• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Beyond & Belief (Tuhan Yang Maha *** Itu Tidak ada)

Dalam Kristen ada keselamatan ??
Kecuali iman anda yang mempercayai adanya keselamatan dalam KRISTEN, adakah bukti bukti konkret?? (bahkan tentang kehidupan setelah kematian, SURGA dan NERAKA)

Itulah salah satu perbedaan yang ada antara agama Kristen dengan agama Buddha. Dalam ajaran Buddha yang menentukan seseorang selamat itu perbuatannya. Tak peduli apa yang dia sembah, atau ada atau tidak sembahannya. Mau nyembah patung, nyembah setan, nyembah iblis.... who cares? yang paling utama adalah perbuatannya di dunia ini.

Saudara Dilibert, tidak etis memintah sebuah bukti konkret pada sebuah keyakinan yang sifatnya pribadi antara Paulus dengan Tuhannya. Sama saja dengan ada umat agama lain yang meminta bukti konkret adanya Nibbana. Maksudnya, kalau ada yang meminta alamatnya dimana? jalan apa? di planet apa? bisa pake pesawat gak?

Nah... kepada saudara Paulun juga. Agama anda kebetulan adalah agama yang Dogmatis. Artinya agama anda mengajarkan atau menekankan iman untuk menjawab hal-hal yang mungkin tidak terjawab umat manusia. Diantaranya wacana mengenai Tuhan. Ini perbedaan dalam kepercayaan Kristen dengan Buddha.

Dari sebab kepercayaan yang dogmatis seperti berikut:
"Penolakan terhadap dogma dianggap ajaran sesat dan dapat menyebabkan seseorang dikeluarkan dari kelompok agamanya, meskipun di dalam Injil Kristen hal ini tidak dilakukan dengan keras Mt 18:15-17)."

Kenyataannya banyak umat yang melakukannya dengan keras. Penganiayaan terhadap Jewish atau Jahudi yang pernah terjadi, sedikit banyak dilakukan oleh orang-orang yang sakit hati karena Jesus dijual oleh bangsa jahudi, sendiri. Kemudian bentrokan antara Kristen dengan Islam juga kebanyakan karena konsep dogmatik yang 'pasti benar' dan 'tidak bisa diganggu gugat" tersebut. Dan kalau mau lebih sinis lagi, penjajahan atas bangsa Asia dan Afrika yang pernah terjadi, justru dimulai dari proyek Misionaris Katolik (baca kembali buku sejarah SD-SMP-SMA anda)

Sementara kalau kita menilik ke Sejarah, adakah yang bentrokan yang berarti antara penganut Buddha dengan penganut Kristen (lebih luas lagi dengan penganut agama lain)? Tidak ada sama sekali. Umat Buddha lebih memilih bentrok dengan akal pikirannya sendiri untuk mencari kebenaran, bukan memaksakan kebenaran.

Anda Kristen, anda Islam, anda Hindu, anda Paganisme, anda Atheis.... anda tetap punya chance untuk mencapai pencerahan dan mengalami Nibbana. Ajaran dalam agama Buddha yang seperti ini, dalam keyakinan Katolik dianggap 'gnoistik' yang artinya lebih bersifat pribadi dan tidak layak dimasukkan dalam kumpulan kitab-kitab di Alkitab yang diyakini tidak membingungkan umat. Yang menurut kami, adalah menekantarkan otak untuk berpikir dan mensia-siakan logika yang anda yakini diberikan Tuhan kepada manusia.

Saya pribadi tidak setuju atas gontok-gontokan memaksakan kebenaran agama siapa saja kepada siapa saja. Ini namanya RASIS. Silakan sembah Tuhan anda dengan sebaik-baiknya. Namun biarkan juga 'perbedaan' yang mencolok berlangsung harmonis di sebelah anda.

Jujur saya adalah penganut Buddha, saya memiliki banyak teman Kristen yang menurut saya punya satu kekurangan, suka menginjil saya. Ini pengalaman pribadi, jadi jangan dijadikan sandaran umum.

"Masih Buddha?" Marisi Hasibuan.
"Oh... Tidak Pak, saya Katolik..." jawab Bambang.
"Puji Tuhan..... Sudah berapa generasi?" Marisi semakin tertarik.
"Tiga Generasi...." jawab Bambang lagi
"Puji Tuhan.... Puji Tuhan...."

Lihat pertanyaan pertama "Masih Buddha?"

Coba saja kalau berani lakukan hal yang sama pada "Masih Islam?"

Begitulah kenyataan yang saya lihat. Dalam cerita saya, Marisi Hasibuan adalah seorang Ketua GAMKI (Gerakan Muda Kristen Indonesia) sebuah organisasi resmi agama Kristen yang menaungi pemuda-pemudi Kristen.

Lalu, ada apa dengan "Masih Buddha?" Apakah dengan kata-kata tersebut berarti semua pemeluk Budddha juga seharusnya Kristen? Karena kalau ada kata 'masih' maka padanannya adalah 'belum'.

Kalau begitu pemikiran umat Kristen terhadap umat Buddha. Silahkan saja deh.... saya pribadi menjadi kasihan karena keterikatan yang ada dalam kandungan kalimat "masih Buddha" pada kepuasan mencari kuantitas dan usaha untuk menginjil orang lain yang jelas-jelas sudah beragama.

Kalau saya punya seorang teman Kristen. Tak sekalipun saya akan mencoba menjadikannya pemeluk Buddha. Karena sebagai temannya, saya tidak mau dia murtad terhadap agamanya. Dan terus terang, kalau memang dia Tuhan, paling tidak dia menghargai (gpp kalau tak bisa mengerti) keyakinan kuno yang aku anut. Mengapa? karena aku juga menghormatinya.

Aku tak mengenal Tuhan. Anda merasa kenal. Yang ingin aku sampaikan, bagaimana anda bisa mengenal Tuhan, kalau anda untuk mengenali saya saja kelabakan.
 
Maaf, mungkin terlalu berat untuk dijawab... Pernyataan saya dicabut... hehehehehe...
 
Coba check di search engine Google, yahoo dsbnya... tentang

Mother Teresa Crisis of Faith

atau

Mother Teresa Letters

Something interesting...
 
Coba check di search engine Google, yahoo dsbnya... tentang

Mother Teresa Crisis of Faith

atau

Mother Teresa Letters

Something interesting...


Makasih Bro.... btw, jangan marah yah kalau saling mengingatkan... :)
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.