@necroman
waduh mas, terimakasih penjelasannya dan sangat berguna tuh.....
saya setuju dengan konsep muhammad sebagai manusia biasa dan muhammad sebagai Rosulullah, walaupun ada bedanya dengan konsep saya.
dalam pandangan saya, manusia itu ada dua sisi, pertama sisi biologis/jasmaniah dan kedua sisi ruhaniah.
kalau gak salah menurut isltilah al-quran, yang biologis/jasmaniah disebut basyar sedangkan yang ruhaniah disebut insan (itu kalau gak salah loh).
Nah yang termasuk ke dalam basyar itu misalkan makan, minum, sakit, atau misalkan dalam kasus Rosulullah sisi jasmaniah Rosul. Dikatakan bahwa Rosul itu halisnya bertemu, nah kita gak perlu mencontoh sisi fisiknya Rosul itu, karena sifat jasmaniah/basyar. Jadi Rosulpun dari sisi basyariahnya, sama seperti kita, makan minum, punya mata dan telinga dll.
Karena itu dlm alquran ada sindiran orang yang tidak mau beriman kepada Rosul karena Rosul manusia seperti kita yang mempunyai sifat basyar, seperti dalam ayat yang sudah mas necroman sebutkan :
Dan kami tidak mengutus rasul2 sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar, dan kami jadikan sebahagian dari kamu cobaan bagi sebahagiaan yang lain. Maukah kamu bersabar?. Dan Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui.(Al-Furqan:20)
" Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami: Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Rabb kita? Sesungguhnya mereka menganggap besar diri mereka dan mereka benar-benar sangat melampaui batas (dalam melakukan) kezaliman. (QS. 25:21)
Jadi dalam pandangan orang kafir, Rosul itu harusnya seperti punya kekuatan yang bisa melakukan apasaja.
Dan karena basyar itu hanya sifat biologis manusia, karena itu tidak ada hubunganya dengan kesalahan yang dilakukan manusia. kesalahan manusia itu hubungannya dengan sifat manusia yang kedua. sekaligus yang membedakan manusia biasa seperti kita dengan Rosulullah yang disucikan, yaitu sisi ruhaniah atau disebut juga insan. Kalau alquran berbicara tentang insan, itu biasanya berbicara tentang sifat-sifat ruhaniah. Sisi ruhaniah manusia itu misalkan adalah akhlak.
dalam alqur'an disebutkan :
"Innal insaana khuliqa haluu'a. Idzaa masyahusysyarru jazuu'a..."
Arti: " Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah..." (QS. Al-Ma'arij [70]: 19-22)
Karena itu, menurut pandangan saya, Rosululah tidak mungkin melakukan kesalahan, karena sifat ruhaniah Rosulullah itu sudah sempurna, seperti hadis dari Aisyah bahwa menurut Aisyah Akhlak nabi itu adalah Al-qur'an dan alqur'an itu tidak mungkin salah. (ingat loh, akhlak itu sifat ruhaniah, bukan basyariah). Atau misalkan ungkapan "Aku ini diutus untuk menyempurnakan Akhlak", kalau akhlak (bisa juga disebut sisi ruhaniah) Rosul itu tidak sempurna, untuk apa Rosul berkata seperti itu? dan kalau Akhlak ROsul itu sempurna, mengapa masih bisa melakukan kesalahan?
jadi mudahnya begini :
muhammad sebagai manusia biasa hanya sebatas sifat-sifat biologis atau jasmaniah seperti makan, minum, sakit, punya mata, kaki, tangan, telinga, rambut dll (kesalahan tidak termasuk kedalam sifat basyariah loh)
sedangkan muhammad sebagai rosulullah dari sisi ruhaniah seperti akhlak sehari-hari, mendapatkan wahyu, dll.
Oh iya, mengenai ROsul makan pake tangan bukan dengan sendok, itu bukan berkaitan dengan sifat jasmaniah/basyariah Nabi, tetapi berkaitan dengan kebudayaan.
satu lagi, mungkin mas necroman bisa menunjukan kisah/hadis-hadis tentang ROsul yang melakukan kesalahan....
@Gie
setau saya, surat yang anda maksud, tidak berbicara mengenai Rosulullah, coba anda cek lagi, tapi berkaitan tentang kisah ashabul kahfi, ini terjemah yang saya dapatkan
"[18.24] kecuali (dengan menyebut): "Insya-Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini".
[18.25] Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)"
memang benar bahwa kita harus memuliakan smua Nabi, tapi setau saya, setiap nabipun punya tingkatannya, jadi beda-beda juga. mungkin ini bisa dibahas di thread lain. (bagus tuh buat thread baru tentang hal ini).
@june mahdi
egoisme??? darimana lagi anda bisa menilai seperi itu??
sudahlah mas, mas udah minta maaf dan sayapun dah memaafkan dan tidak marah dengan postingan mas. mending kita posting yang sesuai dengan judul threadnya. biar kita tidak sama-sama dianggap egois.
saya harap tidak dibahas lagi pada postingan anda selanjutnya. oh iya, maaf juga dari saya mas..... nex post about Rosulullah ok?
terimakasih....