|
LOUNGE |
TANYA JAWAB |
KESEHATAN |
MUSIC |
MOVIES |
OLAHRAGA |
KULINER |
ANIME |
JOKES
GAMES |
COMPUTER |
OTOMOTIF |
PETS |
PONSEL |
DEBATE |
GALLERY |
YOUTH |
BERITA & POLITIK
CURHAT |
RELIGI |
MISTERI |
GAYA HIDUP |
EDUKASI |
SARAN |
TEST
|
semoga Tuhan menunjukkan jalan agar kta selalu dalam jalan yang lurus; dalam kebenaran; kehdipan.
gitu lo....cmiw
tadinya saya juga berpikiran sependapat dengan bung marcedes.
tapi saya berpikir kembali.. seperti yg dikatakan oleh bung kanjengratu takdir ditentukan oleh karma kita yg dilakukan dimasa lalu..
Jadi ritual keagamaan bukanlah tujuan akhir, dari itu semua yakin bahwa dengan upacara-upacara dapat menghasilkan kesucian (Silabataparamasa) pada kenyataannya adalah suatu belenggu (Samyojana) yang akan menghalangi kemajuan spiritual seseorang.
gw mao tanya pda sesepuh sekalian /heh
klo ada yg tao mohon beri penjelasanya yah.
1. arti dari SILABATAPARAMASA ?
2. adayg tao sutta APIHOMA ?
3. maksud dari pemujaan jambala kuning jambala putih yg di lakukan di tibet /hmm
namaste semuanya...mau tanya,
1. apakah benar dengan melatih hawa nafsu (menahan rasa lapar) dapat lebih cepat memfokuskan diri pada saat meditasi?
2. Objek meditasi apa yang sebaiknya dipakai jika sangat sulit berkonsentrasi pada objek pernafasan (anapanasati)?
sebelumnya trims..
Maaf saya pendatang baru di IF Buddhis ini. Mau tanya, tapi agak 'nyeleneh' Kalau ada yang bisa bantu silakan.
Bagaimana seharusnya kita penganut ajaran Buddha memperlakukan teman yang berprilaku sexual minoritas misal; gay, lesbian, bi? Dalam artian, bukan pada prilaku sexual zina atau tidak, tapi lebih kepada orientasi sexual mereka.
Itu saja dulu yah.... soalnya permasalahan sexual sangat jarang disinggung oleh umat Buddha di manapun, termasuk di forum ini. Padahal manusia terlahir sebagai mahkluk sexual, yang ditandai berkembang biak dengan cara sexual.
Lanjut tanya nih.
Seorang pemuda, gay, menyadari gaynya dia. Intuk menghindari perbuatan zina. karena walau bagaimanapun kecuali di beberapa negara di eropa, homoseksual kan tidak boleh kawin/menikah. Jadi, di pikiran dia, dalam logika berprilakunya, menjalin hubungan dengan laki-laki lain sudah pasti zina.
Dan dia memutuskan untuk menjadi bhiksu/bhikku. Dengan catatan, untuk tetap menjaga pelaksanaan silanya.. Bagaimana kalau kejadiannya seperti itu?
Dapatkan dia diterima secara terbuka tanpa melihat keberbedaan orientasi sexualnya?
Hal yang sama dengan misal yang saya maksud lesbian menjadi bhiksuni?
Wah.... jawabannya sangat berlimpah dan menyejukkan. Hanya juga bikin kuping panas, karna anda menyebut-nyebut 'anda'....
Kayanya sudah terjawab soal gay dan lesbian. Sama seperti yang aku rasakan juga bagaimana seharusnya memperlakukan kaum gay, lesbian dan orang-orang berorientasi sex beda yang lain.
Aku hanya ingin tahu kejelasan atau katakanlah setitik terang atau pembenaran atas apa yang seahrusnya aku lakukan bila kebetulan memiliki teman-teman seperti mereka (gay, lesbian, bisexual dll).
Secara gamblang aku mempunyai pikiran begini:
"Membiarkan sesuatu yang berbeda melakukan aktivitasnya", bukan pada koridor,
"Meluruskan sesuatu yang menyimpang"
Karena sesuatu yang menyimpang menurut orang lain, bisa saja sebenarnya tidak menyimpang, tetapi hanya karena sesuatu itu 'beda' dengan kita. Hanya karena mata dunia kita tidak sanggup melihat perbedaan mencolok di sebelah kita. Seringkali yang terlontar keluar adalah 'anda menyimpang'.
Atas penjelasan saudara Sinthung (Apa sih artinya?.... - mohon dijawab, hehehehe) ada setitik kejelasan kini. Paling tidak, saya merasa perlakukan saya terhadap teman-teman yang kebetulan 'beda' tersebut ada yang menyetujui. Dalam artian, sejauh tidak mengganggu atau mengusik aktivitas saya, go on.....
Sekali lagi makasih yah....
yang menarik lebih ke 'menyimpang' yang anda artikan dalam Buddhis sebagai moha (kebodohan batin).
Aku hanya ngeri bila 'menyimpang' dijadikan landasan untuk membetulkan sesuatu yang sebenarnya hanya 'beda'.
Kemudian 'Sinthung' apasih artinya? belum dijawab tuh
"Para Bhikkhu, bilamana orang mengucapkan kata-kata yang merendahkan saya Dhamma dan Sangha, janganlah karena hal itu kamu membenci, dendam atau memusuhinya. Bilamana karena hal tersebut kalian marah atau merasa tersinggung, maka hal itu akan menghalangi jalan pembebasan diri kalian, dan mengakibatkan kalian marah dan tidak senang. Apakah kalian dapat merenungkan ucapan mereka itu baik atau buruk?"
"Tidak demikian, Bhante".
"Tetapi bilamana ada orang mengucapkan kata-kata yang merendahkan saya, Dhamma dan Sangha, maka kalian harus menyatakan mana yang salah dan menunjukkan kesalahannya dengan mengatakan bahwa berdasarkan hal ini atau itu, ini tidak benar, atau itu bukan begitu, hal demikian tidak ada pada kami, dan bukan kami".
Tetapi para bhikkhu, bilamana orang lain memuji Saya, Dhamma dan Sangha, janganlah karena hal tersebut kamu merasa bangga, gembira dan bersuka cita. Bila kamu bersikap demikian maka hal itu akan menghalangi jalan pembebasan diri kalian. Bilamana orang lain memuji Saya, Dhamma dan Sangha, maka kamu harus menyatakan apa yang benar dan menunjukkan faktanya dengan mengatakan bahwa, 'berdasarkan hal ini atau itu, ini benar, itu memang begitu, hal demikian ada pada kami, dan benar pada kami".
Walaupun hanya hal-hal kecil, hal-hal yang kurang berharga, atau pun karena sila, maka orang-orang memuji Tathagata. Apakah hal-hal kecil, hal-hal yang kurang berharga atau pun sila yang menyebabkan orang-orang memuji Tathagata?
Tanya lagi, tapi kali ini gak bakal mengenai homosexual lagi, kapok! hehehe
Gini, gimana menurut siapa saja deh pokoknya yang ada ide mengenai ajaran Buddha, tentang perkawinan campuran. Misal Co Buddha dengan Ce Islam, Ce Buddha dengan co Islam. Tanpa ada yang mau ngalah untuk mengikuti keyakinan salah satu dari keduanya. Kwin sipil, gitu lah...