• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

IF Bali

Om goesdun semangat sekali ngepot about Bali, sy jd salut nieh......
sy jg dri dpsr bali, ntar dech gw jg mo ikutan berbicara about bali....
bersama kita ramaikan regional bali....OK.
 
Artis Hollywood Akan Buat Film di Bali

^^ mari sama2 ramekan forum regional Bali !

Artis Hollywood Akan Buat Film di Bali

Sejumlah kawasan di Bali akan dijadikan lokasi pembuatan film bertaraf internasional yang melibatkan sejumlah bintang film Hollywood.

"Film yang diberi judul Eat Pray Love akan mengambil lokasi pembuatan di Jimbaran, Sanur, Candidasa dan perkampungan seniman Ubud," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dr Ida Bagus Sedhawa saat menerima kru pembuatan film tersebut di Denpasar.

Ia mengatakan, film yang diproduksi Elizabeth Gilbert itu, antara lain melibatkan bintang film Hollywood, Julia Roberts.

Sejumlah artis lokal di Bali akan diikutsertakan untuk menyukseskan pembuatan film yang akan ditonton masyarakat internasional tersebut.

Pembuatan film tersebut selain memilih lokasi di Bali, juga di Amerika dan India.

Bagus Sedhawa menyambut baik dipilihnya Bali sebagai tempat memproduksi film bertaraf internasional itu.

Menurut dia, kepercayaan terhadap Bali tersebut diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap pariwisata Bali, yakni promosi secara meluas ke berbagai negara.

"Dengan demikian masyarakat dunia diharapkan mengenal Bali dan terdorong niatnya untuk berliburan ke Pulau Dewata," harap Bagus Sedhawa. (*AN)
 
KPK Bebaskan 137 Anak Penyu




Ratusan pelancong pantai Kuta dari berbagai daerah dan negara Selasa (30/7/2009) lalu berbaur untuk melepas-bebas 137 tukik (anak penyu) ke laut. Tukik-tukik yang dilepas tersebut adalah anak-anak penyu yang menetas di bak penampungan milik Konservasi Penyu Kuta (KPK). Telur-telur penyu tersebut adalah telur-telur yang ditemukan di pesisir pantai Kuta dan pantai lain di Bali selatan sekitar sebulan yang lalu, dan ditampung di bak milik KPK.


Sudah menjadi tradisi KPK untuk menampung telur-telur penyu yang ditemukan di pantai mana saja di Bali dan mengupayakan agar telur-telur tersebut menetas dengan baik. Setelah menetas, dalam waktu tak lebih dari 24 jam tukik-tukik tersebut langsung dilepas ke laut bebas untuk menemukan habitatnya yang tepat. Biasanya, tukik-tukik tersebut dilepas ke laut pada saat menjelang matahari terbenam. Alasannya, untuk menghindari serangan burung dan predator lain yang memangsa tukik.


“Soalnya, sebab tukik-tukik itu belum bisa berenang di bawah permukaan air. Pada umur sehari, tukik-tkik itu baru berenang di atas permukaan,” papar I Gst Ngurah Tresna, sesepuh Unit Pengelola Pantai Desa Adat Kuta yang memayungi kegiatan KPK.

Selain pertimbangan itu, pelepasan tukik juga memperkirakan kuatnya arus.


“Jika arus terlalu kuat, pelepasan ditunda,” imbuh Tresna.

Saat ini di bak penampungan milik KPK terdapat 39 sarang yang berisi 4300 telur penyu. Dari jumlah tersebut, empat sarang berisi 487 butir telur telah menetas dan langsung dilepas ke laut bebas beberapa jam kemudian. Ratusan telur di beberapa sarang diperkirakan akan menetas sekitar tanggal 3-5 Juli 2009.


source: Jalan-Jalan Bali
 
Teater Kuno Gambuh Bali Tampil di Polandia

bigimg.jpg


Sebanyak 31 seniman dari kelompok "Gambuh Desa Batuan" yang menampilkan pertunjukan seni tradisional Bali, tampil memukau dalam acara "Grotowski Year" di Wroclaw, baratdaya Polandia.

Para seniman Gambuh Bali diundang ke Polandia guna memperingati 10 tahun wafatnya Jerzy Grotowski (1933-1999), sutradara, pendidik dan ahli teater Polandia, demikian juru bicara KBRI Warsawa, Any Muryani kepada koresponden ANTARA, Sabtu.

Penampilan Gambuh Desa Batuan mendapat sambutan meriah dan antusiasme dari para pengunjung dari Polandia dan mancanegara.

Selama dua pekan, seniman dari kelompok Gambuh Desa Batuan tampil memukau tidak saja bagi masyarakat pencinta teater tradisional dari Polandia, tetapi juga wisatawan dari berbagai negara Eropa yang berkunjung ke kota Wroclaw.

Rombongan seniman tradisional Gambuh Desa Batuan dipimpin I Made Suamba, selama berada di Polandia menyelenggarakan pertunjukan yang merupakan hasil kolaborasi dengan artis-artis dari berbagai negara, selain tampil dalam pertunjukan mereka sendiri.

Gambuh Desa Batuan yang mempromosikan Indonesia juga mengadakan pertunjukan terakhir di alun-alun Kota Tua (Old Town) Wroclaw yang merupakan pusat atraksi wisatawan, Minggu (28/6).

Drama "Ur Hamlet"

Dalam acara yang bertajuk "The World as a Place of Truth", juga diadakan konperensi, seminar, penerbitan buku, pemutaran film, konser, pertunjukan dan pameran tentang Grotowski.

Terdapat pula drama "Ur Hamlet" yang merupakan penafsiran orisinal dari kisah William Shakespeare, berkolaborasi dengan 150 artis multinasional dari berbagai negara seperti Jepang, Prancis, Taiwan, Brazil, Denmark, Polandia, Italia, Argentina, Mexico, Yunani, Spanyol, India, Ceko,Turki, Inggris, Amerika, Belanda dan Swiss.

Seniman Bali menjadi peserta terbanyak dalam kolaborasi tersebut, ujar Pino Confessa, jurubicara kelompok itu mendampingi pimpinan artis I Made Suamba dalam pembicaraan dengan Dubes RI, Hazairin Pohan pada jamuan makan malam di Wroclaw,

Belum pernah ada Hamlet ditampilkan sedemikian kolosal, untuk menyiapkan pertunjukan seperti ini, menurut Pino Confessa yang juga Konsul Kehormatan Italia di Bali, sutradara Eugenio Barba melakukan riset dari berbagai musik Timur dan Barat sejak tahun 1960,

Selanjutnya, sejak tahun 2003 diadakan berbagai latihan di Denmark dan tahun 2004 di Seville, Spanyol, lalu di Bali dan akhirnya pada tahun lalu di Ravenna, Italia, ujar Pino Confessa.

Selain tampil dalam pertunjukan drama "Ur Hamlet", Gambuh Desa Batuan, Bali dengan kekuatan 31 artis tampil utuh dalam lakon Tebek Jaran dan Topeng di Teater Boneka, dan Bali "Jewels" di Rynek (Old Town), pusat keramaian wisatawan di Wroclaw.

Penampilan berbagai legenda yang berasal dari kisah-kisah tentang Pangeran Panji, yang menjadi dasar dari berbagai bentuk teater dan wayang Jawa maupun Bali.

Gambuh adalah seni pertunjukan kuno Bali, mirip dengan teater No di Jepang atau Khatakali dari India menggabungkan elemen tari, nyanyian, dialog dan musik orkestra gamelan yang mengandalkan suling gambuh.

Musik ini menggunakan empat suling kuno yang terbuat dari bambu berukuran besar, yang dimainkan dengan iringan gendang, gong dan lonceng.

Jenis teater upacara adat kuno ini hampir punah di abad ke-20, namun berkat jasa koreografer dan penari asal Italia -- Cristina Wistari Fromaggia--, Gambuh berhasil diselamatkan dan tampil di beberapa pura. Salah satu di antaranya di Pura Desa Batuan, yang menjadi asal para seniman yang tampil di Polandia. (*Ant)
 
The Amazing Bedoyo-Legong : CALONARANG

oleh Padneswara, Jakarta

Penata Tari: Retno Maruti & Bulantrisna Djelantik
Penata Musik: Lukas Danaswara & I Gst Kompyang Raka
Penata Artistik: Sentot Sudiarto

Menggabungkan Dua Kubu Kesenian

Dua penari terkenal Indonesia, Retno Maruti dan Ayu Bulantrisna Djelantik menggarap sebuah karya berjudul Calonarang. Garapan ini memadukan tari bedoyo yang lemah gemulai dengan gamelan Jawa dan tari legong yang energik dengan gamelan gong kebyar Bali. Keduanya merupakan bentuk tari klasik keraton/puri.

Retno Maruti dengan tari Bedoyo-nya memerankan Mpu Baradah dan Bulantrisna Djelantik dengan tari Legongnya memerankan Calonarang.

Garapan ini menarik karena mempertemukan dua kubu kesenian yang memiliki karakter yang sangat berbeda. Menurut Sentot Sudiarto, penata artistik Bedoyo-Legong Calonarang ini, untuk menemukan titik temu gamelannya saja diperlukan waktu sekitar tiga bulan. ”Yang terpenting, ternyata dua kutub kesenian ini masih bisa disatukan walaupun tidak mudah,” tandas Sentot yang juga suami Retno Maruti. Menurut Sentot, Lukas Danaswara yang menggarap gamelan Jawa dan I Gusti Kompyang Raka yang menggubah gamelan Bali berusaha keras agar penggabungan itu tidak terkesan hanya menjadi tempelan.

Cerita di balik upaya mempertemukan dua kutub kesenian berbeda ini bermula dari persahabatan Bulantrisna Djelantik dengan Retno Maruti. Terakhir mereka bertemu secara akrab di sekitar tahn 1970-an. Sesudah itu mereka terpisah. Barulah pada tahun 2006 mereka kembali baku telepon, saling bercerita, dan akhirnya sepakat melakukan ”sesuatu”. Mereka sepakat membuat garapan tari yang menggabungkan unsur Bali dan Jawa. Mereka pun memilih menggabungkan tari bedoyo yang lemah gemulai dengan legong yang dinamis. “Jangan tanggung-tanggung, penggabungan ini harus total, termasuk gamelannya,” saran Sentot setelah mendengar rencana itu. Mereka pun meminta Lukas Danaswara untuk menggarap gamelan Jawa, sedangkan gamelan Bali dikerjakan I Gusti Kompyang Raka.
Mereka mencoba bertemu dan menyatukan konsep. Enam bulan mereka berlatih, kemudian mementaskan garapan ini di Jakarta dan Singapura. “Kemudian mereka kembali bersekongkol untuk memberikan apresiasi juga terhadap masyarakat Bali,” tutur Sentot.

Dalam pandangan Sentot, dua kutub kesenian ini ternyata masih bisa disatukan walaupun tidak mudah. “Ini seperti menyatukan musik rock dengan keroncong. Lukas dan Kompyang berusaha keras untuk menyatukan kedua musik ini sehingga ketika ada peralihan antara gending Jawa dan Bali atau sebaliknya, orang tidak merasa apa ini perubahan itu. Saya terus memberi masukan kepada mereka sampai orang benar-benar merasakan bersatunya bedoyo dan legong. Di situ kelebihan mereka,” tambah Sentot di Press Room PKB XXXI, Jumat (3/7) siang, sebelum berlatih di Wantilan ISI Denpasar.

Bedoyo – Legong mengambil cerita Calonarang. “Walaupun masing-masing mempertahankan pakaian masing-masing, tetapi ketika kita menyaksikan pementasan ini kita tidak sadar lagi ini Bali atau Jawa. Di sini bedoyo dan legong tidak terfragmentasi adegan per adegan. Keduanya mengalir dan menyatu,” ujar Sentot lagi. Penari kondang itu memberi contoh, ketika ada tembang Jawa, penari Bali juga ikut menari. Begitu juga sebaliknya. Tapi, yang menarik, mereka tetap menarikan tarian masing-masing. Yang Bali tetap menari Bali kendati gendingnya Jawa. Begitu juga sebaliknya.

Sentot mengakui, garapan seperti ini memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. “Yang paling terasa adalah ketika menggabungkan gamelan Jawa dan Bali. Tadinya patah. Saya bilang, pasti bisa. Anda sebagai komposer pasti bisa menemukan. Mereka coba lagi, coba lagi, selama tiga bulan, akhirnya bisa. Total proses penciptaannya itu sekitar enam bulan,” tandas Sentot. “Dengan garapan ini kita bisa membuktikan bahwa kedua kutub kesenian ini (Bali dan Jawa) ternyata bisa menyatu. Tidak ada kesulitan untuk menyatukannya. Saya kira tidak hanya Jawa dan Bali. Saya pikir kita juga bisa menyatukan berbagai kesenian dari berbagai daerah di Indonesia. Ini merupakan area baru. Saya merasakan sesuatu yang tidak biasa. Ada pencapaian baru,” tambah Sentot. “Selalu ada sesuatu yang bisa digali. Kesenian ini sangat elstis,” katanya.

Press Room PKB
 
Maaf Mau Tanyak

pada logo provinsi bali, segilima itu artinya apa, kok segilima? knpa gak segi 3 atau segi 4? mohon bimbingannya.......:-/
 
sing ade nyame bali dini???

..ada lumanyan cuma mungkin masih menyimak saja.

pada logo provinsi bali, segilima itu artinya apa, kok segilima? knpa gak segi 3 atau segi 4? mohon bimbingannya.......:-/

sisi "segi lima" pasti melambangkan Pancasila, sebagai ideologi negara Indonesia. Karena Bali adalah bagian dari NKRI.
 
Grup Gamelan Wanita Terang Bulan*f (Jepang)

Direktur: Motoko Sakurada
Penata Tari: Hiromi Inoo
Penata Tabuh: Tatsuro Fukuzawa dan Motoko Sakurada
Pelukis: Kyotaro

Rabu, 8 Juli 2009, pk. 18.00 – 19.30 Wita di Gedung Tertutup Ksirarnawa

Sejak lebih dari 25 tahun lalu, orang Jepang telah mulai melakukan berbagai pertunjukan kesenian Bali di Tokyo. Bahkan pada tahun 1987 mereka mempertunjukkan kebolehannya dalam arena PKB dengan kelompok yang mereka beri nama Sekar Jepun. Salah seorang anggota kelompok itu, Motoko Sakurada, pada tahun 2000 membentuk sebuah grup baru bernama Terang Bulan. “Sesudah bergabung dengan Sekar Jepun itu saya belajar sendiri dan sering datang ke Bali. Kemudian saya punya ide untuk membentuk grup sendiri. Lalu saya beli gong kebyar lengkap tahun 2000 di Bali,” tutur Motoko.

Di Jepang, kaum perempuan jauh lebih banyak yang tertarik dengan kesenian Bali dibandingkan kaum laki-laki. “Mungkin karena kaum laki-laki sibuk cari uang,” katanya sambil tertawa. “Tidak hanya gamelan, hampir semua bentuk kesenian lebih banyak melibatkan perempuan,” tambahnya. Sadar pada kenyataan itu, maka pada tahun 2008 Motoko mengembangkan kelompoknya dengan membentuk Terang Bulan*f yang semua anggotanya perempuan (*f = female). Grup Terang Bulan*f inilah yang pada Rabu (8/7) ini tampil di PKB XXXI membawakan beberapa nomor gamelan tradisi Bali, gamelan kreasi, dan kolaborasi dengan seniman lukis. Mereka membawa 23 orang seniman, semuanya perempuan.

Grup yang baru pertama kali datang ke Bali ini akan menampilkan beberapa nomor yang sebagian besar menggunakan gamelan Bali, kendatipun sebagian telah digubah menjadi bentuk kreasi baru, bahkan ada yang berkolaborasi dengan seni rupa Jepang. “Basic-nya Bali. Tapi inspirasinya berasal dari musik-musik Jepang dan dari berbagai tempat, termasuk dari Barat, Afrika, dan tempat lain. Di Jepang sendiri kita bisa menemukan beragam jenis musik yang berasal dari berbagai negara,” tutur Motoko.

Sebagai orang Jepang, Motoko mengaku tidak mungkin terlepas dari background ke-Jepang-annya. Karena itu, setiap ciptaannya pasti akan membawa juga “rasa-rasa” Jepang. Ia juga tidak memungkiri betapa sulit untuk benar-benar bisa “in” dengan “rasa” musikal Bali yang sangat khas. Ia mencontohkan beberapa bagian dalam gamelan Bali yang sangat sulit dimasuki oleh pemusik-pemusik Jepang yang baru belajar. Kendati demikian, ia memanfaatkan dua sisi rasa itu menjadi komposisi gabungan dari “rasa Bali” dengan “rasa Jepang” itu. “Saya menggubah beberapa nomor dengan memanfaatkan dua rasa musikal itu.”

Baginya, sangatlah penting belajar tentang Bali dan merasakan “rasa Bali” itu “Tetapi lebih penting lagi kita bisa mengekspresikan perasaan, semangat, dan kecintaan pada kebudayaan Bali,” tandas Motoko. Itulah yang ingin ditampilkannya dalam pagelaran mereka pada Rabu (8/7) pk. 18.00 – 19.30 di Panggung Tertutup Ksirarnawa.

“Kami senang sekali dengan kesenian Bali. Walaupun kami orang Jepang, tetapi kami sangat mencintai kesenian Bali. Kami sangat hormat pada kebudayaan Bali,” kata Motoko. Di Jepang, tambahnya, banyak sekali yang mencintai kesenian Bali, tetapi kesulitan terbesar yang dihadapi untuk mengembangkan kecintaan itu adalah sarana yang sangat terbatas untuk beratih.

Motoko Sakurada sendiri adalah seorang penabuh gamelan yang aktif melakukan pementasan, workshop, dan mengajar gamelan kepada anak-anak di Tokyo dan Kanagawa. Perempuan yang lahir di Yokohama dan menyelesaikan pendidikannya di Kunitachi College of Music. Dia belajar gong kebyar dari I Nyoman Sudarma dan I Nengah Susila, gender wayang dari I Kadek Budi Setiawan, dan rindik dari I Ketut Gembur. Ia telah tampil di PKB pada tahun 1987 dan 1999 sebagai penabuh Sekar Jepun, sedangkan pada tahun 1994 ia pentas di PKB sebagai penabuh grup Kembang Sakura.

Nomor-nomor yang ditampilkan:
1. Tabuh Lengker (Tari klasik Bali yang akan ditampilkan dengan gamelan pelegongan)
2. Tari Kreasi “Kodama” yang diciptakan oleh Hiromi Inoo (Hamanaka), salah seorang pembina tari Bali di Jepang. Tarian ini pertama kali ditampilkan pada tahun 2006 di Jepang;
3. Tabuh Kreasi “Lautan Mas” ciptaan Motoko Sakrada.
4. Tari Jauk Manis. Meskipun di Bali jenis tarian ini biasa ditarikan oleh laki-laki, tetapi kelompok Terang Bulan*f menampilkannya dengan penari perempuan, Kotoe Arauchi yang pernah belajar di STSI Denpasar pada tahun 2004-2006.
5. Tabuh Kontemporer “Kisah Perjalanan Kereta Api Selatan” yang khusus diciptakan oleh Tatsuro Fukuzawa untuk kelompok Terang Bulan*f. Tabuh ini pertama kali ditampilkan pada bukan Maret 2009.
6. Tari “Taruna Jaya” lengkap. Penari: Shoko Yamamuro.
7. Tabuh Kreasi berkolaborasi dengan Gambar “Kerajaan Air”. Penata tabuh Motoko Sakurada bertemu dengan pelukis kontemporer terkenal, KYOTARO pada tahun 2008 lalu mereka sepakat untuk membuat kolaborasi di atas satu panggung. Visual Effect digarap oleh WHO YOU.

Press Room PKB XXXI
 
Gong Kebyar Anak-anak Tetap Mencuri Perhatian

Meskipun kehadirannya pada Parade Gong Kebyar Anak-anak PKB XXXI hanya diposisikan sebagai sekaa pendamping, penampilan komunitas seniman cilik dari Sanggar Saraswati, Banjar Kutri, Desa Singapadu Tengah, Gianyar tetap mampu mencuri perhatian penonton.

Tampil sepanggung dengan duta Kabupaten Buleleng Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Githa Kumara Santhi, Desa Pakraman Anturan, Senin (6/7) malam, sekaa ini sukses menampilkan kreativitas seni berkualitas tinggi sekaligus mengentalkan trade mark Gianyar sebagai daerah seni.

Decak kagum penonton sudah membahana saat bocah-bocah yang belum genap berusia 15 tahun itu membuka pergelaran dengan tabuh kreasi baru "Sliwah" yang memiliki tingkat kesulitan tinggi. Kekuatan tabuh kreasi ini ditonjolkan melalui pola-pola melodi dan ritme yang digarap berbeda-beda alias sliwah serta berusaha sebanyak mungkin menghindar dari teknik pukulan kotekan (interlocking figuration) yang sudah jadi kekuatan sekaligus ciri kompleksitas dari teknik gamelan Bali.

Meskipun tidak menggunakan teknik pukulan kotekan, tabuh kreasi yang ditata oleh I Nyoman Windha dan Mangku Arsana itu tetap memiliki nilai kompleksitas yang tinggi. Kompleksitas karya itu dibentuk dari pola melodi yang dirancang berbeda dari masing-masing kelompok instrumen (polyrythm) sehingga sulit membedakan yang mana jadi melodi pokoknya. Perpaduan antara ritme dan melodi dibuat kontras, memunculkan kesan polyrythm atau ritme yang tumpang tindih. Selain menonjolkan kekuatan melodi dan ritme, komposisi ini juga menawarkan nuansa baru lewat permainan instrumen suling.

Penampilan eksplosif itu berlanjut ketika komunitas seniman cilik dari Banjar Kutri mempersembahkan tari penyambutan "Sekar Jagat", tari kreasi "Saraswati" dan tari dolanan "Malutung-lutungan". Tanpa kesulitan berarti, seniman-seniman cilik itu mampu mentransformasikan ide atau gagasan para kreatornya ke dalam karya seni yang penuh pukau.

Sementara itu, Kabupaten Buleleng Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Gita Kumara Santhi juga menampilkan empat jenis materi kesenian. Yakni, tabuh kreasi "Egar Kumara", tari penyambutan "Kembang Deeng", tari kreasi baru "Ketara" dan tari dolanan "Nogdog". (ian)

sumber: BaliPost
 
Anak-anak Legian Suguhkan Tarian dan Tabuh

PKB XXXI tinggal dua hari. Sabtu (11/7) besok, PKB yang bertema mulatsarira akan ditutup. Tak terasa PKB sudah berlangsung hampir sebulan. Berbagai kesenian telah ditampilkan oleh para seniman dalam ajang pesta seni setahun sekali itu, mulai dari seni tradisi hingga seni pengembangan.

Sementara pada hari ke-28 PKB XXXI, Kamis (9/7) kemarin, anak-anak Desa Adat Legian, Kuta, Badung tampil membawakan tarian dan tabuh di Kalangan Ratnakanda. Tak tanggung-tanggung, anak-anak di ketiga banjar yang ada di Legian itu tampil secara bergiliran dalam sepanggung.

Penampilan para generasi muda itu mampu menyedot penonton dalam jumlah yang banyak. Hal itu membuat Kalangan Ratnakanda yang cukup teduh itu penuh sesak. Anak-anak TK Karang Kemanisan Legian membawakan pragmentari ''Roro Jonggrang'', anak-anak yang tergabung dalam Sekaa Gong Sari Nadhi membawakan tabuh kreasi ''Bala Suji'', anak-anak yang terhimpun dalam Sekaa Gong Putra Laksana Budaya Legian Kaja membawakan tari Jauk Manis dan tabuh gilak penutup.

Sementara tarian lain yang dibawakan para yowana Desa Adat Legian meliputi Puspawresti, Baris Tunggal dan Margapati. (08) *BP

o O o

Agenda PKB XXXI Jumat (10/7)

Waktu: 10.00-11.30 Wita
Kegiatan: Tari dan Tabuh Kreasi Angklung Kebyar oleh SMP Dwijendra Denpasar
Tempat: Kalangan Ayodya

Waktu: 11.00-12.30 Wita
Kegiatan: Tari dan Tabuh Kreasi oleh Gamelan Cendana Batubulan, Sukawati Gianyar
Tempat: Kalangan Angsoka

Waktu: 14.00-16.00 Wita
Kegiatan: Dolanan Anak-anak oleh Sanggar Githa Ariswara Mas Ubud Gianyar
Tempat: Kalangan Ayodya

Waktu: 19.00-20.30 Wita
Kegiatan: Partisipasi luar daerah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Yogyakarta
Tempat: Wantilan

Waktu: 20.00-22.00
Kegiatan: Parade Gong Kebyar Wanita
Sekaa Gong Wanita Gita Wherdi Ayu Banjar Peminge Kelurahan Benoa Kuta Selatan Badung dengan pendamping Sekaa Gong Wanita Mekar Sari Balerung Mandera Srinertya Waditra Desa Peliatan Ubud Gianyar
Tempat: Panggung Ksirarnawa

Waktu: 20.00-22.00 Wita
Kegiatan: Odalan Bali oleh Sanggar Seni Cundamani Pengosekan Ubud Gianyar
Tempat: Kalangan Ayodya
 
Sanghyang,Tari Bali Purba

Sanghyang_jaran.jpg


Di Bali, saat ini, masih hidup beberapa tarian sakral yang hanya dapat disaksikan pada saat-saat khuusus. Tarian tersebut antara lain tari Sanghyang yang ditarikan dalam rangkaian sebuah upacara suci. Jarang sekali tari macam ini dipertunjukkan sekedar sebagai sebuah tontonan belaka, kecuali ada permintaan khusus dengan syarat tertentu.

Soal tari, di Bali terdapat puluhan jenis tarian. Oleh pakar tari Prof. I Made Bandem, semua tari itu dipilah ke dalam tiga kelompok besar yakni tari Wali(sakral),bebali (dipertunjukan dalam rangkaian upacara), dan balih-balihan (semata-mata untuk hiburan). Nah, tari Sanghyang termasuk ke dalam kelompok tari Wali.

Tari Sanghyang merupakan "purba" dengan gerak dan lagu pengiring yang sangat sederhana. Namun,simbol-simbol dalam kesederhanaan itu mempu membuat penarinya kerauhan (trance) dan bergerak seperti tokoh yang dilakonkan. Misalnya,seperti bidadari, babi hutan, monyet, atau kuda. Tari ini adalah warisan budaya Pra-Hindu yang dimaksudkan sebagai penolak bahaya dengan cara membuka komunikasi spiritual antara manusia dengan mahluk-mahluk gaib untuk menjaga keseimbangan semesta.

Tari Sanghyang dibawakan oleh penari laki-laki maupun perempuan dengan iringan paduan suara yang menyanyikan tembang-tembang pemujaan. Di beberapa daerah, seperti di Sukawati-Gianyar, tari ini juga diiringi dengan Gamelan Palegongan.

Di dalam Tari Sanghyang, ada tiga unsur penting yang wajib hadir yaitu asap/ api, Gending Sanghyang dan medium (orang atau boneka).Penyelenggaraannya melalui tiga tahap penting diawali dengan nusdus yaitu upacara penyucian medium dengan asap/api, kemudian dilanjutkan dengan masolah. Pada tahap ini, penari yang sudah trance mulai menari. Tahap terakhir, ngalinggihang yakni mengembalikan kesadaran medium dan melepas roh yang memasuki dirinya agar kembali ke asalnya.


Sanghyang Jaran

Tari ini ditarikan oleh seorang laki-laki. Penari tersebut mengendarai sebuah kuda-kudaan dari pelepah kelapa. Penari biasanya trance oleh kehadiran roh kuda tunggangan dewa. Keadaan itu terjadi setelah para penynayi pengiring melanunkan gending sanghyang sambil berkeliling dengan mata terpejam. Begitu trance, si penari akan berjalan dan berlari-kecil. Kakinya yang telanjang akan menginjak-injak bara api batok kelapa yang terhampar di tengah arena.

Tari Sanghyang Jaran biasanya digelar pada saat situasi krisis atau saat masyarakat dalam keadaan prihatin. Misalnya, saat mereka terserang wabah penyakit atau kejadian lain yang meresahkan.

Selain Sanghyang Jaran (Kuda), beberapa jenis tari Sanghyang yang hingga kini masih hidup di Bali adalah:Sanghyang Dedari(Bidadari), Sanghyang Deling (Boneka), Sanghyang Sampat (Sapu), Sanghyang Bojog (Monyet), dan Sanghyang Celeng (Babi Hutan).

Laporan: abe/jjb
Foto Sanghyang Jaran: I Nyoman Wija (Radar Bali)

sumber: Jalan-Jalan Bali
 
Tingkat Hunian Hotel Diprediksi Turun

Pascaledakan bom di dua hotel mewah di Jakarta, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) telah melakukan pendataan terhadap tingkat hunian hotel di beberapa wilayah di Indonesia. Tingkat hunian hotel di beberapa kota besar dan daerah wisata ada penunurunan, tetapi tidak terlalu signifikan. Kendati demikian, untuk beberapa bulan ke depan akan lebih terasa.
 
Bali Sabet Penghargaan Pulau Terbaik di Dunia

231836p.JPG



Majalah pariwisata internasional Travel dan Leisure menobatkan Bali sebagai pulau terbaik di dunia tahun 2009, mengalahkan pulau-pulau terkenal lain termasuk Kepulauan Galapagos.

Ketua Badan Pariwisata Bali (BTB) Ngurah Wijaya mengatakan, penghargaan itu merupakan titik balik bagi pariwisata Bali di tengah pemberlakuan travel warning atau larangan berkunjung oleh Amerika dan Australia pascaserangan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton Jakarta, 17 Juli lalu.

"Travel dan Leisure menobatkan Bali sebagai pulau terbaik dunia setelah menyisihkan pulau-pulau lainnya di dunia termasuk Kepulauan Galapagos," katanya di Renon, Rabu (22/7).

Dia menambahkan, tahun lalu Bali kalah dengan Galapagos, tetapi pada tahun ini Bali mampu melampaui pulau tersebut dengan mengumpulkan poin mencapai 87,41, sementara Galapagos hanya mengumpulkan 86,80 poin.

Lebih jauh diungkapkan, larangan berkunjung oleh luar negeri sudah ada sejak dulu, tetapi baginya hal itu tidak menghambat Bali meraih penghargaan internasional.

"Ini patut kita syukuri dan apresiasi, karena sekaligus mempromosikan Bali sebagai kawasan wisata yang masih layak di mata dunia," ujarnya.

Menurut dia, hingga kini belum ada pembatalan kujungan wisatawan mancanegara ke Bali terkait adanya ledakan bom di Jakarta. "Saya belum menerima laporan tentang pembatalan kunjungan itu," tandasnya optimistis.

Demikian halnya dengan wisatawan yang tengah berlibur di Pulau Dewata, dia mengaku tidak ada eksodus besar-besaran seperti yang disampaikan beberapa kalangan.

"Sampai sekarang wisatawan asing masih memilih menghabiskan liburannya di Bali, tidak ada eksodus akibat ledakan bom Jakarta," kilahnya.

Tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali dikatakan masih stabil, dan mencapai rata-rata 6.000 orang per hari. "Saya meminta aparat meningkatkan sistem pengamanan supaya kondisi seperti saat ini bisa bertahan," imbuhnya. *BNJ

Sumber : Antara
 
"Kehidupan Bahari", tema Sanur Village Festival 2009

postersmall.jpg


Tahun 2009 ini merupakan tahun keempat penyelenggaraan Sanur Village Festival. Acara ini digagas pertamakalinya oleh Yayasan Pembangunan Sanur pada tahun 2006 dengan tujuan untuk menghidupkan suasana dan meramaikan bisnis yang ada serta meningkatkan kunjungan wisata ke Bali dan kawasan Sanur khususnya.

Festival dengan tema: “Kehidupan Bahari” ini akan berlangsung dari tanggal 12 – 16 Agustus 2009 dengan mengambil lokasi di Pantai Mertasari. Lokasi ini berbeda dengan penyelenggaraan pertama, kedua dan ketiga yang bertempat di areal Inna Grand Bali Beach.

Selama lima hari penyelenggaraan, Festival kali ini akan menghadirkan beberapa kegiatan antara lain Pameran Kartun Internasional, Pameran Bonsai dan Adenium, Sepeda Santai, Lomba Masak Tahunan ICA, Parade Budaya, Olahraga Air (untuk Wind Surfing akan dilaksanakan juga Sirkuit Nasional seri ke-3), Parade Jukung, Sanur Golf Turnamen, Coral Plantation, Pemeran Lukisan, Food Festival, Bazzar, Jazz Festival, Foto Contest, Lomba Layang-Layang, Yoga Massal, Fun Games, Fashion Show, Body & Face Painting, Pecha Kucha Night ke-2, Pameran Anggrek, Pentas Tari Kolaborasi, Festival Makanan dan Pasar Murah serta Pagelaran Musik.

Acara yang akan dibuka Hari Rabu, 12 Agustus 2009 pk. 17.00 WITA ini akan diikuti oleh beberapa negara asing yang sudah dipastikan untuk turut berpartisipasi dalam Parade Budaya antara lain Bangladesh, Srilanka, Mozambik, Jepang, India, China, Turki dan Mesir. Penyelenggara sampai saat ini masih menunggu konfirmasi kepastian kehadiran beberapa negara lainnya. Partisipan dalam negeri yang sudah memastikan diri untuk hadir antara lain dari Papua, Jawa Timur, Riau dan Sulsel. Bahkan untuk eksebisi Layang-layang akan diikuti oleh 27 negara.

Pada kesempatan jumpa pers Kamis, 23 Juli 2009 Ketua Bali Tourism Board – Bapak I.B. Ngurah Wijaya menyampaikan berita gembira bahwa Bali dinobatkan sebagai “The Best Island's Destination in The World” oleh Majalah Travel & Leasure. Gelar ini di dapat setelah bersaing dengan beberapa pulau terkenal di dunia seperti Maldives, Maui, Langkawi dan Galapagos. (abe/jjb)

sumber: Jalan Jalan Bali
 
Ni Putu Ventiasih Oktapiani Nyastra Bali untuk Lestarikan Budaya Bali

Sejak kecil Ni Putu Ventiasih Oktapiani terlihat menonjol dibandingkan anak-anak lainnya. Gadis yang akrab disapa Venti ini telah menorehkan sejumlah prestasi di bidang sastra. Siswi kelas XI SMAN 1 Gerokgak itu memilih aktif dalam sastra Bali sebagai bagian dari aktivitasnya di sekolah dan dalam hidup bermasyarakat.

“Kalau bukan generasi muda yang mengajegkan Bali, Siapa lagi? Mungkin ini hanya hal kecil yang bisa dilakukan, tetapi berarti bagi kelestarian budaya Bali,” papar Juara I Pembaca Puisi Bahasa Bali dalam Pesta Kesenian Bali XXXI 2009 itu.

Gadis kelahiran Gerokgak, Buleleng, 17 Oktober 1993 ini mengaku, ketertarikannya pada sastra Bali awalnya karena keikutsertaannya pada lomba membaca cerpen Bahasa Bali di sekolahnya. “Waktu itu, secara tak sengaja saya ikut audisi di sekolah untuk lomba membaca cerpen Bahasa Bali. Hasilnya, saya terpilih sebagai wakil sekolah. Sejak itu, saya terus mendapat pembinaan dan saya mulai tertarik dengan sastra Bali,” kata gadis yang juga hobi menari itu. Berkat ketekunannya, Venti berhasil berhasil menjadi pemenang dan dipilih menjadi duta Kabupaten Buleleng dalam PKB XXXI 2009.

Puisi adalah hal baru bagi Venti dan hal baru adalah tantangan yang wajib untuk dicoba. Juara II Olimpiade Agama Hindu Kabupaten Buleleng itu mendapat pelatihan selama 3 bulan. “Banyak pelajaran dan pengalaman baru yang saya dapat yang kemudian terapkan dalam kegiatan bersama pemuda-pemudi di masyarakat,” ujar anggota Teruna-Teruni Werdi Kusuma Desa Gerokgak itu. Dalam berbagai acara di desanya, Venti dipercaya sebagai pembawa acara. “Dengan begitu saya dapat melatih kepercayaan diri untuk tampil di depan orang banyak,” tambah Venti yang juga sempat mengikuti seleksi pertukaran pelajar Bali-Australia 2008 itu.

Venti tak hanya berprestasi dalam bidang nonakademik. Anak pertama pasangan Putu Wibawa Putrawan dengan Si Luh Kade Srimasih itu juga menorehkan prestasi akademik di sekolahnya. Semester lalu, ia menjadi Juara Umum II di SMAN 1 Gerokgak. “Keberhasilan ini tak lepas dari dukungan keluarga secara moral maupun fisik. Tanpa mereka, mungkin saya tak akan bisa berkarya,” katanya. Venti mengajak yowana Bali tetap melestarikan budaya Bali melalui kegiatan sastra Bali —put/adv
 
Tim Kesenian Klungkung : Wakili Bali dalam "Festival Seni Nusantara" di TMII

Sedikitnya 50 anggota tim kesenian Klungkung yang diwakili Sanggar Seni Gita Chandra berangkat ke Jakarta, Kamis (6/8) ini. Mereka mewakili Bali untuk ikut festival seni bergengsi "Festival Seni Nusantara" (FSN) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jumat (7/8) besok dan Sabtu (8/8) lusa.

Tak tanggung-tanggung, untuk memberi spirit kepada rombongan, keberangkatan tim kesenian Klungkung dikoordinir langsung Bupati Klungkung, Wayan Candra. Sejumlah pimpinan SKPD di lingkungan Pemkab Klungkung juga dipastikan berangkat ke Jakarta untuk memberi dukungan moral.

FSN diikuti 33 provinsi di Indonesia. Event tahunan pengelola TMII itu juga serangkaian HUT ke-64 Proklamasi Kemerdekaan RI. Rencananya dibuka resmi Mendagri Mardiyanto dan ditutup Menbudpar Jero Wacik, Sabtu (8/8). Sedangkan Jumat (7/8), dilakukan gladi bersih sekaligus penilaian tahap pertama berupa yel-yel khusus masing-masing daerah.

Festival itu bertema kekhasan daerah. Klungkung mengambil tema Subak Pemakbak atau subak perintis. Diambil tema subak karena sistem pengairan sawah itu merupakan salah satu ciri khas Bali yang terkenal hingga ke masyarakat dunia. Subak dituangkan ke dalam tari dan tabuh kreasi yang benar-benar baru, dengan ide cerita mulai awal musim turun ke sawah hingga panen yang diakhiri dengan rasa syukur kehadapan Dewi Sri atas hasil panen yang berlimpah.

Penata tari Wayan Juana Adi Saputra, S.Sn atau yang dikenal Dadong Rerod dan penata tabuh Komang Sukarya S.Sn, berharap tari kreasi dan yel-yel cak yang ditampilkan mampu merebut predikat juara umum yang saat ini dipegang Yogyakarta. Untuk mencapai sukses itu, tim kesenian Klungkung melakukan persiapan intensif sejak dua bulan lalu.

Meski diakui, untuk menciptakan tari dan tabuh kreasi dengan waktu yang dipatok panitia 7 menit, keduanya mengaku menemui kesulitan luar biasa. "Karena kebiasaan seniman Bali membuat tari/tabuh kreasi waktunya cukup panjang. Minimal 10 menit. Tetapi kami terus berupaya melakukan pemangkasan ide, tanpa mengurangi alur cerita," tandas Sukarya.

Menambah semangat seniman seniwati yang terlibat, Bupati Candra, Wabup Tjok. Agung, Kadisbudpar, Nengah Wijana dan Kabid Bina Seni, Made Muliartha dan pihak terkait lain, selalu mendampingi tim setiap kali latihan. Termasuk saat uji coba di Rumah Jabatan Bupati Klungkung, Rabu (5/8) kemarin. Ini kebanggaan tersendiri bagi Klungkung bisa mewakili Bali di ajang FSN. "Kami bertekad mengharumkan nama Bali dengan merebut juara," tandas Candra. (kmb20/*BP)
 
Poros Wisata Bali-Dili Menarik Diwujudkan

Ketua Badan Pariwisata Bali, Ngurah Wijaya, menyatakan ketertarikannya atas wacana perwujudan poros pengembangan pariwisata Bali-Dili, Timor Timur, karena bisa meningkatkan aksesibilitas wisata di kedua negara.

"Hal itu menarik sekali, kita bisa saling bertukar daerah tujuan wisata yang dipadukan dalam satu paket wisata bersama. Dili sebagai tujuan utama telah lama dikenal di Bali dan banyak pekerja internasional bergiat di sana yang menghabiskan waktu liburnya di Bali," katanya kepada ANTARA, di Denpasar, Kamis pagi.

Dia menyatakan, dari sisi jumlah, kunjungan pekerja manca negara yang menjadi wisatawan di Bali dari Dili memang berkurang sejak beberapa tahun terakhir. Sejak Timor Timur menjadi negara sendiri, berbagai badan PBB dan organisasi internasional menerjunkan ribuan personelnya di negara itu.

Namun kini jumlah mereka semakin menyusut sejalan kemampuan negara itu mengelola berbagai masalah dan institusi dalam negerinya secara signifikan dibandingkan saat pertama mereka merdeka pada 2002.

Secara reguler, mereka mendapatkan hari-hari libur dari pekerjaan rutinnya. Kebanyakan mereka menghabiskan waktu di Bali melalui Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, atau menuju Bangkok melalui Bandar Udara Internasional Don Muang atau Svarnabhummi.

Menurut Wijaya, pengembangan parisiwisata di antara kedua kota itu tidak bisa dilakukan secara serampangan melainkan harus dilakukan secara terencana dan bertahap.

"Bali memiliki SDM yang sangat mumpuni dalam dunia pariwisata internasional. Ini yang bisa menjadi keunggulan yang bisa dibagi dalam pengembangan poros wisata ini," katanya.

Sebelumnya, dalam pembicaraan di tingkat pejabat tinggi Indonesia dan Timor Timur, di Dili, Duta Besar Timor Timur untuk Indonesia, Manuel Cerrano, yang memimpin pembicaraan di satu kelompok, menyatakan, ide mengembangkan jalur wisata Denpasar-Dili sangat menarik dan menjanjikan.

"Ini sangat menarik untuk diwujudnyatakan dengan diikuti penyiapan infrastruktur dan SDM di negaranya karena bisa menambah pundi devisa negara kami," katanya.

Duta besar yang baru beberapa bulan menempati posnya di Jakarta itu menyatakan, saat ini tingkat hunian hotel-hotel di Kota Dili dan sekitarnya cukup tinggi.

Antara kedua negara, katanya, secara bersama bisa terus menggali potensi yang ada didukung pengembangan SDM negara kami dibarengi penyiapan fasilitas pendukung. Pemerintah kami kini tengah menyiapkan semuanya.

Hadir dalam pertemuan terpisah itu Asisten Direktur untuk Masalah Asia Pasifik Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Indonesia, Janne Dalawir, dan Deputi Direktur Kerjasama Bilateral Departemen Pariwisata dan Budaya Indonesia, Dananjaya Axioma.

Dari pihak Timor Timur, Cerrano didampingi Direktur Nasional Pariwisata dan Kementerian Pariwisata, Perdagangan, dan Industri Timor Timur, Joseph F Diaz Quintas.

"Hal ini bagi sebagian pengunjung ke negara saya bisa kurang membuat nyaman mereka. Tetapi ini juga tanda positif, bahwa itu adalah sinyal harapan pengembangan pariwisata di sini," kata Quintas.

Hingga saat ini, kunjungan orang asing ke negara itu cukup tinggi, ditandai dengan tingkat okupansi penerbangan PT Merpati Nusantara Airlines rute Denpasar-Dili yang selalu penuh.

Selain dengan Denpasar, kota itu juga disinggahi penerbangan lain dari Darwin, Australia Utara, yang juga penuh, ditambah aktivitas beberapa perusahaan angkutan darat dari Kupang menyinggahi Atambua dan berakhir di Dili.(*Antara)
 
Lima Negara Dukung Sanur Village Festival

0916466p.jpg


Lima negara dipastikan terlibat dalam gelaran Festival Desa Sanur atau Sanur Village Festival ke-4 mulai tanggal 12-16 Agustus 2009. Kelima negara itu adalah India, China, Jepang, Iran, Turki. Sebelumnya, 35 negara diberitakan siap memeriahkan acara ini.

Ketua Pelaksana Sanur Village Festival (SVF) ke-5, Ida Bagus Sidharta Putra, di Denpasar, Selasa (11/8) menyatakan, kelima negara itu tetap menjaga komitmennya untuk mendukung penuh festival pariwisata tahunan itu meskipun telah terjadi ledakan bom di kawasan Mega Kuningan, pertengahan Juli lalu.

"Komitmen itu sangat kita hargai. Kita pun memilih tidak takut dan semakin bersemangat untuk menggelar festival ini sebaik mungkin. Mari kita tunjukkan pada dunia bahwa Sanur dan Bali masih menjadi destinasi wisata terbaik sekaligus tetap aman," kata Putra.

Kehadiran para wakil lima negara itu akan diwadahi oleh Yayasan Asia Afrika (AAF) yang didirikan tahun 2002 silam oleh Prof Roeslan Abdulgani, sebagai tindak lanjut dari semangat Dasa Sila Bandung. Kelima negara yang total anggota delegasinya mencapai 200 orang itu akan menyumbang aneka tarian yang ditampilkan bergantian selama lima hari penyelenggaraan festival.

Tema yang diambil pada SVF tahun ini adalah Marine Life. Pemilihan tema ini disesuai kan dengan platform Visit Indonesia 2009 dari Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata yang bernafaskan Cruise, Marine, and MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition).

Festival pariwisata ini rencananya akan dibuka Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, dan dihadiri dua mantan Menbudpar yakni Joop Ave dan I Gede Ardika.

sumber: Kompas
 
waahhhh Bali its my life.......
moga2 aj bali semakin maju & semakin baik di mata dunia.....
ya demi nama baik indonesia juga...yg tengah di landa banyak teror
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.