• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Indonesia Today

Gagalkan Penyelundupan 13 Ton Solar
LUWUK - Tim gabungan TNI-AL dan Satpol PP Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, berhasil menggagalkan penyelundupan 13 ton BBM jenis solar kemarin (13/7). Solar tersebut dikirim lewat agen solar PT Setia Petro Mandiri (SPM) menuju kapal tanker MT Bintang Pisces di dermaga PT Usaha Mina, Desa Baruga, Kecamatan Lamala.

Kepala Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kabupaten Banggai Hendrik Mayambo menjelaskan, penyelundupan tersebut digagalkan petugas Minggu (13/7) pukul 00.00 Wita. Penggerebekan itu dilakukan atas informasi masyarakat yang mencurigai bongkar muat BBM sejak pukul 22.00. ''Informasinya lewat handphone,'' jelasnya.

Hendrik mengatakan, aksi penyelundupan BBM itu bukan yang pertama dilakukan perusahaan tersebut. Pada penyelundupan sebelumnya, Satpol PP gagal menangkap karena kapal tersebut keburu berlayar. ''Beruntung kali ini kami lebih cepat,'' ujarnya.

Pengakuan anak buah kapal (ABK), sedianya solar yang akan dinaikkan kapal tadi 15.000 liter. Namun, baru masuk 13.000, kapal keburu digerebek petugas.

Kepala Pos TNI-AL Djawari menambahkan bahwa penyidikan terhadap nakhoda kapal dan seluruh ABK terus dilakukan. Pemeriksaan dilakukan aparat penyidik TNI-AL Sulawesi Tengah. Sementara itu, kapal tanker MT Bintang Pisces dan sebuah truk PT Setia Petro Mandiri ditahan untuk keperluan penyidikan. Kapal tersebut diawaki 16 ABK dan dinakhodai Ridwan Solihin.

Menurut dia, kapal itu tidak ilegal. Dokumen pelayarannya jelas dari Bitung menuju Bahumbelu, wilayah Kabupaten Morowali. Namun, aksi pemuatan BBM jenis solar tersebut membuat kapal itu harus ditahan.
 
Tuntutan 10 Tahun untuk Terdakwa Cakalele RMS
AMBON - Seorang terdakwa tarian cakalele berbendera RMS (Republik Maluku Selatan) dituntut sepuluh tahun penjara. Tuntutan untuk terdakwa berinisial JS itu disampaikan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Esterlina Wattimury SH dalam persidangan di Pengadilan Negeri Ambon akhir pekan lalu.

Menurut Esterlina, tindakan JS membentangkan bendera RMS di tengah perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) pada 29 Juni 2007 itu adalah sebuah tindakan pidana. Apalagi perayaan tersebut dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan beberapa duta besar negara sahabat.

Ester menilai dari pemeriksaan saksi dan barang bukti di persidangan-persidangan sebelumnya, terdakwa adalah simpatisan RMS. Pembentangan bendera RMS di tengah tarian cakalele yang dilakukan terdakwa dan rekan-rekannya sudah direncanakan.

Misinya adalah menunjukkan kepada SBY dan duta besar negara sahabat bahwa RMS masih ada di bumi Maluku. Karena itu, Ester menilai terdakwa melanggar pasal 106 KUHP jo pasal 55 ayat (1) KUHP. ''Kami meminta majelis hakim menghukum terdakwa dengan hukuman penjara sepuluh tahun,'' katanya.

Terdakwa yang berasal dari Desa Aboru, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), itu mengaku menyesali tindakannya. Dia berjanji tidak akan lagi terlibat dalam berbagai kegiatan RMS.

Menghadapi tuntutan tersebut, penasihat hukum terdakwa Hasan Slama SH meminta waktu seminggu kepada majelis hakim yang diketuai Ari Widodo SH untuk menyiapkan pembelaan.
 
Api di Kawasan ''Merah'', 4 Orang Terpanggang
BATAM - Kebakaran hebat terjadi di kawasan penginapan dan rumah penduduk di Kompleks Pribumi, Jalan Teuku Umur, Pelita, Batam, Minggu pagi (13/7). Tidak kurang dari 29 bangunan ludes jadi arang. Dilaporkan, empat orang tewas terpanggang. Selain itu, ditemukan tiga sepeda motor pemilik penginapan turut terbakar.

Kobaran api mulai terlihat pukul 05.30. Belum diketahui secara pasti sumber percikan api yang dengan cepat berkembang menjadi kobaran api tersebut.

Beberapa versi berkembang di kalangan para korban. Sebuah versi menyebut percikan api berasal dari rokok atau obat nyamuk. Namun, versi lain menyebut dari kompor. ''Untuk memastikannya, kami menunggu hasil pemeriksaan labfor,'' jelas Kasatreskrim Poltabes Barelang Kompol Herry Heryawan yang turun ke lokasi.

Kesaksian beberapa korban, saat kebakaran berlangsung, sebagian besar penghuni wisma masih terlelap. Kobaran api pertama terlihat di Wisma Idaman milik Intang yang berada di deretan tujuh dari lampu merah Jalan Teuku Umar.

Malika, seorang pemilik kedai, mengaku sedang menata barang dagangannya ketika melihat asap keluar dari Wisma Idaman. Di balik asap itu, dia melihat kobaran api yang membesar dan membakar dinding wisma yang rata-rata terbuat dari kayu. ''Kaget, saya tidak sempat menyelamatkan barang dagangan. Saya sibuk memberi tahu anak-anak kos dan anak-anak saya,'' katanya.

Kencangnya embusan angin dan rapatnya bangunan yang sebagian besar berdinding kayu membuat api cepat menyebar. Para penghuni wisma yang panik tidak bisa berbuat banyak. Mereka hanya menyelamatkan diri masing-masing dan membiarkan asetnya terbakar.

Sekitar 15 menit kemudian, lima unit penanggulangan bahaya kebakaran (PBK) tiba di lokasi. Polisi menutup akses menuju Jalan Teuku Umar untuk memudahkan pemadaman.

Sebuah wisma dirobohkan untuk mencegah api menjalar ke tempat lain. Setelah Wisma Pungki, nama bangunan itu, roboh, api bisa dikendalikan.

Begitu api reda, yang terlihat adalah pemandangan puing dan tonggak-tonggak kehitaman. Beberapa di antaranya masih menjadi bara. Sebagian besar bangunan rata dengan tanah.

Warga yang mencoba mengais di reruntuhan bangunan yang terbakar menemukan empat mayat. Tubuh keempat mayat itu terlihat gosong dan melepuh.

Di antara empat korban tadi, dua di antaranya adalah anak Sahat Tobing, Hulman dan Edy. Sehari-harinya Edy sebenarnya tidak tinggal di kawasan tersebut.

Namun, malam itu dia meminta izin ayahnya untuk tidur di penginapan Hulman, kakaknya. ''Sebenarnya saya sudah melarangnya. Namun, Edy bersikeras,'' kata Sahat menangis.

Hulman adalah anak sulung Sahat, yang bekerja di sebuah rumah biliar di kawasan tersebut. Malam itu dia sengaja mengajak Edy menginap di penginapannya setelah mengajaknya jalan-jalan.

Kondisi kedua mayat tersebut sempat membuat Sahat tidak mengenalinya. Namun, dia bisa memastikan setelah melihat susunan gigi kedua mayat tadi.

Yang masih menjadi pertanyaan adalah jam tangan dan handphone yang ditemukan di tubuh dua bersaudara tersebut. Sahat mengaku tidak mengenalinya.

Karena itu, muncul keraguan apakah benar dua korban tersebut adalah anak Sahat. Untuk memastikannya, Sahat diminta menunjukkan tempat kedua anaknya menginap untuk disesuaikan dengan tempat ditemukannya kedua mayat tadi. Sementara itu, dua mayat lain belum dikenali.
 
Corby Pindah ke Lapas di Jawa?
DENPASAR - Terpidana 20 tahun kasus narkoba asal Australia, Schapelle Leigh Corby, terus berulah. Setelah berdalih sakit namun malah kelayapan ke salon dan minimarket, kini perempuan tersebut minta pindah penjara.

Penasihat hukumnya, Erwin Siregar, mengajukan permohonan ke Kanwil Hukum dan HAM Provinsi Bali agar mengizinkan Corby pindah ke Rutan Bangli. Dalihnya, Lapas Kerobokan yang dihuninya saat ini sudah terlalu sesak. "Situasi over kapasitas di Lapas Kerobokan jelas tidak kondusif bagi klien kami yang tengah dilanda depresi," kilah Erwin.

Alasan lain, Rutan Bangli yang relatif sepi dapat mempermudah atase konsulat Australia untuk membesuknya. Belum lagi permintaan tersebut mendapat tanggapan, muncul kabar baru bahwa Corby akan dipindahkan ke lapas di Jawa. "Kalapas memberikan opsi Corby dipindah ke Lapas Malang, Jawa Timur," jelas Erwin.

Menurut dia, usul itu justru menyulitkan dirinya selaku penasihat hukum Corby. "Jika dipindah ke Jawa akan menyulitkan kami untuk berkomunikasi dengan Corby," kata Erwin.

Karena itulah, pihaknya ngotot agar Corby dipindah ke Rutan Bangli. "Tapi, keputusannya kami pasrah kepada kanwil hukum dan HAM. Cuma, kami sudah mohon agar Corby tetap ditahan di daerah Bali saja," tuturnya.
 
Buset dah ini tawanan Ausie

Dikasih enak,malah ke salon

Skrg mnt pindah

Udah kyk pejabat pejabat aja /gg
 
13651large.jpg

Saatnya Warga Jatim Memilih
Hari Ini 29 Juta Pemilih Tentukan Gubernur Baru


SURABAYA - Hari ini warga Jawa Timur memiliki gawe besar. Yakni, Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2008 secara langsung. Inilah pilgub langsung pertama di provinsi paling timur Pulau Jawa tersebut.

Lebih dari 29 juta orang terdaftar sebagai pemilih. Mereka akan menggunakan hak pilih di 62.756 tempat pemungutan suara (TPS) dan 217 TPS khusus yang dibuka mulai pukul 07.00 hingga 13.00 WIB.

Pada coblosan hari ini, warga Jatim bakal memilih satu di antara lima cagub-cawagub. Berdasarkan nomor urut, mereka adalah duet Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono alias Kaji (diusung PPP-koalisi partai nonparlemen), Sutjipto-Ridwan Hisjam atau SR (diusung PDIP), Soenarjo-Ali Maschan Moesa atau Salam (diusung Partai Golkar), Achmady-Suhartono atau Achsan (diusung PKB), serta pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf alias Karsa (diusung koalisi PAN-PD dan didukung PKS).

Lewat perhelatan pilgub inilah, suara warga Jatim bakal menjadi salah satu penentu nasib provinsi ini lima tahun ke depan. Karena itu, satu suara menjadi begitu berarti.

Tak ingin momen tersebut terlewatkan begitu saja, seluruh elemen yang terlibat dalam pilgub kompak menyeru kepada para pemilih untuk menggunakan haknya alias tidak golput. "Saat inilah nasib Jatim ada di tangan Anda. Karena itu, kami berharap seluruh masyarakat datang ke TPS masing-masing dan mencoblos calon yang sesuai dengan hati nurani," kata Ketua KPU Jatim Wahyudi Purnomo kemarin.

Yang jelas, dengan lima kontestan, tidak mudah bagi setiap pasangan calon untuk memenangi pertarungan. Bila perolehan suara mereka tak mencapai minimal 30 persen, dua urutan teratas harus bertarung lagi pada putaran kedua yang jadwalnya belum ditentukan.

Lantas, pasangan mana yang berpeluang menang? Dari lima pasang cagub-cawagub yang bertarung, masing-masing memiliki kelebihan yang berpotensi membuat mereka menang. Karena itu, masih susah ditebak siapa yang bakal menang dalam coblosan hari ini.

Duet Kaji, misalnya. Sosok Khofifah sebagai ketua Muslimat NU bisa menjadi magnet bagi warga Jatim (yang mayoritas nahdliyin) dan kaum perempuan untuk memilihnya. Sebab, Khofifah adalah satu-satunya kandidat perempuan dalam pilgub kali ini. Sementara, jumlah suara perempuan sangat besar. Dari total 29,061 juta pemilih, 14,79 juta atau lebih dari separonya adalah perempuan.

Duet SR juga memiliki kans untuk bersaing. Dukungan penuh PDIP kepada duet itu menjadi modal kuat. Dari hasil Pemilu 2004, suara PDIP terbesar kedua di Jatim setelah PKB. Sebagian pilkada di Jatim juga dimenangi partai tersebut.

Demikian juga sosok Ridwan Hisjam. Sebagai ketua Kosgoro 1957 Jatim, Ridwan berpotensi menggerogoti suara Partai Golkar. Apalagi, jaringan Ridwan di luar partai juga cukup lama terbangun.

Duet Salam pun berpeluang meraih kemenangan. Sosok Soenarjo sudah begitu akrab bagi sebagian warga Jatim. Selain dikenal sebagai Wagub, dia terkenal sebagai dalang andal wayang kulit. Bahkan, karena dalang inilah Soenarjo banyak dikenal publik.

Popularitas Soenarjo diimbangi oleh masuknya sosok Ali Maschan Moesa. Sebagai mantan ketua PW NU Jatim dua kali, "kadar" ke-NU-annya tidak diragukan lagi. Modal inilah yang membuat dosen IAIN Sunan Ampel itu berpotensi meraup dukungan luas dari kalangan nahdliyin.

Duet Achsan juga tidak bisa dianggap remeh. PKB sebagai partai pengusung benar-benar menjadi modal utama mereka. Maklum, PKB adalah partai terbesar di Jatim. Belum lagi, sosok KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang berada di belakang duet Achsan, bisa menjadi pendongkrak suara duet itu. Bisa dikatakan, pilgub ini menjadi pertaruhan besar bagi Gus Dur. Apakah dia masih memiliki dukungan kuat di Jatim atau tidak.

Sementara itu, duet Karsa berpeluang besar meraih suara terbanyak karena sosok Soekarwo akrab di telinga publik Jatim sejak tiga tahun lalu. Ikon Pakde Karwo benar-benar membuat masyarakat penasaran dengan tokoh yang satu ini. Duet itu makin dikenal lewat beragam metode kampanye yang cukup atraktif.

Popularitas Soekarwo makin bertambah dengan masuknya Saifullah Yusuf. Sebagai salah satu kader NU tulen (ketua PP GP Ansor), dia mendapat banyak dukungan dari kalangan nahdliyin, khususnya kaum muda. Sebagian kiai berpengaruh di Jatim juga mendukung mereka.

Karena itu, cukup menarik untuk ditunggu siapa yang bakal memenangkan pertarungan hari ini.

Perhelatan pilgub hari ini berbarengan dengan pemilihan kepala daerah di empat kabupaten/kota di Jatim. Yakni, Kota Malang, Jombang, Bondowoso, dan Lumajang.

Anggota KPU Jatim Arif Budiman mengatakan, secara teknis tidak ada perbedaan dalam coblosan di empat daerah itu. "Yang berbeda hanya masalah tahap mencoblos," katanya.

Seperti apa? Dia menjelaskan, warga di empat daerah itu langsung mencoblos dua kali. Pertama mencoblos untuk pilgub, kedua memilih untuk pibup atau pilwali.

Karena itu, di seluruh TPS di empat daerah itu KPU menyediakan empat bilik dan dua kotak suara. Dua bilik dan satu kotak untuk pilgub, sisanya untuk pilbup/pilwali.

TPS Terbakar, Kartu Suara Hangus

Di Lamongan, TPS IV di Dusun Pegendingan, Desa Kanugrahan, Kecamatan Maduran tadi malam terbakar. Kotak suara yang berisi surat suara, tint, dan sejumlah formulir ikut terbakar. Namun, panitia menyatakan bahwa kejadian tersebut murni kecelakaan, tidak ada unsur sabotase.
 
Bocah Tiga Tahun Dapat Kartu Pemilih
SURABAYA - Sehari menjelang Pilgub Jatim, beberapa masalah coblosan ternyata belum juga tuntas. Masih ada dua problem besar yang belum semuanya bisa ditangani.

Salah satu yang paling kasat mata adalah pendataan pemilih. KPU Jatim selaku lembaga pelaksana pilgub mengakui hal itu.

Setidaknya, ada beberapa problem seputar data pemilih. Yang pertama terkait validitas data. Di Surabaya misalnya, di beberapa kelurahan, ternyata masih banyak ditemukan pemilih yang tidak masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT). Contohnya di Kelurahan Petemon.

Di beberapa daerah juga ditemukan kasus pemilih yang tercatat ganda. Ada juga warga yang sudah meninggal dunia, tapi masih masih masuk daftar. Juga, pemilih tercatat bukan di tempat tinggalnya. Alhasil, muncul indikasi penambahan jumlah pemilih.

Belum lagi, banyak ditemukan warga yang tidak masuk dalam DPT. "Sebenarnya, kami sudah berusaha maksimal. Tapi, harus diakui, tidak mudah mendata seluruh warga sampai tuntas," kata anggota KPU Surabaya Fordinal Sihombing.

Kasus serupa muncul di Kota Batu. Di sini banyak ditemukan pemilih ganda. KPU Batu mendapatkan laporan dari beberapa PPS (panitia pemungutan suara) bahwa banyak ditemukan pemilih ganda setelah KPUD membagikan kartu pemilih. Indikasi ini makin kuat setelah ditemukan peningkatan sangat tajam pada DPT yang diberikan KPU Jatim ke KPU Batu.

Kasus unik terjadi di Situbondo. Di RT 01, RW 01, Kelurahan Dawuhan, Kecamatan Situbondo, ditemukan seorang bocah berumur tiga tahun juga mendapatkan kartu pemilih. Nama dan alamat dalam kartu itu persis dengan identitas sang bocah. "Ini lihat, namanya khan Farisin. Alamatnya juga persis. Padahal, di RT 01 RW 01 ini tidak ada pemilik nama Farisin selain anak saya," kata Ridwan, ayah sang bocah, kemarin (22/7).

Yang beda, tanggal lahir sang bocah. Di dalam kartu pemilih itu, disebutkan bahwa pemiliknya lahir pada 09-04-1980. Padahal, usia Farisin saat ini baru tiga tahun.

Karena tidak ada pemilik lain nama Farisin, kartu pemilih itu pun akhirnya diserahkan kepada orang tua Farisin. "Jadi, keluarga saya dapat semua kartu pemilih. Saya, suami saya, juga anak saya ini," timpal sang ibu, Devita Qamariah.

Kasubbag Teknis Penyelenggara KPU Situbondo Zainudin Anis tidak mengelak tentang banyaknya kartu pemilih yang tidak sesuai. Dia juga tidak membantah soal adanya pemilih yang tidak mendapatkan kartu pemilih. Kesalahan kartu pemilih itu berasal dari hasil cetakan KPU Jawa Timur. "Jadi, DPT yang kami olah sudah benar. Dan, itu sudah dikopi pihak provinsi. Tetapi, setelah dicetak, ternyata banyak kesalahan. Bisa jadi, data yang digunakan itu data yang belum diolah," katanya kepada Radar Banyuwangi (Grup Jawa Pos) kemarin.

Ketua Pokja Pendataan Pemilih KPU Jatim M. Nabil tidak menampik adanya problem tersebut. Namun, dia menolak jika kasus itu dikategorikan sebagai penggelembungan suara. "Tidak ada yang namanya penggelembungan. Yang ada adalah pencatatan ganda," katanya.

Yang menarik, KPU Jatim sejak awal telah memprediksi problem pencatatan ganda pada pemilih pasti akan terjadi. Ini tidak lepas dari sistem administrasi kependudukan di Jatim yang belum sempurna.

Apalagi, kata Nabil, mobilitas penduduk Jatim tergolong tinggi. "Misalkan, warga Surabaya sudah lama di Malang. Dia akhirnya tercatat di dua tempat. Tapi, bagi kami, itu masih bisa diatasi," katanya.

Ironisnya, KPU tidak punya cara jitu untuk menyelesaikan kasus itu. Mereka hanya berharap agar tinta suara yang dipakai dalam coblosan nanti berfungsi maksimal sehingga tidak ada pemilih ganda.

Selain itu, KPU juga menginstruksi seluruh petugas KPPS (kelompok panitia pemungutan suara) di tiap TPS untuk mengawasi seluruh pemilih agar kemungkinan satu pemilih mencoblos lebih dari sekali bisa diatasi.

Problem lain yang belum sepenuhnya tuntas adalah distribusi kartu pemilih serta formulir C-6 KWK (undangan pemilih). Sampai kemarin, masih banyak pemilih terdaftar yang belum kebagian formulir tersebut. Selain itu, distribusi formulir pemilihan juga tidak merata.

Mengapa itu terjadi? Ketua Divisi Logistik KPU Jatim Didik Prasetiyono mengatakan, problem tersebut muncul karena kebijakan PPS (panitia pemungutan suara) di setiap kelurahan. "Mereka memilih untuk mendistribusikan kartu dan formulir itu pada H-1. Mereka khawatir nanti hilang. Karena itu, tidak ada masalah," katanya.

Bagaimana soal kekurangan formulir untuk coblosan yang tidak merata? Didik meminta agar panitia mengopi kekurangan itu jika diperlukan. "Khusus kartu suara dan beberapa logistik lain tidak boleh digandakan. Dan, logistik itu tidak ada masalah," ujarnya.

KPU Jatim menargetkan angka golput dalam pilgub Jatim maksimal 30 persen. Target ini berdasar asumsi hasil pilbup/pilwali di beberapa daerah di Jatim. "Angka golput di tiap pilkada kita jadikan patokan. Tapi, tetap melakukan evaluasi agar golput di daerah itu bisa ditekan dalam pilgub nanti. Makanya, 30 persen cukup realistis," kata Didik.
 
14022large.jpg

Karsa-Kaji Masuk Final
Berdasar Quick Count Sejumlah Lembaga Survei


SURABAYA - Pemilihan gubernur Jawa Timur kemarin ternyata hanya ibarat babak penyisihan. Karena tidak ada calon yang mencapai perolehan suara 30 persen, harus dilangsungkan babak final.

Berdasar hasil perolehan suara sementara dan quick count (hitung cepat) yang dilakukan sejumlah lembaga riset, hampir pasti pasangan Karsa (Soekarwo-Saifullah Yusuf) dan paket Kaji (Khofifah Indar Prawansa-Mudjiono) masuk final. Waktunya akan ditetapkan KPU Jatim, namun diperkirakan sekitar tiga bulan mendatang.

Seluruh lembaga kajian yang melakukan penghitungan cepat mengumumkan hasil yang mirip. Dua teratas ditempati Karsa dan Kaji. Kemudian berturut-turut S-R (Sutjipto-Ridwan Hisjam), Salam (Soenarjo-Ali Machsan Moesa), dan terakhir adalah Achsan (Achmady-Suhartono). Yang membedakan dari hasil riset itu hanya persentase perolehan suara.

Pusde-HAM (Pusat Studi Demokrasi dan HAM) yang mengaku telah menghitung 100 persen sampelnya, misalnya, menempatkan Karsa yang didukung Partai Demokrat, PAN, dan PKS meraih 27,18 persen, Kaji yang diusung PPP dan sejumlah partai nonparlemen 24,93 persen, S-R yang dijagokan PDIP 21,36 persen, Salam yang diusung Partai Golkar 18,74 persen, dan Achsan dari PKB 7,78 persen. Hasil quick count lain bisa dilihat di grafis.

Hasil penghitungan cepat itu memang bukan hasil akhir. Namun, berdasar pengalaman selama ini, hasil quick count Pusde-HAM, LSI (Syaiful Mujani), dan LSI ( Denny J.A.) menunjukkan tingkat akurasi yang baik. Sampling error 1 hingga 5 persen.

Hasil yang sah adalah penghitungan suara manual yang dilakukan KPU Jawa Timur. Namun, hasil penghitungan suara sementara KPUD di beberapa kabupaten dan kota pun menunjukkan pasangan Karsa dan Kaji berada pada dua teratas.

Misalnya di Kabupaten Sidoarjo. Hingga pukul 23.00 tadi malam, pasangan Kaji meraup 11.494 suara, disusul Karsa 8.112 suara, S-R 5.953 suara, Salam 5.898 suara, dan Achsan 4.188 suara. Di Kabupaten Bojonegoro hingga pukul 22.00 tadi malam, Karsa mengumpulkan 161.114 suara, Kaji 151.010 suara, Salam 117.810 suara, S-R 87.606 suara, dan Achsan 25.431 suara. Di Lamongan, Karsa sementara mengumpulkan 172.175 suara, Kaji 169.132 suara, S-R 139.739 suara, Salam 90.506 suara, dan Achsan 46.164 suara.

Data dari KPUD Tuban sedikit berbeda. Di kabupaten ini, hingga pukul 2a2.00 tadi malam, pasangan Salam unggul dengan memperoleh 148.747 suara. Disusul Kaji 117.481 suara, S-R 108.597 suara, Karsa 91.707 suara, dan Achsan 33. 611 suara.

Di Kota Batu, hingga pukul 21.00 tadi malam, Salam juga unggul dengan 24.413 suara. Disusul Kaji dengan 20.952 suara, SR 19.778 suara, Karsa 19.250 suara, dan Achsan 3.207 suara. Di Kabupaten Malang, pasangan SR yang sementara memimpin dengan 231.135 suara. Disusul Salam 207.641 suara, Kaji 160.954 suara, Karsa 127.317 suara, dan Achsan 47.629 suara.

Meski Karsa dan Kaji tampak bersaing ketat, bukan tidak mustahil muncul kejutan. Yakni, ada pasangan yang mampu meraih lebih dari 30 persen, sebagai syarat menang satu putaran. Apalagi, ada juga lembaga riset, yakni Puskaptis, yang perhitungannya menempatkan Karsa dengan perolehan suara 31,34 persen.

Hasil mayoritas quick count yang menyebutkan tidak ada satu kandidat yang mampu meraih 30 persen suara, langsung disikapi serius KPU Jatim. Lembaga penyelenggara pilgub itu berancang-ancang menyiapkan perhelatan putaran kedua.

"Prinsipnya, kami tidak menjadikan hasil quick count sebagai acuan. Kita tunggu hasil manual. Tapi, hasil ini merupakan warning bagi kami untuk segera menyiapkan putaran kedua," kata Ketua Divisi Kampanye KPU Jatim Didik Prasetiyono.

Sesuai jadwal yang ditetapkan KPU Jatim, penghitungan suara resmi baru diumumkan pada 4 Agustus mendatang. Sebab, KPU tetap mengacu pada hasil penghitungan manual.

Jika memang terjadi dua putaran, seperti apa mekanismenya? Menurut Didik, setelah mengumumkan hasil penghitungan resmi, KPU langsung meloncat pada tahap sosialisasi, masa kampanye kedua, dan coblosan.

Hanya, kata Didik, ada beberapa problem penting yang harus segera dicarikan solusi. Di antaranya masalah kartu suara dan logistik lain pilgub. Selain itu, KPU harus segera memperbaiki data pemilih. Pasalnya, dua bulan ke depan, mobilitas status pemilih berubah cukup cepat.

Apalagi, berkaca pada coblosan putaran pertama, ditemukan banyak penduduk yang gagal memberikan hak suara akibat namanya tidak terdaftar dalam DPT (daftar pemilih tetap). "Tentu itu PR terbesar buat kami," katanya.

Yang jelas, rencana putaran kedua pilgub benar-benar membuat KPU Jatim pusing. Pasalnya, ada dua problem besar yang bisa menghambat pelaksanaannya. Pertama soal waktu. Sebab, tak lama lagi masuk bulan puasa dan Lebaran. Problem kedua, masa jabatan para anggota KPU berakhir pada 31 September. Artinya, jika perhelatan putaran kedua digelar, status keanggotaan mereka juga tidak jelas. Karena itulah, mereka berancang-ancang segera berkonsultasi ke KPU pusat.

Bagaimana dengan anggaran? DPRD Jatim sudah menetapkan anggaran tersebut. Yakni, Rp 225 miliar. Rencananya, sebagian besar dialokasikan untuk honorarium serta uang lembur anggota KPU provinsi, KPU kabupaten/kota, hingga KPPS (kelompok panitia pemungutan suara) di seluruh TPS selama dua bulan, plus logistik baru untuk putaran kedua. "Kami sudah merancang kebutuhan untuk putaran kedua. Jika sudah ditetapkan, akan kami umumkan," imbuh anggota KPU Jatim M. Nabil.

Jika benar-benar dilangsungkan dua putaran, pentas pilgub Jatim bakal menghabiskan dana Rp 650 miliar. Sebab, sebelumnya pemprov menggelontorkan dana putaran pertama senilai Rp 425 miliar.
 
Cari Korban Lain, Polisi Keler Ryan
JOMBANG - Dugaan masih adanya mayat lain yang dikubur di kebun belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Jombang, semakin mendekati kenyataan. Kemarin tim penyidik Polda Metro Jaya, Polda Jatim, dan Polres Jombang kembali menggelandang Feri Idham Heriyansah alias Feriansyah alias Ryan ke rumahnya.

Penyidik direncanakan kembali menyisir kebun rumah tersangka. Sangat mungkin akan dilakukan penggalian kembali untuk mencari kemungkinan korban lain selain empat mayat yang telah ditemukan Senin (21/7). Salah satu tempat yang dicurigai adalah bawah septic tank.

Sayang, banyaknya warga yang datang ke TKP membuat petugas sulit melakukan tugasnya. Penggalian pun batal. Padahal, tersangka Ryan sudah digelandang ke dalam rumah. Akhirnya, petugas hanya mengambil sejumlah barang bukti. Dengan petunjuk Ryan, petugas mendapatkan sepuluh kantong plastik besar berisi berbagai barang. Menurut sumber tepercaya Radar Mojokerto (Grup Jawa Pos) di kepolisian, sebagian besar bungkusan tersebut berisi tas, jaket, dan pakaian korban. Selain pakaian, juga terdapat perhiasan, kaset VCD, dan buku tabungan milik tersangka Ryan.

Saat Ryan diminta untuk menunjukkan barang-barang milik korban, warga sekitar sudah memadati areal kebun. Mereka sudah menduga akan dilakukan pembongkaran septic tank. Selang setengah jam, Ryan kembali dibawa ke luar rumah. Ryan langsung dibawa ke Kediri untuk melacak kerabat Grandy, warga negara Belanda yang juga jadi korban. Selain itu, fokus petugas saat ini adalah menggali keterangan dari sejumlah saksi. Termasuk mencari mayat dua korban lagi, yang diduga sebagai Zainal Abidin dan Agustinus.

Kanit Jatanras Direskrim Polda Jatim AKP Wahyu belum bersedia memberikan banyak keterangan mengenai hal tersebut. Dia hanya meminta masyarakat turut membantu kerja keras polisi. Caranya, memberikan informasi dan keterangan yang berkaitan dengan Ryan. Termasuk, kemungkinan adanya tempat-tempat mencurigakan, yang mungkin menjadi kuburan korban-korban Ryan. ''Lebih rincinya, tunggu pengembangan," kata Wahyu.

Sementara itu, kasus jagal Ryan menyita perhatian petinggi Mabes Polri. Kapolri Jenderal Pol Sutanto dan Kabareskrim Komjen Pol Bambang Hendarso Danuri memberikan perhatian pada kasus pembunuhan berantai bermotif harta dan asmara sejenis tersebut. Meski begitu, penyimpangan semacam itu dinilai bukan gejala penyimpangan masyarakat secara luas, namun hanya kasuistis dan personal.

"Ini kasuistis yang dialami pelaku. Ini sesuai dengan yang bisa kita ungkap," kata Kapolri setelah penganugerahan tanda kehormatan bintang gerilya dan bintang bhayangkara utama kepada sejumlah Pati Mabes Polri kemarin. Mantan Kapolda Jatim itu melanjutkan, berdasar laporan penyidikan Polda Metro Jaya yang sampai kepadanya, mungkin masih ada korban lain yang hingga kini belum ditemukan. "Kami masih mencari yang lain."

Pernyataan yang sama diungkap Kabareskrim. Mantan Kaditserse Polda Jatim tersebut juga menerima laporan bahwa korban Ryan lebih dari lima orang. "Ada yang lain. Ini yang kita telusuri," kata Bambang. Jenderal bintang tiga itu lantas mengenang bahwa kasus semacam itu pernah terjadi saat dirinya berdinas di Jawa Timur. Yakni seorang perempuan yang membunuh secara berantai karena masalah uang.

Direskrim Polda Metro Jaya Kombes Pol Carlo B. Tewu mengatakan, pihaknya kini menunggu penuntasan kasus Ryan yang sedang ditangani Polda Jatim. "Berkas dan tersangka ada di Surabaya," katanya di sela-sela rakernis direskrim dan dirintelkam di Jakarta.
 
Basofi Soedirman Tak Berani Komentar Soal Hajatan Bakrie




Minggu, 27 Juli 2008 | 14:56 WIB

JAKARTA, MINGGU - Mantan gubernur Jawa Timur, Basofi Soedirman, tidak berani komentar soal pernikahan Adinda Bakrie, keponakan orang terkaya Indonesia Aburizal Bakri yang juga Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Pernikahan Adinda menuai kontroversi karena persoalan lumpur lapindo belum selesai.

"Saya enggak berani komentar soal itu. Itu haknya (untuk mengadakan resepsi besar-besaran). Nanti dikira ngiri. Enggak boleh ya," ujar Basofi saat temu wartawan di Cafe Galeri Taman Ismail Marzuki Jakarta, Minggu (27/7).

Namun, dia mengatakan dalam situasi perekonomian seperti saat ini, diperlukan jiwa sosial tinggi untuk menolong sesama. Apalagi dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak yang menyebabkan beberapa harga kebutuhan pokok, naik. "Situasi sekarang amal sosialnya harus gede," jelasnya.
 
PMB Rekomendasikan 13 Nama Capres


Minggu, 27 Juli 2008 | 14:20 WIB

JAKARTA, MINGGU - Partai Matahari Bangsa (PMB) merekomendasikan 13 tokoh nasional yang dianggap layak untuk dicalonkan sebagai presiden pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2009.

Rekomendasi nama 13 tokoh yang berpeluang masuk bursa kepemimpinan nasional tersebut merupakan hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Jakarta, Minggu (27/7).

Ketiga belas tokoh tersebut adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Umum PMB Imam Addaruqutni, mantan Ketua Umum PP Muhammdiyah M Amien Rais, Mensesneg Hatta Radjasa, mantan Menteri Agama Malik Fajar, dan Ketua PP Aisyiah Chamamah Suratmo.

Selain itu, mantan Ketua DPR Akbar Tandjung, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, tokoh muda Muhammadiyah Jefrie Geovanie, Ketua Komisi Yudisial Busyro Muqoddas, Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Ashiddiqie, mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Hajriyanto Y Tohari, dan Kapolri Sutanto.

Seusai menutup Rapimnas, Ketua Umum PMB Imam Addaruqutni mengatakan, pihaknya akan terus mengamati dan memonitor perkembangan ke-13 tokoh tersebut di masyarakat. "Nama-nama tersebut nantinya diharapkan akan mengerucut menjadi satu nama menjelang Pilpres 2009," katanya yang didampingi Sekjen Ahmad Rofiq dan jajaran pengurus PMB lainnya.

Imam menambahkan, masih ada waktu sekitar setahun untuk memproses ke-13 nama tersebut hingga mengerucut menjadi satu nama. "Kita punya formulanya, kemungkinan konvensi atau pemilu raya di kalangan intern PMB juga bisa. Peluang lewat konvensi 80-90 persen. Namun, yang jelas, kita akan jalin komunikasi intensif dengan 13 tokoh itu," katanya.

Mengenai tidak masuknya nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla di antara 13 nama itu, Imam mengatakan, para peserta Rapimnas menginginkan pemimpin nasional alternatif yang mampu membawa perubahan.

Menurutnya, PMB ingin agar masyarakat tidak terjebak pada polarisasi terhadap satu figur sehingga masyarakat perlu dihadapkan pada pilihan alternatif. "Sri Sultan memiliki hubungan historis dengan Muhammadiyah karena pendiri Muhammadiyah, yakni KH Ahmad Dahlan, pernah menjadi rujukan keraton, sedangkan Kapolri Jenderal Pol Sutanto dianggap memegang peranan penting dalam masalah keamanan," katanya.

Ketika ditanya masuknya nama Amien Rais, Imam mengatakan, Amien termasuk tokoh populer dan tokoh reformasi sehingga meski berbeda pendapat tetapi PMB tidak bermusuhan dan menganggap sebagai tokoh nasional yang masih "gemerlap". "Apalagi di partainya yang lama (PAN), beliau tidak lagi disebut-sebut sebagai capres," katanya.

Rapimnas PMB itu juga menargetkan mendapatkan sebanyak 1.700.000 kader dan berupaya memperoleh suara sebesar 7 persen pada Pemilu 2009. "Kita akan berusaha melewati perolehan suara ataupun kursi di DPR sebesar 7 persen. Kalau bisa dapat 10 persen kursi di DPR alhamdulillah, tetapi target kita adalah lolos ketentuan electoral threshold dan parliamentary threshold," kata Imam.

Rapimnas PMB yang berlangsung 25-27 Juli itu merupakan yang pertama kali sejak ditetapkan sebagai parpol peserta Pemilu 2009 oleh Komisi Pemilihan Umum.
 
Presiden Yudhoyono Tiba di Bali


Minggu, 27 Juli 2008 | 14:13 WIB

BALI, MINGGU - Dengan pesawat khusus Boeing 737-500 Garuda Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama rombongan, Minggu (27/7) siang Waktu Indonesia Bagian Tengah (Wita) mendarat di Bandar Udara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Didampingi Ibu Negara Ny Ani Bambang Yudhoyono, Presiden disambut jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Bali. Dalam kunjungan kerja selama dua hari ini, Presiden Yudhoyono antara lain dijadwalkan akan membuka pertemuan intenasional mengenai kedit mikro atau "The Asia Pasific Regional Microcredit Summit 2008" di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali.

Di acara ini, ikon kredit mikro internasional, yang juga pemenang hadiah Nobel Perdamaian 2007, Prof Muhammad Yunus, akan hadir di tengah-tengah konferensi. Pertemuan ini dijadwalkan akan dibuka resmi oleh Presiden Yudhoyono pada Senin (28/7) pukul 09.30 WIB. Acara Presiden pada Minggu sore hingga malam, sesuai dengan jadwal yang ada di buku acara, tertulis tidak ada sama sekali. Justru tertulis di buku acara, setelah tiba di Suite Kepresidenan pukul 16.00 Wita, Presiden melakukan santap malam pribadi.

Beberapa hari sebelumnya, Presiden Yudhoyono semula direncanakan tidak menginap dan hanya berangkat Senin subuh dan kembali ke Jakarta, Senin sore. Wartawan yang menyertai kunjungan Presiden, sebelumnya sempat diberitahu oleh staf Biro Pers dan Media Massa Rumah Tangga Kepresidenan apabila perjalanan pulang pergi pada hari Senin itu.

Namun, dua hari sebelum berangkat ada perubahan bahwa Presiden akan berangkat sehari lebih maju dari rencana keberangkatan semula. Belum diketahui apa alasan perubahan keberangkatan ini.

Dalam kunjungan kerja kali ini, Presiden Yudhoyono didampingi Pelaksana Tugas (Plt) Menko Perekonomian yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali, Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjasa, Kepala Rumah Tangga Kepresidenan Ahmad Rusdi, serta Sekretaris Militer Mayjen TNI Budiman.

Gubernur Bank Indonesia Boediono tidak ikut menyertai. Namun, bergabung di Bali. Presiden Yudhoyono direncanakan pulang ke Jakarta, Senin (28/7) sore pukul 15.00 Wita.
 
PKB Insya Allah Akan Islah

Minggu, 27 Juli 2008 | 13:51 WIB

SURABAYA, MINGGU - Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar belum mempertimbangkan isyarat damai dari Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Syarat itu harus dibicarakan bersama pengurus DPP lainnya.

Muhaimin mengatakan, DPP baru akan membahas itu pada Rabu (30/7). Dalam rapat itu akan dibicarakan apa saja yang harus dilakukan dengan isyarat damai dari Gus Dur. "Insya Allah akan islah," ujarnya di Surabaya, Minggu (27/7).

Meskipun demikian, ia menyatakan keputusan itu tidak bisa dibuatnya sendiri. Ia harus melibatkan pengurus lain karena berkaitan dengan organisasi.


Gus Dur Diminta Selamatkan PKB
Sabtu, 26 Juli 2008 | 16:27 WIB

JAKARTA, SABTU - Usai melakukan pertemuan dengan KH Abdurrachman Wahid atau Gus Dur, tujuh mandataris DPW PKB yang mewakili DPW PKB seluruh Indonesia mengeluarkan pernyataan sikap. Empat butir pernyataan sikap itu dibacakan oleh Ketua Mandataris DPW PKB Gorontalo Jerson Hubu di Gedung PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (26/7) sore.

Salah satu butirnya, meminta Ketua Umum Dewan Syura PKB, Gus Dur untuk segera mengambil langkah penyelamatan partai dari berbagai upaya pemecahbelahan partai.

"Memohon kepada Ketua Umum Dewan Syura KH Abdurrahman Wahid sebagai pemegang kendali tertinggi partai untuk segera mengambil langkah penyelamatan partai, dari upaya pemecahbelahan partai, baik dari dalam maupun luar partai. Dan menata ulang serta membersihkan segenap jajaran dari berbagai pihak yang mengganggu keutuhan partai," demikian Jerson membacakan butir ketiga pernyataan sikap.

Butir pertama, pemerintah dinilai terlalu jauh mencampuri persoalan internal PKB dan nyata-nyata melanggar azas independensi suatu partai politik yang telah dijamin UU. "Keputusan MA terlalu sarat dengan nuansa kepentingan politik pemerintah daripada keadilan umum," kata Jerson.

Meski demikian, perwakilan DPW PKB menyatakan mendukung sepenuhnya Rapat Dewan Syura DPP PKB yang telah menerima ketetapan MA, termasuk pembentukan Tim Mediasi untuk segera menyelesaikan persoalan perbedaan pandangan antar jajaran Tanfidz DPP. "Pembentukan tin mediasi merupakan suatu langkah konkret yang tugasnya menyelesaikan konflik internal PKB," tegas Ketua Mandataris DPW DIY Agus Wiyarto.
 
Nara Masih Takut dengan Polisi

133350p.jpg


133426p.jpg


Minggu, 27 Juli 2008 | 13:26 WIB

JAKARTA, MINGGU - Ternyata 'rayuan' dan goyangan polisi pada puncak perayaan Hari Anak Nasional di sepanjang Jalan Thamrin, Jakarta, Minggu (27/7), tak berpengaruh pada anak jalanan. Nara contohnya. Pengamen jalanan itu masih saja takut kepada polisi, meski terlihat akrab bernyanyi bersama polisi dan polisi wanita di booth Ditlantas Polda Metrojaya. Alasannya sederhana, takut ditangkap. |

Nara punya pengalaman pahit yang sulit dihapus dari benaknya. "Dulu pernah kegaruk (tertangkap). Masih takut," ujarnya.

Menanggapi ini, Kasidikmas Ditlantas Polda Metrojaya Komisaris (pol) Warsinem, mengatakan ini lah yang terus disosialisasikan kepada anak-anak. "Kami tidak memungkiri itu selalu ada, kami sedang berusaha. Tapi hal yang paling penting itu tentang kedisiplinan mereka," kilahnya.
 
Suasana Kembali Memanas di Sekitar Kampus Setia

123310p.jpg

Minggu, 27 Juli 2008 | 12:25 WIB

JAKARTA, MINGGU - Situasi di depan Sekolah Tinggi Teologia Injil Aramastar (Kampus Setia) kembali memanas siang ini setelah terjadi bentrokan dini hari tadi. Tampak di lokasi sekitar dua kompi aparat kepolisian dari Polda Metro Jaya yang diturunkan untuk mengamankan keadaan.

Beberapa warga masih tampak bersiaga menutup jalan menuju kampus. Setiap orang yang keluar masuk jalan tersebut diperiksa warga yang memakai penutup kepala dan membawa senjata tajam, seperti bambu yang diruncingkan, sabit, dan beberapa senjata tajam lain. Pintu gerbang di depan Kampus Setia dijaga aparat kepolisian.

Suasana memanas karena dikabarkan ada rombongan satu truk yang akan membantu pihak mahasiswa Kampus Setia dari luar. Sejak pukul 09.00, imbauan dari Masjid Baiturohim terdengar mengingatkan warga untuk bersiaga. Menurut keterangan salah seorang warga RT 01, beberapa keluarga di RW 05 sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman.

"Beberapa warga sudah meninggalkan rumah sejak pagi tadi. Ada yang ke rumah saudara. Saya juga mau ngungsi karena siang sampai malam bakal rusuh kata warga yang siap-siap di dekat masjid tadi," ujar ibu yang enggan disebut namanya.

Padahal, suasana pagi di sekitar lokasi Kampus Setia, Kampung Pulo, Kelurahan Pinang Ranti, Jakarta Timur, itu sudah kondusif. Selepas kebaktian Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) yang berada di dalam kompleks Kampus Setia sekitar pukul 09.30, suasana masih kondusif. Menurut salah satu petugas Kampus Setia, kebaktian hari Minggu yang biasanya diadakan dua kali, hari ini hanya digelar satu kali pada pukul 07.00.

Sampai siang ini, berdasar pantauan Kompas.com, keadaan masih terkendali. Hanya ada beberapa warga yang meneriakkan kata ejekan kepada aparat kepolisian, tetapi tidak ditanggapi.
 
11 Persen Anak Jakarta Tidak Punya Akta Lahir
134202p.jpg


Minggu, 27 Juli 2008 | 11:45 WIB

JAKARTA, MINGGU - Perlindungan anak belum menjadi kepedulian kolektif dari pemerintah dan masyarakat. Ini misalnya tercermin dari masih banyaknya anak Indonesia yang belum memiliki akta lahir. Hal tersebut tidak hanya dirasakan anak-anak di pelosok daerah, tetapi juga di Jakarta.

"Sekitar 11 persen dari populasi anak Jakarta belum memiliki akta lahir," tutur Direktur Nasional World Vision Indonesia Trihari Saptoadi pada konferensi pers perayaan Hari Anak Nasional 2008 yang diadakan di Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Minggu (27/7). Acara tersebut bertema "Penuhi Hak Kami, Catatkan Kami sebagai Anak indonesia."

Menurut Trihadi, angka yang lebih mencengangkan datang dari Unicef. Menurut survei badan PBB itu, pada tahun 2000 sekitar 60 persen anak indonesia belum mendapatkan akta lahir.

Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan ketidaktahuan orangtua yang umumnya berasal dari kalangan tidak mampu. Hal lainnya, pemerintah masih mempersulit orangtua dalam memperoleh akta lahir.

"Biaya pengurusan akta lahir berkisar dari Rp 50.000 hingga Rp 300.000, tergantung daerah. Jika orangtua tidak mengurusnya dalam 60 hari setelah kelahiran, orangtua harus pergi ke pengadilan untuk mengurusnya. Hal ini menyulitkan masyarakat miskin," kata Trihadi. (C9-08)
 
Imam Samudera: Sampai Maut Menjemput Aku tak Menyesali

190545p.jpg


Sabtu, 26 Juli 2008 | 16:42 WIB

"TIDAK untuk bersedih. Bergembiralah, karena aku dan kawan-kawan telah melakukan transaksi sesuai dengan firman Allah. Itulah sebuah kemenangan besar. Sampai maut menjemput, aku tidak pernah menyesali. Aku tidak ingin memohon grasi kepada hukum kafir. Kugenggam, kugigit kuat- kuat Islam." sepenggal pernyataan Imam Samudera, kata Lulu Jamaludin, adik kandungnya.

Dalam pertemuannya, Lulu juga sempat bertanya sekaligus berdiskusi tentan alasan kakak kandungnya ini memilih Bali sebagai tempat berjihad. Imam Samudera, kata Lulu, menyatakan pertanyaan itu bukanlah persoalan enteng untuk bisa dijawab.

"Yang jadi sasaran utama adalah bangsa penjajah seperti Amerika serta para sekutunya yang berkumpul di Bali. Jadi, bukannya tempat sasaran. Adanya pembantaian massal terhadap umat Islam di Afghanistan pada bulan Ramadhan tahun 2001. Bangsa-bangsa penjajah membantai bayi-bayi tak berdosa," kata Imam Samudera.

Imam Samudera meyakini, perjalanan hidup di dunia adalah untuk menuju perjalanan berikutnya, Surga. "Siapa yang lebih menepati janjinya daripada Allah? Bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu. Itulah kemenangan yang benar," tegas Imam Samudera.

Dalam kesempatan bertemu dengan kakaknya itu, soal berita acara perkara (BAP) juga menjadi bahwa pembicaraan. Dalam tuntutannya, kata Lulu, Imam Samudera dianggap
memenuhi tuntutan pasal 15 Perpu, tindakannya memenuhi unsur kejahatan luar biasa.

"Aku sama sekali tidak gamang atau menjadi takut. Malah, aku berkata pada penyidik, mengganti kata-kata, sangat luar biasa. Kematian hanyalah sepenggal episode. Kemudian,
hidup kekal abadi. Para mukmin merasakan penderitaan serta kesakitan dan lara," urainya.

"Begitu juga yang lain (kaum kafir). Tapi, ada bedanya. Kaum mukmin mendapat rahmat Allah, mereka tidak. Semoga Allah meneguhkanku di atas jalan Islam ini, sampai malaikat menjemput. Saksikanlah, kami adalah orang-orang muslim," urai Imam Samudera.
 
Serang (August 06,2008) : Keluarga terpidana mati kasus bom Bali, Imam Samudra tampak tenang menjelang eksekusi Imam Samudra. Tak ada persiapan khusus yang mereka lakukan. Semua berjalan seperti biasa.

Pihak keluarga dan Tim Pembela Muslim (TPM) hanya berencana mengunjungi Imam Samudra dalam waktu dekat. Kemungkinan ini kunjungan terakhir. Mereka hendak membicarakan persiapan eksekusi terhadap Imam samudra.

Agus Setiawan, anggota TPM, mengatakan sampai Kejaksaan Tinggi Bali belum memberitahukan waktu eksekusi. Kejati Bali hanya mengatakan eksekusi mati akan dilakukan menjelang bulan Ramadhan, artinya bisa Agustus atau September 2008.
 
Tersinggung, Kepala Istri Dikapak hingga Tewas

144220p.jpg


Sabtu, 9 Agustus 2008 | 13:37 WIB

PALANGKARAYA, SABTU - Diduga hanya lantaran tersinggung oleh ucapan sang istri, Yoko Wijaya (39), warga Jl Masjid Baiturrahim, Kampung Tanah Mas, Kecamatan Baamang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, tega menganiaya Tuti Utmai (31) hingga tewas, Jumat (8/8) pagi.

Yoko seperti tidak peduli, wanita yang dihabisinya dengan sebilah kapak itu telah memberinya satu orang anak berusia 8,5 bulan. Setelah istrinya tewas, pelaku langsung menyerahkan diri ke polisi sambil menggendong anak bayinya.

Informasi yang diperoleh, peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 06.30 WIB. Belum diketahui motif sebenarnya, tapi masalah ekonomi diduga menjadi latar belakang pertengkaran yang berujung peristiwa menggemparkan itu.

Pelaku dan korban terlibat pertengkaran hebat. Diperkirakan karena tak bisa membendung emosinya, Yoko kalap dan menyerang Tuti Utmai menggunakan kapak, hingga wanita pendamping hidupnya itu tewas dengan luka parah di kepala.

Beberapa warga yang mendengar teriakan korban langsung mendatangi lokasi. Warga sangat kaget ketika mendapati ibu satu anak itu sudah tak bernyawa dengan tubuh bersimbah darah di dalam rumahnya. "Kami mendapati korban meninggal dan bersimbah darah," kata Wagiman, tetangga korban.

Seusai membunuh istrinya, pelaku langsung meninggalkan lokasi kejadian dan membawa anaknya yang masih tidur. Pelaku yang berprofesi sebagai pedagang ayam langsung menyerahkan diri ke Polsek Baamang untuk menghindari amukan warga.

Kapolres Kotim AKBP Djihartono melalui AKP R Sanatha A membenarkan pembunuhan tersebut. Menurutnya, saat ini pelaku masih dalam pemeriksaan intensif oleh penyidik. Barang bukti berupa kapak berlumuran darah yang diduga digunakan pelaku telah diamankan.

Dari pemeriksaan sementara, kata dia, pelaku mengakui perbuatannya itu karena tersinggung atas perkataan istrinya yang menyebut pelaku miskin dan mengaitkannya dengan etnis pelaku.

"Untuk sementara, pelaku diduga membunuh istrinya karena tersinggung. Pelaku diancam hukuman 15 tahun penjara sesuai Pasal 338 KUHP karena menghilangkan nyawa seseorang," katanya. (ck1)
 
Balada Dua Nenek di Rumah Tua

074326p.jpg


Sabtu, 9 Agustus 2008 | 07:45 WIB

"Dia belum meninggal, cuma jatuh dari tempat tidur," kata Louisje Komala (81) saat polisi dan pihak RW 04 menanyakan tentang kakaknya, Erfienne Komala (83). Selama lebih dari 20 tahun, dua kakak beradik itu hanya tinggal berdua di sebuah rumah yang terbilang tua di Jalan Latuharhary No 6A, Menteng, Jakarta Pusat, tepat di sebelah GKI Menteng.

Sunarso, seorang petugas koster GKI Menteng, curiga dengan bau busuk yang semakin menyengat dari rumah tersebut. Bersama petugas dari Polsek Menteng dan pihak Gereja Ignatius Menteng, ia membuka paksa pintu rumah dan mendapati Louisje tengah terduduk di kursi ruang tamu yang usang. Sementara Erfienne ditemukan tak bernyawa di kolong tempat tidur kamarnya.

Kondisi Erfienne sangat mengenaskan. Tubuhnya membusuk, perutnya pecah, dan sudah dipenuhi belatung. Cairan pun keluar dari setiap lubang yang ada ditubuhnya. Ia diperkirakan meninggal dunia selama 10 atau 11 hari. Mayat Erfienne langsung dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, untuk diotopsi.

"Waktu pintu dibuka, bau busuknya minta ampun. Waktu ditanya Oma (Louisje) nggak omong apa-apa," kata Sunarso kepada Kompas.com, Jumat (8/8). Rumah itu terbilang tua. Halamannya kotor tak terurus. Meskipun, menurut Sunarso, sekali dalam seminggu ada seorang tukang kebun yang ditugaskan membersihkan halaman.

Di garasi yang sangat kotor, teronggok sebuah lemari kayu yang tak digunakan lagi. Ruang tamunya berantakan, kain-kain usang tersampir di sana-sini. Kamar tempat Erfienne ditemukan meninggal terletak berdampingan dengan kamar lainnya, di sisi kiri ruang keluarga dan berbatasan langsung dengan dapur. Secara keseluruhan, kondisi rumah yang ditempati dua nenek itu sangat kontras jika dibandingkan dengan rumah tetangganya yang apik dan tertata.

Sunarso, yang telah 17 tahun bertugas di GKI Menteng, tak sekalipun pernah berkomunikasi dengan Erfienne dan Louisje. Menurutnya, dua nenek itu sangat tertutup. Ia hanya melihat Louisje keluar rumah setiap hari Selasa, jadwal ia berbelanja di Hero, Gondangdia, Jakarta Pusat. Seorang sopir bajaj, Sukirno, yang selalu mengantar dan menjemputnya.

"Enggak ada yang kenal karena dua-duanya jarang keluar. Saya sebenarnya sudah curiga sejak seminggu yang lalu, ada bau busuk begitu. Tapi baru hari ini semakin curiga. Diajak komunikasi susah, orangnya jarang banget keluar," ujar Sunarso. Tetangga dan Ketua RW 04 Menteng Ny Eko Syamsuddin tak pernah melihat sanak saudara yang mengunjungi mereka.

Sepanjang pengetahuan Ny Eko, keduanya belum menikah. Seorang keponakan tiri mereka yang tinggal di Jalan HOS Cokroaminoto, Jakarta Pusat, pun tak mau mengurus keduanya.

"Saya tadi telepon, tapi kayaknya keberatan untuk mengurus. Katanya, masalah yang membiayai gimana. Kasihan juga sih," kata Ny Eko. Ia mengatakan, sebelum menempati rumah di Jalan Latuharhary, keduanya tinggal di Jalan Tanjung, masih di kawasan Menteng. "Asalnya memang dari keluarga kaya," ujarnya.

Hanya Berinteraksi dengan Sopir Bajaj

Sukirno, sopir bajaj yang selalu mangkal di kawasan Menteng, menjadi satu-satunya orang yang dipercaya Louisje. Hampir tiga tahun terakhir ini dia selalu mengantarkan Louisje ke Hero Gondangdia untuk berbelanja.

"Saya lihat ya belanja pisang, roti, macem-macem. Tapi ya itu, enggak pernah ngobrol," kata Sukirno. Belakangan, Louisje hanya meminta Sukirno untuk datang setiap hari pukul 08.30.

Nenek bertubuh kurus itu meminta Sukirno untuk membelikan makan. Sukirno pun tak curiga dengan apa yang terjadi di dalam rumah. Apalagi, menurutnya, Louisje tak terlalu senang jika ada orang lain yang masuk ke rumahnya.

Minta Mengurus Tabungan di Bank Refsona

Kini Louisje tinggal sebatang kara. Tak ada sanak saudara sepeninggal Erfienne. Petugas polisi, pihak RW 04 Menteng, dan pihak Gereja Loyola membujuk Louisje untuk meninggalkan rumahnya. Ia akan dibawa oleh pihak Gereja Loyola.

Awalnya, Louisje menolak. Hingga akhirnya dia berkata, "Saya mau tanya boleh? Saya punya tabungan di Bank Refsona, Jalan Jenderal Sudirman," katanya. Selanjutnya, Louisje dibantu untuk mengambil dokumen-dokumen yang ada di lemarinya.

Seluruh dokumen itu ia masukkan ke dalam sebuah tas coklat yang usang. Ia minta agar tali tas itu dikalungkan di lehernya. Dengan sebuah kursi roda akhirnya Louisje mau meninggalkan rumah tua itu. Meninggalkan kenangan berpuluh tahun yang dihabiskannya berdua, bersama sang kakak tercinta.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.