4 Pelajaran Dari Liao Fan - Pelajaran Pertama - No. 1
SEMUANYA ADALAH KARMA, SEDIKITPUN BUKAN UPAYA MANUSIA ??
Saya (Liao Fan) sudah tidak mempunyai ayah sejak usia muda. Ibu berpendapat bahwa dengan mempelajari ilmu pengobatan akan merupakan jaminan untuk masa depan, apalagi sekaligus bisa dapat untuk menolong oran glain. Dengan mempunyai ketrampilan, saya tidak perlu lagi khawatir untuk mempertahankan kehidupan, Di sampin gitu, saya akan menjadi terkenal, sesuai dengan harapan yang dimiliki Ayah pada saya. Jadi, saya menurut kehendak Ibu dan melepaskan impian saya untuk menjadi seorang terpelajar yan glulus pada ujian kerajaan agar dapat bekerja sebagai seorang pejabat pemerintahan.
Suatu hari dalam perjalanan, saya bertemu dengan orang tua di Kuil "Mega Penghibur". Dia mempunyai janggu yang panjang dan kelihatan arif bijaksana. Saat saya memberi hormat kepadanya, dia memberitahu saya, "Anda seharusnya menjadi orang terpelajar. Anda ditakdirkan untuk menjadi pejabat pemerintahan. Tahun depan Anda akan lulus dari ujian tingkat pertama. Mengapa tidak berusaha belajar?" Saya menjelaskan alasan saya, dan kemudian menanyakan namanya. Oran gtua tersebut berkata,"Saya bermarga Kong, dari propinsi Yunan. Saya mempunyai suatu buku penting di bidang astrologi,. Dari buku tersebut saya mewarisi pengetahuan dari Shou-zi dan saya akan meneruskannya kepadamu."
Kemudian, saya mengundang Tuan King ke rumahku dan memperkenalkannya kepada Ibuku. Ibu berpesan untukmelayaninya dengan sebaik-baiknya dan menguji kemampuan orang tua tersebut dalam melakukan peramalan. Ternyata dia selalu benar baik dalam kejadian besar maupun kejadian sehari-hari. Karenanya saya menjadi yakin akan apa yang dikatakannya sebagai takdirku, dan saya mulai belajar untuk persiapan ujian tahun berikutnya. Saya mengkonsulatasikan hal ini kepada saudara sepupuku, Shen. Dia merekomendasikan seorang guru, Tuan Yu Haigu, yang mengajar di rumah salah seorang temannya. Selanjutnya, saya menjadi murid Tuan Wu.
Tuan Kong kemudian membuat beberapa perhitungan untuk saya. Dia berkata, "Di tingkat daerah, kamu akan berada pada peringkat empatbelas. Di tingkat regional kamu akan mendapat peringkat tujuh puluh satu. Dan di tingkat propinsi, kamu akan berada di tingkat sembilan." Tahun berikutnya, pada ketiga ujian tersebut, ternyata peringkat saya tepat sama dengan yang diramalkan oleh Tuan Kong. Saya kemudian memintanya untuk meramalkan seluruh sisa hidup saya.
Kong meramalkan ujian apa saja yang akan saya lewati dan kapan saya akan lulus dari ujian-ujian tersebut, kapan saya akan memulai tugas dan kapan saya akan dipromosikan. Akhirnya, saya akan ditunjuk sebagai hakim propinsi Sichuan. Sesudah bertugas selama tiga setengah tahun pada posisi tersebut, saya akan pensiun dan pulang kampung halaman dan hidup sampai usia lima-puluh tiga tahun, dan meninggal pada 14 agustus pada waktu tso. Sayangnya, saya tidak mempunyai putra. Dengan seksama saya mendengar dan mengingat penjelasannya.
Sejak saat itu, hasil dari semua ujian adalah persis sama dengan yang diramalkan. Tuan Kong juga meramalkan saya sudah menerima gaji sebesar sembilan puluh satu dan, lima dou beras pada suatu kedudukan selanjutnya. Pada saat saya sudah menerima tujuh puluh dou beras, atasan saya Tuan Tu, merekomendasikan saya untuk dipromosi, dan saya sudah mulai mengira bahwa ramalan Tuan Kong akan meleset. Tetapi ternyata ramalan tersebut benar, rekomendasi terebut ditolak oleh atasan Tuan Tu, yaitu Tuan Yang, dan saya tidak dipromosi hingga beberapa tahun kemudian. Saat saya menghitung seluruh jumlah beras yang telah saya terima, ternyata tepat berjumlah sembilan puluh satu dan lima dou.
Mulai saat itu, saya yakin bahwa promosi maupun kemakmuran mempunyai saatnya masing-masing, termasuk kehidupan dan kematian.
Semuanya sudah dipastikan. Saya menjadi lebih tenang dalam hasrat untuk memiliki apapun. Tahun tersebut, sesudah mendapatkan promosi, saya dikirim ke ibukota utara selama satu tahun. Di situ saya menjadi tertarik terhadap meditasi dan kehilangan hasrat untuk belajar
-selesai no.1 bagian satu, bersambung ke no.2 bagian 1-
4 Pelajaran Dari Liao Fan - Pelajaran Pertama - No. 2
KARMA DIBENTUK OLEH DIRI SENDIRI, SEMUANYA TUMBUH DARI HATI
Pada akhir tahun tersebut, saya harus mulai belajar pada sekolah tinggi kerjaan di ibukota selatan. Saat saya kembali ke Nanjing, suatu hari saya mengujungi Yun Gu-hui, ada seorang pendeta Zen dari gunung Chi-sha. Kamiduduk saling berhadapan selama tiga hari tiga malam tanpa merasa mengantuk. Pendeta Yun berkata,”Orang yang biasa tidak berhasil mencapai kebijaksanaan dan kesucian disebabkan oleh banyaknya pikiran ang menggangu dan juga terlalu banyaknya keinginan, Selalu ada penyebab dari ketidak-berhasilannya.”
Saya menjawab,” Tuan Kong telah meramalkan hidup saya, baik untuk promosi, kehidupan maupun kematian, seluruhnya sudah diaturkan sehingga tidak ada yang perlu dipikirkan, dan keinginan atas sesuatu juga merupakan kesia-siaan.” Yun menjawab,” Orang yang biasa dikendalikan oleh Energi Yin dan Yang,sehingga orang yang biasa tersebut masihlah di dalam kuasa dari takdir. Tetapi untuk orang yang sudah berbuat kebaikan yang luar biasa, nasib tidak lagi dapat mengendalikannya. Sama saja jika seseorang melalukan sesuatu yang sangat buruk, takdir juga sudah tidak lagi mengendalikannya. Selama dua puluh tahun terakhir, Anda sudah dibatasi oleh ramalan dari Tuan Kong, sehingga Anda tidak mampu merubah takdirmu barang sedikitpun. Anda masih juga merupakan orang awam yang biasa. Padahal saya mengira bahwa Anda mestinya dapat menjadi seorang yang penuh dengan kebijaksanaan dan mencapai kesempurnaan.” Melanjutkan perkataannya, Yun mulai tetawa.
Saya kemudian bertanya kepadanya,” Apakah benar bahwa nasib dapat dirubah dan orang dapat melepaskan diri darinasibnya?” Yun berkata,” nasib diciptakan oleh diri sendiri, bentuk kita diciptakan oleh hati kita, pikiran kita. Nasib baik dan buruk juga ditentukan diri sendiri. Demikian dikatakan dalam semua buku-buku lama yang mengajarkan kebijaksanaan. Dalam sutra tertulis bahwa jika Anda berdoa untuk mendapatkan kemakmuran dan ketenaran, mempunyai seoran gputra atau putri, atau untuk umur yang panjang, Anda akan mendapatkannya. Ini bukanlah kebohongan karena berkata yang palsu merupakan suatu dosa besar dalam ajaran Budha, kaena tercatat dalam Kitab Suci itu, itu pastilah benar.”
Saya kemudian menjawab,”Mencius telah mengungkapkan bahwa setiap orang hanya boleh mengharapkan sesuatu yang dalam batas kendalinya, dengan kata lain, kebajikan, keramahan, ketulusan adalah hal-hal yang dapat dibina. Tetapi jika berbicara tentang kemakmuran, ketenaran, kedudukan, bagaimana hal tersebut dapat dicari ataupun diminta?
Yun menjawab,”Mencius benar, tetapi Anda belum memahami inti ajarannya. Patriach Zen yang ke-6, Hui Neng, telah berkata bahwa semya ladang kebajikan tidak melebihi satu inci persegi yan gkecil. Pencarian harus dilakukan ke dalam,ke dalam hati kita, dengan cara demikian akan dapat menyatu dengan segalanya. Yang di luar hanyalah merupakan refleksi daripada yang di dalam. Jika kita mencari ke dalam hati dalam mempraktekkan berbagai jalan kebajikan, dengan sendirinya penghormatan dari orang lain akan didapat, demikian juga dengan kedudukan dan kemakmuran. Jika kita tidak mampu melihat ke dalam dan tidak mengendalikan pikiran sendiri, tetapi hanya mencari bentuk luar, maka walaupun perencanaan dilakukan dengan baik, sasaran tetap tidak akan dapat dicapai.
Apa yang diramalkan Tuan Khong tentang kehidupan anda?" Saya memberitahukan semua yang diramalkan Tuan Khong tentang saya kepada guru. Guru bertanya: "Apakah anda merasa berhak mendapat posisi di pemerintahan atau seorang anak?" Setelah lama mengintrospeksi perbuatan dan sikap saya masa lalu. Saya menjawab : "Tidak, saya tidak berhak mendapat posisi di pemerintah atau seorang anak, mereka yang mendapat posisi di pemerintah, semua mempunyai penampilan yang baik sedangkan saya tidak, saya juga tidak banyak membuat kebajikan untuk membangun nasib baik, saya tidak sabar dan tidak displin, bicara seenaknya tanpa memperdulikan perasaan orang lain, sombong dan bangga diri. Semua ini adalah tanda-tanda bahwa saya tidak bernasib baik juga tidak berbudi, bagaimana mungkin saya mendapat posisi di pemerintah." Selanjutnya, kita lihat mengapa Tuan Liau Fan tidak mempunyai anak. Menyenangi kebersihan adalah baik, tetapi merupakan suatu problem jika kesenangan tersebut sudah melampaui batas. Seperti pepatah kuno "Kehidupan akan tumbuh dari debu bumi, air yang terlalu jernih tidak menghasilkan ikan". Alasan saya tidak berhak mendapat anak adalah: pertama saya terlalu menyenangi kebersihan, mengakibatkan kurang memperhatikan orang lain. Alasan kedua adalah saya cepat marah dan emosi. Keharmonisan adalah suatu latihan untuk semua kehidupan, kasih sayang dan kebajikan adalah dasar untuk memproduksi dan kemarahan/emosi adalah sumber kegersangan. Alasan ketiga adalah saya terlalu mementingkan reputasi dan tidak mau berkorban apapun untuk kepentingan orang lain. Alasan keempat adalah saya berbicara terlalu banyak sehingga mengkonsumsi terlalu banyak "Chi" (energi). Alasan kelima adalah saya suka minum alkohol yang mengikis semangat saya. Untuk tetap sehat, seseorang seharusnya tidak bergadang sepanjang malam tanpa istirahat/tidur. Alasan keenam saya tidak mempunyai anak adalah saya suka bergadang sampai larut malam, tidak memelihara energi, selain ini saya masih mempunyai banyak kesalahan yang terlalu banyak jika diutarakan. Guru berkata : "Lalu menurut anda, ada banyak hal di dunia ini yang anda tidak pantas memilikinya, tidak hanya reputasi dan anak?" Mereka yang memiliki jutaan dollar pada kehidupan ini, pasti telah mengumpulkan banyak kebajikan berdana pada masa lalunya. Mereka yang memiliki ribuan dollar juga karena telah mengumpulkan perbuatan baik sebanyak itu. Mereka yang meninggal karena kelaparan, sebenarnya adalah karena karmanya harus meninggal dalam keadaan demikian. Mereka harus jelas bahwa pikiran dan perbuatan masa lampau merekalah yang membentuk nasibnya. Akibat yang kita terima sekarang hanyalah hasil perbuatan diri sendiri. Yang Kuasa tidak berbuat lebih dari hanya menghukum yang jahat sesuai apa yang pantas diterima dan menganugerahi keberuntungan yang pantas bagi yang berbuat baik. Bencana dan keberuntungan adalah dibuat oleh diri sendiri. Orang bijak sadar bahwa keberhasilan atau kegagalan hidupnya adalah konsekwensi dari perbuatan dan pikiran sendiri, hanya orang awam yang menganggap semua ini adalah nasib/takdir. Guru berkata : "Melahirkan anak adalah sama dengan buah tumbuh dari bibit, bila bibit ditanam dengan baik, buahnya subur, bila ditanam dengan tidak baik, buahnya juga tidak subur. Sebagai contoh: seseorang bila mengumpulkan kebajikan untuk ratusan generasi, maka ratusan generasi turunannya akan menikmatinya, bila hanya mengumpukan kebaikan untuk 10 generasi, maka hanya 10 generasi turunannya yang menikmati, demikian juga yang 3 generasi dan 2 generasi.
Bagi mereka yang tidak mempunyai keturunan, karena mereka tidak membuat kebajikan, sebaliknya memiliki banyak kekacauan. Sekarang anda menyadari kekurangan anda, anda boleh berusaha untuk mengubah apa yang menyebabkan anda tidak mempunyai anak dan posisi di pemerintah, anda harus berbuat baik, sabar, memperlakukan orang lain penuh kasih sayang, harmonis, rawatlah kesehatan, memelihara energi dan semangat anda. Anggaplah bahwa semua yang lalu sudah berakhir kemarin, masa depan dimulai hari ini. Bila anda mempunyai persepsi ini, maka anda adalah seorang yang baru lahir. Bahkan walaupun bila badan kita terikat oleh nasib, bagaimana mungkin pikiran baik dan disiplin tinggi tidak mendapat perhatian Yang Kuasa? Sesuai yang tercantum dalam buku sejarah Tiongkok . . . . . . . . Seseorang mungkin dapat melepaskan diri dari takdir asalnya, tetapi seseorang tidak pernah dapat melepaskan diri dari bencana atas kejahatan yang telah dilakukannya. Dengan kata lain, setelah seseorang dapat mengubah nasib hasil perbuatan masa lampau, tetapi bila seseorang terus menerus bertingkah laku amoral, maka tidak akan ada kesempatan untuk menghindari dari bencana berat. Guru berkata : "Seperti tertulis dalam buku syair : Manusia harus selalu instrospeksi diri apakah pikiran dan perbuatan sesuai dengan hukum alam dan kehendak Yang Kuasa. Bila seseorang mempraktekkan cara ini, niscaya keberuntungan akan diperoleh tanpa dicari. Untuk memilih keberuntungan atau sebaliknya adalah tergantung pada diri sendiri. Tuan Khong telah meramal bahwa anda tidak mendapat posisi di Pemerintah dan seorang anak. Kita dapat menganggap ini adalah takdir, tetapi itu dapat dirubah. Anda hanya perlu mengubah kebiasaan buruk anda. Praktekkan kebaikan untuk mengumpulkan kebajikan. Ini adalah usaha anda untuk membangun nasib baik, tidak ada orang yang dapat merampas dari anda. Bagaimana mungkin anda tidak dapat menikmatinya? Dalam buku I Ching (buku tentang perubahan) tertulis : membantu orang akan membawa keberuntungan dan menghindari bencana! Pada bab pertama buku I Ching juga tertulis : "Keluarga yang membuat kebajikan akan mewariskan keberuntungan kepada anak cucunya. Anda percaya itu? "Saya mengerti dan percaya apa yang diajarkan guru dan memberi penghormatan yang besar kepadanya. Lalu saya menyesali segala perbuatan2 buruk masa lalu, besar atau kecil. Saya menulis keinginan saya untuk lulus dalam ujian negara dan bersumpah akan membuat tiga ribu jenis kebajikan untuk menunjukkan rasa terima kasih dan syukur kepada Leluhur, Langit dan Bumi. Setelah mendengar sumpah saya, guru Yun Gu memberikan saya satu daftar dan mengajarkan saya bagaimana mencatat perbuatan baik dan tidak baik yang telah saya janjikan. Beliau memberitahukan bahwa perbuatan buruk akan menetralisir perbuatan baik yang telah saya kumpulkan. Bila seseorang berkeinginan sesuatu untuk mengubah nasib, yang terpenting adalah pikiran yang tenang, dengan cara ini, keinginan tersebut dapat tercapai. Mencius menulis dalam bukunya yang berjudul : "Prinsip untuk membentuk nasib bahwa tidak ada perbedaan antara panjang umur dan pendek umur", sekilas pandang, seseorang akan merasa sangat sulit untuk dimengerti, bagaimana panjang umur dan pendek umur itu sama? Sebenarnya bila kita melihat ke dalam diri kita, kita akan menemui tidak ada perbedaan. Kita memandangnya dari segi persamaan dan hidup bermoral tanpa memperdulikan saat yang baik atau buruk, bila seseorang dapat mempraktekkan sesuai, niscaya seseorang dapat menguasai kekayaan dan kemiskinan. Oleh sebab itu, bila seseorang sanggup membangun dan membentuk nasib sendiri, tidak ada masalah apakah saat ini kita kaya atau miskin. Seperti seorang yang kaya raya tidak berbuat sembrono karena dia kaya, dan seorang yang miskin tidak berbuat kejahatan karena dia miskin, dalam hal yang sama, seseorang harus melaksanakan tanggung jawabnya untuk tetap sebagai seorang manusia sejati.
Guru berkata : "Jika seseorang dapat mempraktekkan moralitas dalam kondisi apapun, sudah tentu dia akan mengubah miskin menjadi kaya, yang kaya dapat mempertahankan kekayaannya lebih lama. Demikian juga pandangan yang sama terhadap panjang umur dan pendek umur, seseorang yang mengetahui bahwa dia berumur pendek seharusnya tidak berpikir : Saya sudah harus meninggal, tidak perlu berbuat kebajikan, saya akan mencari keuntungan dengan mencuri dan membunuh sewaktu saya masih sanggup. Sebaliknya, seseorang yang sudah mengetahui bahwa dia akan berumur pendek, harus lebih rajin melatih diri untuk membuat kebajikan, untuk memperoleh umur yang panjang pada kehidupan yang akan datang dan mungkin dengan melaksanakan banyak kebaikan bahkan dapat memperpanjang umurnya sekarang. Seseorang yang panjang umur janganlah berpikir, bahwa saya masih banyak waktu di dunia ini, tidak masalah bila sesekali berbuat kesalahan". Mendapat umur panjang tersebut tidak mudah, malahan harus lebih giat berbuat kebajikan dan melatih budi luhur diri, kalau tidak, kita akan cepat menghabiskan umur yang panjang tersebut karena dikompensasikan dengan tindakan amoral. Guru berkata : "Seseorang yang mengerti prinsip ini, akan mengubah umur pendek menjadi umur panjang melalui sikap luhur dan kebajikan. Masalah hidup dan mati adalah hal yang paling kritis dalam kehidupan. Oleh sebab itu, umur panjang atau pendek juga merupakan hal yang terpenting bagi kita. Demikian juga masalah kaya dan miskin, reputasi baik dan jelek". Itu sebabnya Mencius tidak menjelaskan lagi masalah kaya/miskin, reputasi baik/jelek tersebut di atas, karena Beliau telah menjelaskan tentang umur panjang dan umur pendek dan itu adalah hal yang sama prosesnya. Lalu guru mengajarkan kepada saya ajaran Mencius tentang pelatihan diri. Seseorang yang ingin melatih diri, harus melaksanakan setiap hari dan setiap saat, waspada akan perbuatan sendiri, meyakinkan diri bahwa setiap perbuatan dan pikiran itu tidak melanggar hukum/ peraturan, ingat bahwa untuk mengubah nasib adalah tergantung kepada akumulasi kebajikan, agar mendapat berkah dari Yang Kuasa. Saat melatih diri, seseorang harus sadar akan kesalahan yang telah diperbuatnya dan segera berusaha mengoreksinya/mengaku salah persis seperti kita mengobati diri saat sakit. Ketekunan adalah faktor utama dalam pelatihan ini dan bila hal ini telah matang segera kita menerima hasilnya. Saat ini, nasib seseorang sudah pasti berubah menjadi lebih baik. Kita harus berusaha menghapus semua kebiasaan dan pikiran yang buruk. Kita akan benar-benar mendapat manfaat yang nyata bilamana kita telah mencapai ke tingkatan "tanpa pikiran". Tadinya saya bernama Shuei Hai, yang berarti "berpengetahuan luas" setelah menerima ajaran guru ini, saya mengubah nama menjadi Liau Fan yang berarti "Melampaui/menyadari keadaan umum", menunjukkan bahwa pengertian saya akan kebenaran untuk mengubah nasib sendiri dan saya tidak ingin menyerupai manusia biasa yang membiarkan diri dikontrol nasib. Sejak itu, saya selalu waspada akan semua pikiran dan perbuatan saya. Saya sangat hati-hati dan teliti dalam pikiran dan pengambilan tindakan, sehingga saya merasa telah berbeda dari sebelumnya. Dahulu, saya selalu sembrono, tidak konsentrasi dan saya sama sekali tidak disiplin. Sekarang, saya sangat teliti dan hati-hati berpikir, berbicara dan berbuat, saya bahkan mempertahankan sikap ini pada saat bila sedang sendirian, karena saya sadar Yang Kuasa, Dewa, Malaikat yang berada di mana-mana sedang mengawasi segala pikiran dan tindakan saya. Bahkan bila bertemu dengan orang yang tidak menyenangi dan mencaci maki saya, saya dapat menerima dengan sabar dan tenang, tidak ada perasaan unuk melawan atau bertengkar dengan mereka.
Setahun setelah saya menemui Tuan Khong, saya mengikuti ujian dasar negara, yang mana Tuan Khong meramal bahwa saya akan mendapat ranking 3, ternyata saya mendapat ranking pertama, ramalan Tuan Khong tidak akurat lagi. Tuan Khong meramal bahwa saya sama sekali tidak akan lulus dalam ujian akhir negara, tetapi pada musim gugur, saya berhasil lulus. Ini adalah di luar takdir saya, tetapi saya mendapatkannya. Guru berkata : "Nasib dapat dirubah". Sekarang saya lebih mempercayainya! Walaupun saya telah banyak mengoreksi kesalahan saya, saya menemukan bahwa saya tidak dapat sepenuh hati melakukan sesuatu, walaupun saya melaksanakannya, tetapi masih merasa terpaksa dan tidak dengan hati yang tulus. Saya mengintrospeksi ke dalam diri dan menemukan masih banyak kekurangan. Banyak orang mempunyai kesempatan membuat kebajikan, tetapi tidak antusias membuatnya atau ragu-ragu bila sedang membantu sesama yang memerlukan bantuan tersebut. Kadang-kadang saya memaksa diri berbuat baik, tetapi ucapan saya masih tidak ramah dan penuh emosi, saya masih dapat berlaku baik bila sedang tenang, tetapi setelah minum alkohol, saya akan kehilangan disiplin dan bertindak tanpa dapat mengontrol diri. Walaupun saya selalu praktekkan kebajikan dan mengumpulkan pahala, tetapi kesalahan dan kekurangan saya sangat banyak sehingga menghapuskan perbuatan baik saya. Waktu saya banyak terbuang sia-sia dan tidak berharga, saya memerlukan waktu 10 tahun untuk mencapai 3.000 jenis kebaikan yang saya janjikan. Saya memohon untuk mendapat anak dan berjanji akan membuat 3.000 jenis kebajikan lagi, beberapa tahun kemudian mama anda melahirkan anda dan memberi nama Tian Chi. Setiap kali saya melakukan satu kebaikan, saya mencatat di sebuah buku, mama saya buta huruf, menggunakan bulu angsa sebagai pena dan mencelup ke dalam tinta membuat satu lingkaran merah di kalender untuk menandai setiap perbuatan baik yang telah dilakukannya. Kadang kala dia memberi makanan kepada orang miskin, atau membeli binatang di pasar lalu melepaskannya di hutan, dia mencatat semua ini dengan lingkaran merah di kalender, dia sering dapat mengumpulkan lebih dari 10 lingkaran merah dalam satu hari. Setiap hari kami mempraktekkan ini selama empat tahun, 3.000 kebajikan dapat diselesaikan. Sekali lagi saya membuat persembahan di rumah kita.
Pada tanggal 13 September tahun yang sama, saya membuat permohonan ketiga, untuk lulus dalam ujian pada level "Jinshr". Saya berjanji akan membuat 10.000 kebaikan, tiga tahun kemudian permohonan saya tercapai, saya lulus ujian level Jinshr, dan diangkat sebagai Bupati di Propinsi Baodi. Di kantor, saya menyediakan sebuah buku kecil untuk mencatat kebaikan dan kesalahan yang telah saya buat dan menamakannya "Buku Disiplin Pikiran". Buku tersebut dinamai "Buku Disiplin Pikiran" dengan harapan untuk membantu Tuan Liao Fan menghindari diri dari keegoisan dan pikiran-pikiran tidak baik. Sejak hari itu, saya mencatat semua perbuatan baik dan buruk saya dalam buku tersebut dan meletakkannya di atas meja saya. Setiap petang saya membakar dupa di sebuah altar kecil di kebun untuk melaporkan segala perbuatan saya kepada Yang Kuasa. Suatu kali, mama saya sangat prihatin ketika melihat saya tidak dapat membuat banyak kebaikan dan bertanya : "Dahulu kala, saya dapat membantu anda membuat banyak kebaikan dan sanggup menyelesaikan 3.000 kebaikan. Sekarang, anda berjanji akan membuat 10.000 kebaikan, di kantor ini kesempatan kita untuk berbuat kebaikan sangat kecil, berapa lama janjimu dapat dipenuhi?" Malam itu, setelah mama saya berkata hal ini, saya bermimpi bertemu dengan seorang dewa dan saya mengatakan masalah saya dalam menyelesaikan 10.000 kebajikan tersebut. Dewa tersebut berkata: "Ketika anda menjabat sebagai Bupati, anda menurunkan pajak untuk sewa ladang bagi para petani, itu adalah kebajikan yang besar sekali, pahala ini telah mencakup 10.000 kebajikan yang anda janjikan, janji anda telah terpenuhi". Memang petani di Propinsi Baodi harus membayar pajak yang sangat tinggi ketika saya tiba di sana. Saya menurunkan pajak atas ladang padi tersebut hampir setengahnya, akan tetapi saya masih merasa aneh... Bagaimana dewa tersebut mengetahui tentang penurunan pajak tersebut? Tuan Liao Fan tetap meragukan dan heran bagaimana hanya sebuah perbuatan dapat menandingi 10.000 kebajikan. Kebetulan, guru besar aliran Zen, Huang Yu sedang melakukan perjalanan ke gunung U Thai dan singgah di Baodi, saya mengundangnya ke rumah, menceritakan tentang mimpi dan bertanya apakah itu dapat dipercaya? Guru Huan Yu berkata : "Ketika membuat kebaikan, seseorang harus jujur dan tulus serta tidak mengharapkan balasan atau bertindak salah. Bila seseorang membuat kebaikan dengan jujur dan tulus, tentu saja hanya satu perbuatan dapat dibandingkan 10.000 kebajikan. Selain itu, tindakan anda denganmenurunkan pajak di Propinsi ini, bermanfaat bagi lebih dari 10.000 penduduk, anda telah meringankan penderitaan rakyat karena harus membayar pajak yang tinggi. Anda sudah pasti akan memperoleh keberuntungan yang sangat besar dari tindakan ini". Setelah mendengar kata-kata guru Huan Yu, hati saya dipenuhi oleh perasaan bersyukur dan segera memberikan semua tabungan saya kepada Beliau untuk dibawa ke gunung U Thai, saya memesan agar uang itu dipergunakan untuk mempersembahkan makanan Vegetarian bagi 10.000 Bhiksu dan membantu saya menyalurkan pahala atas tindakan ini. Dari tindakan Liao Fan ini, dapat dinilai bahwa Beliau adalah seorang dermawan yang dapat bertindak cepat, MEMBERI tanpa sedikit juga keraguan dan perasaan terpaksa, inilah penyebab Beliau memperoleh keberuntungan raksasa yang tidak ternilai. Liao Fan bukan berasal dari keluarga kaya, Beliau percaya hukum karma, Beliau adalah seorang pejabat yang taat hukum dan bersih, tidak KKN, tidak mau mengambil uang haram. Hasil seorang pejabat negara seberapa? Tetapi Beliau rela dan segera menyumbangkan seluruh tabungannya, ini adalah sebuah tindakan luar biasa yang sulit ditemui. Tuan Khong telah meramalkan bahwa saya akan meninggal pada umur 53 tahun, tetapi saya tetap hidup sampai sekarang 69 tahun tanpa menderita penyakit apapun, walaupun saya tidak memohon panjang umur dari Yang Kuasa. Sekarang saya berumur 69 tahun, dan telah hidup lebih 16 tahun dari yang telah ditakdirkan.
Dalam buku Su Ching Tiongkok tertulis . . . "Hukum alam tidak mudah dipercaya dan tidak mungkin tetap saja/tidak berubah, terlebih-lebih takdir tidak mungkin tidak berubah". Sejak itu saya percaya, orang yang berkata bahwa bencana dan keberuntungan adalah takdir, pasti dia adalah seorang awam, jika dia berkata bahwa bencana dan keberuntungan adalah tergantung kepada hati masing-masing individu, berbuat kebaikan akan mendapat nasib yang baik, orang ini pasti seorang manusia sejati, seorang bijak dan seorang Nabi. Tian Chi anakku, saya tidak mengetahui perjalanan kehidupan anda bagaimana? Akan tetapi kita selalu bersiap untuk menghadapi keadaan yang paling jelek, karena itu, walaupun dalam keadaan makmur, tetaplah hidup sederhana, bila segala sesuatu berjalan lancar, tetaplah bersikap mawas diri dan waspada, bila anda kaya raya, tetaplah hidup hemat dan sederhana, bila disayangi/didukung orang, janganlah sombong, bila dijunjung tinggi/dihormati orang, janganlah membanggakan diri, bila anda berpendidikan tinggi dan berpengetahuan luas, tetaplah menghormati orang, jangan malu bertanya, karena setiap orang pasti ada kelebihannya yang tidak kita ketahui, pasti ada orang yang lebih pintar, lebih hebat dari kita. Selalulah laksanakan sedemikian rupa, berpegang teguh pada moralitas, kontrol diri, maka kita akan memiliki budi luhur, mengubah nasib dan mendapat berkah. Selalu melatih diri agar nama baik leluhur tidak tercemar, setiap hari berusaha memperbaiki serta menebus dosa orang tua, ke atas selalu ingat jasa negara dan masyarakat yang telah membimbing kita, ke bawah berusaha mensejahterakan istri anak, selalu bersiap untuk membantu orang yang memerlukan, selalu berdisiplin ketat terhadap diri, selalu instropeksi dan mengoreksi diri. Suatu saat bila anda merasa puas dalam keadaan begini, menganggap diri adalah seorang yang sempurna, tidak mempunyai kesalahan/kekurangan, maka anda telah mengalami kemunduran. Orang-orang pintar di dunia karena merasa diri adalah orang sempurna sehinga menolak melatih moralitas dan membentuk akhlak yang baik, tidak dapat memajukan usahanya, semua ini karena kelengahan mereka, malas dan hanya menginginkan kesenangan. Tian Chi, ajaran Guru Yun Gu benar-benar sangat tepat dan berbobot, sebagai manusia sepantasnyalah giat mempelajarinya, tekun mempraktekkannya, bijaklah mempergunakan setiap detik waktu anda untuk melatih diri, mengisi diri, jangan menyia-nyiakannya. ”Nilai suatu kehidupan bukanlah berdasarkan seberapa banyak yang kita dapat, melainkan berdasarkan seberapa banyak kita telah memberi kepada yang benar-benar memerlukan”.
Akhir dari Bab I - bersambung ke Bab 2...