• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

BAHAS> Tentang Adat istiadat dalam islam yang salah!

Bukankah sudah saya post sebelumnya bahwa 'IBADAH HUKUM DASARNYA ADALAH HARAM KECUALI ADA CONTOHNYA'
Ini adalah perkataan para ulama salaf BUKAN BUATAN SAYA.

maksud saya adalah bukan ibadahnya ....kalo ibadah tanpa ilmu itu jelas haram contohnya sholat pake bahasa indonesia ....
maksud saya adalah adat/ kebiasaan kita emang banyak yang ngga sama dengan kebiasaan arab....contohnya idul fitri...dalam hadis maupn alquran ngga ada tradisi bersalam2man bermaaf2an dalam idul fitri...tapi selama ngga bertentangan dengan quran dan itu dianggap baik ..ngga masalah..gitu loh..
 
tentang tahlilan atau semacamnya...

mungkin itu bisa dibilang bid'ah...

tapi perlu diketahui..bid'ah khan dibagi 2...

bid'ah baek ma bid'ah buruk....^-^
 
lah sikap tangan banyak tuh
ada yg gk sedekap (kyk abis rukuk)
ada yg tangan condong ke kiri (dijantung)
ada yg kyk org indo ini
ada yg ditengah (dada)
macem"
kl dicari yg bener? y sm smuanya bener

Yang condong ke kanan tapi di sekitar perut (bukan ke jantung) juga ada, kok...

Katanya itu dari posisi pegang pedang...

Dulu kan jaman perang, jadi, takut2 ada yang tiba2 nyerang pas shalat...
 
emang sih...orang bid'ah pd keras kelapa...

kan Nabiyullah SAW. pernah bersabda :Hanya satu golongan yang akan masuk surga...

siapa golongan itu...?

dia yang berpegangan kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah...

bagaimana dgn yg bid'ah...?

kebanyakan penganut bid'ah berkata : Ah, itu kn masalah kecil ( seperti qunut, bersalam-salaman/yg tdk pernah dilakukan Rasulullah SAW. )

bukankah masalah besar itu berawal dari masalah yg kecil...?

setau saya, setiap golongan merasa bahwa mereka berpegang kepada Al-qur'an dan as-sunah.....

mengapa masih berbeda2, terutama dalam hal ibadah??

karena setiap golongan menafsirkan al-qur'an dan as-sunah menurut kebutuhan golongannya masing-masing....

dan perlu diingat bahwa penafsiran al-qur'an, kebenarannya tidak mutlak, tetapi lebih kepada usaha manusia...... karena itu, kita tidak bisa memutlakan penafsiran seseorang....
 
@atas

yap, benar sekali...
semua golongan berteriak kamilah Ahlu Sunnah Wal Jama'ah...!!!
disinilah artinya kenapa kita dibekali Al-Qur'an, Hadis dan akal sehat...
Al-Qur'an dan Hadis sebagai patokan kita untuk berfikir...
penafsiran yg berbeda-beda inilah yg membawa bencana...
tp kita lihat dulu penafsirnya dan isi tafsirannya...
dan kita gunakan lagi akal sehat kita (setelah mengkaji Al-Qur'an dan Hadis)
mulailah kita memvalidasi...
berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis

penafsiran sesuai kebutuhan...?
ada2 aja...^_^
-------------------------------------------------------------------------
kebenaran'y tidak mutlak...!?
tolong jelaskan...!!!
sdh jls2 Al-Qur'an itu turun dengan membawa kebenaran...
 
Satu bahan pemikiran, tetangga gw ada yg kecelakaan dan oleh dokter diputuskan untuk oprasi otak krn ada pembekuan darah diselaput otaknya. Karena memang kondisi ekonominya pas-pasan, keluarganya habis-habisan buat cari biaya dengan jalan menjual barang perabotan yg ada plus cari hutangan sana-sini, karena biaya oprasinya sangat besar kalo nggak salah sekitar Rp. 75 juta.
Akhirnya Allah menakdirkan lain, korban kecelakaan tsb meninggal juga.
Pertanyaannya : logiskah ajaran tahlil harus juga dilaksanakan pada keluarga tsb yg kondisi ekonominya sudah sekarat seperti itu ?
 
dasar'y tahlilan dari mana Wan...?

yg pasti gak usah...gak ada dari sana'y acara tahlilan...
apa Rasulullah SAW. ketika wafat diadakan tahlilan...?

tahlilan itu bagian dari bid'ah...
 
Emang tahlilan bid'ah yg dilarang...
Tp kalo maulid nabi??
Jaman nabi dulu g ada...
Kalo g boleh aneh...
Tujuan kt mengingat rasul kita...
 
basmallah.jpg


mengenang Rasulullah SAW. itu tidak hanya saat maulidkan...?
setiap Shalat kan kita sudah mengenang Beliau Nabiyullah SAW.

masa Rasul sendiri lupa sih...
 
yap, benar sekali...
semua golongan berteriak kamilah Ahlu Sunnah Wal Jama'ah...!!!
disinilah artinya kenapa kita dibekali Al-Qur'an, Hadis dan akal sehat...
Al-Qur'an dan Hadis sebagai patokan kita untuk berfikir...
penafsiran yg berbeda-beda inilah yg membawa bencana...
tp kita lihat dulu penafsirnya dan isi tafsirannya...
dan kita gunakan lagi akal sehat kita (setelah mengkaji Al-Qur'an dan Hadis)
mulailah kita memvalidasi...
berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis

Saya bingung tentang komentar anda ini..... (mungkin ilmu saya belum sampe sini)....
setiap kelompok kan mengkaji/menafsirkan qur'an dan hadis dengan menggunakan akal sehat.... kok malah kita nantinya mevalidasi penafsiran mereka dengan berdasarkan qur'an dan hadis....???
bukannya setiap kelompok sudah menafsirkan/mengkaji qur'an dan hadis???

penafsiran sesuai kebutuhan...?
ada2 aja...^_^

emang ada-ada saja.... tapi banyak buktinya... salah satunya ya hadis tentang umat islam terpecah menjadi 72 golongan dan hanya satu yang bener.......
nah, bukan kah setiap golongan mengaku sebagai yang benar????
mungkin itu contoh penafsiran sesuai kebutuhan kelompoknya....


kebenaran'y tidak mutlak...!?
tolong jelaskan...!!!
sdh jls2 Al-Qur'an itu turun dengan membawa kebenaran...

saya setuju bahwa kebenaran al-qur'an itu mutlak, seperti ungkapan anda, tetapi perlu diingat bahwa qur'an itu butuh penafsiran. dan penafsiran itu bukan hasil karya Allah SWT, tetapi lebih kepada hasil dari pemikiran penafsir......
karena itu penafsiran al-qur'an kebenarannya tidak mutlak.....

mengenang Rasulullah SAW. itu tidak hanya saat maulidkan...?
setiap Shalat kan kita sudah mengenang Beliau Nabiyullah SAW.

bener sekali, tetapi dalam kehidupan sehari-haripun (dalam keadaan tidak shalat) kita harus mengenang dan belajar serta memahami apa2 yang rosul sampaikan.
 
uhmm...maaf...

bukannya sesuatu yang lebih banyak mafaatnya daripada mudharatnya itu justru dibolehkan...?

inget...

amalan seseorang yang tidak akan pernah putus walaupun udah meninnggal...masi ingetkhan?
 
basmallah.jpg



bila tidak kita validasi sendiri, kalo ada yg dusta/meleset gmn...?
mk'y itu kita jg harus memvalidasi'y...
bukankah Al-Qur'an dan Hadis itu turun untuk semua kita pelajari ?
bukan hanya para ulama, kiyai atau ustad...

penafsiran Al-Qur'an memang tidak mutlak...tapi apakah setiap penafsir salah...?
pasti kebenarannya mutlaklah...
kita lihat lagi Al-Qur'an bagaimana hasil penafsirannya...

yap, setiap haripun kita mengenang Rasulullah SAW.
kalo ga salah, ada hadis tentang perayaan
kalo g salah hadis sahih muslim...
hari besar umat Islam itu hanya 2...Idul Fitri dan Adha...

basmallah.jpg



uhmm...maaf...

bukannya sesuatu yang lebih banyak mafaatnya daripada mudharatnya itu justru dibolehkan...?

inget...

amalan seseorang yang tidak akan pernah putus walaupun udah meninnggal...masi ingetkhan?


blm ngerti
 
PERINGATAN PENTING SEPUTAR KESALAHAN DALAM SHALAT
PERINGATAN PENTING SEPUTAR KESALAHAN DALAM SHALAT Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Beberapa hal biasa dilakukan oleh banyak orang setelah shalat fardhu (wajib) yang lima waktu, tapi tidak ada contoh dan dalil dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat Ridhwaanullaah 'alaihim ajma'iin. Di antara kesalahan dan bid'ah tersebut ialah : <1>. Mengusap muka setelah salam <1> <2>. Berdo'a dan berdzikir secara berjama'ah yang dipimpin oleh imam shalat.<2> <3>. Berdzikir dengan bacaan yang tidak ada nash/dalilnya, baik lafazh maupun bilangannya, atau berdzikir dengan dasar hadits yang dah'if (lemah) atau maudhu' (palsu) Contoh : . Setelah salam membaca "Alhamdulillah" . Membaca surat Al-Faatihah setelah salam. . Membaca beberapa ayat terakhir surat Al-Hasyr dan lainnya. <4>. Menghitung dzikir dengan memakai biji-bijian tasbih atau yang serupa dengannya. Tidak ada satupun hadits yang shahih tentang menghitung dzikir dengan biji-bijian tasbih, bahkan sebagiannya maudhu' (palsu) <3> Syaikh Al-Albani Rahimahullah mengatakan : "Berdzikir dengan biji-bijian tasbih adalah bid'ah" <4> Syaikh Bakr Abu Zaid mengatakan bahwa berdzikir dengan menggunakan biji-bijian tasbih menyerupai orang-orang Yahudi, Nasrani, Budha, dan perbuatan ini adalah bid'ah dhalalah.<5> Yang disunnahkan dalam berdzikir adalah dengan menggunakan jari-jari tangan. "Artinya : Dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Aku melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menghitung bacaan tasbih (dengan hjari-jari) tangan kanannya" <6> Bahkan, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan para sahabat wanita menghitung : Subhanallah, Alhamdulillah, dan mensucikan Allah dengan jari-jari, karena jari-jari akan ditanya dan diminta untuk berbicara (pada hari kiamat) <7> <5>. Berdzikir dengan suara keras dan beramai-ramai (bersamaan/berjama'ah). Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kiat berdzikir dengan suara yang tidak keras (Al-A'raaf : 55, 205, Lihat Tafsir Ibnu Katsir tentang ayat ini) Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang berdzikir dengan suara keras sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, Muslim dan lain-lain. Imam Asy-Syafi'i menganjurkan agar imam atau makmum tidak mengeraskan bacaan dzikir.<8> <6>.Membiasakan/merutinkan do'a setelah shalat fardhu (wajib) dan mengangkat tangan pada do'a tersebut (perbuatan ini) tidak ada contohnya dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.<9> <7>. Saling berjabat tangan sesuai shalat fardhu (bersalam-salaman). Tidak ada seorangpun dari sahabat atau salafush shalih yang berjabat tangan (bersalam-salaman) kepada orang disebelah kanan atau kiri, depan atau belakangnya apabila mereka selesai melaksanakan shalat. Jika seandainya perbuatan itu baik, maka akan sampai (khabar) kepada kita, dan ulama akan menukil serta menyampaikannya kepada kita (riwayat yang shahih). <10> Para ulama mengatakan : "Perbuatan tersebut adalah bid'ah" <11> Berjabat tangan adalah dianjurkan, akan tetapi menetapkannya di setiap selesai shalat fardhu tidak ada contohnya, atau setelah shalat shubuh dan Ashar, maka perbuatan itu adalah bid'ah. <12> Wallahu a'lam bish Shawwab _________ Foote Note <1>. Lihat Silsilah Al-Haadiits Adh-Dhaiifah Wal Maudhuu'ah No. 660 oleh Imam Al-Albani. <2>. Al-I'tishaam, Imam Asy-Syathibi hal.455-456 tahqiq Syaikh Salim Al-Hilali, Fataawa Al-Lajnah Ad-Daa'imah VII/104-105, Fataawa Syaikh Bin Baaz XI/188-189, As-Sunan Wal Mubtada'aat hal. 70. Perbuatan ini bid'ah, (Al-Qaulul Mubiin Fii Akhthaa-il Mushalliin hal. 304-305) <3>. Lihat, Silsilah Al-Haadiits Adh-Dha'iifah Wal Mudhuu'ah no. 83 dan 1002. <4>. Silsilah Al-Ahaadiits Adh-Dha'iifah I/185 <5>. As-Subhah Taariikhuha wa Hukmuha hal. 101 cet.I Daarul Ashimah 1419H, Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid. <6>. Hadits shahih, riwayat Abu Dawud no. 1502, dan At-Tirmidzi no. 3486, Shahih Sunan At-Tirmidzi III/146 no. 2714, Shahih Abi Dawud I/280 no. 1330, Al-Hakim I/547, Al-Baihaqi II/253 <7>. Hadits hasan, riwayat Abu Dawud no. 1501, dan At-Tirmidzi. Dihasankan oleh Imam An-Nawawi dan Ibnu Hajar Al-Asqalani <8>. Lihat kitab Fat-hul Baari II/326, dan Al-Qaulul Mubin hal. 305 <9>. Lihat Zaadul Ma'aad I/357 tahqiq Al-Arna'uth, Majmuu Fataawa, Syaikh bin Baaz XI/167-168 <10>. Tamaamul Kalaam fi Bifd'iyyatil Mushaafahah ba'das Salaam. DR Muhammad Musa Alu Nashr <11>. Al-Qaulul Mubiin fii Akhthaa'il Mushalliin hal. 293-294 Syaikh Masyhur Hasan Salman <12>. Al-Qaulul Mubiin fii Akhthaa il Mushalliin hal.294-295 dan Silsilah Al-Haadiits Ash-Shaahiihah I/53. __
 
bila tidak kita validasi sendiri, kalo ada yg dusta/meleset gmn...?
mk'y itu kita jg harus memvalidasi'y...
bukankah Al-Qur'an dan Hadis itu turun untuk semua kita pelajari ?
bukan hanya para ulama, kiyai atau ustad...

bukankah validasi tentang suatu penafsiran al-qur'an dan hadis adalah penafsiran juga???
ntar malah validasi (lebih tepatnya penafsiran) itu di validasi lagi...
tapi kang.... sebenarnya saya gak paham maksud dari validasi... hehehe
mungkin kalau pake contoh bisa saya mengerti...

penafsiran Al-Qur'an memang tidak mutlak...tapi apakah setiap penafsir salah...?
pasti kebenarannya mutlaklah...
kita lihat lagi Al-Qur'an bagaimana hasil penafsirannya...

ya enggaklah, masa setiap penafsir salah... tapi inged juga, apakah setiap penafsir juga benar?
maaf Kang, kebenaran mutlak yang akang maksud itu kebenaran apa? kebenaran alqur'an
atau kebenaran akan penafsiran al-qur'an....
kalau kebenaran al-qur'an saya setuju, tapi kalau kebenaran penafsiran al-qur'an, jelas tidak setuju...
Akang sendiri bilang bahwa penafsiran itu harus divalidasi.... bukankah itu salah satu contoh bahwa penafsiran itu kebenarannya tidak mutlak???

yap, setiap haripun kita mengenang Rasulullah SAW.
kalo ga salah, ada hadis tentang perayaan
kalo g salah hadis sahih muslim...
hari besar umat Islam itu hanya 2...Idul Fitri dan Adha...

dalam surat al-maidah ayat 114 berbunyi :
"Isa putera Maryam berdo'a: "Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezki Yang Paling Utama".

mari kita bayangkan.....
turunnya suatu hidangan dari langit saja oleh Nabi Isa ingin dijadikan hari raya.....
apalagi turunnya Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil'alamin.....
bagi saya, lebih layak merayakan turunya Nabi Muhammad sebagai rahmatan lil'alamin...
 
judulnya kurang tepat kayaknya.. karena yang dipersalahkan adalah adat istiadat dari luar kebiasaan islam itu sendiri..

ane mau nambahin contoh adat yang salah.. dari negeri kita..

di indonesia.. mesjid mesjid pasti dihiasi dengan kaligrafi emas Allah dan Muhammad.. penulisannya memang udah bener.. tapi letak kesalahannya terdapat pada tata letak kaligrafi tersebut.. mungkin karena kebiasaan orang indonesia dalam menempatkan foto foto president yang komposisinya seperti itu.. makanya kebanyakan mesjid di indonesia memasangkan tulisan Allah sejajar dengan Muhammad, padahal di masjidil haram sendiri ataupun mesjid mesjid di luar indonesia ga pernah ada kebiasaan seperti itu..
 
assalamu alaikum

Gini-2 akh semua kita yang mengaku n berpatokan kepada salaf jelas2 akan bertentangan dan tidak akan pernah bersatu dengan mereka yang mempunyai paham lain apalagi ketemu dengan didikan Nurkolish majid yang tau sendirilah mereka bebas menafsirkan qur'an walopun modal ngga cukup.

akhi jalinus sendiri aja lebih memilih pendapat yang menyudutkan ahli hadits malah memilih pendapat seorang misionaris yang menurut pendapatnya lebih masuk akal baca tread dia "masalah benarkah aisyah menikah umur 9 tahun" nah dia cerita bahwa dia anak IAIN bandung ya kalo gitu sih tau sendiri ngga beda jauh dengan pendahulunya si "Ulil abdul Syaithon", tapi dia ngga serem2 amat kaya si ulil cuma masih aja sama garis besarmya akal lebih utama dari pada agama

udah lha ngga usah di bahas karena ngga bakal menemui titik temu khan
 
assalamu alaikum

Gini-2 akh semua kita yang mengaku n berpatokan kepada salaf jelas2 akan bertentangan dan tidak akan pernah bersatu dengan mereka yang mempunyai paham lain apalagi ketemu dengan didikan Nurkolish majid yang tau sendirilah mereka bebas menafsirkan qur'an walopun modal ngga cukup.

akhi jalinus sendiri aja lebih memilih pendapat yang menyudutkan ahli hadits malah memilih pendapat seorang misionaris yang menurut pendapatnya lebih masuk akal baca tread dia "masalah benarkah aisyah menikah umur 9 tahun" nah dia cerita bahwa dia anak IAIN bandung ya kalo gitu sih tau sendiri ngga beda jauh dengan pendahulunya si "Ulil abdul Syaithon", tapi dia ngga serem2 amat kaya si ulil cuma masih aja sama garis besarmya akal lebih utama dari pada agama

udah lha ngga usah di bahas karena ngga bakal menemui titik temu khan

hahahahahhahhah

terimakasih sudah menjadikan saya sebagai orang yang begitu penting......
sampe2 dibahas di forum ini....

hahahahahha

kek gak ada kerjaan amat ngebahas saya........

hhahahhahah
 
Salam,
mo ikut jawab neh, sori klo slah.
1. Itu masalah fikih, yang mana setiap mazhab atau golongan mempunyai dasar sendiri. dan itu masalah khilafiyah sehingga tak perlu dibesar-besarkan, dan diperdebatkan.
Lebih baik saling menjaga ukhuwah. (klo gak salah ada ayat "amalmu adalah amalmu amalku adalah amalku);

2. mengucapan lafal tidak harus mutlAK karena setahu ana antara sesama jazirah arab pun pengucapannya berbeda, baik dalam cengkok/logat bahkan kadang mikhrajnya juga.

3, 4, 5 juga khilafiah masing-masing golongan sebaiknya saling menghormati dan jangan menyalahkan.
Menjaga ukhuwah dan persatuan umat itu lebih mulia dan lebih penting, sehingga kita kuat dan orang luar tak mudah mengadu domba kita.

tapi kalu menurut ana, bersalaman adalah menambah amalan dan itu tidak masalah selama tidak mengatakan sesuatu itu wajib atau sunah atau haram jadi selama tidak menghukumi/membuat hukum baru tidak masalah.
Bid'ah dilarang jika membuat sutau hukum halal/haram, dll.

Wallahualam bishowab
 
Bismillaahirahmaanirrahiim

Kalau menurut saya, kebiasaan kita yang salah yang sering kita cuekin adalah TUMA'NINAH (diam, tenang, tidak buru-buru) dalam shalat. Apalagi kalau lagi sholat sendirian atau 'cuma' ngerjain sholat sunah rawatib. Kita sering lihat (atau lakukan) sholat sebatas 'memenuhi' kewajiban. Yang penting udah sholat. Was, wes, sholat tak ubahnya gerakan senam.

Padahal kita sedang menghadap Allah, meminta kepada-Nya, memuji-Nya... Astaghfirullaah.

Coba kita renungkan beberapa hadits berikut:

"Sejahat-jahatnya pencuri adalah orang yang mencuri dalam shalatnya", mereka bertanya: “Bagaimana ia mencuri dalam shalatnya?" Beliau menjawab: "(Ia) tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya".

(Hadits riwayat Imam Ahmad, 5/ 310 dan dalam Shahihul jami’ hadits no: 997.)

Abu Abdillah Al Asy’ari t berkata: “(suatu ketika) Rasulullah saw shalat bersama shahabatnya, kemudian beliau duduk bersama sekelompok dari mereka. Tiba-tiba seorang laki-laki masuk masjid dan berdiri menunaikan shalat. Orang itu ruku’ lalu sujud dengan cara mematuk, maka Rasulullah barsabda:
“Apakah kalian menyaksikan orang ini?, barang siapa meninggal dunia dalam keadaan seperti ini (shalatnya), maka dia meninggal dalam keadaan di luar agama Muhammad. Ia mematuk dalam shalatnya sebagaimana burung gagak mematuk darah. Sesungguhnya perumpamaan orang yang shalat dan mematuk dalam sujudnya bagaikan orang lapar yang tidak makan kecuali sebutir atau dua butir kurma, bagaimana ia bisa merasa cukup (kenyang) dengannya".

(Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dalam kitab shahihnya: 1/ 332, lihat pula shifatus shalatin Nabi, Oleh Al Albani hal: 131.)

Sujud dengan cara mematuk maksudnya: Sujud dengan cara tidak menempelkan hidung dengan lantai, dengan kata lain, sujud itu tidak sempurna, sujud yang sempurna adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits Ibnu Abbas t bahwasanya ia mendengar Nabi r besabda: “Jika seseorang hamba sujud maka ia sujud denga tujuh anggota badan(nya), wajah, dua telapak tangan,dua lutut dan dua telapak kakinya”. HR. Jama'ah, kecuali Bukhari, lihat fiqhus sunnah, sayyid sabiq: 1/ 124.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.