Imam Shadiq menyatakan bahwa sebagian orang selain memang tidak membayar khumus, mereka malah memakannya; mereka tidak memberi zakat, malah memakan uang zakat yang tidak diberikan tersebut; makanan tersebut berasal dari uang raswah (korupsi / sogok), riba, menipu, berjudi, dengan jalan yang haram, dan kemudian mereka menyantapnya.
Terhadap mereka, Al-Qur’an menyatakan, “Janganlah engkau berfikir engkau memakan makanan, tidak, engkau sebenarnya memakan api.”
Siapakah yang sanggup melihat kenyataan semacam itu?! Hanya orang-orang yang benar-benar memiliki mata saja yang sanggup melihatnya, yakni orang yang memiliki mata bashirah (mata batin).
Rumah yang di dalamnya khumus tidak diberikan, malah kemudian menghidangkan makanan darinya, sebenarnya tengah menyalakan kobaran api. Kala itu, isteri dan anak-anaknya sedang melahap api tersebut. Kapankah dirinya akan melihat kenyataan menyeramkan semacam itu?
“Maka Kami siapkan darinya tabir (yang menutup) matanya, pada hari itu penglihatanmu menjadi sangat tajam.” (Qaf : 22)
Daging dan makanan yang dihidangkan di dunia, pada hari kiamat kelak akan menjelma menjadi api jahanam. Pada hari kiamat, makanan inilah yang kelak dihidangkan dan harta haram tersebutlah yang disantapnya.
Celakalah anak dan isterinya. Anak-anak yang besar dalam rumah tersebut sangat sulit menjadi orang-orang yang berhasil. Pada kenyataannya, semua penghuni rumah tersebut melahap hidangan (haram ataupun yang bersumber dari penghasilan yang haram) yang diberikan sang suami.
Pada hari kiamat nanti, isterinya akan menjadi musuh dan menggugatnya,
“Engkau tak tahu diri, mengapa engkau memberikan api kepada kami?”
“Isteriku, bukankah engkau yang memintaku untuk tidak memberikan khumus?” “Tetapi kenapa engkau suapkan api kepada kami?
Seharusnya engkau memberikan harta yang halal kepada kami.”
Anak-anaknya pun akan menggugatnya,
“Mengapa engkau memberikan api kepada kami? Jadinya, kami tidak bisa beribadah dan malah menjadi pemuja dosa. Dengan harta haram yang engkau berikan, engkau telah merenggut kebahagiaan kami.”
Dalam riwayat dikatakan bahwa orang-orang yang akan ditimpa kesialan yang amat sangat di hari kiamat adalah orang-orang yang berusaha mati-matian siang dan malam untuk menghidupi anak-isterinya, tetapi di hari kiamat nanti, isteri dan anak-anaknya justru akan menjadi musuh.
Ia dimusuhi, dikutuk, dan dicerca, “Ya Allah, kembalikanlah balasan kepadanya. Uang khumus yang tidak dibayarkan namun diberikan kepada kami, yang kemudian kami memakannya, uang haram yang diberikan, yang kemudian kami memakannya, telah menjadikan hati kami keras seperti batu. Ya Allah, berilah balasan kepadanya!
“Dan kami hadapkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.” (Al-Furqan: 23)