• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Australia Larang Pemakaian Lampu Pijar

magnum

IndoForum Activist C
No. Urut
1320
Sejak
27 Mei 2006
Pesan
14.143
Nilai reaksi
417
Poin
83
SYDNEY, RABU - Selamat tinggal lampu pijar! Pemerintah Australia mengumumkan rencananya melarang pemakaian lampu pijar dan menggantinya dengan lampu pendar yang lebih efisien energi.

"Aturan yang akan melarang penjualan lampu pijar secara bertahap akan menurunkan emisi gas rumah kaca di Australia hingga 4 juta ton pada tahun 2012 dan menekan ongkos energi di rumah tangga hingga 66 persen," kata Menteri Lingkungan Australia Malcolm Tumbull. Namun, lampu pijar masih boleh dipakai untuk keperluan khusus yang masih belum tergantikan, misalnya lampu operasi atau oven.

Data resmi yang dirilis pemerintah memperlihatkan sepanjang tahun 2004, Australia menghasilkan gas rumah kaca sebesar 565 juta ton. Namun, sampai sekarang pemerintah Australia memilih melakukan langkah sendiri dan masih enggan meratifikasi Protokol Kyoto dengan alasan hal tersebut akan mematikan perekonomiannya yang masih tergantung pada batubara. Pelarangan lampu pijar termasuk cara paling sederhana untuk menghemat energi.

Lampu pijar yang ditemukan Thomas Alfa Edison sejak abad 19 menghasilkan cahaya dari filemen yang dialiri listrik namun banyak membuang energi karena menghasilkan panas. Sedangkan lampu pendar yang memanfaatkan gas yang berpendar jika dialiri elektron memebutuhkan energi 20 persen lebih hemat untuk menghasilkan kekuatan cahaya yang sama daripada lampu pijar. Meski harga belinya lebih mahal, lampu pendar lebih tahan lama.

Langkah seperti ini juga telah dilakukan Fidel Castro di Kuba sejak dua tahun lalu karena kebutuhan listrik terus meningkat. Presiden Venezuela Hugo Chavez baru-baru ini juga memborong jutaan lampu pendar dan mendistribusikannya secara cuma-cuma ke penjuru negeri. Di Indonesia, Perusahaan Listrik Negara (PLN) beberapa tahun lalu sudah memulai program subsidi lampu hemat energi untuk masyarakat dengan harapan dapat menurunkan pemakaian daya listrik di rumah tangga.
 
bisa nggak yah cara seperti ini diterapkan di Indo /?
agar kita juga bisa menghemat energi,
sehingga yg namanya krisis energi itu pergi jauh jauh jauh
 
orang indo mana mau d beritahu kk apalagi dlarang larang /swt
 
setuju cc, sama kek yg diatas gw tuh /e4
 
semakin d larang d jamin deh semakin d langgar ama orang indo :-" :-"
 
ehm2 jangan begitu cc ah
jadi kayak membaca catatan diri sendiri aja nih /sob
 
kan prinsip kita termasuk gue sih /gg peraturan ada buat d langgar tuh /sob
 
aduh semakin melihat cerminan diri sendiri /sob
 
aku masi bingung neh.... maklum lom pernah beli lampu sendiri :p

lampu pijar itu yg warnanya kuning dan bulat trus dlmnya keliatan kaya ada kawat2 kecil itu kan??/
trus lampu yg dimaksud hemat energi itu... lampu neon yg putih dan panjang ke samping atau kebawah itu yah???

aduh malu nih,,, kaya anak kecil aja ga bisa membedakan lampu :p
 
kan katanya lebih hemat pake lampu yg putih itu tuh /no1 watt nya apa lebih kecil katana bener ga nih /? /? /hmm
 
aku masi bingung neh.... maklum lom pernah beli lampu sendiri :p

lampu pijar itu yg warnanya kuning dan bulat trus dlmnya keliatan kaya ada kawat2 kecil itu kan??/
trus lampu yg dimaksud hemat energi itu... lampu neon yg putih dan panjang ke samping atau kebawah itu yah???

aduh malu nih,,, kaya anak kecil aja ga bisa membedakan lampu :p

betul sekali cc,...
lampu pijar itu disebut pijar karena memang ada pijaran api pada lilitan kawatnya, dan cahaya yg dipancarkan berasal dari gas yg terbakar pada ruang kedap udara pada lampu tsb. pada awalnya lampu ini bernama BogLamp, lalu kita menyebutnya Bohlam (sesuaikan dengan lidah Indonesia)

neon juga seperti yg cc sebutkan
 
@chaos
wah makasi keterangannya.... berarti di negara kita walaupun blom ada larangan penggunaan lampu pijar tapi masyarakatnya udah mulai sadar menggunakan lampu neon .... soalnya bayar listriknya jadi lebih irit :p
 
lagian lampu neon menurut gw jauh lebih tarang dari bohlam
 
sudara2 nih ada tambahan tentang lampu neon, dari tetangga

Lampu fluorescent (Neon) lebih dikenal sebagai lampu TL. Lampu penerangan jenis ini lebih banyak dipakai karena daya yang dipakai relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan bolam (bola lampu). Selain itu, lampu TL juga lebih dingin daripada lampu bolam dengan pemakain daya yang sama.

Penggunaan lampu fluorescent, dan selanjutnya disebut lampu TL ini sudah sangat luas dan umum baik untuk penerangan rumah ataupun penerangan pada industri-industri. Keuntungan dari lampu TL ini, seperti yang telah disebutkan di atas adalah menghasilkan cahaya output per watt daya yang digunakan lebih tinggi daripada bolam biasa (incandescent lamp).

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 32 watt lampu TL akan menghasilkan cahaya sebesar 1700 lumens pada jarak 1 meter sedangkan 75 watt bolam biasa (bolam dengan filamen tungsten) menghasilkan 1200 lumens. Atau dengan kata lain perbandingan effisiensi lampu TL dan bolam adalah 53 : 16. Effiesiensi disini didefinisikan sebagai intensitas cahaya yang dihasilkan dibagi dengan daya listrik yang digunakan.

Walaupun lampu TL mempunyai keuntungan yang besar yaitu pada penghematan daya, lampu TL juga mempunyai kerugian. Kerugian lampu TL adalah :

- Besarnya biaya pembelian satu set lampu TL

- Tempat yang digunakan oleh satu set lampu TL lebih besar.

Oleh karena lampu TL standard masih mempunyai kelemahan seperti yang disebutkan di atas maka dengan electronic ballast --tempat yang digunakan oleh sebuah lampu TL standar --dapat diperkecil sehingga menyamai tempat yang digunakan oleh sebuah bolam. Selain itu dengan electronic ballast dapat mengatasi adanya flicker yang disebabkan karena turunnya frekuensi tegangan supplai.

Operasi lampu TL standar hanya membutuhkan komponen yang sangat sedikit yaitu : Ballast (berupa induktor), starter, dan sebuah kapasitor (pada umumnya tidak digunakan) dan sebuah tabung lampu TL

Tabung lampu TL ini diisi oleh semacam gas yang pada saat elektrodanya mendapat tegangan tinggi gas ini akan terionisasi sehingga menyebabkan elektron-elektron pada gas tersebut bergerak dan memendarkan lapisan fluorescent pada lapisan tabung lampu TL.

Starter merupakan komponen penting pada sistem lampu TL, karena starter akan menghasilkan suatu pulsa trigger agar ballast dapat menghasilkan spike tegangan tinggi. Starter merupakan komponen bimetal yang dibangun di dalam sebuah tabung vacuum yang biasanya diisi gas neon.

Operasi Lampu TL Standar

Ketika tegangan AC 220 volt di hubungkan ke satu set lampu TL maka tegangan diujung-ujung starter sudah cukup untuk membuat gas neon di tabung starter panas (terionisasi), sehingga starter yang dalam kondisi normalnya "open" akan menjadi 'closed', oleh karenanya gas neon menjadi dingin (deionisasi), dan dalam kondisi starter 'closed' ini terdapat aliran arus yang memanaskan filamen tabung lampu TL sehingga gas didalam tabung lampu TL terionisasi.

Pada saat gas neon di dalam tabung starter sudah cukup dingin maka bimetal di dalam tabung starter tersebut akan 'open' kembali sehingga ballast akan menghasilkan spike tegangan tinggi yang mengakibatkan lompatan elektron dari kedua elektroda dan memendarkan lapisan fluorescent pada tabung lampu TL tersebut.

Perstiwa ini akan berulang ketika gas dalam tabung lampu TL tidak terionisasi penuh sehingga tidak terdapat cukup arus yang melewati filamen lampu neon tersebut. Lampu neon akan tampak berkedip.

Selain itu jika tegangang induksi dari ballast tidak cukup besar maka walaupun tabung neon TL tersebut sudah terionisasi penuh tetap tidak akan menyebabkan lompatan elektron dari salah satu elektroda tersebut.

Jika proses 'starting up' pertama tidak berhasil maka tegangan diujung-ujung starter cukup untuk membuat gas neon di dalamnya terionisasi (panas) sehingga starter 'closed'. Dan seterusnya sampai lampu TL masuk pada kondisi steady state yaitu saat impedansinya turun menjadi ratusan ohm. Impedansi dari tabung akan turun dari ratusan megaohm menjadi ratusan ohm saja pada saat kondisi 'steady state'. Arus yang ditarik oleh lampu TL tergantung dari impedansi trafo ballast seri dengan impedansi tabung lampu TL.

Selain itu karena tidak ada sinkronisasi dengan tegangan input maka ada kemungkinan ketika starter berubah kondisi dari 'closed' ke 'open' terjadi pada saat tegangan AC turun mendekati nol sehingga tegangan yang dihasilkan ballast tidak cukup menyebabkan lompatan elektron pada tabung lampu TL.
.:.

Memacu Rasio Perbandingan Konversi Daya Listrik dengan Electronic Ballast

Pada prinsipnya kontroller lampu TL (sering disebut sebagai ballast elektronic) terdiri dari komponen yang memberikan arus dengan frekuensi tinggi di atas 18KHz. Frekuensi yang biasa dipakai adalah frekuensi 20KHz sampai 60KHz.

Aplikasi ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu :

- Meningkatkan rasio perbandingan konversi daya listrik ke cahaya yang dihasilkan.

- Tidak terdeteksinya kedipan oleh mata karena kedipannya terjadi pada frekuensi yang sangat tinggi sehingga tidak dapat diikuti oleh kecepatan mata.

- Ballast elektronik ringan.

Tetapi dari keuntungannya tersebut ditebus dengan kerumitan rangkaian jika dibandingkan dengan ballast konvensional. Pada elektronik ballast terdapat 3 macam tipe yang sering digunakan yaitu :

- Flyback inverter

- Rangkaian Current source Resonant

- Rangkaian Voltage source resonant

Flyback Inverter

Tipe ini tidak terlalu populer karena adanya pendekatan transien tegangan tinggi sehingga berdampak langsung dengan penggunaan tegangan rangkaian tegangan tinggi begitu pula dengan penggunaan komponen-komponen transistor untuk tegangan tinggi.

Selain itu rangkaian flyback akan menurunkan efisiensi transistor karena kerugian pada saat switching. Kerugian yang utama yaitu flyback inverter akan menghasilkan tegangan berbentuk kotak dan arus berbentuk segitiga. Tegangan dengan bentuk gelombang seperti ini tidak cukup baik untuk lampu TL. Agar rangakaian ini dapat menghasilkan sinyal berbentuk sinus maka perlu ditambahkan komponen induktor dan kapasitor.

Rangkaian Current Source Resonant

Untuk rangkaian dengan menggunakan teknik ini membutuhkan komponen tambahan induktor yang dinamakan feed choke. Komponen ini juga harus menggunakan transistor tegangan tinggi. Oleh karena itu rangkaian ballast elektronik ini membutuhkan biaya yang lebih tinggi. Komponen transistor yang digunakan harus mempunyai karakteristik tegangan breakdown (VBR harus lebih besar dari 784 volt dan harus mampu mengalirkan arus kolektor sebesar 1 sampai 2A.

Rangkaian Voltage Source Resonant

Rangkaian ini paling banyak dipakai oleh berbagai industri ballast elektronik saat ini. Tegangan AC sebagai tegangan suplai disearahkan dengan mengggunakan bridge DR dan akan mengisi kapasistor bank C1. C1 akan menjadi sumber tegangan DC untuk tabung lampu TL. Kemudian sebuah input filter dibentuk untuk mencegah rangkaian dari tegangan transien tegangan suplai PLN dan melemahkan berbagai sumber noise EMI (Electro Magnetic Interferrence) yang dihasilkan frekuensi tinggi dari tabung lampu TL. Filter input ini dibentuk dengan rangkaian induktor dan kapasitor.

Input filter ini harus mempunyai spesifikasi yang baik karena harus dapat mencegah interferensi gelombang radio sehingga di Amerika input filter ini harus mempunyai sertifikat FCC. Pada saat rangkaian dihidupkan maka tabung TL akan mempunyai impedansi yang sangat besar sehingga C4 seakan-akan seri dengan L dan C3.

Resonansi yang dihasilkan ini mempunyai tegangan yang cukup besar agar dapat mengionisasi gas yang berada di dalam tabung lampu TL tersebut. Kondisi ini akan menyebabkan kondisi strating yang tiba-tiba sehingga dapat memperpendek umur dari filamen karena filemen belum mendapatkan pemanasan yang cukup untuk mengemisikan elektron. Kondisi ini ditentukan oleh keadaan osilatornya.

Pada saat starting up ini pula terdapat arus peak sangat tinggi, sebesar 4 kali arus steady state. Oleh karena itu harus dipilih transistor yang mempunyai karakterisktik arus kolektor sebesar 4 x arus steady yaitu sekitar 2.75A. Arus steady besarnya sekita 0.75A. Sehingga Q1 dan Q2 harus mampu melewatkan arus 2.75A.

Ketika tabung TL telah terionisasi penuh maka impedansinya akan turun menjadi ratusan ohm saja sehingga akan membuang muatan pada C4. Kondisi ini akan menggeser frekuensi resonansi ke nilai yang ditentukan oleh C3 dan L. Energi yang sedang digunakan tersebut sekarang lebih kecil, begitu pula dengan tegangan diantara elektroda-elektrodanya menjadi kecil pula. Kondisi ini mengakhiri kondisi startup dari lampu TL ini.

Yang perlu diperhatikan dalam pengontrollan pada ballast elektronik adalah parameter dari transistor power yang digunakan yang mampu menggaransi terjadinya keadaan steady state dari lampu TL tersebut.

Kode:
[url]http://www.komputekonline.com/analog.cfm[/url]
 
klo bohlam cenderung gelap deh /swt mending neon terang benderang tuh /gg
 
iye dah gt boros listrik lagi
neon 20watt sejajar dengan bohlam yg 100watt /omg perbandingan yg jauh luar biasa
 
tp kenapa lebih terang neon ya pdhal wattnya lebih kecil lho /swt
 
karenan gas yg dibakar neon itu adalah fluorescent
kadang2 fluorescent itu bisa diimplementasikan ke dalam benda lain
contoh : gelang plastik juga ada lhoo, yg kadang dalam gelap bisa terang gt
 
pake petromak dong di aussie sekarang =))=))=))
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.