• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Rosul pernah salah, apa iya????

Rasul? hmnnn..., rasul kan banyak... rasul yang mana ?
Secara umum, rasul itu hatinya telah "dibersihkan", kemudian jika pertanyaannya Nabi Muhammad SAW maka beliau bersifat maksum.

NB: Salah dan Dosa itu berbeda, manusia pasti punya salah... karena tidak ada manusia yang benar secara kesuluruhan... karena dengan kesalahanlah maka menjadi pengalaman. Semua itu ada hikmahnya.
 
assalamu'alaikum akh dajal_inus
masih hidup aja nih thread...ana pikir perkara sudah selesai berbulan2 yang lalu....
 
@wa'alaikum salam salman
selesai??? emang dah ada penyelesaiannya yah?? lupa aku.... hehehe
lagian orang masih komen di thread ini, jadi ya gak ilang" neh threadnya... hehee
 
komentar saya:
Karena Rasulullah s.a.w juga manusia maka mungkin untuk pernah salah. Sedangkan kenapa beliau bersifat al-ma'shum (terjaga dari kesalahan) kadang bisa salah?

Kalau punya sifat di maksum, sudah pasti gak pernah salah atuh bang... sebenarnya seh tinggal pilih saja, dimaksum berarti gak menerima kalau rosul salah, dan satu lagi gak di maksum, berarti percaya rosul sering salah.
Kalau Orang mengartikan dimaksum itu kalau salah langsung di tegur ALlah, apa bedanya dengan manusia biasa seperti kita, toh banyak orang yang melakukan kesalahan dan langsung ditegur ALlah, misalkan dengan musibah...

Karena itu, mengabadikan sosok nabi adalah dilarang. Dikhawatirkan akan terjadi kemusyrikan.
jika dilarang, bagaimana kita bisa mencintai Allah?
bagaimana kita bisa menjalankan islam kalau tak ada contohnya dari ROsul??
bagaimana kita tau islam kalau kita tidak mengabadikan Rosul??
 
sy setuju Muhammad SAW adalah "Orang kepercayaan" yang ditunjuk Allah untuk menyampaikan Wahyu-Nya, tapi bukan berarti kita "menuhankankan" figurnya, bukan berarti apa saja yang dia kerjakan kita ikuti, ingat sobat, kenapa ayat yang diturunkan pertama kali adalah Iqra? (Bacalah), dikarenakan disini kita diajarkan untuk "membaca" makna (bukan arti baca Al-Quran/Ayat halus/ secara harfiah saja) tapi membaca segala sesuatu, bisa itu "membaca" alam semesta, membaca situasi dan kondisi, membaca "makna" dari apa yang orang lain ucapkan,karena itu semua adalah Al-Qur'an juga (Ayat kasar).
" Janganlah melihat siapa yang berbicara, tapi lihatlah apa isi pembicaraannya", selama isi pembicaraannya benar menurut Al-Quran dan dibuktikan "Bayinahnya" di kehidupan nyata.
contoh:
seorang Pencuri berkata:Jangan minum air mentah, nanti kamu sakit perut lho...
karena kita tahu yang bicara adalah seorang pencuri, dan kita menganggap dia orang yg tidak benar, lalu kita tetap minum air mentah ?

Just an Opinion...
Saya hanya manusia biasa yang bisa salah, Maha Benar Allah Dengan Segala Firmannya.
 
Anda bisa memahami ini?
Allah s.w.t menghendaki itu supaya kita tidak tersesat terlalu mengagungkan Rasul kita
Anda muslim apa bukan sih? kok maksa pengen ada kesalahan dari Rasul.. Hai, apa Rasul pernah berdosa besar? Apa semua Nabi tidak pernah salah? Maksudnya ma'shum disitu adalah terjaga dari kesalahan (dosa) besar. Gampangannya, kalo kesalahan kecil ya bisa aja lah, kan juga manusia. Baca surat 'Abasa
Sadar men kalo ente muslim..

alhamdulillah mas, dengan sadar saya katakan bahwa saya muslim

Sayang sekali, sepertinya anda tidak membaca seluruh isi thread ini, yang anda lakukan hanyalah mencurigai saya sebagai seorang non muslim. saya pribadi gak tau, bagaimana anda bisa menjudge saya seperti itu, mungkin anda punya ilmu gaib... hehehehhe Padahal dalam islam ada istilah berbaik sangka (husnudhon), sayangnya anda malah memilih berburuk sangka terhadap saya. Mungkin, yang di maksud muslim dalam pandangan anda ya... ber-su'udhon duluan ya....

Biar anda tidak capek atau males baca" tulisan saya di halaman 1 dan 2, ini saya quote saja ya bahwa saya tidak memaksa atau menginginkan ada kesalahan pada diri Rosulullah

saya menuliskan hadis2 itu bukan untuk meyakininya, sekedar memberitahukan bahwa di dalam kitab yang dianggap shohih ternyata akhlak nabi bisa sebegitu jeleknya, bisa lupa, bisa terkena sihir dll.....
dan saya termasuk yang menolak hadis2 tersebut, walaupun tercantum di dalam bukhori dan muslim
BTW, makasih sarannya...

itulah yang saya lakukan bang..... mencoba membela nabi dari anggapan-anggapan orang yang bersumber dari kitab" hadis....
jika kita mau menela'ah lagi, ada banyak hadis" dari kitab yang dianggap shohih tapi menceritakan nabi berkelakuan yang menurut saya tidak layak.....
^silahkan cek lagi, tulisan siapa, karena bisa jadi saya juga dicurigai sebagai pembohong...

Allah s.w.t menghendaki itu supaya kita tidak tersesat terlalu mengagungkan Rasul kita
Kalau boleh tau, ada dalilnya???

Yang saya temukan dalam Al-Qur'an justru sebaliknya. Dalam Islam, tidak ada nabi (dan keluarganya) yang diberi salawat oleh Allah kecuali Nabi Muhammad.... ini ayatnya :

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kalian untuk Nabi dan sampaikan salam penghormatan kepadanya.(Q.S. al Ahzab: 56)"
Bukankah itu salah satu bentuk pengagungan/penghormatan Allah terhadap Rosulullah??

Anda belum paham ya, dari pelarangan pengabadian sosok nabi? Tanyakan sesuatu pada ahlinya aja..
Setau saya, mendahulukan, mengabadikan, mengagungkan sosok nabi, adalah sebagai rasa cinta kita kepada Nabi (termasuk juga mengamalkan sunnahnya). Mencintai Nabi adalah sebagai kecintaan kita kepada Allah, sepert sabda Nabi :

"Rasulullah bersabda, "Cintailah Allah karena nikmat yg dianugerahkan-Nya kepadamu. Cintailah aku karena kecintaanmu kepada Allah. Dan cintailah keluargaku karena kecintaanmu kepadaku"
-HR Turmudzi- "

Jadi urutannya, mencintai keluarga Nabi karena mencintai Nabi dan mencintai Nabi karena kecintaan kita kepada Allah, dan mencintai Allah karena nikmat yang diberikan kepada kita.
Jadi dalam pandangan saya, kita tidak bisa mencintai Allah jika kita tidak mencintai Nabi dan keluarganya.
Dan kita juga tidak bisa mencintai Nabi jika kita tidak berusaha mengabadikan, mengagungkan, menghormati, menomorsatukan, sosok nabi (sudah tentu mengamalkan juga sunnahnya).

bagaimana kita bisa menjalankan islam kalau tak ada contohnya dari ROsul??, anda jawab "ada kok, dari Hadits Shahih.."
Anda ini bagaimana, hadis shohih itu sumbernya darimana?? Ya dari Rosulullah juga.

bagaimana kita tau islam kalau kita tidak mengabadikan Rosul?? dan anda jawab "Mengabadikan hadits nya, bukan sosoknya..
Loh, bagaimana anda ini. JIka kita belajar adab-adab, misalkan saja adab masuk mesjid, adab masuk kamar kecil. bukankah kita akan merujuk kepada apa yang dicontohkan ROsulullah, dan menurut saya itu sudah termasuk mengabadikan sosok Rosul.

Dan lagi, membaca hadis-hadis nabi, itu sudah termasuk mengabadikan sosok nabi, karena yang kita baca, ya tentang nabi.

Anda nonmuslim apa bukan? Kalo nonmuslim, usahamu itu sia-sia...
Kalau boleh balik nanya, anda sendiri muslim bukan? Kalau muslim, ada baiknya berbaik sangka lah (husnudhon), kecuali kalau anda bukan muslim.

Untungnya saya tidak beranggapan bahwa anda seorang muslim yang hendak mengkotak-kotakan muslim di forum ini. sehingga muslim if di sini saling curiga seperti anda.

Mengenai surat Abasa, ada dua pendapat, yang satu beranggapan bahwa Rosulullah yang bermuka masam, yang satu lagi bahwa orang-orang quraish yang bermuka masam. biar lebih adil, silahkan baca disini
yang berpendapat bahwa Rosul bermuka masam, dan baca disini
Yang beranggapan bahwa bukan ROsul yang bermuka masam....

terima kasih.

sy setuju Muhammad SAW adalah "Orang kepercayaan" yang ditunjuk Allah untuk menyampaikan Wahyu-Nya, tapi bukan berarti kita "menuhankankan" figurnya, bukan berarti apa saja yang dia kerjakan kita ikuti, ingat sobat, kenapa ayat yang diturunkan pertama kali adalah Iqra? (Bacalah), dikarenakan disini kita diajarkan untuk "membaca" makna (bukan arti baca Al-Quran/Ayat halus/ secara harfiah saja) tapi membaca segala sesuatu, bisa itu "membaca" alam semesta, membaca situasi dan kondisi, membaca "makna" dari apa yang orang lain ucapkan,karena itu semua adalah Al-Qur'an juga (Ayat kasar).
" Janganlah melihat siapa yang berbicara, tapi lihatlah apa isi pembicaraannya", selama isi pembicaraannya benar menurut Al-Quran dan dibuktikan "Bayinahnya" di kehidupan nyata.
Mungkin anda lupa dengan hadis yang berbunyi bahwa akhlak Rosulullah itu adalah al-qur'an. Jadi dengan menelaah, mengabadikan, menghormati, mengagungkan Rosulullah, sama juga dengan mencoba mengamalkan Al-qur'an...

terimakasih....
 
seorang manusia tidak tertutup kemungkinan untuk bisa melakukan hal itu,,bisa lupa atau sebagainya,,

rasul juga mengatakan kalau urusan agama tanya lah kepadanya,,tapi klo urusan duniawi,,bisa jadi kalian lebih tw,,,

sama aja klo km mw ke dokter,,klo kmu sakit jantung,,apa kmu datang ke dokter paru2??
 
Mungkin anda lupa dengan hadis yang berbunyi bahwa akhlak Rosulullah itu adalah al-qur'an. Jadi dengan menelaah, mengabadikan, menghormati, mengagungkan Rosulullah, sama juga dengan mencoba mengamalkan Al-qur'an...

terimakasih....

Ya, sy menangkap maksud anda, tetapi hendaklah bukannya mengagungkan "figurnya" tetapi "meng-agungkan ajaran yang dibawanya".Dan bukan Hanya "satu" "Muhammad" tetapi juga meng-agungkan ajaran yang dibawa "Muhammad 2x" yang lain.(Ahmad=orang yang terpuji, atau siapapun yang membawa Ilmu2 yang bermanfaat untuk kemajuan).

Ilmu yang bermanfaat bisa didapat dari mana saja:
" Dan Kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah.Sesungguhnya Allah Maha Luas (Rahmatnya) Lagi Maha Mengetahui".(Al-Baqarah 115).

"Utusan" Allah ada diantara kita:
"....Kami telah mengutus Kepadamu Rasul Diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami, kepada kamu dan mesucikan kamu dengan mengajarkan Al-Kitab dan Al-Hikmah......(Al-Baqarah 151)

So:
"jangan melihat siapa yang berbicara, tapi lihat, amati, pelajari, buktikan isi pembicaraannya...ikuti yang bermanfaat, buang yang tidak baik...
It's All Up 2 U,

Sy cuma manusia yang bisa saja salah,
Maha Benar Allah dengan segala Firmannya.
 
@angga
silahkan baca halaman 1 dan 2, sudah di bahas hadis yang anda maksudkan.....


Ya, sy menangkap maksud anda, tetapi hendaklah bukannya mengagungkan "figurnya" tetapi "meng-agungkan ajaran yang dibawanya".Dan bukan Hanya "satu" "Muhammad" tetapi juga meng-agungkan ajaran yang dibawa "Muhammad 2x" yang lain.(Ahmad=orang yang terpuji, atau siapapun yang membawa Ilmu2 yang bermanfaat untuk kemajuan).
bagi saya, mengagungkan ajaran yang di bawa Rosul... sudah termasuk di dalam mengagungkan figur Rosul, dan bagi saya, mengagungkan figur Rosul adalah sebagai salah satu bentuk rasa cinta kepada Rosul. Dan bohong kalau ada yang bilang cinta Rosul tapi tak mengagungkan ajaran-ajaran Rosul.

Ilmu yang bermanfaat bisa didapat dari mana saja:
" Dan Kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah.Sesungguhnya Allah Maha Luas (Rahmatnya) Lagi Maha Mengetahui".(Al-Baqarah 115).
Yang ini saya setuju sekali mas, tapi apa hubunganya dengan tulisan saya??? maaf mas, mungkin saya kurang faham maksud mas.

Utusan" Allah ada diantara kita:
"....Kami telah mengutus Kepadamu Rasul Diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami, kepada kamu dan mesucikan kamu dengan mengajarkan Al-Kitab dan Al-Hikmah......(Al-Baqarah 151)
Bagi saya, ayat ini berkenaan tentang Rosulullah....

So:
"jangan melihat siapa yang berbicara, tapi lihat, amati, pelajari, buktikan isi pembicaraannya...ikuti yang bermanfaat, buang yang tidak baik..
Kalau untuk Rosulullah, sepertinya saya akan liat dua-duanya, saya akan liat siapa yang berbicara (yaitu Rosulullah sebagai suri teladan) dan sudah pasti saya juga akan mendengar apa yang dikatakannya tak perlu menunggu pembuktian akan kebenaran pembicaraannya, Rosul yang ngomong kok perlu bukti kebenaran lagi.....

Kalau untuk orang-orang biasa, ya saya juga akan berpendapat seperti anda....

terimakasih
 
maksud-nya adalah :

Kalau saya yg ditanya:
Tanya: Rasul bisa salah?
Jawab: tidak.----> Rasul menyampaikan Al-Quran, Kebenarannya Dijamin oleh Allah.

Tanya: Muhammad bisa salah?
Jawab: Tentu saja, ------> beliau cuma manusia.

Dan Kesalahan Muhammad sebagai manusia tidak ada relevansinya dengan Ajaran yang dibawanya.
 
maksud-nya adalah :
Kalau saya yg ditanya:
Tanya: Rasul bisa salah?
Jawab: tidak.----> Rasul menyampaikan Al-Quran, Kebenarannya Dijamin oleh Allah.
Tanya: Muhammad bisa salah?
Jawab: Tentu saja, ------> beliau cuma manusia.
Dan Kesalahan Muhammad sebagai manusia tidak ada relevansinya dengan Ajaran yang dibawanya.

Mungkin mas bisa menjelaskan, pada saat seperti apa muhammad SAW dianggap Rosulullah dan muhammad SAW dianggap sebagai manusia biasa? kriteria seperti apa ketika Muhammad SAW sebagai Rosulullah dan sebagai manusia biasa?
Lalu, apakah ada dalilnya tentang pembagian diri muhammad SAW yang manusia biasa dan yang ROsulullah ??

Bagi saya, muhammad SAW sebagai manusia biasa, hanya sebatas seperti makan, minum, sakit ketika dipukul, atau punya mata, telinga, rambut seperti kita.. dll.

mengenai pengagungan terhadap sosok Nabi, mungkin hadis tabarruk dibawah ini bisa menjelaskan :

"Salah seorang putera Fadhl bin ar-Rabi’ telah memberikan tiga lembar rambut kepada Abu Abdillah (yaitu; Ahmad bin Hanbal) sewaktu beliau di penjara. Lantas beliau berkata: “Ini adalah bagian rambut Nabi”. Lantas Abu Abdillah mewasiatkan agar sewaktu beliau meninggal hendaknya masing-masing rambut tadi diletakkan pada kedua belah matanya, sedang satu sisanya diletakkan pada lidahnya. (Lihat: Kitab Shifat as-Shofwah jilid 2 halaman 357)."

"Dari Ibnu Syirin, beliau berkata: Aku berkata kepada Ubaidah: “Kami memiliki rambut Nabi. Kami mendapatkannya dari Anas ataupun dari keluarga Anas”. Lantas ia bekata: “Jika aku memiliki selembar rambut saja maka akan lebih kusukai daripada dunia beserta isinya” (Lihat: Kitab Shohih al-Bukhari jilid 1 halaman 51 kitab al-Wudhu, bab al-Maa’ al-Ladzi Yughsal Sya’rul Insan)."

"Al-Waqidi menjelaskan bahwa Ummul Mukminin Aisyah telah ditanya: “Darimana engkau mendapatkan rambut itu?”. Ia berkata: “Sesungguhnya sewaktu Rasul mencukur kepala beliau di haji maka orang-orang memisahkan rambutnya. Lantas kami mendapatkannya sebagaimana orang-orang pun mendapatkannya” (Lihat: Kitab al-Maghozi jilid 3 halaman 1109)."

Menurut pandangan saya, hadis-hadis di atas merupakan salah satu bentuk pengagungan para sahabat terhadap sosok Rosulullah.
Dan para sahabat pun tidak membeda-bedakan mana yang Muhammad SAW sebagai manusia biasa dan mana Muhammad SAW sebagai Rosulullah.

@june mahdi
santai aja mas, saya gak marah kok, sekedar saran, ya jangan terlalu negatif thinking saja ......

terimakasih
 
Mungkin mas bisa menjelaskan, pada saat seperti apa muhammad SAW dianggap Rosulullah dan muhammad SAW dianggap sebagai manusia biasa? kriteria seperti apa ketika Muhammad SAW sebagai Rosulullah dan sebagai manusia biasa?
Lalu, apakah ada dalilnya tentang pembagian diri muhammad SAW yang manusia biasa dan yang ROsulullah ??

terima kasih,
kita harus bisa membedakan yang mana "Rasul" dan yg mana "sosok" Muhammad itu sendiri,
Muhammad adalah "Jasad" Fisik, yg disebut manusia, sedang kan Rasul adalah Tugas "Amanah" yang diberikan kepadanya. Kesimpulannya Muhammad adalah cuma manusia perantara.

"Dan tidaklah kami mengutus kamu melainkan hanya sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan. (Al- Furqan:56)

"Dan mereka berkata:" Mengapa Rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar?, mengapa tidak diturunkan malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama2 dengan dia?....

"atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya,yang dapat dia makan dari (hasil)nya?,dan orang-orang yang zalim itu berkata: "Kamu sekalian tidak lain mengikuti lelaki yang kena sihir."

"......Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu, lalu sesatlah mereka, mereka tidak sanggup mendapatkan jalan untuk menentang kerasulanmu...(Al-Furqan 7-9)

"Dan kami tidak mengutus rasul2 sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar, dan kami jadikan sebahagian dari kamu cobaan bagi sebahagiaan yang lain. Maukah kamu bersabar?. Dan Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui.(Al-Furqan:20)

"Dan apabila mereka melihat kamu (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan (dengan mengatakan): "Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai Rasul?" (Al-Furqan: 41).

Anda sangat kritis, sangatlah bagus,Saya suka dengan orang2 seperti anda, asalkan niatnya mencari kebenaran.
coba dipahami ayat2 diatas, kalau bisa paham good for U....
 
^sepertinya saya lumayan faham maksud ayat di atas, bahwa Rosulullah/muhammad itu adalah manusia seperti kita yang makan, minum, jalan, sakit ketika dipukul, merasakan lapar dll dan saya setuju dengan hal itu.
Tapi untuk melakukan kesalahan sepertinya saya masih belum bisa menerimanya....

Oh iya mas, pertanyaan saya sepertinya masih belum terjawab, bagaimana caranya membedakan sikap Muhammad SAW yang manusia biasa dan Muhammad SAW yang Rosulullah??Kriterianya seperti apa??
 
Oh iya mas, pertanyaan saya sepertinya masih belum terjawab, bagaimana caranya membedakan sikap Muhammad SAW yang manusia biasa dan Muhammad SAW yang Rosulullah??Kriterianya seperti apa??

gimana cara jelasinnya yah?++

Muhammad yang manusia biasa=wujud "fisik" bisa diraba, dilihat, bisa makan, minum, berbuat salah dll.
contohnya: klo anda terbiasa makan pake sendok, bukan berarti anda harus makan pake tangan, karena muhammad makan pake tangan. .karena ini adalah teknis, bukan prinsip.inilah sikap Muhammad SAW yang manusia biasa. Dan bebrapa riwayat Hadist mengemukakan hal2 "yang biasa dilakukan" Muhammad sebagai manusia tapi sifatnya tidak Prinsip.
ada lagi mengenai jenggot yang kalo memang bulu2 didagu kita tidak subur, bukan berarti memaksakan diri melihara jenggot yg cuma 3 helai malah jadi terlihat lucu...

Rasul=Utusan yang menyampaikan kabar gembira, bukan wujud fisik.
konteksnya beliau sbg Rasul adalah pada saat beliau menyampaikan isi Al-Qur'an/Perintah Allah.inilah Muhammad SAW yang Rosulullah, inilah yang prinsip. Sebagaimana juga yg terjadi pada Nabi2 sebelum beliau.

-------------------------------------------------------------------------
^sepertinya saya lumayan faham maksud ayat di atas, bahwa Rosulullah/muhammad itu adalah manusia seperti kita yang makan, minum, jalan, sakit ketika dipukul, merasakan lapar dll dan saya setuju dengan hal itu.
Tapi untuk melakukan kesalahan sepertinya saya masih belum bisa menerimanya....
-------------------------------------------------------------------------

Anda belum bisa menerima "manusia bisa melakukan kesalahan"?
" Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami: Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Rabb kita? Sesungguhnya mereka menganggap besar diri mereka dan mereka benar-benar sangat melampaui batas (dalam melakukan) kezaliman. (QS. 25:21)
Pesan dari ayat diatas:
Mengapa tidak diturunkan "malaikat" saja? karena "malaikat" tidak pernah salah, tetapi Allah menghendaki Utusannya adalah manusia/Muhammad.

Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu,[25:45]

semoga bermanfaat..
 
afwan smua..


mas jalinus coba liat QS : Al-kahfi 24..

itu Rasul salah apa ngga??mohon diteliti dlu..saya bukan bermaksud mengatakan Rasul itu salah mulu ato apa..saya juga percaya Rasulullah orang yg dijaga oleh Allah dari kesalahan..tapi kesalahan nya yg seperti apa??beliau manusia..beliau punya hilaf,,tapi beliau dipelihara Allah dengan langsung teguran dari Allah..sedangkan kita??iya klo kita nyadar kita ditegur Allah lewat musibah..lah yg sering malah bilang "Apa salah saya ya Allah??"
coba salah ga??terlalu banyak orang yg ga sadar klo dia lagi di Tegur Allah.sementara Rasul sadar dan memperbaiki,lalu menyampaikan kepada umat tentang sesuatu yg benar itu.Rasulullah pernah berbuat salah tapi tidak jatuh dilubang yg sama 2x karena beliau dijaga Allah dan keimanan beliau sudah ga perlu diragukan lagi??lah kita??ngeliat cewe pake tank top n rok mini nunduk menjaga pandangan apa melototin tuh??hayoooo...

jg mungkin yg harus diluruskan adalah kesalahan yg beliau lakukan dan kita lakukan sungguh jauh berbeda.dan Beliau melakukan kesalahan itu sangat2 jarang bahkan bisa dikatakan hampir ga pernah..tapi coba sekali lagi mas jalinus liat QS : Al Kahfi 24..dan simpulkan apakah itu kesalahan atau ngga??dan disitu bisa dilihat bahwa Allah langsung menegur Rasulullah Saw dengan turunnya ayat tersebut..


masalah pengagungan Rasul itu boleh..Rasul memang harus diagungkan..yg ga boleh dikultuskan...dan juga ga boleh menganggap Rasulullah Muhammad Saw lebih benar dibandingkan Nabi2 Sebelum Beliau..karena Nabi dan Rasul Allah itu smua mulia dan harus kita muliakan..tidak boleh menyalahkan Nabi lain dan hanya membenarkan Rasulullah Muhammad Saw..itu yg Dosa.
 
@necroman
waduh mas, terimakasih penjelasannya dan sangat berguna tuh.....
saya setuju dengan konsep muhammad sebagai manusia biasa dan muhammad sebagai Rosulullah, walaupun ada bedanya dengan konsep saya.
dalam pandangan saya, manusia itu ada dua sisi, pertama sisi biologis/jasmaniah dan kedua sisi ruhaniah.
kalau gak salah menurut isltilah al-quran, yang biologis/jasmaniah disebut basyar sedangkan yang ruhaniah disebut insan (itu kalau gak salah loh).
Nah yang termasuk ke dalam basyar itu misalkan makan, minum, sakit, atau misalkan dalam kasus Rosulullah sisi jasmaniah Rosul. Dikatakan bahwa Rosul itu halisnya bertemu, nah kita gak perlu mencontoh sisi fisiknya Rosul itu, karena sifat jasmaniah/basyar. Jadi Rosulpun dari sisi basyariahnya, sama seperti kita, makan minum, punya mata dan telinga dll.
Karena itu dlm alquran ada sindiran orang yang tidak mau beriman kepada Rosul karena Rosul manusia seperti kita yang mempunyai sifat basyar, seperti dalam ayat yang sudah mas necroman sebutkan :
Dan kami tidak mengutus rasul2 sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar, dan kami jadikan sebahagian dari kamu cobaan bagi sebahagiaan yang lain. Maukah kamu bersabar?. Dan Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui.(Al-Furqan:20)
" Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami: Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Rabb kita? Sesungguhnya mereka menganggap besar diri mereka dan mereka benar-benar sangat melampaui batas (dalam melakukan) kezaliman. (QS. 25:21)
Jadi dalam pandangan orang kafir, Rosul itu harusnya seperti punya kekuatan yang bisa melakukan apasaja.

Dan karena basyar itu hanya sifat biologis manusia, karena itu tidak ada hubunganya dengan kesalahan yang dilakukan manusia. kesalahan manusia itu hubungannya dengan sifat manusia yang kedua. sekaligus yang membedakan manusia biasa seperti kita dengan Rosulullah yang disucikan, yaitu sisi ruhaniah atau disebut juga insan. Kalau alquran berbicara tentang insan, itu biasanya berbicara tentang sifat-sifat ruhaniah. Sisi ruhaniah manusia itu misalkan adalah akhlak.
dalam alqur'an disebutkan :

"Innal insaana khuliqa haluu'a. Idzaa masyahusysyarru jazuu'a..."
Arti: " Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah..." (QS. Al-Ma'arij [70]: 19-22)

Karena itu, menurut pandangan saya, Rosululah tidak mungkin melakukan kesalahan, karena sifat ruhaniah Rosulullah itu sudah sempurna, seperti hadis dari Aisyah bahwa menurut Aisyah Akhlak nabi itu adalah Al-qur'an dan alqur'an itu tidak mungkin salah. (ingat loh, akhlak itu sifat ruhaniah, bukan basyariah). Atau misalkan ungkapan "Aku ini diutus untuk menyempurnakan Akhlak", kalau akhlak (bisa juga disebut sisi ruhaniah) Rosul itu tidak sempurna, untuk apa Rosul berkata seperti itu? dan kalau Akhlak ROsul itu sempurna, mengapa masih bisa melakukan kesalahan?

jadi mudahnya begini :
muhammad sebagai manusia biasa hanya sebatas sifat-sifat biologis atau jasmaniah seperti makan, minum, sakit, punya mata, kaki, tangan, telinga, rambut dll (kesalahan tidak termasuk kedalam sifat basyariah loh)
sedangkan muhammad sebagai rosulullah dari sisi ruhaniah seperti akhlak sehari-hari, mendapatkan wahyu, dll.
Oh iya, mengenai ROsul makan pake tangan bukan dengan sendok, itu bukan berkaitan dengan sifat jasmaniah/basyariah Nabi, tetapi berkaitan dengan kebudayaan.
satu lagi, mungkin mas necroman bisa menunjukan kisah/hadis-hadis tentang ROsul yang melakukan kesalahan....

@Gie
setau saya, surat yang anda maksud, tidak berbicara mengenai Rosulullah, coba anda cek lagi, tapi berkaitan tentang kisah ashabul kahfi, ini terjemah yang saya dapatkan

"[18.24] kecuali (dengan menyebut): "Insya-Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini".
[18.25] Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)"

memang benar bahwa kita harus memuliakan smua Nabi, tapi setau saya, setiap nabipun punya tingkatannya, jadi beda-beda juga. mungkin ini bisa dibahas di thread lain. (bagus tuh buat thread baru tentang hal ini).

@june mahdi
egoisme??? darimana lagi anda bisa menilai seperi itu??
sudahlah mas, mas udah minta maaf dan sayapun dah memaafkan dan tidak marah dengan postingan mas. mending kita posting yang sesuai dengan judul threadnya. biar kita tidak sama-sama dianggap egois.
saya harap tidak dibahas lagi pada postingan anda selanjutnya. oh iya, maaf juga dari saya mas..... nex post about Rosulullah ok?

terimakasih....
 
QS Al Kahfi 24. kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah"[879]. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini."


[879]. Menurut riwayat, ada beberapa orang Quraisy bertanya kepada Nabi Muhammad s.a.w. tentang roh, kisah ashhabul kahfi (penghuni gua) dan kisah Dzulqarnain lalu beliau menjawab, datanglah besok pagi kepadaku agar aku ceritakan. Dan beliau tidak mengucapkan Insya Allah (artinya jika Allah menghendaki). Tapi kiranya sampai besok harinya wahyu terlambat datang untuk menceritakan hal-hal tersebut dan Nabi tidak dapat menjawabnya. Maka turunlah ayat 23-24 di atas, sebagai pelajaran kepada Nabi; Allah mengingatkan pula bilamana Nabi lupa menyebut Insya Allah haruslah segera menyebutkannya kemudian.



coba tolong mas dibaca note nya..ini saya yg salah tangkap atao apa mengenai thread ini??


Rasulullah sebagai seorang Rasul memang dijaga Allah dari kesalahan..pun dalam sebuah kisah diceritakan Allah Menjaga Muhammad kecil ketika beliau disuruh bergabung untk bersenang2 bersama tmn2nya..tapi Allah menjaga dengan "memingsankan" beliau sehingga "pandangan" beliau terjaga dari "zinah pandangan"..


Subhannallah.AllahumshallialasyaidinaMuhammad.
 
@ The Jalinus
Now That's my Jalinus...
sy setuju dg anda..
Kesimpulannya kesalahan2 yang dilakukan Muhammad tsb hendaknya tidak mengurangi Iman & Islam kita, karena hanya Sisi manusianya yang bisa salah, tetapi ajarannya tidak pernah salah..
Terima kasih...
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.