salvation
IndoForum Beginner E
- No. Urut
- 351
- Sejak
- 8 Apr 2006
- Pesan
- 507
- Nilai reaksi
- 5
- Poin
- 18
siapakah sebenarnya mbah marijan
mungkin para sesepuh bisa menjelaskan
Walikota Munich Ajak Tonton Piala Dunia
Mbah Marijan Diundang ke Jerman
Minggu 4 Juni 2006, Jam: 8:33:0
SLEMAN (Pos Kota) - Mbah Marijan semakin top. Kemarin ada kabar menarik dari Mbah Marijan, sang Juru Kunci Gunung Merapi. Tokoh yang kesohor bersamaan dengan bergolaknya Gunung Merapi ini mendapat undangan khusus Walikota Munich, Jerman, untuk menonton pembukaan Piala Dunia. Namun, sang tokoh kita ini ‘ora gelem’ alias ogah karena merasa dirinya hanyalah orang kecil.
Kabar diundangnya Mbah Marijan ini tersiar ketika seorang wartawan asal Jerman mendatangi rumah Mbah Marijan di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Sabtu pagi. Wartawan itu mengaku mendapat mandat khusus dari walikota untuk mengundang Mbah Marijan agar bisa hadir dalam partai Pembukaan Piala Dunia 2006 di Munich 9 Juni mendatang.
Jika saja mau, Mbah Marijan sudah pasti mendapat jaminan akomodasi dan pengurusan paspor oleh walikota. Belum lagi kemungkinan akan mendapat tempat khusus menyaksikan pertandingan sepakbola kelas dunia.
Namun, sang wartawan itu tidak berhasil menemui Mbah Marijan untuk menyampaikan undangan menggiurkan tersebut. Disebutkan, Mbah Marijan tengah ke puncak Merapi dengan membawa pacul (cangkul).
Hanya saja, saat ditanya wartawan di Mesjid Al-Mubarok, Dusun Ketonggo, Wonokromo, Kecamatan Plered, Bantul, pemilik nama Mas Ngabehi Suraksohargo ini mengatakan tidak mau. “Aku ora gelem (tidak mau), aku ini orang kecil. Sendalku saja sendal jepit. Aku emoh!” katanya.
DIELU-ELUKAN
Mbah Marijan di Bantul dalam rangka memberi bantuan nasi bungkus yang dilakukan simbolik di masjid tersebut. Kedatangan rombongan orang nomer satu di Gunung Merapi yang bersamaan dengan sejumlah pengurus partai ini disambut hangat oleh warga. Mereka mengelu-elukan dan saling berebut bersalaman dan mencium tangan Mbah Marijan.
Nasi bungkus itu dimasak warga Kinahrejo yang disumbangkan sebagai bentuk kepedulian terhadap warga di Bantul yang terkena bencana.
Dalam dialog dengan warga, Mbah Marijan membantah isu-isu yang beredar terkait dengan gempa dan Merapi. Dia juga membantah tidak pernah datang ke keraton dan bertemu dengan Sultan HB X kemudian mendapat perintah membuat sesaji tolak bala. “Tidak benar itu. Saya tidak pernah melakukan itu. Dan saya tidak pernah ngomong soal itu,” katanya.
Menurutnya, bila ingin selamat bukan dengan cara seperti tersebut namun harus meminta pertolongan kepada Allah SWT.
Mbah Marijan menjadi demikian terkenal sehingga selalu diburu wartawan untuk mendapat informasi terkait Gunung Merapi. Sikapnya yang tenang bahkan ketika orang lain was-was menjadikan banyak kontroversi.
mungkin para sesepuh bisa menjelaskan
Walikota Munich Ajak Tonton Piala Dunia
Mbah Marijan Diundang ke Jerman
Minggu 4 Juni 2006, Jam: 8:33:0
SLEMAN (Pos Kota) - Mbah Marijan semakin top. Kemarin ada kabar menarik dari Mbah Marijan, sang Juru Kunci Gunung Merapi. Tokoh yang kesohor bersamaan dengan bergolaknya Gunung Merapi ini mendapat undangan khusus Walikota Munich, Jerman, untuk menonton pembukaan Piala Dunia. Namun, sang tokoh kita ini ‘ora gelem’ alias ogah karena merasa dirinya hanyalah orang kecil.
Kabar diundangnya Mbah Marijan ini tersiar ketika seorang wartawan asal Jerman mendatangi rumah Mbah Marijan di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Sabtu pagi. Wartawan itu mengaku mendapat mandat khusus dari walikota untuk mengundang Mbah Marijan agar bisa hadir dalam partai Pembukaan Piala Dunia 2006 di Munich 9 Juni mendatang.
Jika saja mau, Mbah Marijan sudah pasti mendapat jaminan akomodasi dan pengurusan paspor oleh walikota. Belum lagi kemungkinan akan mendapat tempat khusus menyaksikan pertandingan sepakbola kelas dunia.
Namun, sang wartawan itu tidak berhasil menemui Mbah Marijan untuk menyampaikan undangan menggiurkan tersebut. Disebutkan, Mbah Marijan tengah ke puncak Merapi dengan membawa pacul (cangkul).
Hanya saja, saat ditanya wartawan di Mesjid Al-Mubarok, Dusun Ketonggo, Wonokromo, Kecamatan Plered, Bantul, pemilik nama Mas Ngabehi Suraksohargo ini mengatakan tidak mau. “Aku ora gelem (tidak mau), aku ini orang kecil. Sendalku saja sendal jepit. Aku emoh!” katanya.
DIELU-ELUKAN
Mbah Marijan di Bantul dalam rangka memberi bantuan nasi bungkus yang dilakukan simbolik di masjid tersebut. Kedatangan rombongan orang nomer satu di Gunung Merapi yang bersamaan dengan sejumlah pengurus partai ini disambut hangat oleh warga. Mereka mengelu-elukan dan saling berebut bersalaman dan mencium tangan Mbah Marijan.
Nasi bungkus itu dimasak warga Kinahrejo yang disumbangkan sebagai bentuk kepedulian terhadap warga di Bantul yang terkena bencana.
Dalam dialog dengan warga, Mbah Marijan membantah isu-isu yang beredar terkait dengan gempa dan Merapi. Dia juga membantah tidak pernah datang ke keraton dan bertemu dengan Sultan HB X kemudian mendapat perintah membuat sesaji tolak bala. “Tidak benar itu. Saya tidak pernah melakukan itu. Dan saya tidak pernah ngomong soal itu,” katanya.
Menurutnya, bila ingin selamat bukan dengan cara seperti tersebut namun harus meminta pertolongan kepada Allah SWT.
Mbah Marijan menjadi demikian terkenal sehingga selalu diburu wartawan untuk mendapat informasi terkait Gunung Merapi. Sikapnya yang tenang bahkan ketika orang lain was-was menjadikan banyak kontroversi.