multidimensi. Ia mengatakan peradaban dunia dari hari ke hari semakin jauh dari nilai-nilai kebenaran dan kesucian. Nilai-nilai kesucian itulah tugas dari generasi muda Hindu untuk menjaga kebenaran itu melalui pelestarian, konservasi, pengkajian dan pendalaman isi dan telaah dari kitab suci Hindu," kata Vedakarna yang juga Rektor Universitas Mahendradatta.

Sementara Bendesa Agung Mejelis Utama Desa Pekraman (MUDP) Propinsi Bali Jro Gde Putu Suena, menyambut baik peluncuran kitab suci umat Hindu dimana sebuah karya maha agung. Dikatakan, kitab suci Bhagavad Gita adalah pancaran sinar suci Tuhan, yang patut dipelajari dan dipahami. "Buku besar ini adalah simbol yang mulia, maka sewajarnya kita baca dan baca lagi," kata Putu Suena. Pihaknya, mewakili desa pekraman mengucapkan terima kasih atas prakarsa membuat buku suci dalam ukuran besar ini, sekaligus berharap kepada masyarakat Hindu di Bali mendapatkan inspirasi dan mau membaca Bhagavad Gita.

Destination Marketing

Ketua Panitia NDF ke-13 Silichin mengatakan, NDF merupakan bagian dari destination marketing yang strategis bagi Nusa Dua dan Bali bahkan Indonesia. NDF merupakan rangkaian kegiatan promosi sekaligus edukasi dengan melibatkan partisipasi seluruh stakeholders, baik kalangan perhotelan, instansi pemerintah dari seluruh Indonesia, BUMN dan masyarakat di kawasan Nusa Dua. Kali ini mengusung tema utama Green Tourism dan penjabarannya Lestarikan Laut dan Pesisir.

''Tema ini mencerminkan kepedulian BTDC bersama seluruh hotel dan fasilitas pariwisata di Nusa Dua terkait komitmen untuk menjaga keselarasan hubungan antara pelaku industri pariwisata dalam kawasan dengan lingkungan sekitar dalam wujud nyata yang diharapkan bisa menumbuhkan budaya hidup yang berwawasan lingkungan,''ujar Made Mandra.

Menurut Solichin BTDC sangat concern terhadap pelestarian lingkungan sehingga mengantongi sertifikat Green Globe 21 yang di-endorse oleh PBB. Di kawasan ini tidak lebih dari 20 persen lahan terbangun, selebihnya merupakan lahan terbuka hijau. Semua limbah dikelola secara alami dan terpadu, dengan prinsip reduce, recycle and reuse di Lagoon seluas 16 ha. Sistem pengolahan ini membentuk rantai kehidupan. Di sana tumbuh lumut yang menjadi makanan ikan dan karena ada ikan datanglah komunitas burung yang kini jumlahnya mencapai 4.000 ekor. Keberadaan burung mulai diminati wisatawan sebagai objek wisata burung berupa bird watching. Sungguh suatu ekosistem yang sangat elok!(gre/*Balipost)
 
75 CCTV untuk Keamanan Bali

2100334p.gif


Kepolisian Daerah Bali berencana memasang alat kamera perekam atau CCTV di 75 titik rawan guna mengantisipasi aksi kejahatan yang akhir-akhir ini kian meningkat di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Komisaris Besar Polisi I Gde Sugianyar, Kamis (29/10) di Denpasar, mengatakan bahwa pemasangan alat CCTV itu merupakan program Polri tahun 2009 dalam rangka menekan tindak kejahatan yang belakangan ini kian meresahkan masyarakat, seperti perampokan di Bank BRI.

"Pemasangan peralatan itu telah rampung 95 persen, dan rekaman CCTV tersebut akan dipantau dari tiga lokasi pusat pengaduan atau call centre, yakni di Polsek Kuta, Poltabes Denpasar, dan di Polda Bali," ujar Sugianyar.

Selain itu, peralatan yang akan dipasang di wilayah Badung sebanyak 60 unit, dan di wilayah Kota Denpasar sebanyak 15 unit.

"Peralatan CCTV itu akan dipasang di Badung yang merupakan daerah pariwisata dan di Kota Denpasar yang rawan tindak kejahatan," paparnya.

Namun, dia tidak menyebutkan letal pasti alat itu akan dipasang karena menyangkut kerahasiaan lembaga. "Tempat pemasangannya akan ditempatkan di lokasi yang tersembunyi yang dianggap rawan tindak kriminal. Namun lokasinya dirahasiakan," ujarnya.

Selain memasang peralatan CCTV, Polda Bali juga telah mengaktifkan kembali mobile communication lewat saluran bernomor 112 untuk meminta bantuan polisi.

"Melalui pengaktifan 112 ini, masyarakat yang memerlukan bantuan polisi diharapkan akan cepat mendapatkan pelayanan," tandasnya.

Ia menambahkan, program ini telah benar-benar disiapkan secara matang oleh Polri karena Bali merupakan daerah pariwisata yang mendunia dan kerap dijadikan lokasi kegiatan bertaraf internasional. *BNJ

Sumber : Antara
 
"Kampoeng Bali" Turut Lestarikan Aneka Seni Budaya

093155p.jpg


Untuk lebih mengetahui dan membantu pelestarian seni budaya Pulau Dewata, Nikko Bali Resort and Spa di Nusa Dua Selatan, Kabupaten Badung, merencanakan menggelar kegiatan bertajuk "Kampoeng Bali".

"Kami ingin mengajak tamu dan siapa pun yang berminat untuk bergabung dalam kegiatan yang bertujuan mengetahui aneka seni tradisi masyarakat Bali yang sesungguhnya, sekaligus turut melestarikannya," kata Manajer Humas Nikko Bali Aswin Pranoto di Denpasar, Minggu (1/11).

Dalam penjelasannya disebutkan, kegiatan yang melibatkan para karyawan berbakat di berbagai bidang seni tradisi yang telah menjadi budaya masyarakat Bali itu direncanakan berlangsung Senin, 9 November 2009.

"Anda tidak akan pernah benar-benar merasakan keunikan dan keindahan sebuah tempat kecuali memiliki pengalaman tinggal di tempat tersebut. Demikian pula untuk seni budaya, baru bisa merasakan kesan mendalam setelah terlibat langsung dalam aktivitas tersebut," katanya mengutip sebuah ungkapan.

Bagi sebagian orang, Bali hanya dikenal karena memiliki pantai yang indah, tempat-tempat makan yang menyenangkan, tempat untuk berpesta, dan banyaknya pusat hiburan malam. "Mereka yang berpandangan demikian berarti telah melewatkan Bali yang sesungguhnya. Padahal, pulau wisata ini menawarkan begitu banyak keunikan, seni, budaya, dan tradisi," ucap Aswin.

Karena itu, dengan tujuan melestarikan warisan budaya Indonesia, khususnya Bali, Nikko Bali Resort and Spa menawarkan sebuah kegiatan bertajuk "Kampoeng Bali" yang akan memberikan pengalaman tersendiri kepada para tamu dan peminat lainnya.

Melalui kegiatan yang dipusatkan di taman tepi pantai kawasan Nikko Bali, para tamu dan peminat lainnya akan diberikan kesempatan terlibat langsung dalam pembuatan dekorasi tradisional Bali seperti penjor, yakni sebatang bambu yang dihias rangkaian janur dilengkapi aneka jenis sesajen dan upakara ritual Hindu lainnya.

Kemudian membuat gebogan, berupa aneka buah-buahan yang ditata melingkar bersusun untuk kelengkapan berbagai upacara dan hiasan, aktivitas dekorasi yang memanfaatkan tanaman jenis paku pipit atau semacam tumbuhan paku.

Selain itu, juga aktivitas mengukir buah, pelajaran tari Bali, dan mengikuti aneka permainan tradisional yang biasa dilakukan anak-anak Bali pada dahulu kala.

Menurut Aswin, pada siang hari para tamu dan peminat lainnya juga akan diajak menikmati berbagai makanan dan minuman tradisional, serta makan malam sambil menikmati pertunjukan tradisional di Kupu-Kupu Amphitheater Nikko Bali.

Acara yang melibatkan para karyawan berbakat ini merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan yang diselenggarakan untuk kelestarian tradisi Bali, setelah digelar "Cultural Appreciation Nights", Agustus lalu, "A Dedication to Batik" belum lama ini dan pertunjukan tarian tradisional setiap minggu. *JY

Sumber : Antara
 
Penglipuran : Desa Adat yang Masih Mempertahankan Pola Huniannya

1129329p.jpg


Keteraturan angkul atau pintu gerbang dan pola hunian di setiap pekarangan rumah menjadi ciri khas desa adat yang pernah meraih penghargaan Kalpataru ini. Keserasian antara arsitektur bangunan dengan lingkungan membuat desa ini berbeda dengan desa adat lainnya yang ada di Bali.

Penglipuran merupakan satu dari sembilan desa adat yang ada di Bali. Desa ini berada di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Konon, keberadaan warga di sini berawal dari perang pada tahun antara kerajaan Bangli dengan kerajaan Gianyar. Warga yang diminta bertempur oleh raja Bangli lantas diberi hadiah berupa sebidang tanah yang kini lokasi tanah tersebut berdiri Desa Adat Penglipuran.

Secara arsitektur, yang menarik dari desa ini adalah pola huniannya. Setiap bangunan yang ada di masing-masing pekarangan ditata dengan rapi. Meskipun kini sudah menggunakan material yang bukan aslinya, tatanan pola setiap bangunan tetap mencerminkan sebagai sebuah bangunan arsitektur tradisional.

Suasana desa ini terlihat berbeda dengan desa adat lainnya yang berada di Bali. Ketika memasuki pintu gerbang dan memarkirkan kendaraan, suasana berbeda sungguh terasa.

Pintu gerbang khas Bali atau disebut angkul yang merupakan akses menuju rumah penduduk yang berada setiap pekarangan terlihat seragam satu sama lain. Dindingnya terbuat dari pasangan bata dengan atap bambu. Meskipun warna dan ornamennya ada yang berbeda, tetapi keteraturan angkul di setiap rumah memberikan ciri khas yang berbeda dengan desa adat yang lain.

Zonanisasi Hulu Kelod

Menurut I Wayan Supat (42), Kepala Desa Adat Panglipuran, keseragaman angkul ini tak terlepas dari pembagian zona desa. Setidaknya terdapat 3 pembagian zona; zona hulu, zona pawongan atau zona pemukiman, dan zona kelod atau teben.

Ketiga zona ini letaknya membujur dari arah utara ke selatan dengan poros tengah berupa jalan desa yang disebut rurung gede. Jalan desa ini jugs memisahkan bagian zona pawongan menjadi dua, bagian barat yang disebut Kauh dan di sebelah timur yang disebut Kangin.

Jika diibaratkan sebagai tubuh manusia, zona hulu adalah bagian kepala, zona pawongan adalah bagian tubuh, dan zona kelod adalah bagian kaki. Di bagian zona hulu, terdapat bangunan suci atau disebut parahyangan. Di sini terdapat pura yang bernama Pura Penataran, tempat bersembahyang warga desa.

Di zona pawongan yang merupakan zona pernukiman penduduk terdapat 76 pekarangan atau kaveling rumah tempat bermukim warga. Setiap pekarangan yang memiliki luas sekitar 120 are memiliki satu kepala keluarga dan dihuni turun temurun.

Di setiap pekarangan terdapat beberapa bangunan seperti sanggah (tempat bersembahyang di rumah), dapur, bale sangkanan, clan lumbung. Seiring perkembangan jaman, beberapa fungsi bangunan ini berubah. Meski berganti, letak setiap bangunannya tidak bergeser. Bangunan lumbung contohnya. Kini, bangunan lumbung ada yang dibangun dan berfungsi sebagai rumah induk tempat bermukim warga.

Selain pergeseran fungsi, material pembentuknya juga diganti. Sebagai contoh, bangunan dapur yang dulunya menggunakan anyaman bambu kini ada yang diganti dengan batu bata.

Sedangkan zona kelod adalah zona yang terdapat tempat pemakaman. Jika ada warga yang meninggal, jenazah akan dimakamkan di sans. Warga Desa Penglipuran tidak mengenal ritual pembakamn jenazah sehingga jenazah harus dimakamkan.

Hingga sekarang, tatanan pola hunian seperti ini tetap masih ipertahankan sehingga sangat menarik untuk dikunjungi. Maka tak heran jika desa yang mayoritas penduduknya adalah petani ini mendapatkan penghargaan Kalpataru dan ditetapkan sebagai desa wisata oleh pemerintah daerah pada tahun 1995. (Al Anindito Pratomo)

Sumber : Tabloid Rumah
 
Stres, Puluhan Pencari Kerja Mendadak Gila

Puluhan pencari kerja dari sejumlah daerah di Indonesia yang mencoba mengadu nasib di Bali mendadak mengalami stres berat hingga akhirnya lupa ingatan dan menggelandang.

"Mereka yang terserang penyakit jiwa itu rata-rata tidak memiliki anggota keluarga di Bali sehingga pemerintah setempat harus turun tangan untuk merawat gelandangan yang gila tersebut," kata Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dr Tjokorda Istri Rai Manik di Denpasar, Selasa (10/11).

Ia mengatakan, mereka selama ini dirawat di rumah sakit jiwa (RSJ) yang ada di Bangli, beberapa di antaranya kemudian berhasil disembuhkan. Namun, setelah sembuh, kesulitan kembali dihadapi pemerintah, yakni mengembalikan mereka ke daerah asalnya.

"Dinas Sosial Provinsi Bali sebenarnya ingin membantu untuk pemulangan mereka ke daerah asal, tetapi terbentur dengan jawaban dari sejumlah daerah tujuan, yang menyatakan bahwa yang bersangkutan bukan berasal dari daerah yang disurati," ujar Rai Manik.

Pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa semuanya tercatat 243 orang. Dari jumlah itu, 48 di antaranya adalah pasien pencari kerja di Bali yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. "Beberapa di antara mereka sebenarnya sudah sembuh, tetapi kami mengalami kesulitan dalam mengembalikan orang bersangkutan kepada pihak keluarganya," ujar Rai Manik. *GLO

Sumber : Antara
 
Bali Upayakan Pengakuan Dunia untuk Anjing Kintamani

0755323p.jpg


Anjing kintamani yang juga dikenal dengan sebutan anjing bali sedang diupayakan untuk mendapat pengakuan dunia internasional sebagai anjing ras pertama di Indonesia.

"Pemuliabiakan untuk menjadikan anjing kintamani sebagai hewan piaraan kesayangan masyarakat telah dilakukan meski Bali dilanda penyakit rabies," kata guru besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof Dr I Nyoman Sadra Dharmawan di Denpasar, Kamis (12/11).

Ia mengatakan, dukungan dan kesadaran masyarakat sangat diperlukan untuk menjadikan anjing kintamani mendapat pengakuan dari dunia internasional. Kesadaran dari masyarakat untuk mau memelihara dan mengembangkan anjing kintamani perlu lebih diintensifkan, kata dia.

Menurut Sadra Dharmawan, upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi yang memadai kepada masyarakat luas menyangkut keunggulan dan ancaman perkembangan anjing tersebut. Guru besar bidang Sains Veteriner itu menegaskan, upaya mempertahankan Bali sebagai daerah bebas rabies saat ini runtuh dengan masuknya penyakit yang berakibat fatal pada pengujung 2008 itu.

Ia mengemukakan, Bali yang sebelumnya bebas rabies kini justru terjangkit rabies yang sumbernya diyakini dia, berasal dari luar Pulau Bali. "Kasus pertama dilaporkan ada anjing terjangkit rabies di Jimbaran, Kabupaten Badung, kemudian merebak ke Kota Denpasar dan menyusul Kabupaten Tabanan," ujar Sadra Dharmawan. *ABI

Sumber : Antara
 
Mau Meditasi, Ya Harus ke Bali

1052045p.jpg


Bupati Gianyar Tjokorda Artha Ardana Sukawati menyambut gembira kegiatan Festival Meditasi Internasional Bali (IBMF) diselenggarakan di Ubud, Bali, pada 13-15 Nopember 2009.

"Kami menyambut gembira kegiatan tersebut dilaksanakan di desa wisata internasional, dan diharapkan dari Desa Ubud juga mampu menggugah untuk menjadi tujuan wisata spiritual," kata Bupati Tjokorda Artha Ardana Sukawati saat pembukaan IBMF di Ubud, Bali, Jumat (13/11) Malam.

Ia mengatakan, meditasi merupakan kegiatan spritual untuk menghadap Tuhan dan kegiatan tersebut tidak memandang dari satu agama melainkan semua agama.

"Siapa pun boleh melakukan meditasi, karena sesungguhnya kegiatan ini adalah cara untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta," kata Tjokorda Artha Ardana Sukawati yang lebih akrab dipanggil Cok Ace.

Desa Ubud, memiliki sejarah panjang dalam kegiatan spritual sejak berabad-abad lalu, hal itu tertulis dalam lontar purana Rsi Markandya pada abad ke-9 Masehi.

Dalam lontar itu disebutkan, Rsi Markandya setibanya dari tanah Jawa singgah di Desa Taro yang masih wilayah Ubud, lalu melakukan meditasi atau tapa semadi sebelum melakukan perjalan suci ke wilayah kaki Gunung Agung di Kabupaten Karangasem.

"Dari catatan sejarah ini membuktikan, sejak zaman lampau telah menjadi tempat untuk melakukan yoga semadi. Maka dari itu kegiatan IBMF menjadi semangat baru guna lebih memperkenalkan Ubud selain desa wisata juga tujuan wisata spiritual," ucapnya.

Pendiri Yayasan Anand Ashram, Anand Krishna yang telah menulis ratusan buku spiritual itu mengemukakan, melalui kegiatan meditasi, dirinya ingin menyebarkan semangat untuk mengajak individu bertanggung jawab, bukan hanya kepada diri sendiri.

"Kami ingin mengajak masyarakat yang berkesadaran. Kami ingin mewujudkan dunia yang baru. Kami ingin menciptakan masyarakat yang menyadari bahwa kita satu bumi, satu langit dan satu umat manusia," katanya.

Pihaknya bercita-cita membentuk masyarakat dunia yang damai, rukun dan sentosa yang didasari oleh cinta, kedamaian dan harmonis lewat aktivitas meditasi.

Bagi Anand, meditasi bukanlah duduk diam dalam kesunyian, melainkan terus berkarya secara dinamis di tengah masyarakat dengan segala kegalauannya, namun tetap menjaga keheningan hati dan pikiran.

Sementara Ketua Panitia IBMF Oka Ratnayani mengatakan, kegiatan tersebut diikuti sedikitnya 300 pelaku meditasi dari berbagai negara.

Menurut dia, lewat kegiatan tersebut, pihaknya ingin mempertemukan berbagai kelompok meditasi, termasuk dari beberapa agama. "Peserta berasal dari Indonesia, Amerika Serikat, Brazil, Jepang, Prancis dan Kanada," katanya. *BNJ
Sumber : Antara
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.