• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Universal]Tanya - Jawab

[ASK] Nanya dong ....:D

@All,
Mo nanya dikit nih.... *curious*
Di film2 tuh ada patung Budha yang warnanya Gold, tapi ada juga yang Hitam.
Emang ada beda arti ya ?
 
@All,
Mo nanya dikit nih.... *curious*
Di film2 tuh ada patung Budha yang warnanya Gold, tapi ada juga yang Hitam.
Emang ada beda arti ya ?

Pengertian patung dalam agama Buddha adalah patung adalah patung. Hanya sebagai objek meditasi dan perenungan/penghormatan sifat-sifat kebajikan Sang Buddha.
 
^
tul2..
patung hanya sebagai sarana yang membantu qt..
gk d beda2kan..
patung cuma menandakan bahwa qt sembahyang sama dy..
 
^
tul2..
patung hanya sebagai sarana yang membantu qt..
gk d beda2kan..
patung cuma menandakan bahwa qt sembahyang sama dy..

Saya koreksi dikit :D

Buddhis (umat Buddha) tidak bersembahyang... tetapi menghormat.
Klo sembahyang itu kan kayak temen2 kita dari agama K atau I, yaitu melakukan penyembahan kepada Tuhan Allah mereka.

Kalau kita, cuma menghormat aja... sama kayak patung2 pahlawan... dibuat untuk menghormat dan mengenang aja.

Sang Buddha sendiri gak pernah diminta dibikinin patung lo...

Kalau ada buddhis yang nyembah2 atau minta2 di depan altar atau patung... itu namanya kegelapan batin...
 
wew..
maksud saya begitu..
hehehe..
 
ada yg tau mantra vajrasatva /?
guru padmasambhava itu sendiri sebenarnya siapa? reinkarnasi apa? /no1
 
Pengertian patung dalam agama Buddha adalah patung adalah patung. Hanya sebagai objek meditasi dan perenungan/penghormatan sifat-sifat kebajikan Sang Buddha.

Maaf bro..., maksud saya perbedaan warna Gold ma Hitam pa ga ada artinya ya bro...?
Bila emang ga ada artinya, kenapa ga ada warna2 yang laen bro...?
 
Maaf tapi bisakah diperjelas bro...

buddha.gif

Sang Buddha

Medicine_Buddha.jpg

BHAISAJYAGURU
 
ehm..yang tinggal di jakarta...tanya donk..

vihara teravadha mana yg paling dekat dengan jakarta utara?
 
ehm..yang tinggal di jakarta...tanya donk..

vihara teravadha mana yg paling dekat dengan jakarta utara?

ada satu vihara di ancol, apa itu theravada ? ada satu di sunter tempat sayalay dipanckara ....jakut ?

hnya sok ngasih tau aja.......
 
@All,
Mo nanya dikit nih.... *curious*
Di film2 tuh ada patung Budha yang warnanya Gold, tapi ada juga yang Hitam.
Emang ada beda arti ya ?

Artinya yang warna GOLD terbuat dari emas ataupun kuningan,
Kalo hitam bisa aja terbuat dari Kayu Atau Batu.

Seperti kita mau kendaraan yang warnanya apa, mau gold/merah/hijau/biru/hitam.
Yang pasti ga usah ampe mikirin sampe begitu curious, duman nambah beban pikiran aja jadinya.
 
Artinya yang warna GOLD terbuat dari emas ataupun kuningan,
Kalo hitam bisa aja terbuat dari Kayu Atau Batu.

Seperti kita mau kendaraan yang warnanya apa, mau gold/merah/hijau/biru/hitam.
Yang pasti ga usah ampe mikirin sampe begitu curious, duman nambah beban pikiran aja jadinya.

Gpp memberikan penjelasan bro... temen yang nanya itu agnostic.... tidak terikat pada satu agamapun. Selebihnya, silahkan saja kenalan dulu.... siapa tahu dikasih GRP, hehehehe
 
apakah jika latihan terus menerus...yang kita sebut batin yang berkembang..itu kita sama saja dengan melatih perkembangan pikiran,pencerapan,dll?

dan setelah berkembang....dan karena adanya perubahan terus menerus pada pikiran,pencerapan,mental,dll...itu hanya di tugaskan untuk melihat saja?
inilah emosi,inilah senang,inilah sedih,dll...

apakah salah jika berpandangan bahwa aku(kualitas dari pikiran,mental,pencerapan,kesadaran) lebih baik dari orang lain tanpa menimbulkan kesombongan?
(misalkan melihat orang lain(pencuri) dan berpikir untung saya mengenal dan mempelajari buddha dhamma sampai tidak seperti demikian)

ada orang atau suatu pendapat bahwa dengan berpikir demikian bahwa timbul kesombongan...saya merealisasikan dengan melihat bentuk-bentuk pikiran sendiri dan itu tidak ku-lihat.....jadi gimana?

aku itu tidaklah mungkin saya lihat sebagai bahwa itulah jari diri ku atau diri-ku yang sebenarnya...karena bisa berubah...
mohon d jelaskan agak rinci...

disini saya lebih merincikan objek dan pengarahan pikiran mental pada saat iini terjadi....mohon penjelasan dan pencerahannya bro.
 
apakah jika latihan terus menerus...yang kita sebut batin yang berkembang..itu kita sama saja dengan melatih perkembangan pikiran,pencerapan,dll?

dan setelah berkembang....dan karena adanya perubahan terus menerus pada pikiran,pencerapan,mental,dll...itu hanya di tugaskan untuk melihat saja?
inilah emosi,inilah senang,inilah sedih,dll...

apakah salah jika berpandangan bahwa aku(kualitas dari pikiran,mental,pencerapan,kesadaran) lebih baik dari orang lain tanpa menimbulkan kesombongan?
(misalkan melihat orang lain(pencuri) dan berpikir untung saya mengenal dan mempelajari buddha dhamma sampai tidak seperti demikian)

ada orang atau suatu pendapat bahwa dengan berpikir demikian bahwa timbul kesombongan...saya merealisasikan dengan melihat bentuk-bentuk pikiran sendiri dan itu tidak ku-lihat.....jadi gimana?

aku itu tidaklah mungkin saya lihat sebagai bahwa itulah jari diri ku atau diri-ku yang sebenarnya...karena bisa berubah...
mohon d jelaskan agak rinci...

disini saya lebih merincikan objek dan pengarahan pikiran mental pada saat iini terjadi....mohon penjelasan dan pencerahannya bro.

Dalam meditasi, terdapat tiga macam tingkat perkembangan batin, yaitu :

1. Parikamma-Bhavana (perkembangan batin tingkat pendahuluan)

2. Upacara-Bhavana (perkembangan batin tingkat mendekati konsentrasi)

3. Appana-Bhavana (perkembangan batin tingkat terkonsentrasi dengan kuat)

Dalam parikamma-bhavana, pikiran baru akan dipusatkan pada obyek. Semua obyek (empat puluh macam obyek meditasi) dapat menghasilkan parikamma-bhavana.

Dalam upacara-bhavana, pikiran telah siap untuk memasuki pemusatannya, dan mulai timbulnya patibhaga-nimitta. Dalam keadaan ini, nivarana telah dapat diatasi. Namun konsentrasi pikiran masih belum mantap. Hal ini dapat disamakan dengan anak kecil yang baru belajar berdiri, namun masih belum mantap, sering jatuh, tetapi ia terus berusaha. Untuk mencapai upacara-bhavana, obyek yang harus diambil dalam melaksanakan Samatha Bhavana ialah delapan anussati (Buddhanussati, Dhammanussati, Sanghanussati, silanussati, caganussati, devatanussati, marananussati, upasamanussati), satu aharapatikulasanna, dan satu catudhatuvavatthana.

Dalam appana-bhavana, pikiran telah dapat tinggal diam dalam jangka waktu yang lama, menurut yang dikehendakinya, karena konsentrasi yang penuh dan mantap telah tercapai. Keadaan ini dapat diumpamakan sebagai orang yang telah dewasa yang telah dapat berdiri dengan kuat, tak jatuh-jatuh lagi. Di samping nivarana telah dapat diatasi, maka faktor-faktor jhana juga mulai timbul berperanan (vitakka, vicara, piti, sukha, dan ekaggata). Obyek-obyek yang dapat dipakai untuk mencapai appana-bhavana ialah sepuluh kasina, sepuluh asubha, satu kayagatasati, satu anapanasati, empat appamañña, dan empat arupa.

======================

Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari lima macam rintangan (nivarana) ialah bahwa apabila di dalam diri orang yang bermeditasi timbul nafsu keinginan, kemauan jahat, kemalasan dan kelelahan, kegelisahan dan kekhawatiran, atau keragu-raguan, maka hal itu harus disadari. Demikian pula apabila nivarana itu tidak ada di dalam dirinya, maka hal itu pun harus disadari. Ia tahu bagaimana bentuk-bentuk pikiran itu datang dan timbul. Ia tahu bagaimana sekali timbul, bentuk-bentuk pikiran itu ditaklukkan. Ia tahu bahwa sekali ditaklukkan, bentuk-bentuk pikiran itu tidak akan timbul lagi kemudian.

Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari lima kelompok faktor kehidupan (pancakkhandha) ialah dengan menyadari bahwa inilah bentuk jasmani, inilah perasaan, inilah pencerapan, inilah bentuk pikiran, inilah kesadaran. Ia tahu bagaimana caranya timbul dan bagaimana caranya lenyap.

Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari enam landasan indriya dalam dan luar (dua bleas ayatana) ialah dengan menyadari bahwa inilah mata dan obyek bentuk, inilah telinga dan obyek suara, inilah hidung dan obyek bau, inilah lidah dan obyek kecapan, inilah badan dan obyek sentuhan, inilah pikiran dan obyek pikiran. Ia tahu akan belenggu-belenggu yang timbul dalam hubungan dengan semua itu. Ia tahu bagaimana cara menaklukkan belenggu-belenggu itu. Ia tahu bagaimana caranya supaya belenggu yang telah dibuang itu tidak timbul lagi kemudian.

Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari tujuh faktor Penerangan Agung (Satta Bojjhanga) ialah apabila di dalam diri orang yang bermeditasi timbul kesadaran (sati), penyelidikan Dhamma yang mendalam (Dhamma-Vicaya), tenaga (viriya), kegiuran (piti), ketenangan (passadhi), pemusatan pikiran (samadhi), atau keseimbangan (upekkha), maka hal itu harus disadari. Ia tahu bilamana keadaan-keadaan ini tidak ada di dalam dirinya. Ia tahu bagaimana cara timbulnya, dan bagaimana cara mengembangkannya dengan sempurna.

Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari Empat Kesunyataan Mulia (Cattari Ariya Saccani) ialah dengan menyadari berdasarkan kesunyataan bahwa inilah penderitaan, inilah asal mula dari penderitaan, inilah pemadaman dari penderitaan, inilah jalan menuju pemadaman dari penderitaan. Ia merenungkan masalah-masalah yang timbul dan hancur dari bentuk-bentuk pikiran. Akhirnya, ia hidup bebas tanpa ikatan dalam dunia ini.





=====================
 
hahaha...saya kira sebaiknya saya belajar samantha dulu lagi biar mantap...alias mencapai jhana.

kalau masalah melihat sampai sedetil-detil dari bentuk pikiran ini agak sulit...soalnya objek masih kadang lari...dan tidak bisa diam sesuai kehendak.
soalnya untuk melihat sampai asava yang bersifat nivarana dan anusaya sulit karena halus.
tq atas info nya...

jika d tanya....manakah yang mencapai kesucian arahat,anagami,sakadagami,sotapanna...
apakah bentuk pikiran,pencerapan,kesadaran,mental itu yang mencapai kesucian?
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.