• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

PELEPASAN..?? Perlukah..??

tergantung dilepaskan dari apa...klo dari dosa, kan dah dilepasin ma Tuhan Yesus tinggal percaya dan dibaptis beres dech..
klo dilepasin dari ikatan roh jahat wah itu prosesnya lain lagi..
GBU All.......

Emang dilepaskan dari roh jahat dilepasin oleh siapa? Emang Tuhan yang lain lagi? Pasti jawabannya tidak bukan? Kenapa mesti harus dilakukan lagi kedua kali, ketiga kali dst ? Logikanya tidak khan ? Saya kuatir imannya yang kurang bukan pelepasannya yang kurang
 
Gini ya kk...
Proses pelepasan yang kk selama ini maksud kan pembebasan dari kuasa roh jahat buat orang yang belum menerima Yesus kan?

Nah aku punya cerita lain lagi... (halah)
Misalnya kita juga udah menerima Kristus, tetapi dipengaruhi roh jahat, kita berdoa minta Tuhan usir roh jahat itu, itu juga proses pelepasan om, bedanya dalam keadaan bisa sendiri karena telah menerima Kristus :P
 
Pelepasan itu Penting..!!
kenapa.?!
Ketika kita sudah terima Yesus sebagai tuhan dan Juruselamat kita, benar kalo kita telah diampuni atas segala dosa dalam diri kita..
namun apakah setiap apa yang telah kita ikat didunia ini akan terlepas begitu saja..
tuhan mau lihat kita dalam keadaan Bersih,Kudus..

ex :
seorang anak yang abis bermain lumpur..namun akhirnya dia tahu harus mandi dan menjadi bersih..lalu dia mandi tapi ga ngelepasin semua yang dia pake waktu bermain lumpur..misalnya baju,celana,dll..
sama aja dong kalo ga ada pelepasan yang dilakukan ga bakal bersih2 juga..

apalagi kalo yang mengikat itu dari kesengajaan kita untuk sesuatu yang menyenangkan kita..

Kalo pelepasan yang berdarah2 itu ga ada masalah..
dulu sama sekarang berbeda..
sekarang tantangan dan cara2 iblis nyerang manusia lebih dasyat..
bahkan ada yang pelepasan sampai keluar Mawar berduri dari dada seorang yang dilepaskan..
Orang yang sudah dekat sama Tuhan pun bisa terikat oleh kuasa gelap..
kenapa.?!karena iblis punya cara dsyat buat bikin Anak-anak tuhan jatu..Tapi satu hal yang perlu kita ingat Yesus punya cara yang jauh lebih dasyat buat menangin Anak-anak NYA..!!

GBu all..!!

________________
" Tetapi orang yang bertahan sampaiu pada kesudahannya ia akan selamat "
[Markus 13 : 13b]
 
@WoRsHiPPeRs_GOD
setuju sama kk /heh
menurut saya, pelepasan bukan main-main dan bisa begitu saja dilakukan diri sendiri. sekalipun orang tsb sudah terima Tuhan, dan sudah dibabtis air maupun babtisan Roh Kudus.
pelepasan digereja dimana sy ibadah dilakukan oleh para konselor yang hidupnya
punya hati untuk melayani jemaat Tuhan dan mereka yg belum mengenal Kristus untuk mendengar permasalahan konseli yang menghimpit hidupnya, mencarikan jalan keluar sesuai kebenaran Firman Tuhan.

Dalam konseling gereja, seorang konselor Kristen akan berusaha mengaplikasikan kebenaran Firman Tuhan atas persoalan hidup konseli, Hal terutama yang harus dilakukan konselor Kristen adalah mempertemukan konseli dengan Kristus sebagai sumber jawaban atas semua persoalan.(Garry R. Collins)
para konselor diberikan training khusus secara teori dan bergumul didalam doa puasa
karena bukan dari pengalaman/kepandaian/merasa punya talenta saja,
tetapi tetap mengandalkan Kuasa Roh Kudus untuk ikut bekerja pada waktu proses konseling sampai dengan proses mendoakan pelepasan dari luka batin, kelepasan dari Kuasa Roh Jahat & Olkultisme,
kelepasan dari dosa dan perbuatan sia-sia dll sehingga para konseli itu bisa mengalami hancur hati, serta mampu mengampuni orang lain dan diri sendiri atas segala peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya dalam hidup konseli tsb.
sepulang dari acara kelepasan atau perjumpaan dengan Tuhan (ENCOUNTER) konseli tersebut akan mengalami keubahan hidup,
cara pandang hidup yang berbeda dari sebelumnya, karena mereka telah mengalami kelepasan dari Tuhan sendiri melalui konselor.


pada waktu pelepasan bisa saja terjadi manifestasi yang berbeda-beda antara konseli satu dengan yang lainnya, tergantung riwayat hidup mereka masing2.
seperti yang ditulis oleh kk diatas bisa saja terjadi suatu benda keluar dari tubuh konseli, serta manifestasi beragam yang belum tentu
setiap orang berkesempatan pernah melihatnya, apalagi bisa mengadakan pelepasan sendiri.
kecuali seseorang yang hidup nya dekat dengan Tuhan, setidaknya punya jam2 doa tertentu.

seorang konselor sudah berjanji dihadapan Tuhan untuk merahasiakan data2 berikut masalahnya kepada orang lain.

Anda tertarik mengikuti Retreat Encounter ??
jika serius hub melalui PM saya, Tuhan Memberkati :)

Bagi yang tidak cocok dengan reply saya ini, itu hak anda sepenuhnya, sy mohon baik yang cocok dan yang tidak cocok jangan sampai memicu Flame disini.
Ok silakan trus kemukakan masukan anda disini mengenai :

PELEPASAN..?? Perlukah..?? /go
 
Tampaknya saya sendirian dan tanpa pendukung nih! Tapi teman, hal ini ( pelepasan ) sungguh sangat memprihatinkan kalau dtidak boleh dikatakan menyedihkan saya, karena anda lihat sendiri pernah tidak tercatat di Alkitab seorang yang telah percaya kepada Yesus memerlukan pelepasan lagi. Yesus sendiri pernah mengatakan kalau rumah yang kososng karena roh jahat telah diusir kemudian Roh Allah tidak menghuninya maka roh jahat akan kembali dengan membawa teman temannya. Sepertinya logika bahwa pelepasan perlu ( dalam argumen teman teman semua ) adalah benar, namun dengan lebih sedikit memohon pengertian kepada Tuhan maka akan terang bahwa kasih karunia Allah dalam penebusan oleh Yesus Kristus adalah sempurna, tak perlu ditambah tambahkan lagi. Counselor yang disebut dan diterangkan rohaninya yang baik dll adalah tetap manusia biasa yang penuh dosa dan cacat cela sama seperti kita ( sama sperti yang akan "dilepaskan ), saya kuatir jangan2 mereka malah kurang berkenan kepada Tuhan karena dosa yang tidak diketahui orang lain. Sorry bukan bermaksud menghakimi, saya pikir jika karunia Tuhan masih perlu ditambah sesuatu apakah itu pelepasan, upacara upacara lain itu merupakan bentuk sinkretisme terselubung. Sorry sekali lagi bukan bermaksud menghina atau mengolok olok, kita mesti lebih setia kepada isi alkitab dengan penafsirannya yang bertanggung jawab, Tuhan mengasihi dan memberkati kita sekalian.
 
^ yah pada dasarnya gak usah karena sudah dibentengi Roh Kudus. /gg
 
Kita yang percaya kepadaNya sudah dilepaskan dari roh jahat!

Threadnya udah lama, kebetulan saya ketemu pas lagi googling cari info ttg pelepasan.

Kalo boleh saya cerita dikit, sebelumnya saya lagi cari pendeta yang mempunyai talenta untuk "melihat" dan bisa mengusir kuasa jahat yang mungkin ada dalam kita. Saya perlu ini untuk ibu saya karena bbrp hal yg terjadi mengindikasikan bahwa dia sudah "dikerjain" oleh orang lain.

Waktu saya ketemu satu pendeta dari GKJMB (GKY sekarang) pertama dia tanya apakah saya percaya pelepasan.
Saya terus terang ngak ngerti pertanyaannya, saya dari GKI dan saya orang yg cukup konservatif dalam hal ini.
Yang saya tahu, pelepasan itu untuk orang yang belum mengenal Yesus atau dalam proses pengenalan dan hendak dilepaskan dari kuasa yang sebelumnya menguasai org tsb.

Karena seperti tertulis dalam surat Paulus kepada jemaat di Kolose 1:13, "Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan AnakNya yang kekasih".

Lalu juga tertulis di Injil Yohanes 1:12, "Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah...".

Dan juga dalam surat Yakobus 4:7, "... lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!".

Dan masih banyak lagi tertulis dalam Alkitab ttg seberapa besar kuasa Allah dan berkat bagi kita manusia yang sudah menerima dia sebagai Juruselamat.

Jadi bukankan kita sudah DILEPASKAN dari segala kuasa jahat oleh Tuhan pada saat kita bertobat dan mengaku percaya pada Tuhan serta dibaptiskan.

Yesus sendiri telah mengusir iblis dan memberikan kuasanya kepada kita, orang percaya. Iblis itu akan lari bila kita melawan dia.

Iblis dan semua antek2nya sudah dikalahkan oleh Allah. Lalu sekarang timbul pertanyaan mengapa masih ada orang Kristen yang kalah?

Kita selalu menyalahkan roh jahat untuk semua perbuatan kita yang menyimpang seperti percabulan, penyembahan berhala, mabuk2kan, dll.
Sebenarnya itu semua adalah perbuatan daging! (Galatia 5:19-21)

Memang paling gampang bagi kita adalah menyalahkan semuanya kepada roh jahat, berarti kita tidak perlu mengambil tanggung jawab untuk mengubah pikiran kita, kan kita dibawah kuasa lain, katanya.

Sebenarnya dengan berbuat demikian, kita sudah meninggikan iblis dan merendahkan Tuhan. Seakan2 apa yang tertulis di Kolose 1:13 itu ngawur, karena menurut kita, roh jahat itu masih bisa menguasai kita.

Padahal kita berbuat dosa karena kita mau berbuat dosa, kita sendiri yang sudah membiarkan pikiran kita dikuasai oleh iblis dan kita sendiri yang tidak melawan dengan melakukan apa yang Tuhan sudah perintahkan untuk kita lakuakan terhadap pikiran2 jahat kita sendiri.
Ada bbrp refensi seperti 2 Korintus 10:5, dan Filipi 4:8. Gampang ngomong, memang kita masih suka sama dosa.

Coba kita renungkan Surat Paulus kepada jemaat di Kolose 3:5-10, "KARENA ITU MATIKANLAH DALAM DIRIMU SEGALA SESUATU YANG DUNIAWI, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semua itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka]...buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah MENANGGALKAN MANUSIA LAMA SERTA KELAKUANNYA, DAN TELAH MENGENAKAN MANUSIA BARU yang terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.

Itu yang saya tulis huruf besar, begitu besarnya kasih Allah kepada kita.
Kita telah dilahirkan sebagai manusia yang baru dan tidak lagi berbuat dosa.
Bbrp referensi: Efesus 2:1, Yohanes 3:9.

Memang benar sebagai manusia yang dilahirkan kembali kita harus tahu dan mengerti bahwa kita harus melatih diri kita untuk hidup menurut Roh.
Godaan itu pasti akan datang, keinginan2 daging itu akan timbul kembali, tetapi kita harus melawan itu semua.

We are the winner! Tidak ada lagi kuasa2 jahat yang dapat mengganggu kita lagi karena kita duduk disebelah kanan Allah Bapa di surga bersama2 dengan Yesus.

Bukannya saya menggampangkan semuanya lho!
Kita memang harus setiap saat memerangi keinginan daging kita.
Kalau kita berpikiran jahat setiap hari, yah setiap hari pula kita harus menggunakan firman Tuhan untuk mengalahkannya.
Setiap saat dari hidup kita adalah perlawanan melawan keinginan daging yang terus menerus akan berupaya menguasai kita kembali.

Makanya saya kurang paham dengan pertanyaan pendeta tsb apakah saya percaya pelepasan?
 
@inspira
jika anda ingin bertanya pribadi mengenai pelepasan, silakan add di YM saya di maranatha_2010. maaf anda berada dikota mana ?
jika anda tertarik, di gereja kami ada program pelepasan (Retreat Encounter) yang mungkin diperlukan untuk ibu anda dan anda :)
Tuhan Yesus Memberkati :)
 
Threadnya udah lama, kebetulan saya ketemu pas lagi googling cari info ttg pelepasan.

Kalo boleh saya cerita dikit, sebelumnya saya lagi cari pendeta yang mempunyai talenta untuk "melihat" dan bisa mengusir kuasa jahat yang mungkin ada dalam kita. Saya perlu ini untuk ibu saya karena bbrp hal yg terjadi mengindikasikan bahwa dia sudah "dikerjain" oleh orang lain.

Waktu saya ketemu satu pendeta dari GKJMB (GKY sekarang) pertama dia tanya apakah saya percaya pelepasan.
Saya terus terang ngak ngerti pertanyaannya, saya dari GKI dan saya orang yg cukup konservatif dalam hal ini.
Yang saya tahu, pelepasan itu untuk orang yang belum mengenal Yesus atau dalam proses pengenalan dan hendak dilepaskan dari kuasa yang sebelumnya menguasai org tsb.

Karena seperti tertulis dalam surat Paulus kepada jemaat di Kolose 1:13, "Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan AnakNya yang kekasih".

Lalu juga tertulis di Injil Yohanes 1:12, "Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah...".

Dan juga dalam surat Yakobus 4:7, "... lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!".

Dan masih banyak lagi tertulis dalam Alkitab ttg seberapa besar kuasa Allah dan berkat bagi kita manusia yang sudah menerima dia sebagai Juruselamat.

Jadi bukankan kita sudah DILEPASKAN dari segala kuasa jahat oleh Tuhan pada saat kita bertobat dan mengaku percaya pada Tuhan serta dibaptiskan.

Yesus sendiri telah mengusir iblis dan memberikan kuasanya kepada kita, orang percaya. Iblis itu akan lari bila kita melawan dia.

Iblis dan semua antek2nya sudah dikalahkan oleh Allah. Lalu sekarang timbul pertanyaan mengapa masih ada orang Kristen yang kalah?

Kita selalu menyalahkan roh jahat untuk semua perbuatan kita yang menyimpang seperti percabulan, penyembahan berhala, mabuk2kan, dll.
Sebenarnya itu semua adalah perbuatan daging! (Galatia 5:19-21)

Memang paling gampang bagi kita adalah menyalahkan semuanya kepada roh jahat, berarti kita tidak perlu mengambil tanggung jawab untuk mengubah pikiran kita, kan kita dibawah kuasa lain, katanya.

Sebenarnya dengan berbuat demikian, kita sudah meninggikan iblis dan merendahkan Tuhan. Seakan2 apa yang tertulis di Kolose 1:13 itu ngawur, karena menurut kita, roh jahat itu masih bisa menguasai kita.

Padahal kita berbuat dosa karena kita mau berbuat dosa, kita sendiri yang sudah membiarkan pikiran kita dikuasai oleh iblis dan kita sendiri yang tidak melawan dengan melakukan apa yang Tuhan sudah perintahkan untuk kita lakuakan terhadap pikiran2 jahat kita sendiri.
Ada bbrp refensi seperti 2 Korintus 10:5, dan Filipi 4:8. Gampang ngomong, memang kita masih suka sama dosa.

Coba kita renungkan Surat Paulus kepada jemaat di Kolose 3:5-10, "KARENA ITU MATIKANLAH DALAM DIRIMU SEGALA SESUATU YANG DUNIAWI, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semua itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka]...buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah MENANGGALKAN MANUSIA LAMA SERTA KELAKUANNYA, DAN TELAH MENGENAKAN MANUSIA BARU yang terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.

Itu yang saya tulis huruf besar, begitu besarnya kasih Allah kepada kita.
Kita telah dilahirkan sebagai manusia yang baru dan tidak lagi berbuat dosa.
Bbrp referensi: Efesus 2:1, Yohanes 3:9.

Memang benar sebagai manusia yang dilahirkan kembali kita harus tahu dan mengerti bahwa kita harus melatih diri kita untuk hidup menurut Roh.
Godaan itu pasti akan datang, keinginan2 daging itu akan timbul kembali, tetapi kita harus melawan itu semua.

We are the winner! Tidak ada lagi kuasa2 jahat yang dapat mengganggu kita lagi karena kita duduk disebelah kanan Allah Bapa di surga bersama2 dengan Yesus.

Bukannya saya menggampangkan semuanya lho!
Kita memang harus setiap saat memerangi keinginan daging kita.
Kalau kita berpikiran jahat setiap hari, yah setiap hari pula kita harus menggunakan firman Tuhan untuk mengalahkannya.
Setiap saat dari hidup kita adalah perlawanan melawan keinginan daging yang terus menerus akan berupaya menguasai kita kembali.

Makanya saya kurang paham dengan pertanyaan pendeta tsb apakah saya percaya pelepasan?
oh ya? Tetapi jika kita sendiri yang mengundang "roh" itu masuk, tanpa penolakan, itu urusan lain. Misalnya, perilaku2 adiktif. Dan perilaku2 adiktif ini yang harus dilepaskan ikatannya.
 
mau tanya nih :
"bisa ga sih dengan pelepasan sifat2 addictive pada diri kita bisa hilang ? seperti rokok, narkoba, alkohol, dan semacamnya...."
 
yup. Tetapi pelepasannya beda jenis :)
pelepasan untuk hal itu adalah dengan mencoba berhenti sama sekali dari kebiasaan adiktif tersebut. Dan juga minta supaya Roh Kudus untuk tetap menjaga kita supaya kita tidak lagi terikat oleh kebiasaan adiktif tersebut. /no1
 
mau tanya nih :
"bisa ga sih dengan pelepasan sifat2 addictive pada diri kita bisa hilang ? seperti rokok, narkoba, alkohol, dan semacamnya...."

asal timbul dari keinginan diri sendiri untuk lepas dan rindu tubuhnya dapat mempersembahkan yang terbaik buat Tuhan dan minta Tuhan mampukan, saya percaya pasti bisa /no1
 
Shalom.............
Menurut saya, pelepasan dari kutuk-kutuk dan dosa kita terjadi saat kita dibaptis, dan dikuatkan ketikan kita menerima peneguhan ketika naik sidi/krisma (bukan sakramen, sebab rahmat sakramen-nya terkandung dalam baptisan). Tolong beritahu saya, ayat di alkitab mana yang menunjukkan praktek pelepasan seperti yang anda maksud. Ingatloh perkataan Yohanes Pembaptis : "Bertobatlah dan Berilah dirimu dibaptis!"
 
Bro ini saya ambil dari 'Kelepasan" di tulis oleh Watchman Nee

”Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Sebab (hukum) Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut”
Roma 8:1-2

KELEPASAN

Pembacaan Alkitab: Roma 7:15—8:2

Setelah seseorang percaya Tuhan, sebenarnya ia sudah boleh dengan segera beroleh kelepasan dari dosa. Namun keadaan ini belum tentu merupakan pengalaman yang dimiliki oleh setiap orang yang percaya Tuhan. Banyak orang, setelah beroleh selamat tidak saja belum beroleh kelepasan dari dosa, malahan seringkali terjerumus ke dalam dosa dan kejahatan. Memang mereka sudah diselamatkan dan menjadi milik Tuhan, di dalam mereka sudah ada hidup yang kekal; tetapi mereka masih sering diganggu oleh dosa, sehingga mereka tidak dapat melayani Tuhan sesuai dengan minat yang ada pada diri mereka.
Jika seseorang setelah percaya Tuhan masih tetap diganggu oleh dosa, hal itu merupakan perkara yang sangat menyedihkan. Orang yang telah menerima terang Allah memiliki hati nurani yang peka, ia mempunyai perasaan dosa dan dalam batinnya ada hayat (kehidupan) yang menghakimi dosa. Maka jika ia masih diganggu oleh dosa, ia akan merasa sangat menderita, bahkan bisa putus asa. Hal demikian sungguh merupakan suatu pengalaman yang amat pahit.
Oleh sebab itu, banyak orang Kristen berusaha mengalahkan dosa. Ada yang mengira, asalkan mau menolak dosa, tentu akan terlepas dari dosa, maka mereka ingin dengan kekuatan mereka menolak godaan-godaan dosa. Ada juga yang mengira dosa harus dikalahkan, maka mereka terus-menerus bergumul dengan dosa, agar bisa menaklukkan dosa. Ada lagi yang mengira dosa membuatnya tidak bebas, jika ia dengan giat meronta-ronta tentu akan terlepas dari belenggu dosa, maka ia meronta-ronta sekuatnya. Namun semua itu hanyalah opini atau pendapat manusia, bukan firman Allah dan bukan ajaran Allah. Cara-cara itu tak mungkin membawa orang mencapai kemenangan. Dalam firman Allah tidak dikatakan bahwa kita harus meronta-ronta terhadap dosa dengan kekuatan kita, melainkan mengatakan kita harus diselamatkan dari dalam dosa. Dengan kata lain, kita harus dilepaskan dari dalam dosa, dibebaskan dari dalam dosa.
Dulu dosa merupakan suatu kekuatan yang mencengkeram Anda; kini bukan Anda yang menghancurkan kekuatan itu, melainkan membiarkan Tuhan melepaskan Anda dari dosa. Dulu Anda bersama dengannya, dan tak berdaya meninggalkannya; hari ini, Tuhan tidak mematikan dosa itu, melainkan memisahkan Anda, agar Anda terlepas dari kekuatannya. Orang Kristen yang baru percaya, sejak hari pertama percaya Tuhan sudah harus mengerti tentang dilepaskan dari dosa; tidak perlu berputar-putar baru terlepas dari dosa, melainkan begitu percaya Tuhan sudah dapat menempuh jalan yang bebas. Sekarang kita akan memecahkan problem ini melalui Roma pasal 7 dan 8.

I. DOSA MERUPAKAN SUATU HUKUM

Roma 7:15-25, ”Sebab apa yang aku lakukan, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku lakukan, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku lakukan . . . Sebab menghendaki yang baik memang ada padaku, tetapi melakukan apa yang baik, tidak. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku lakukan, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku lakukan . . . Demikianlah aku dapati hukum ini: Jika aku ingin melakukan apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada dalam anggota-anggota tubuhku . . . Jadi, dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan dagingku (manusia yang bersifat daging) aku melayani hukum dosa.”
Dari ayat 15 hingga 20 Paulus berulangkali menggunakan kata ”kehendaki” atau ”tidak menghendaki”. Jadi yang ditekankan di sini ialah menghendaki atau tidak menghendaki, bertekad atau tidak bertekad. Sedang dari ayat 21 hingga 26 ia memperlihatkan kepada kita penekanan yang lain, yaitu suatu ”hukum”. Kedua penekanan ini merupakan kunci dari ayat-ayat tersebut.
Terlebih dulu kita harus mengerti apakah hukum itu? Secara umum hukum berarti sesuatu yang terus-menerus berlangsung demikian, tanpa pengecualian; dan hukum itu memiliki kekuatan. Kekuatan hukum adalah sesuatu yang spontan, tidak perlu dikerjakan oleh usaha manusia. Asalkan sesuatu itu adalah hukum, ia pasti memiliki kekuatan.
Misalnya, hukum daya tarik bumi (gravitasi) adalah suatu hukum. Bila Anda melempar suatu benda ke atas, benda itu dengan sendirinya akan jatuh ke bawah lagi. Anda tidak perlu menariknya ke bawah, bumi dengan sendirinya mempunyai suatu kekuatan menariknya ke bawah. Jika Anda melempar sebutir batu atau sepotong besi ke atas, ia pasti akan jatuh ke bawah. Keadaan demikian ini tetap sama, baik Anda lakukan di mana saja, baik di dalam maupun di luar negeri; juga tak peduli Anda lakukan pada hari ini atau hari esok. Asalkan tiada sesuatu yang menopangnya, pasti ia jatuh ke bawah. Hukum berarti sesuatu yang terus-menerus begitu, tanpa pengecualian, bahkan merupakan suatu kekuatan yang spontan, yang tidak perlu dipertahankan dengan kekuatan manusia.
Roma pasal 7 menunjukkan kepada kita, betapa Paulus mendambakan kemenangan. Ia sangat ingin tidak berbuat dosa, dan sebaliknya dapat melakukan perkara-perkara yang diperkenan Allah. Ia tidak ingin berbuat dosa dan gagal, tetapi akhirnya ia mengakui bahwa tekadnya tidak berguna. Ia berkata, ”Sebab menghendaki yang baik memang ada padaku, tetapi melakukan apa yang baik, tidak.” Ia tidak ingin berbuat dosa, tetapi malah melakukan dosa; ia ingin berbuat baik dan melakukan hukum Allah, tetapi tidak berdaya melakukannya. Dengan kata lain, apa yang dikehendakinya tidak dapat dilakukan, apa yang menjadi tekadnya juga tidak dapat terlaksana. Paulus selalu bertekad, namun selalu gagal. Ini membuktikan bahwa jalan kemenangan tidak tergantung pada keinginan atau tekad manusia. Paulus berulangkali berkeinginan dan bertekad, tetapi akhirnya tetap gagal dan tetap berbuat dosa. Hal ini dengan jelas memperlihatkan kepada kita bahwa kita hanya dapat bertekad, tetapi untuk melaksanakan tekad itu tidaklah tergantung pada kita. Jadi kita paling-paling hanya dapat bertekad saja.
Mengapa ”kehendak (tekad) memang ada di dalam aku, tetapi pelaksanaannya tidak tergantung padaku”? Sebab dosa merupakan satu hukum. Setelah ayat 21, Paulus memperlihatkan kepada kita bahwa kegagalan tekadnya disebabkan dosa merupakan satu hukum. Tiap kali ia bertekad berbuat baik, hukum dosa selalu hadir bersamanya. Memang akal budi dalam batinnya suka dan patuh akan hukum Allah, namun daging insaninya tunduk kepada hukum dosa. Kapan ia ingin mematuhi hukum Allah, dalam anggota tubuhnya ada hukum lain yang menawannya, dan memaksanya mematuhi hukum dosa.
Dalam Alkitab, Paulus adalah orang pertama yang mengatakan bahwa dosa itu merupakan satu hukum. Ini adalah satu penemuan yang sangat penting! Sayang sekali, banyak orang yang telah bertahun-tahun menjadi Kristen tanpa menyadari bahwa dosa adalah satu hukum. Mereka tahu daya tarik bumi itu suatu hukum, suatu benda akan memuai bila kena panas, itu juga suatu hukum; tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dosa pun satu hukum. Pada mulanya, Paulus juga tidak mengetahuinya, tetapi setelah ia terus-menerus berbuat dosa; tidak dengan sengaja, melainkan ada suatu kekuatan dalam tubuhnya yang selalu menariknya berbuat dosa; saat itulah baru ia menemukan bahwa dosa adalah suatu hukum.
Sejarah kegagalan kita memberitahu kita, ketika godaan datang, walaupun hati ingin melawan tetapi tidak berdaya; alhasil, kita gagal. Godaan datang lagi untuk kedua kalinya, kita melawan lagi, dan gagal lagi. Sampai godaan yang kesepuluh kalinya datang, perlawanan kita selalu berakhir dengan kegagalan. Bahkan sampai yang keseratus dan keseribu kali, tetap demikian. Itulah sejarah kegagalan kita. Hal itu bukan terjadi secara kebetulan, itu suatu hukum. Jika seorang hanya berbuat dosa sekali dalam seumur hidupnya, perbuatan dosa itu boleh dianggap kebetulan. Tetapi orang yang telah berbuat dosa ratusan bahkan ribuan kali, ia harus mengakui bahwa dosa adalah suatu hukum, sebab ia terus-menerus menyuruhnya melakukannya.

II. TEKAD MANUSIA TIDAK DAPAT MENGALAHKAN HUKUM DOSA

Sebab-musabab kegagalan Paulus pada awalnya ialah karena ia selalu menggunakan tekadnya untuk ”berkehendak” atau ”bertekad”. Hingga ayat 21, barulah mata Paulus tercelik, ia nampak bahwa musuh — dosa — yang hendak ia tanggulangi tak lain ialah suatu hukum. Setelah ia nampak ini, ia hanya dapat mengeluh, ”Aku, manusia celaka! Siapa yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” Sekarang ia baru menyadari bahwa tekadnya tidak dapat mengalahkan hukum dosa.
Apakah artinya tekad? Tekad ialah kemauan seseorang, yaitu ketetapan, keinginan dan keputusannya sendiri. Orang melakukan suatu perkara selalu menurut ketetapan tekadnya. Tekad seseorang juga menghasilkan suatu kekuatan. Karena itu, tekad juga memiliki kekuatan.
Namun masalahnya di sini, bila terjadi pertentangan antara tekad dengan hukum dosa, yang manakah yang menang? Agaknya yang terlebih dulu menang adalah tekad, tetapi pada akhirnya dosalah yang menang.
Misalnya, Anda menatang sejilid buku yang beratnya satu kilogram. Daya tarik bumi akan menariknya ke bawah, tetapi Anda dengan sekuat tenaga menatangnya. Ada suatu hukum yang bekerja terus-menerus, yang ingin menariknya ke bawah. Anda boleh dengan tangan menopangnya terus, tidak membiarkannya jatuh, tetapi pada akhirnya, setelah lewat beberapa saat Anda akan merasa letih, dan kemudian Anda tak dapat tidak melepaskannya ke bawah. Ini disebabkan adanya daya tarik bumi, daya ini tak kenal letih. Daya tarik bumi ini senantiasa menariknya ke bawah, dan tangan Anda bagaimanapun tak dapat bertahan lama untuk melawan daya tarik bumi; semakin Anda menahan, ia akan semakin berat. Bukan buku itu yang menjadi lebih berat, melainkan daya tarik bumi menaklukkan daya kekuatan tangan Anda, sehingga Anda merasa ia semakin berat.
Demikian pula, bila Anda ingin mengalahkan dosa dengan tekad Anda. Tekad mungkin bisa melawan dosa untuk sementara waktu, tetapi kekuatan dosa jauh melampaui kekuatan tekad manusia. Dosa merupakan satu hukum, ia tak mungkin hilang karena ditentang sejenak oleh tekad. Kapan kekuatan tekad mulai melemah, hukum dosa segera menyatakan fungsinya. Kekuatan tekad manusia takkan bertahan lama, namun hukum dosa aktif terus-menerus. Maka tekad hanya bisa menang untuk sementara waktu, akhirnya ia selalu dikalahkan oleh hukum dosa.
Sebelum Anda nampak dosa sebagai satu hukum, Anda selalu ingin mengalahkannya dengan tekad. Dengan mengertak gigi Anda dapat mengalahkan sekali godaan, tetapi akhirnya Anda gagal. Kemudian Anda menghadapi godaan lagi, Anda mengira kegagalan yang lalu disebabkan kurang bertekad, maka kali ini Anda bertekad lebih teguh untuk tidak melakukan dosa, berusaha untuk menang; akan tetapi pada akhirnya tetap gagal. Anda tak tahu mengapa tekad Anda tidak mampu mengalahkan dosa; Anda tidak tahu bahwa hukum dosa tak mungkin dikalahkan dengan tekad.
Misalnya, marah-marah adalah satu dosa yang mudah diketahui orang. Ketika seseorang mengatakan sepatah kata yang tidak baik kepada Anda, batin Anda akan merasa tidak enak dan tersinggung. Kalau orang itu mengatakan lagi perkataan yang tidak baik kepada Anda, mungkin Anda akan memukul meja, mengamuk, mengomel, dan sebagainya. Tetapi sebagai orang Kristen, Anda merasa tidak sepatutnya marah-marah, maka Anda bertekad lain kali tidak marah-marah lagi. Setelah berdoa, Anda percaya Allah telah mengampuni Anda, Anda juga telah mengaku dosa kepada orang itu, sehingga hati Anda merasa gembira, dan Anda mengira takkan marah-marah lagi. Tetapi lagi-lagi ada orang lain yang mengucapkan perkataan yang tidak baik kepada Anda, hati Anda sekali lagi merasa tidak enak. Ketika orang itu mengatakan untuk kedua kalinya, batin Anda mulai mendongkol. Ketika diucapkan untuk ketiga kalinya, meletuslah amarah Anda. Setelah itu, kembali Anda merasa tidak benar, Anda mohon Tuhan mengampuni Anda lagi, Anda berkata lagi kepada Tuhan, bahwa sejak kini bagaimanapun Anda tidak akan marah-marah. Tetapi ketika ada orang yang mengatai Anda lagi, sekali, dua kali, tiga kali . . .akhirnya Anda marah-marah lagi. Berulangkali bertekad, berulangkali gagal. Keadaan yang demikian membuktikan bahwa berbuat dosa bukan suatu hal yang kebetulan, bukan yang terjadi sekali, melainkan kerapkali, bahkan seumur hidup. Orang yang berdusta, terus-menerus berdusta; orang yang marah-marah, terus-menerus marah, itu jelas merupakan suatu hukum yang tak dapat dikalahkan oleh kekuatan manusia. Pada mulanya Paulus tidak mempelajarinya dengan baik, karena itu ia berulangkali bertekad, tetapi tekadnya itu tidak berguna. Manusia ingin menaklukkan dosa dengan tekad, hal itu sama sekali mustahil.
Kapan Tuhan membelaskasihi Anda, dan Anda nampak bahwa dosa itu suatu hukum, maka Anda sudah tak jauh dari kemenangan. Jika Anda tetap mengira berbuat dosa itu hanya merupakan perbuatan yang kebetulan, dan menyangka kalau lain kali berdoa lebih banyak, menolak godaan lebih banyak, pasti akan menang; Anda masih jauh sekali dari kemenangan. Kisah Paulus menunjukkan kepada kita bahwa dosa adalah satu hukum. Kekuatan dosa itu sangat perkasa, sedang kekuatan kita sangat tipis, rapuh; kekuatan dosa selalu menang dan kekuatan kita selalu kalah. Setelah Pulus menyadari bahwa dosa itu suatu hukum, ia pun menyadari segala daya-upayanya sia-sia; tekadnya juga tidak berguna sama sekali. Tekad sama sekali tidak dapat mengalahkan hukum dosa. Inilah suatu penemuan yang besar, inilah suatu wahyu yang besar.
Paulus nampak bahwa keselamatan manusia bukan mengandalkan tekad. Selama manusia masih mengandalkan kekuatan tekad, ia tak dapat bersandar kepada cara keselamatan Allah. Sampai suatu hari, Anda mengakui di hadapan Allah bahwa Anda sama sekali tidak berdaya, Anda tidak mau mencari akal lagi, setelah itu barulah Anda bisa nampak keselamatan; setelah itu barulah Anda dapat memahami Roma pasal 8. Saudara saudari, janganlah Anda meremehkan Roma pasal 7. Kita harus terlebih dulu memiliki pengenalan Roma pasal 7, kemudian baru dapat memiliki pengalaman Roma pasal 8. Masalahnya tidak tergantung pada Anda memahami teori atau ajaran Roma pasal 8 atau tidak, melainkan Anda sudah keluar dari Roma pasal 7 atau belum. Banyak orang terkubur di dalam Roma pasal 7, mereka masih menggunakan kekuatan tekad untuk menanggulangi dosa, akibatnya ialah gagal. Jika Anda tidak nampak bahwa dosa itu suatu hukum, dan tidak nampak bahwa tekad tidak dapat mengalahkan hukum dosa, Anda akan selalu tertawan dalam Roma pasal 7, dan selamanya tak dapat memasuki Roma pasal 8.
Saudara saudari yang baru percaya, Anda melihat firman Allah demikian, Anda wajib menerimanya demikian pula. Bila Anda mencoba mendapatkan cara sendiri, Anda pasti akan melakukan banyak dosa; dan sekalipun telah berbuat banyak dosa, mata Anda tetap kabur, tetap tidak nampak. Perlu pada suatu hari mata Anda tercelik, barulah Anda nampak bahwa bertekad dan meronta-ronta itu sia-sia belaka.
Kalau dosa itu suatu hukum, dan tekad tidak mampu mengalahkan hukum dosa, lalu di manakah jalan kemenangan itu?

III. HUKUM ROH YANG MEMBERI HIDUP
MELEPASKAN KITA DARI HUKUM DOSA

Roma 8:1-2 mengatakan, ”Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Sebab (hukum) Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.” Jalan kemenangan ialah dibebaskan atau dilepaskan dari hukum dosa dan hukum maut. Di sini tidak mengatakan, ”Roh yang memberi hidup telah membebaskan kamu dalam Kristus dari dosa dan maut” (Mungkin sekali banyak orang Kristen yang berpikir demikian). Melainkan dengan jelas dikatakan, ”Hukum Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus Yesus dari hukum dosa dan hukum maut.” Banyak orang Kristen hanya nampak Roh yang memberi hidup telah memerdekakan mereka dari dosa dan maut, tetapi tidak nampak hukum Roh yang memberi hidup telah memerdekakan mereka dari hukum dosa dan hukum maut. Banyak orang Kristen entah harus melalui berapa tahun baru mengetahui dosa adalah suatu hukum, dan entah harus melalui berapa tahun baru mengetahui Roh Kudus dalam dirinya juga merupakan suatu hukum. Sampai suatu hari, Tuhan mencelikkan mata kita, barulah kita nampak dosa adalah satu hukum, Roh Kudus pun adalah suatu hukum. Mengetahui bahwa Roh Kudus merupakan suatu hukum adalah suatu penemuan yang lebih besar. Tatkala kita mengetahui bahwa Roh yang memberi hidup adalah suatu hukum, kita akan melonjak dan mengatakan, ”Syukur kepada Tuhan, haleluya!” Tekad manusia tidak dapat mengalahkan hukum dosa, tetapi bersandar pada hukum Roh yang memberi hidup dapatlah kita terlepas dari hukum dosa dan hukum maut. Hanya hukum Roh yang memberi hidup yang dapat membebaskan manusia dari hukum dosa.
Begitu kita nampak dosa adalah suatu hukum, kita pun tidak lagi berbuat sesuatu menurut tekad kita. Demikian pula, ketika kita beroleh belas kasihan Allah, nampak Roh Kudus juga suatu hukum, kita pun akan mengalami suatu perubahan besar. Banyak orang hanya nampak Roh yang memberi hidup dapat memberi hayat kepada kita, tetapi belum nampak Roh Kudus di dalam kita mempunyai satu hukum lain, yang olehnya kita dapat dibebaskan dari hukum dosa dan hukum maut secara spontan. Ketika hukum ini menyelamatkan kita dari hukum itu, kita tidak perlu mengeluarkan tenaga sedikit pun, tidak perlu bertekad, tidak perlu menggenggam erat Roh Kudus. Roh Tuhan berada di dalam kita, maka kita tidak perlu begitu repot. Kalau Anda kuatir Roh Tuhan tidak menghiraukan Anda, sehingga begitu godaan datang, Anda segera membantu diri sendiri, itu berarti Anda masih belum nampak bahwa Roh Kudus adalah satu hukum di dalam Anda. Semoga saudara saudari dapat nampak bahwa Roh Kudus dalam diri Anda adalah suatu hukum yang bekerja dengan spontan. Melepaskan diri dari hukum dosa dan hukum maut bukanlah mengandalkan tekad, melainkan Allah mengaruniakan satu hukum yang lain kepada kita, agar kita dengan sendirinya dibebaskan dari hukum dosa dan hukum maut. Hanya hukumlah yang dapat menanggulangi masalah hukum.
Dengan satu hukum menanggulangi hukum yang lain, itu tak perlu membuang tenaga. Misalkan daya tarik bumi yang kita katakan di atas, itu merupakan satu hukum yang selalu menarik benda ke bawah. Tetapi ada sejenis zat yang disebut hidrogen yang lebih ringan daripada udara. Jika zat tersebut dimasukkan ke dalam balon, maka balon itu akan membubung ke angkasa, tanpa didorong atau dinaikkan dengan kekuatan apa pun; asalkan membiarkannya begitu saja, ia akan membubung ke atas. Itu adalah suatu hukum, dan tak perlu membuang tenaga sedikit pun. Demikian pula, penanggulangan terhadap hukum dosa dan hukum maut oleh hukum Roh yang memberi hidup, tidak perlu membuang tenaga sedikit pun.
Misalkan ada seorang tanpa alasan apa pun tiba-tiba mencaci-maki Anda, bahkan ingin memukul Anda; Anda tak mengerti mengapa, tahu-tahu Anda dapat mengatasi perkara tersebut. Setelah peristiwa itu berlalu, Anda merasa heran, mengapa ketika ia mencaci-maki Anda, Anda bisa lupa untuk marah? Sebenarnya Anda harus marah besar terhadapnya, tetapi aneh sekali, tahu-tahu Anda bisa mengatasi amarah Anda. Memang, semua kemenangan seolah-olah kita peroleh di luar kesadaran atau perasaan kita. Itu disebabkan fungsi hukum Roh hayat yang ada di dalam kita; tidak perlu dengan tekad kita menggenggam erat diri kita. Kemenangan yang tanpa disadari itulah kemenangan yang sejati. Jika Anda mempunyai pengalaman demikian, Anda akan tahu bahwa Roh Kudus yang berhuni di batin Andalah yang membebaskan Anda dari perbuatan dosa. Tidak perlu Anda bertekad untuk tidak melakukan dosa. Roh yang berhuni di batin Anda itulah yang membuat Anda menang, tidak perlu Anda bertekad meraih kemenangan. Hukum tersebut berhuni di dalam batin kita, dia yang membebaskan kita dari hukum dosa dan hukum maut. Kita berada di dalam Kristus Yesus, hukum Roh yang memberi hidup juga berada di dalam kita, dengan sendirinya kita akan dibawa lalu, tidak perlu kita berkehendak dan membuang tenaga; Roh Kudus akan membawa kita mencapai kemenangan secara spontan.
Sebab itu, untuk mengalahkan dosa sedikit pun tidak perlu membuang tenaga. Ketika hukum dosa menyuruh kita berbuat dosa, saat itu kita tidak membuang tenaga; demikian pula, ketika hukum Roh yang memberi hidup membebaskan kita dari dosa, kita pun tidak perlu membuang tenaga. Kemenangan yang tanpa membuang tenaga barulah kemenangan yang sejati. Dengan demikian kita tidak mempunyai pekerjaan apa-apa lagi, kita boleh menengadahkan kepala dan berkata kepada Tuhan, ”Sudah beres!” Kegagalan dahulu ialah soal hukum, kemenangan hari ini juga soal hukum. Hukum dahulu mempunyai kekuatan, hukum hari ini lebih-lebih mempunyai kekuatan. Hukum dahulu sungguh tuntas, sehingga kita senantiasa berbuat dosa; hukum hari ini lebih tuntas, sehingga kita tidak dihukum lagi. Karena hukum Roh yang memberi hidup dapat mengekspresikan dirinya sendiri, kekuatannya jauh melampaui hukum dosa dan hukum maut.
Apabila saudara saudari dapat nampak hal ini, mereka pasti beroleh kelepasan dari dosa. Alkitab tidak mengatakan kita harus mengalahkan dosa dengan tekad; Alkitab berkata bahwa kita beroleh kelepasan dari dosa. Sebagaimana yang dikatakan di sini, ”Hukum Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.” Hukum Roh yang memberi hiduplah yang mengeluarkan kita sehingga kita dilepaskan dari hukum dosa dan hukum maut; hukum dosa dan hukum maut masih berada di sini, namun sasarannya telah tiada.
Setiap orang yang telah diselamatkan harus nampak jalan kelepasan: Pertama, harus nampak bahwa dosa di atas diri kita adalah suatu hukum. Tanpa nampak ini, yang berikutnya tidak bisa dikatakan. Kedua, harus nampak bahwa tekad manusia tidak mampu mengalahkan hukum dosa. Ketiga, harus nampak bahwa Roh Kudus juga suatu hukum dan hukum ini dapat membebaskan kita dari hukum dosa.
Bagi saudara saudari yang baru percaya, lebih cepat mengetahui jalan kelepasan ini lebih baik. Sebenarnya tidak perlu tertunda sampai beberapa tahun baru mengetahui jalan kelepasan, juga tak perlu setelah menderita banyak luka baru beroleh kelepasan. Banyak saudara saudari telah menempuh jalan yang sia-sia, banyak saudara saudari yang mengalirkan air mata karena kegagalan. Bila Anda ingin lebih sedikit mengalami kepahitan, lebih sedikit mengalirkan air mata, maka sejak semula sudah harus nampak bahwa jalan pertolongan dan kelepasan ini, ialah ”hukum Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kita dalam Kristus.” Hukum ini demikian sempurna dan berkekuatan, ia mampu menyelamatkan kita sampai kepada akhirnya; tanpa bantuan kita. Hukum ini dengan sendirinya akan melepaskan kita dari dosa, menguduskan kita dan membuat kita penuh dengan hayat.
Saudara saudari, jangan sekali-kali mengira Roh Kudus yang di dalam Anda adakalanya dapat menyatakan hayat (kehidupan), ada kalanya tidak dapat menyatakan hayat. Jika Anda menyangka demikian, itu membuktikan bahwa Anda hanya mengetahui Roh Kudus, belum mengetahui hukum Roh Kudus. Hukum Roh Kudus senantiasa menyatakan hayat; tak peduli di mana dan kapan saja, Ia selalu demikian. Bukan Anda yang membuatnya demikian, melainkan asalnya Ia sudah demikian. Jika mata kita dicelikkan oleh Allah dan nampak bahwa mustika yang di batin kita ini tidak saja Roh Kudus dan hayat, bahkan suatu hukum, niscayalah kita akan beroleh kelepasan dan problem dosa kita pun akan usai.
Semoga Allah mencelikkan mata kita, sehingga kita nampak dengan jelas jalan kelepasan dan rahasia kemenangan ini. Dan sejak permulaan kita sudah menempuh jalan yang lurus ini!
 
@WW The Saint
maaf anda tidak boleh ngepost berderet/ngepost paralel kebawah hingga 4 kali, gunakan EDIT saja jika ingin menambahkan kata-kata, tidak perlu membuka post baru.
anda bisa terkena infraction dari moderator, Ok post anda sy gabung/!
 
Maaf, setahu saya kalau digabung semua malah ga bisa di post-kan. Karena terlalu bayak karakter... Udah lama ga masuk jadi lupa :)
 
@WW The Saint
baru saja tadi sy gabung 4 post menjadi 1, dan masih bisa Pak.
tapi jika tidak bisa, barulah anda diperbolehkan membuat post baru.
Ok silakan dilanjutkan lagi :0

Shalom.............
Menurut saya, pelepasan dari kutuk-kutuk dan dosa kita terjadi saat kita dibaptis, dan dikuatkan ketikan kita menerima peneguhan ketika naik sidi/krisma (bukan sakramen, sebab rahmat sakramen-nya terkandung dalam baptisan). Tolong beritahu saya, ayat di alkitab mana yang menunjukkan praktek pelepasan seperti yang anda maksud. Ingatloh perkataan Yohanes Pembaptis : "Bertobatlah dan Berilah dirimu dibaptis!"

@St Yosef
disini adalah Forum Kristen, maka pelepasan adalah hal yang bisa perlu dilakukan atau tidak perlu dilakukan adalah tergantung permasalahan dari orang itu. Dan jika menurut anda saat baptis sudah lepas dari kutuk2 dan dosa dosa, tetapi tidak jika pada Kristen, maaf Kristen tidak mengenal sakramen dan sidi. Maka saya juga tidak ingin anda menjabarkan ayat2 itu disini, mengerti ??
Anda jangan bertingkah di sini, karena tahu sendirilah ;;)


saya himbau, akan lebih baik, anda tidak mereply thread ini, karena kita berbeda ajaran/!
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.