• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Ahmadiyah benarkah sesat?

Sesat ....

Wong Negara Negara Lain Ngomong Kalo Ahmadiyah Tetep Berdiri Bukan Merupakan Agama Islam ....
 
susah disini ga da ahmadiyah

ada tempat tuk debatin ini ga?
 
muhammadiyah dan NU.. walaupun berbeda aliran.. tapi tuhan dan junjungan mereka tetep sama.. tetep beribadah kepada ALLAH swt.. ini juga merupakan sesuatu hal yang dibanggakan dari orang luar sana (orang luar negeri maksudnya).. berbeda tapi tetap damai..

sama halnya kayak syiah dan suni.. walaupun berbeda aliran.. tapi arah mereka tetep sama.. sama sama ngejalanin 2 syahadat..

ahmadiyah.. ada benernya yg dikatakan bulcy.. cuma ikut ikutan trend diatas.. tapi sayangnya mereka malah mengubah sistem..

nabi muhammad sendiri pernah mengatakan.. kalo umatnya akan terpecah menjadi 73 bagian.. 72 aliran yg berbeda + 1 aliran yang tetep setia sama alqur'an dan sunah nabi.. jadi bisa dikatakan ahmadiyah adalah salah satu dari 72 aliran yang dimaksud oleh nabi muhammad..

semoga kita termasuk dalam 1 aliran itu.. hingga akhir hayat nanti.. amin..

wassalam..

apa bedanya ahmadiyah dengan islam, waktu islam muncul orang jewish bilang ni agama sempalan gue aje neh sholatnya sama kiblatnye hukum2x agamanye setali tiga uang ame agama gue gua bilang khoser die bilang halal apa bedanya trus begitu dah jadi kuat die bilang orang diluarnye kapir nah apa bedanya sampe cara sholat lu tuh dari Jewhis oleh Nabi lu di jiplak man
soo sekarang ada agama sempalan lu ya terima2x aja deh kan dulu lu juga begitu ;)
 
ATASSS....

Bang...ni Forum Bukan Punya Babe loe...jadi ngomngnya biasa aja napa?

g jelass...

pake Bahasa Indonesia aja...
 
lah mana ada NABI SETELAH MUHAMMAD SAW!
mirza gulam ahmad ngaku nabi?
SINTING EDAN MURTAD
jelas2 lah HARAM, SESAT!
udah jelas2 ada al Qura'an, masih ngeyel juga!

intinya admadiyah SESAT lah
 
Perbedaan itu indah...

Dan dlm hal ini ahmadiyah,,itu terbentuk karena al-qur'an d terjemahkan ke bahasa negaraY msg"....

Ahmadiyah sendiri terpecah jd 2 (lahore n qadiyan) karena satu ayat al-qur'an (q lupa ayat n surat berapa) yg mempunyai 2 arti yaitu 1.rosululloh adalah nabi akhir zaman (yg d yakini plg benar) n yg 2.rosululloh adalah nabi yang mulia...

Yg lahore menyakini arti ayat yg 1. sedangkan qadiyan menyakini yg 2. jadi pengikut AHMADIYAH QADIYAN menunjuk sang imam mahdi (Mirza Ghulam) menjadi nabi mereka...
damn.gif


N q nulis ini bukan bermaksud ingin membubarkan AHMADIYAH QADIYAN tp agar masyarakat tau yg sebenerY...

N q ga setuju d bubarkan karna kesesatanY coz yg menyatakan sesat ato tdk hanya ALLAH SWT semata,,dan kita harus menghargaiY karna kita hidup d negara yg ber-demokrasi tinggi ini jd JANGAN PAKE KEKERASAN....
twitching.gif
 
Islam memang indentik dgn kekerasan sooo biar dibilangin gimana pun tetep ajeee memang ude dari sononye
 
Islam memang indentik dgn kekerasan sooo biar dibilangin gimana pun tetep ajeee memang ude dari sononye
sayang pengetahuan anda tentang islam tidak menyeluruh atau bisa dikatakan hanya sedikit..... jadi ya kesimpulan anda seperti itu.....
 
waduuhhh..kekerasan ya....lucu ya ente...btw udah dibilangin ake bahasa Indonesia aja..jangan sok2 betawi lho...
 
Kekerasan dlm ISLAM timbul karena ulah dr dunia barat yg sering mendzolimi orang islam... X(X(X(

alasan yg paling umum buat melegitimasi kekerasan, jadi islam kalah dong sama dunia barat sampe2x jurus kekerasannya dikeluarin :D, emang pengetahuan islam saya sangatlah minim seperti juga anda2x ini mau belajar ttg agamamu belajarlah agama jewhis dulu krn dari agama itulah agamamu berasal :-*
 
^^
ente bukan diflame arena klo mo ngeflame bukan disini.......
ada tempatnya.........
ini room khusus islam...........
ini bukan tempat ngeflame...........
 
Assalamu'alaikum wr.wb.
Membaca kajian Saudara mengenai ahmadiyah tanggal 10-01-2001 tentang arsip aliran pemikiran, dapat kami rangkumkan beberapa tuduhan/fitnah usang yang amat keji Saudara terhadap Ahmadiyah sebagai berikut.

1. Ahmadiyah memiliki kitab suci tersendiri yang bernama "Tazkirah".
2. Ahmadiyah memiliki tempat suci tersendiri yaitu "India".
3. Ahmadiyah memiliki Nabi dan Rasul yang jumlahnya ada 26 nabi.
4. Kenabian Mirza Ghulam Ahmad membatalkan kitab suci Alquran.

Semua tuduhan-tuduhan keji tersebut sebenarnya sudah lama ada lebih kurang 75 tahun yang lalu, walaupun Saudara baru menulisnya saat ini. Yang lebih menyedihkan lagi, berdasarkan tuduhan-tuduhan keji tersebut yang semuanya tidak berdasar dan tidak benar, ulama-ulama ortodok yang dimotori oleh "Rabithah 'Alam Islamy" memberikan fatwa "kafir" terhadap Ahmadiyah.

Jawaban atas tuduhan-tuduhan tersebut juga sudah ditulis oleh Mubaligh-mubaligh Ahmadiyah, saya mempersilahkan Saudara untuk datang ke Pusat Jamaah Ahmadiyah Indonesia, Jalan Raya Parung - Bogor No. 27 Kemang - Bogor Jawa Barat. atau kalau di Medan di Mesjid Mubarak, Jln Krakatau - Pasar III No. 01 Gugur Darat - Medan 20238.

Namun secara singkat, dapat saya jelaskan bahwa "Tazkirah" adalah bukan merupakan kitab suci tetapi hanya merupakan kumpulan wahyu-wahyu, ilham, khasaf dan mimpi-mimpi dari Allah SWT, kepada Hz. Mirza Ghulam Ahmad. Kitab suci Muslim Ahmadiyah baik Qadian maupun Lahore adalah Alquran.
Isi Tazkirah tidak membatalkan/mengurangi maupun menambah Alquran demikian juga kenabian Hz. Mirza Ghulam Ahmad tidak membatalkan kenabian Yang Mulia Nabi Muhammad saw, bahkan sebaliknya tugas beliau adalah "Menghidupkan Agama Islam dan Menegakkan Syareat Islam" dari kontaminasi adat istiadat, bid'ah dan pengaruh ajaran agama lain.

Muslim Ahmadiyah percaya bahwa Nabi Muhammad saw adalah "khataman nabiyyin" , dan jumlah nabi yang diyakini Muslim Ahmadiyah adalah 124.000 nabi, 313 rasul dan yang tersebut dalam Alquran adalah 28 (Hadits Tafsirul Khaazin, juz 1 hal. 169).
Sedangkan tempat suci Muslim Ahmadiyah adalah Mekah, dan India hanya sebagai tempat pertemuan tahunan itupun tidak hanya India, masing-masing negara mempunyai tempat untuk melakukan pertemuan tahunan tersebut.

Demikian penjelasan singkat kami, agar tidak terjadi salah faham diantara kita sesama Muslim, sesuai dengan situs ini adalah tidak untuk memecah belah umat Islam, tetapi justru untuk mempersatukan Umat Islam, seperti yang terjadi di zaman Rasulullah saw 14 abad yang lalu, amin. Wassalam yang lemah.
(Sukir Ahmadi)

Jawaban:

Assalamualaikum wr. wb.
Kami dapat memahami jawaban dan bantahan Saudara. Namun, secara sekilas bantahan itu pun bisa ditebak sebagai upaya pertahanan dan penyelamatan saja. Penjelasan yang Saudara katakan, bahwa "Tadzkirah" itu bukan kitab suci, melainkan merupakan kitab kumpulan wahyu-wahyu, ilham dan kasyaf, dan seterusnya, itu sangat janggal dengan kenyataannya. Bukankah wahyu itu hanya diberikan oleh Allah kepada Nabi? Maka, dengan wafatnya Nabi Muhammad, praktis, Jibril as tidak memberikan wahyu kepada seorang Nabi pun, melainkan Jibril hanya menyampaikan ilham kepada hamba-hamba Allah yang saleh.

Ketika saudara mengatakan, Tadzkirah itu kumpulan wahyu, berarti secara tidak langsung saudara mengakui bahwa Mirzah Ghulam bin Ahmad itu sebagai penerima wahyu (Nabi). Pernyataan bahwa kitab Tadzkirah merupakan kumpulan wahyu adalah pernyataan yang keliru dan bertentangan dengan pemahaman Islam yang benar.

Selanjutnya, apa yang dikatakan Saudara berbeda dengan kenyataan yang terjadi di tengah lapangan. Banyak buku Ahmadiyah yang keterangannya berbeda dengan apa yang Saudara katakan. Dalam banyak buku tersebut, Mirzah Ghulam Ahmad selalu diklaim sebagai Nabi. Ketidaktahuan Saudara tentang ini menandakan bahwa Saudara belum mengenal secara mendalam tentang aliran yang dianutnya. Bagaimana mungkin Saudara mau membantah atau beradu argumen, jika pemahaman Saudara tentang aliran tersebut saja masih belum utuh.

Terakhir, perlu Saudara ketahui bahwa Rabithah Alam Islami merupakan asosiasi ulama seluruh dunia. Dengan demikian, keterangan yang berasal dari asosiasi tersebut lebih dapat dipercaya dibandingkan kitab-kitab atau komentar orang-orang yang tidak jelas statusnya di dalam dunia keulamaan Islam. Jika Saudara meremehkan dan campakkan begitu saja pendapat ulama-ulama, Saudara berarti lebih mempercayai aliran yang tidak jelas konsepnya. Kami sarankan kepada Saudara, sebaiknya di dalam mempercayai sesuatu atau menganut suatu aliran itu berdasarkan pijakan yang jelas dan kuat, serta dengan mohon petunjuk kepada Allah. Termasuk kepada kami sendiri, semoga kita termasuk orang yang dimudahkan oleh Allah dalam menempuh jalan yang lurus.
Demikian jawaban kami, wallahu a'lamu.
 
"Apa kata HAMKA mengenai Ahmadiyah dan yang sejenis"
------------------------------------------------------------
Sebuah kutipan dari buku HAMKA
untuk teman-teman [email protected]
yang dikutip oleh [email protected]
Yogyakarta, 08 Desember 1996
------------------------------------------------------------

Buku Acuan: HAMKA (Hadji 'Abdulmalik bin Abdulkarim
Amrullah), 1956, "Peladjaran Agama Islam," Penerbit
"Bulan-Bintang," Djakarta, Tjetakan Pertama.

Catatan ([email protected]): (1) HAMKA
(almarhum) adalah salah seorang ulama besar dan seorang
susatrawan besar Indonesia, (2) Saya gunakan buku di atas
sebagai acuan karena pengarangnya orang cukup kompeten di
bidang agama Islam, (3) Mengapa buku sekuno ini (yang
diterbitkan saat saya baru lahir) saya gunakan: untuk
memberi gambaran bahwa masalah Ahmadiyah adalah masalah lama
yang menurut saya sudah usang, namun karena [email protected]
baru membahas ya saya posting untuk informasi kita semua.

Catatan khusus mengenai diskusi Ahmadiyah
di [email protected]:

Menurut pendapat saya teman-teman Ahmadiyah di
[email protected] merupakan orang-orang yang rajin dan
pandai, mereka mengemas "dagangannya" (meminjam istilah
teman-teman Ahmadiyah) sedemikian rupa menyerupai reklame
pil Tuntas di Indonesia yang bunyinya TAS ... TAS ... TAS.

Kemasan dagangan dan refreshment yang disajikan sudah
memenuhi standar ISO-9000, namun mungkin belum mendapat
label "Halal" dari MUI, yang perlu diperhatikan lagi kalau
membeli barang ini adalah masa kedaluarsanya (istilah
keren-nya expiration date) ... mengapa?, karena barang
usang yang mereka jual! ... perut bisa sakit kalau
makan, ... dan sama sekali tidak membuat kita kuat (...
maaf ya ini memang betul-betul yang saya rasakan dalam
hati ...).

Wah ... wah memang di dunia ini macam-macam ... coba kalau
di Indonesia, malahan ada yang lebih aneh ... tuh inget
'ngga? ada orang jualan jin ... wah pasti lebih rame lagi
kalau dianya jualan jin di [email protected], apalagi kalau
kemasannya memenuhi ISO-JIN ... bakalan rame.

... namun demikian karena mereka tetap jual dagangan, maka
meminjam istilah grup rock masa lalu yang terkenal ...

"The Show Must Go On"
... by Three Dog Night

... so what ... well, let's do it ...

Kutipan di bawah ini berasal dari buku diatas dari halaman
191 sampai dengan halaman 201. Buku diatas ditulis dalam
ejaan Indonesia lama; dalam kutipan saya
([email protected]) di bawah ini saya gunakan
ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sekarang, dengan
menghilangkan setiap huruf Arab yang ada di dalam buku
aslinya. Gaya bahasa yang saya gunakan hampir 99% sesuai
dengan aslinya yaitu gaya bahasa tahun 50-an, harap maklum.


ISI KUTIPAN:

- TAK ADA NABI SESUDAH MUHAMMAD
- PERCOBAAN MENGAKU NABI LAIN SESUDAH MUHAMMAD
- AL-BAB, BAHAULLAH DAN GHULAM AHMAD
- AHMADIYAH
- PENDAPAT KITA
- HADIST MAHDI DAN ISA


STATISTIK ARTIKEL KESELURUHAN:

Characters: 34005
Lines: 710
Words: 4292
Sentences: 341
Paragraphs: 125
File: 42 KBytes

Karena besarnya, posting ke [email protected] direncanakan
dalam empat bagian, harap maklum.


******** BAGIAN I/IV ********

Semoga menjadi bacaan yang berguna.

... Atas nama Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang
============================================================
halaman 191
TAK ADA NABI SESUDAH MUHAMMAD
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Tak ada lagi nabi sesudah Muhammad, dan tidak ada rasul.
Baik nabi yang akan dinamai "pengiring" Muhammad, atau nabi
yang membawa syariat baru. Demikian kepercayaan Ummat sejak
Quran diturunkan.

Nabi Muhammad pun bersabda:

"Tidak ada nabi lagi sesudahku."

Tak ada nabi atau rasul lagi, sebab tidak ada SOAL lagi.

Soal apa lagi yang akan dibawa oleh nabi yang baru? Sedang
masyarakat manusia sudah lebih maju, dan ada jalan
kesanggupan buat mencari Kebenaran Tuhan Yang Maha Esa dan
Kuasa dengan sendirinya. Bukan saja Quran, bahkan kitab
Taurat dan Injil dan Zabur telah dicetak bermilliun
banyaknya. Meskipun menurut kepercayaan Islam, dalam Quran
telah terkumpul intisari dari kitab-kitab terdahulu itu.

Memang! Manusia senantiasa maju dalam mencari Ilmu
pengetahuan. Senantiasa maju didalam mencari rahasia isi
bumi, bahkan bulan dilangitpun telah diselidiki orang.
Tentang kemajuan disudut ini, tidaklah ada diantara kita
yang membantahnya. Tetapi bagaimanapun kemajuan Ilmu
pengetahuan, namun inti dari ilmu pengetahuan itu sudah ada
dalam ajaran Tauhid, yang sudah genap diajarkan oleh
Muhammad. Inti kepercayaan kepada Tuhan sudah cukup, tidak
perlu tambahan lagi dari orang yang mengatakan dirinya nabi
atau dikatakan oleh pengikutnya nabi.

halaman 191
PERCOBAAN MENGAKU NABI LAIN SESUDAH MUHAMMAD
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Berkali-kali telah dicoba orang juga mendakwakan dirinya
Nabi pula, ada yang sengaja hendak menandingi Muhammad, dan
ada pula yang mengatakan syariat Muhammad telah putus, sebab
nabi baru telah datang membawa syariat baru. Dan ada pula
yang mengatakan bahwa dia, atau guru ikutannya, adalah nabi
pula sesudah Muhammad. Tetapi bukan membawa syariat baru.
Kedatangannya hanyalah hendak menyempurnakan syariat
Muhammad saja.

Berkali-kali orang seperti ini telah datang, tetapi kemudian
ternyata seruannya hilang saja, tidak hidup. Karena
kebesaran Tauhid ajaran Muhammad menelan habis satu
percobaan yang lain. Nabi-nabi dusta tumbang dengan
sendirinya, tidak dapat berurat di bumi ini. Mereka gagal,
karena dustanya, dan karena soal yang dibawanya itu tidak
cukup satu seperseratus dari soal Nubuwwat Muhammad.


halaman 191
AL-BAB, BAHAULLAH DAN GHULAM AHMAD
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Di Iran (Persia), sangatlah berpengaruh Mazhab Syiah.
Mazhab ini pada mulanya adalah satu faham politik yang
timbul karena membela hak Ali ibn Abi Thalib menjadi
kalifah. Kaum Syiah terbagi menjadi tiga golongan besar
yaitu Kisaniyah, Ismailiyah dan Itsna' Asyriyah.
Ketiganya mempunyai kepercayaan bahwa Imam mereka yang akhir
adalah ghaib dari dunia dan kelak akan datang lagi ke
dunia. Kaum Kisaniyah percaya bahwa yang ghaib itu adalah
Muhammad Ali Hanafiah. Sekarang dia masih sembunyi di
salah satu gua di gunung Ridhwan.

Ismailiyah percaya bahwa yang ghaib itu adalah Imam Ketujuh
yaitu Ismail sendiri. Diapun akan datang kembali. Aga Khan
yang terkenal adalah pemimpin mereka.

Ketiga adalah Itsna' Asyriyah. Inilah mazhab Syiah yang
paling besar pengikut dan pengaruhnya, terutama di tanah
Iran. Apalagi setelah Syah Ismail dapat mendirikan Kerajaan
Shafawi di Iran dan menetapkan mazhab Syiah sebagai mazhab
resmi kerajaan, maka bertambah tertanamlah pengaruh mazhab
ini.

Mazhab ini mempunyai dasar dan tiang kepercayaan bahwa imam
ke-12 yaitu Muhammad bin Hasan Al-'Askary adalah ghaib pula,
dan akan datang kembali di akhir jaman, dan dialah Mahdi.
Apabila dunia ini sudah sangat kacau, apabila kelaliman
sudah bersimaharajalela di dunia, waktu itulah dia akan
datang kembali ke dunia. Adapun sekarang beliau masih
ghaib. Segala raja yang memerintah adalah mewakili beliau.
Ketika Imam ke-12 itu ghaib, beliau meninggalkan empat orang
wakil. Dan setelah wakil-wakil itu wafat, beberapa masa
kemudian Imam yang ghaib akan datang. Lalu dihitung-hitung
tahunnya menurut ilmu huruf (abjad). Sudah berkali-kali
bahaya menimpa Islam; Imam belum juga datang. Sudah jatuh
Baghdad ketangan musuh. Sudah patut dia datang, tapi tak
juga datang. Bermacam-macam cobaan, Imam tidak juga datang.
Dihitung-hitung tahunnya, rupanya sudah berlebih, Imam tidak
juga datang.

Waktu itu timbulah satu firkah yang melepaskan diri dari
Syiah umum, bernama firkah "Syaichiyah." Mereka akhirnya
membulatkan kepercayaan bahwa Mahdi atau Imam Ghaib itu
telah membuat kontak dengan Alam, dengan perantaraan diri
Said Ali Muhammad, yang bergelar Al-Bab atau Bab-Allah.

Dia menyatakan bahwa mahdi yang ditunggu itu adalah dia.
Dan dia membawa syariat baru. Dengan datangnya syariatnya,
putuslah syariat Muhammad. Diapun mempunyai kitab baru.
Namanya "Al-Bayan." Dia lahir pada tahun 1235H.

Tetapi Al-Bab telah membuat pengakuan berlebih dari yang
diharapkan. Sebagian pengikutnya hanya mengakui bahwa dia
Al-Bab. Seba itu terbitlah pertentangannya dengan Haji
Muhammad Karim Chan Al-Karmani, yang mengakuinya hanya
sebagai Al-Bab (pintu) menghubungkan Imam yang ghaib dengan
mahluk. Sedang dia mengaku bahwa dia sendirilah Mahdi itu
dan dialah Imam yang ghaib.

Pengikutnya bernama Babiyah. Oleh Sultan Nasiruddin Syah,
kaum Babiyah ini disapu bersih. Bab itu sendiri dihukum
bunuh.

Bahai-yah. Setelah Al-Bab mati dibunuh, dipercayakanyalah
pimpinan sisa-sisa pengikutnya kepada Bahaullah, muridnya
yang terpandai. Setelah pimpinan jatuh ketangannya, tiba
pulalah bahwa dia adalah rasul dan nabi yang berdiri
sendiri, membawa syariat sendiri dan berkitab suci sendiri.
Adapun Al-Bab hanyalah nabi mendahului dia, serupa Yahya
mendahului Isa. Maka kalau Al-Bab sebagai Mahdi
"Al-Muntazar" (yang ditunggu), dia adalah Al-Masih,
"Al-Mau'ud" (yang dijanjikan akan turun), Al-Bab membawa
kitab bernama Al-Bayan. Diapun membawa kitab pula. Katanya
bernama Al-Aqdas. Dengan kedatangannya maka habis pulalah
--katanya-- tugas agama Bab Allah! Dia lahir tahun 1817 dan
meninggal 1892.

Bukan saja dia Bahaullah, tetapi diapun Jamamullah. Al-Bab
bergelar Al-Qaim. Dia bergelar Al-Qayyum. Wadjahnya
bersinar diantara langit dan bumi sebagai intanpermata yang
gilang-gemilang. Syariat Muhammad, terutama tentang jihad,
telah di-mansuch-kan, karena kedatangan syariatnya.

Oleh Sultan Nasiruddin Syah dia dibuang ke Baghdad, kemudian
dipindahkan oleh pemerintah Turki, mulanya ke Istambul,
kemudian ke Adrianopel, dan akhirnya ke Acre. Sebagaimana
pecahnya dengan Al-Bab dan pecahnya Al-Bab dengan Muhammad
Karim Chan, maka Bahaullah pun berpecah pula dengan saudara
kandungnya Mirza Yahya yang bergelar Shubhi Azal.

Agama Bahai ini dapat hidup di Eropa dan Amerika. Terutama
setelah puteranya Abdul Baha' datang ke Amerika di tahun
1912. Dia menarik hati beberapa orang Amerika, sebab dia
"menghapuskan syariat Muhammad," terutama jihad. Artinya,
kalau menurut syariat Bahaullah, apapun yang terjadi, kita
tidak boleh mempertahankan agama kita dengan kekerasan,
kecuali kalau sudah sangat terdesak. (Bukankah Agama Islam
pun memakai kekerasan kalau sudah sangat terdesak?).


******** BAGIAN II/IV ********

halaman 193
AHMADIYAH
^^^^^^^^^

Mirza Ghulam Ahmad di Qadiyan India-pun mendakwakan pula
dirinya Mahdi dan Isa. Jadi sekaligus keduanya, berbeda
dengan Al-Bab dan Bahaullah. Diapun menerima wahyu-wahyu
Illahi, menurut dakwanya. Tetapi ada perbedaan sedikit,
karena Mirza Ghulam Ahmad, katanya, bukanlah menghapuskan
syariat Muhammad dengan syariat yang baru. Dia adalah Nabi
Pengiring. Dialah Mahdi yang ditunggu dan Isa yang
dijanjikan, dan dia pulalah Mujaddid yang mesti datang tiap
seratus tahun sekali.

Pengikut Mirza Ghulam Ahmad pun pecah menjadi dua pula.
Keduanya sama-sama bernama Ahmadiyah. Pertama, Ahmadiyah
Qadiyan, mempunyai Kalifatul-Masih yaitu Kalifah dari Mirza
Ghulam Ahmad sendiri. Golongan Lahore memisahkan diri dan
mengakui Mirza Ghulam Ahmad hanyalah semata-mata guru dan
mujaddid. Terjadi pertentangan diantara keduanya, karena
golongan Qadiyan menuduh kafir golongan Lahore karena hanya
mengakui mujaddid saja. Golongan Lahore yang memisahkan
diri itu dikepalai oleh Maulana Mohammad Ali dan Kawaya
Kamaluddin.

Kedua golongan Ahmadiyah ini sama-sama berusaha menyiarkan
Islam, tetapi melalui dasar faham mereka lebih dahulu, yaitu
Mirza Ghulam Ahmad (Al-Masih al-Mau'ud) bagi Qadiyani, dan
Mirza Ghulam Ahmad (Mujaddid Abad ke-20) bagi kaum Lahore.

halaman 194
PENDAPAT KITA
^^^^^^^^^^^^^

Haruslah kita selidiki bagaimana besarnya pengaruh
kepercayaan kaum Syiah, terutama di Iran dan juga di
Hidustan. Menunggu kedatangan Imam yang Ghaib, Imam Mahdi
akan datang kembali dan Nabi Isa akan turun, dan Isa dan
Mahdi itu ialah yang seorang itu juga, demikian mendalam di
kalangan Syiah, sehingga menjadi salah satu rukun
kepercayaan yang tidak dapat dipisahkan lagi dari agama.
Kadang-kadang Ahli Sunnah-pun turut juga menerima
kepercayaan ini, walupun tidak menjadi dasar benar-benar.
Dan inipun kadang-kadang bertemu didalam sebagian kepercayaan
kaum Sufi, seperti Ibnu 'Arabi. Maka tidaklah kita heran,
kalu dari kedua negeri inilah timbul orang-orang yang
mendakwakan dirinya nabi, atau rasul, atau Mahdi, atau
Al-Bab (pintu), atau Imam yang Ghaib telah datang, atau
didakwakan oleh muridnya.

Kita tetap memegang pendirian Ahli Sunnah, bahwa sesudah
Muhammad tidak akan datang nabi lagi. Karena soalnya sudah
habis. kalau akan kita terima kedatangan itu, manakah yang
akan kita tetapkan? Apakah Mirza Ghulam Ahmad, atau Mirza
Ali Muhammad (Al-Bab), atau Bahaullah? Atau kita akui
semuanya, padahal diantara satu sama lain berlawanan pula.
Atau kita akui semuanya, dan kita akui pula yang lain yang
akan mendakwakan dirinya menjadi nabi pula nanti.

Kalau dikatakan karena dia menyerukan perdamaian Dunia, maka
dia membawa syariat baru, tidak bolehkah Mahatma Gandhi
dikatakan pula nabi? Atau Krisna Vedanta di Colorado? yang
juga menyerukan perdamaian dunia.

Kaum Ahmadi dan Bahai mengemukakan alasan yang sama untuk
menolak pendirian umum bahwa Nabi Muhammad "Penutup Segala
Nabi," dengan ayat "Khataman Nabiyyin." Menurut qiraat
(bacaan) yang umum ayat itu dibaca "Khatam," bukan "Khatim."
Tetapi artinya adalah "Khatim." Khatam artinya cincin, dan
Khatim artinya penutup.

Khataman Nabiyyin artinya cincin permata segala nabi. Kalau
sekiranya kita perturutkan rasa bahasa, tentu Nabi Muhammad
itu tidak nabi lagi, hanyalah cincin perhiasan segala
nabi-nabi. Yang mempunyai cincinlah yang nabi, bukan cincin
itu sendiri.

Didalam keterangan yang biasa mereka kemukakan, adalah bahwa
tidaklah perkara yang mustahil bahwa Allah akan berkata-kata
dengan hambanya. Tidaklah akan putus sampai hari kiamat
orang yang dipilih Allah buat menumpahkan katanya. Tidaklah
akan hilang begitu saja wahyu sampai kiamat.

Tentang itu Ahli Sunnah-pun mengakui juga. Di kalangan
sahabat Nabi, ketika Nabi masih hidup terdapatlah orang
istimewa yang demikian. Yaitu Umar bin Khattab. Sehingga
Nabi Muhammad pernah mengatakan, bahwasanya jika ada nabi
sesudahku, niscaya Umarlah orang itu. Tetapi tidak ada lagi
nabi sesudahku.

Mengapa tidak? Nabi Muhammad sendiri menjelaskan bahwa
"Ulama-ulama umatku adalah sama derajatnya dengan nabi-nabi
Bani Israil." Kalau kata nabi yang demikian akan diperluas,
maka seluruh ulama yang berjasa membangun Islam, patutlah
disebut nabi. Imam Al-Ghazali, Imam ul Haramain, Ibnu
Taimiyah, dan muridnya Ibnu Qayyim, dan Syeh Muhammad ibnu
Abdil Wahhab, dan Said Jamaluddin Al-Afghani, dan Syeh
Muhammad Abduh dan Said Rasyid Ridha, patutlah disebut
sebagai nabi. Karena mereka dalam sifat keulamaannya
samalah jasanya dengan nabi-nabi Bani Israil. Dan orang
Indonesia dalam kalangan Nahdhatul Ulama patutlah menyebut
kyai besarnya Hasyim Ashari sebagai nabi, sebab jasanya
besar pula. Demikian pula Muhammadiyah dengan Kyai H.A.
Dahlannya.

Banyak diantara ulama mendapat ilham dari Tuhan, seakan-akan
wahyu Illahi. Karena mereka berfaham Ahli Sunnah, tidaklah
mereka berani mengatakan dirinya nabi. Dan kalau mereka
mendakwakan dirinya nabi, akan musnahlah mereka.

Kalimat wahyu suci yang diberikan Tuhan, oleh faham Ahli
Sunnah telah ditentukan buat rasul dan nabi.
Setinggi-tinggi martabat manusia ini hanyalah mendapat hatif
atau ilham, atau mimpi yang benar, atau mahaddas. Kalau
wahyu itu dikatakan akan putus selama-lamanya, perkataan itu
benar juga dari segi lain. Lebah menurut Sabda Tuhan
didalam Quran, mendapat wahyu untuk membuat sarangnya di
bukit dan di bubungan rumah. Ibu Musa mendapat wahyu Tuhan
supaya melemparkan puteranya dalam peti di sungai Nil. Dan
lebah bukanlah nabi, padahal sampai sekarang tidaklah putus
dia mendapat wahyu itu, selama dia masih bersarang di bukit
dan di bubungan rumah. Dan ibu Nabi Musa bukanlah nabi.


******** BAGIAN III/IV ********

halaman 195
HADIST MAHDI DAN ISA
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Al-Quran tidaklah memberikan tuntunan yang tegas tentang
akan turunnya Mahdi dan Isa di akhir jaman. Padahal tiga
orang yang mengaku dirinya Nabi atau Rasul di jaman ini
(Mirza Ghulam Ahmad, Miza Ahli Muhammad dan Bahaullah),
belum dapat menegakkan pendakwaan itu, kalau tidak berdasar
kepada hadis-hadis tentang turunnya Mahdi dan Isa itu.

Seratus tahun sesudah Nabi Muhammad wafat, barulah orang
mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan hadis. Yang lebih
dahulu dikumpulkan hanyalah Quran. Jadi dalam masa 100
tahun adalah masa "kosong" yang merupakan kesempatan untuk
membuat hadis bagi golongan-golongan yang bertentangan.
Terutama kaum Syiah. Payahlah ulama hadis menjaring hadis
mana yang masyhur, mana yang shahih, mana yang dhaif dan
mana yang maudhu. Pertentangan-pertentangan yang maha hebat
di waktu itu di antara beberapa firkah yang timbul karena
politik, menimbulkan golongan-golongan yang sampai hati
membuat hadis-hadis palsu, sehingga payah menjaringnya
setelah ilmu hadis muncul sebagai ilmu yang berdiri sendiri.
Ibnu Khuldun didalam "Muqaddamah" tarikhnya mengkaji
satu-persatu hadis Mahdi itu dan menyelidiki sanad serta
matannya sedalam-dalamnya, sehingga kemudian diambil
kesimpulan bahwasanya sebagian besar dari hadis ini tidak
dapat diterima. Oleh sebab itu maka kaum Ahli Sunnah
tidaklah menjadikan hadis-hadis Mahdi atau nuzul Isa itu
menjadi pokok kepercayaan prinsipiil.

Ulama tafsirpun berbincang hebat tentang turunnya Nabi Isa.
Lebih-lebih telah tersebut pula dalam satu hadis, bahwa
"Mahdi itu tidak lain adalah Isa." Mereka perbincangkan
apakah Isa itu masih hidup, lalu diangkat Tuhan kelangit,
ataukah dia telah meninggal dunia sebagaimana kebanyakan
manusia. Tuhan bersabda tentang Nabi Isa:

"Sesungguhnya Aku mewafatkan engkau
dan mengangkatkan engkau kepadaKu."

Orang yang memegang kepercayaan bahwa Nabi Isa belum mati,
dan hanya menguatkan bahwa Nabi Isa diangkat ke langit
dengan tubuhnya, terpaksa mesti mencari arti yang lain dari
kata "wafat" itu. Tetapi yang berpendapat bahwa Nabi Isa
mati, langsung saja mengartikan ayat itu menurut zahir
bunyinya. Mula-mula beliau wafat, setelah itu beliau
diangkat ke hadirat Tuhan, sebagaimana setiap insan yang
mulia. Sebab itu ke-angkat-an itu tidak mesti ke langit,
melainkan ke hadirat Tuhan.

Baik orang Bahai dan orang Ahmadi memegang tafsir yang
menyatakan bahwa Nabi Isa telah wafat, telah mati. Dan
kemudian dari hal itu, merekapun menguatkan bahwa Nabi Isa
akan datang kembali. Yang datang itu bukan Isa Israili yang
dahulu, karena dia telah jelas meninggal. Yang ditunggu
kedatangannya sebagaimana tersebut dalam hadis adalah orang
lain yang membawa sifat-sifat Isa. Kata orang Bahai orang
itu adalah Bahaullah. Kata orang Ahmadi, orang itu adalah
Mirza Ghulam Ahmad.

Sebenarnya kepercayaan tentang akan datangnya Mahdi diakhir
zaman, atau Nabi Isa akan datang kembali, atau Messiah
menurut kepercayaan Yahudi, atau Buddha Gautama bagi orang
beragama Buddha, mendalam juga dalam kalangan kaum Syiah
yang selalu menunggu-nunggu kembalinya Imam mereka yang
ghaib. Ismailliyah menunggu Ismail. Istna Asyriyah menunggu
Muhammad bin Hasan Al-Askary, Imam Syiah ke-12. Kisaniyah
menunggu datangnya kembali Muhammad bin Ali Hanafiyah.
Semuanya itu sekarang tengah ghaib dan akan datang kembali!

Kepercayaan seperti inipun mendalam pula pada setengah
penganut tasawuf, yang mempercayai bahwa alam diatur oleh
wali-wali Allah yang bernama "Watad," dan "Badal," dan
"Quthub." "Quthub" itu adalah ghaib pula. Di Indonesia
kepercayaan ini sangat mendalam dalam filsafat kejawen yang
menunggu kedatangan Ratu Adil.

Mirza Ghulam Ahmad menyatakan bahwa dialah yang
ditunggu-tunggu itu. Dialah Isa Al-Masih yang dijanjikan,
dia pula Mahdi yang ditunggu-tunggu. Dan karena ada pula
sebuah hadis menyatakan bahwa setiap 100 tahun akan datang
seorang mujaddid (pembaharu keagamaan), maka dia pulalah
mujaddid itu. Pendeknya segala yang ditunggu-tunggu itu,
tidak ada orang lain, melainkan dirinya sendirilah.

Oleh karena dialah Al-Masih, tentu dialah nabi.
Kadang-kadang Mirza Ghulam Ahmad menyatakan bahwa dia
bukanlah membawa syariat baru. Dia dengan Nabi Muhammad saw
adalah bagaikan Harun terhadap Musa belaka. Penguat syariat
Muhammad, bukan pengubahnya. Tetapi satu hal dia menyatakan
memang berubah yaitu jihad. Jihad tidaklah dengan senjata,
cukup dengan mengemukakan alasan-alasan belaka. Adapun
Bahaullah menyatakan dirinya terang-terang nabi lain sesudah
Muhammad. Dengan kedatangannya habislah tugas agama Al-Bab
dengan kitabnya Al-Bayan. Dan dengan kedatangan Al-Bab
dahulu, habis pulalah tugas syariat Muhammad.


******** BAGIAN IV/IV ********

Adapun dasar kepercayaan kita dengan berpegang kepada ayat
yang tertulis di atas tadi nyatalah bahwa Nabi Isa telah
wafat. Nabi Isa telah wafat, dengan berdasarkan kepada
"mutawaffika" tadi. Dan dia telah diangkat ke hadirat
Allah, (wa rafi'uka ilayya), sebagaimana setiap roh yang
suci senantiasa diangkat menghadap ke hadirat Allah.

Adapun tentang turunnya kembali beliau ke dunia, sebelum
hari kiamat datang, adalah hadis yang bernama "Al-Uhad."
Tidak termasuk kedalam hadis yang mutawatir. Maka menurut
pertimbangan ahli-ahli hadis, kalau sekiranya tidak kita
jadikan menjadi pokok kepercayaan, sebagaimana pokok
kepercayaan yang enam perkara (rukun iman), tidaklah kita
keluar dari Agama Islam.

Meskipun demikian tidaklah boleh kita menolak kekuasaan
Tuhan. Turunnya Nabi Isa kembali ke dunia, tidaklah hal
yang mustahil, walaupun tulangnya telah hancur. Bukanlah
didalam Al-Quran ada tersebut cerita burung-burung yang
telah dicincang lumat oleh Nabi Ibrahim atas perintah Tuhan.
Burung itu empat ekor banyaknya. Lalu dihantarkan ke puncak
empat buah bukit. Tuhan memerintahkan kepada Ibrahim supaya
empat burung itu dipanggil kembali. Maka datanglah keempat
burung itu, dengan izin Allah!

Dipandang dari segi kepercayaan ini, datangnya Nabi Isa
kembali ke dunia setelah beribu tahun beliau wafat, hanyalah
permulaan saja dari kebangkitan mahluk Tuhan yang lain.
Seluruh insan dihari kemudian akan dibangkitkan. Hanya Isa
Al-Masih didahulukan. Hal ini biasa saja bagi Tuhan.

Oleh sebab itu, maka pendakwaan orang-orang seperti Mirza
Ghulam Ahmad dan Bahaullah, bahwa merekalah Isa Al-Masih
yang dijanjikan itu, tidaklah kita percayai. Kita memandang
mereka itu hanyalah sebagai pendakwa-pendakwa kenabian yang
lain juga. Sebelum merekapun telah ada juga pendakwa
kenabian itu. Menggelegak menggejala setahun dua tahun,
taruhlah sepuluh-duapuluh tahun, kemudian padam lagi. Dan
kelak akan begitu pula. Bukan saja yang seperti ini ada
dalam Islam, juga ada dalam agama Kristen. Bahkan kaum
theosofi pernah mengemukakan Khrisna Murti sebagai Al-Masih
yang ditunggu-tunggu itu.

Kaum Bahai dan kaum Ahmadi mengambil alasan atas kebenaran
seruan mereka, ialah karena kian lama faham mereka kian
tersiar, terutama di benua Eropa dan Amerika. Ini bukan
alasan! Sebab kehausan manusia di kedua benua itu akan
tuntunan rohani, setelah terlalu tenggelam dalam hidup
kebendaan, menyebabkan ada diantara mereka yang lekas saja
menerima suatu propaganda baru. Bukan faham Bahai dan
Ahmadi saja yang mereka terima, gerakan yang lainpun
mendapat pasaran subur juga disana. Di Jerman telah ada
pula penganut faham Buddha dan mempunyai biara sendiri.
Pelajaran tasawuf dari Inayat Khan mendapat penganut juga.
Bahkan seorang yang mendakwakan dirinya Al-Masih dan memakai
gelar Khrisna Vedanta di negara bagian Colorado, USA, telah
mendapat pengikut pula. Demikian pula seorang kulit hitam
di Pennsylvania (Philadelphia) mengaku dirinya Tuhan dan
memakai nama Father Divine, tidak pula kurang penganut dan
pengikutnya.

Di Amerika muncul tidak kurang 200 sekte Kristen.
Masing-masing mengatakan bahwa mazhab mereka kian lama kian
besar dan melebihi yang lain.
 
"Apa kata HAMKA mengenai Ahmadiyah dan yang sejenis"
------------------------------------------------------------
Sebuah kutipan dari buku HAMKA
untuk teman-teman [email protected]
yang dikutip oleh [email protected]
Yogyakarta, 08 Desember 1996
------------------------------------------------------------

Buku Acuan: HAMKA (Hadji 'Abdulmalik bin Abdulkarim
Amrullah), 1956, "Peladjaran Agama Islam," Penerbit
"Bulan-Bintang," Djakarta, Tjetakan Pertama.

Catatan ([email protected]): (1) HAMKA
(almarhum) adalah salah seorang ulama besar dan seorang
susatrawan besar Indonesia, (2) Saya gunakan buku di atas
sebagai acuan karena pengarangnya orang cukup kompeten di
bidang agama Islam, (3) Mengapa buku sekuno ini (yang
diterbitkan saat saya baru lahir) saya gunakan: untuk
memberi gambaran bahwa masalah Ahmadiyah adalah masalah lama
yang menurut saya sudah usang, namun karena [email protected]
baru membahas ya saya posting untuk informasi kita semua.

Catatan khusus mengenai diskusi Ahmadiyah
di [email protected]:

Menurut pendapat saya teman-teman Ahmadiyah di
[email protected] merupakan orang-orang yang rajin dan
pandai, mereka mengemas "dagangannya" (meminjam istilah
teman-teman Ahmadiyah) sedemikian rupa menyerupai reklame
pil Tuntas di Indonesia yang bunyinya TAS ... TAS ... TAS.

Kemasan dagangan dan refreshment yang disajikan sudah
memenuhi standar ISO-9000, namun mungkin belum mendapat
label "Halal" dari MUI, yang perlu diperhatikan lagi kalau
membeli barang ini adalah masa kedaluarsanya (istilah
keren-nya expiration date) ... mengapa?, karena barang
usang yang mereka jual! ... perut bisa sakit kalau
makan, ... dan sama sekali tidak membuat kita kuat (...
maaf ya ini memang betul-betul yang saya rasakan dalam
hati ...).

Wah ... wah memang di dunia ini macam-macam ... coba kalau
di Indonesia, malahan ada yang lebih aneh ... tuh inget
'ngga? ada orang jualan jin ... wah pasti lebih rame lagi
kalau dianya jualan jin di [email protected], apalagi kalau
kemasannya memenuhi ISO-JIN ... bakalan rame.

... namun demikian karena mereka tetap jual dagangan, maka
meminjam istilah grup rock masa lalu yang terkenal ...

"The Show Must Go On"
... by Three Dog Night

... so what ... well, let's do it ...

Kutipan di bawah ini berasal dari buku diatas dari halaman
191 sampai dengan halaman 201. Buku diatas ditulis dalam
ejaan Indonesia lama; dalam kutipan saya
([email protected]) di bawah ini saya gunakan
ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sekarang, dengan
menghilangkan setiap huruf Arab yang ada di dalam buku
aslinya. Gaya bahasa yang saya gunakan hampir 99% sesuai
dengan aslinya yaitu gaya bahasa tahun 50-an, harap maklum.


ISI KUTIPAN:

- TAK ADA NABI SESUDAH MUHAMMAD
- PERCOBAAN MENGAKU NABI LAIN SESUDAH MUHAMMAD
- AL-BAB, BAHAULLAH DAN GHULAM AHMAD
- AHMADIYAH
- PENDAPAT KITA
- HADIST MAHDI DAN ISA


STATISTIK ARTIKEL KESELURUHAN:

Characters: 34005
Lines: 710
Words: 4292
Sentences: 341
Paragraphs: 125
File: 42 KBytes

Karena besarnya, posting ke [email protected] direncanakan
dalam empat bagian, harap maklum.


******** BAGIAN I/IV ********

Semoga menjadi bacaan yang berguna.

... Atas nama Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang
============================================================
halaman 191
TAK ADA NABI SESUDAH MUHAMMAD
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Tak ada lagi nabi sesudah Muhammad, dan tidak ada rasul.
Baik nabi yang akan dinamai "pengiring" Muhammad, atau nabi
yang membawa syariat baru. Demikian kepercayaan Ummat sejak
Quran diturunkan.

Nabi Muhammad pun bersabda:

"Tidak ada nabi lagi sesudahku."

Tak ada nabi atau rasul lagi, sebab tidak ada SOAL lagi.

Soal apa lagi yang akan dibawa oleh nabi yang baru? Sedang
masyarakat manusia sudah lebih maju, dan ada jalan
kesanggupan buat mencari Kebenaran Tuhan Yang Maha Esa dan
Kuasa dengan sendirinya. Bukan saja Quran, bahkan kitab
Taurat dan Injil dan Zabur telah dicetak bermilliun
banyaknya. Meskipun menurut kepercayaan Islam, dalam Quran
telah terkumpul intisari dari kitab-kitab terdahulu itu.

Memang! Manusia senantiasa maju dalam mencari Ilmu
pengetahuan. Senantiasa maju didalam mencari rahasia isi
bumi, bahkan bulan dilangitpun telah diselidiki orang.
Tentang kemajuan disudut ini, tidaklah ada diantara kita
yang membantahnya. Tetapi bagaimanapun kemajuan Ilmu
pengetahuan, namun inti dari ilmu pengetahuan itu sudah ada
dalam ajaran Tauhid, yang sudah genap diajarkan oleh
Muhammad. Inti kepercayaan kepada Tuhan sudah cukup, tidak
perlu tambahan lagi dari orang yang mengatakan dirinya nabi
atau dikatakan oleh pengikutnya nabi.

halaman 191
PERCOBAAN MENGAKU NABI LAIN SESUDAH MUHAMMAD
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Berkali-kali telah dicoba orang juga mendakwakan dirinya
Nabi pula, ada yang sengaja hendak menandingi Muhammad, dan
ada pula yang mengatakan syariat Muhammad telah putus, sebab
nabi baru telah datang membawa syariat baru. Dan ada pula
yang mengatakan bahwa dia, atau guru ikutannya, adalah nabi
pula sesudah Muhammad. Tetapi bukan membawa syariat baru.
Kedatangannya hanyalah hendak menyempurnakan syariat
Muhammad saja.

Berkali-kali orang seperti ini telah datang, tetapi kemudian
ternyata seruannya hilang saja, tidak hidup. Karena
kebesaran Tauhid ajaran Muhammad menelan habis satu
percobaan yang lain. Nabi-nabi dusta tumbang dengan
sendirinya, tidak dapat berurat di bumi ini. Mereka gagal,
karena dustanya, dan karena soal yang dibawanya itu tidak
cukup satu seperseratus dari soal Nubuwwat Muhammad.


halaman 191
AL-BAB, BAHAULLAH DAN GHULAM AHMAD
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Di Iran (Persia), sangatlah berpengaruh Mazhab Syiah.
Mazhab ini pada mulanya adalah satu faham politik yang
timbul karena membela hak Ali ibn Abi Thalib menjadi
kalifah. Kaum Syiah terbagi menjadi tiga golongan besar
yaitu Kisaniyah, Ismailiyah dan Itsna' Asyriyah.
Ketiganya mempunyai kepercayaan bahwa Imam mereka yang akhir
adalah ghaib dari dunia dan kelak akan datang lagi ke
dunia. Kaum Kisaniyah percaya bahwa yang ghaib itu adalah
Muhammad Ali Hanafiah. Sekarang dia masih sembunyi di
salah satu gua di gunung Ridhwan.

Ismailiyah percaya bahwa yang ghaib itu adalah Imam Ketujuh
yaitu Ismail sendiri. Diapun akan datang kembali. Aga Khan
yang terkenal adalah pemimpin mereka.

Ketiga adalah Itsna' Asyriyah. Inilah mazhab Syiah yang
paling besar pengikut dan pengaruhnya, terutama di tanah
Iran. Apalagi setelah Syah Ismail dapat mendirikan Kerajaan
Shafawi di Iran dan menetapkan mazhab Syiah sebagai mazhab
resmi kerajaan, maka bertambah tertanamlah pengaruh mazhab
ini.

Mazhab ini mempunyai dasar dan tiang kepercayaan bahwa imam
ke-12 yaitu Muhammad bin Hasan Al-'Askary adalah ghaib pula,
dan akan datang kembali di akhir jaman, dan dialah Mahdi.
Apabila dunia ini sudah sangat kacau, apabila kelaliman
sudah bersimaharajalela di dunia, waktu itulah dia akan
datang kembali ke dunia. Adapun sekarang beliau masih
ghaib. Segala raja yang memerintah adalah mewakili beliau.
Ketika Imam ke-12 itu ghaib, beliau meninggalkan empat orang
wakil. Dan setelah wakil-wakil itu wafat, beberapa masa
kemudian Imam yang ghaib akan datang. Lalu dihitung-hitung
tahunnya menurut ilmu huruf (abjad). Sudah berkali-kali
bahaya menimpa Islam; Imam belum juga datang. Sudah jatuh
Baghdad ketangan musuh. Sudah patut dia datang, tapi tak
juga datang. Bermacam-macam cobaan, Imam tidak juga datang.
Dihitung-hitung tahunnya, rupanya sudah berlebih, Imam tidak
juga datang.

Waktu itu timbulah satu firkah yang melepaskan diri dari
Syiah umum, bernama firkah "Syaichiyah." Mereka akhirnya
membulatkan kepercayaan bahwa Mahdi atau Imam Ghaib itu
telah membuat kontak dengan Alam, dengan perantaraan diri
Said Ali Muhammad, yang bergelar Al-Bab atau Bab-Allah.

Dia menyatakan bahwa mahdi yang ditunggu itu adalah dia.
Dan dia membawa syariat baru. Dengan datangnya syariatnya,
putuslah syariat Muhammad. Diapun mempunyai kitab baru.
Namanya "Al-Bayan." Dia lahir pada tahun 1235H.

Tetapi Al-Bab telah membuat pengakuan berlebih dari yang
diharapkan. Sebagian pengikutnya hanya mengakui bahwa dia
Al-Bab. Seba itu terbitlah pertentangannya dengan Haji
Muhammad Karim Chan Al-Karmani, yang mengakuinya hanya
sebagai Al-Bab (pintu) menghubungkan Imam yang ghaib dengan
mahluk. Sedang dia mengaku bahwa dia sendirilah Mahdi itu
dan dialah Imam yang ghaib.

Pengikutnya bernama Babiyah. Oleh Sultan Nasiruddin Syah,
kaum Babiyah ini disapu bersih. Bab itu sendiri dihukum
bunuh.

Bahai-yah. Setelah Al-Bab mati dibunuh, dipercayakanyalah
pimpinan sisa-sisa pengikutnya kepada Bahaullah, muridnya
yang terpandai. Setelah pimpinan jatuh ketangannya, tiba
pulalah bahwa dia adalah rasul dan nabi yang berdiri
sendiri, membawa syariat sendiri dan berkitab suci sendiri.
Adapun Al-Bab hanyalah nabi mendahului dia, serupa Yahya
mendahului Isa. Maka kalau Al-Bab sebagai Mahdi
"Al-Muntazar" (yang ditunggu), dia adalah Al-Masih,
"Al-Mau'ud" (yang dijanjikan akan turun), Al-Bab membawa
kitab bernama Al-Bayan. Diapun membawa kitab pula. Katanya
bernama Al-Aqdas. Dengan kedatangannya maka habis pulalah
--katanya-- tugas agama Bab Allah! Dia lahir tahun 1817 dan
meninggal 1892.

Bukan saja dia Bahaullah, tetapi diapun Jamamullah. Al-Bab
bergelar Al-Qaim. Dia bergelar Al-Qayyum. Wadjahnya
bersinar diantara langit dan bumi sebagai intanpermata yang
gilang-gemilang. Syariat Muhammad, terutama tentang jihad,
telah di-mansuch-kan, karena kedatangan syariatnya.

Oleh Sultan Nasiruddin Syah dia dibuang ke Baghdad, kemudian
dipindahkan oleh pemerintah Turki, mulanya ke Istambul,
kemudian ke Adrianopel, dan akhirnya ke Acre. Sebagaimana
pecahnya dengan Al-Bab dan pecahnya Al-Bab dengan Muhammad
Karim Chan, maka Bahaullah pun berpecah pula dengan saudara
kandungnya Mirza Yahya yang bergelar Shubhi Azal.

Agama Bahai ini dapat hidup di Eropa dan Amerika. Terutama
setelah puteranya Abdul Baha' datang ke Amerika di tahun
1912. Dia menarik hati beberapa orang Amerika, sebab dia
"menghapuskan syariat Muhammad," terutama jihad. Artinya,
kalau menurut syariat Bahaullah, apapun yang terjadi, kita
tidak boleh mempertahankan agama kita dengan kekerasan,
kecuali kalau sudah sangat terdesak. (Bukankah Agama Islam
pun memakai kekerasan kalau sudah sangat terdesak?).


******** BAGIAN II/IV ********

halaman 193
AHMADIYAH
^^^^^^^^^

Mirza Ghulam Ahmad di Qadiyan India-pun mendakwakan pula
dirinya Mahdi dan Isa. Jadi sekaligus keduanya, berbeda
dengan Al-Bab dan Bahaullah. Diapun menerima wahyu-wahyu
Illahi, menurut dakwanya. Tetapi ada perbedaan sedikit,
karena Mirza Ghulam Ahmad, katanya, bukanlah menghapuskan
syariat Muhammad dengan syariat yang baru. Dia adalah Nabi
Pengiring. Dialah Mahdi yang ditunggu dan Isa yang
dijanjikan, dan dia pulalah Mujaddid yang mesti datang tiap
seratus tahun sekali.

Pengikut Mirza Ghulam Ahmad pun pecah menjadi dua pula.
Keduanya sama-sama bernama Ahmadiyah. Pertama, Ahmadiyah
Qadiyan, mempunyai Kalifatul-Masih yaitu Kalifah dari Mirza
Ghulam Ahmad sendiri. Golongan Lahore memisahkan diri dan
mengakui Mirza Ghulam Ahmad hanyalah semata-mata guru dan
mujaddid. Terjadi pertentangan diantara keduanya, karena
golongan Qadiyan menuduh kafir golongan Lahore karena hanya
mengakui mujaddid saja. Golongan Lahore yang memisahkan
diri itu dikepalai oleh Maulana Mohammad Ali dan Kawaya
Kamaluddin.

Kedua golongan Ahmadiyah ini sama-sama berusaha menyiarkan
Islam, tetapi melalui dasar faham mereka lebih dahulu, yaitu
Mirza Ghulam Ahmad (Al-Masih al-Mau'ud) bagi Qadiyani, dan
Mirza Ghulam Ahmad (Mujaddid Abad ke-20) bagi kaum Lahore.

halaman 194
PENDAPAT KITA
^^^^^^^^^^^^^

Haruslah kita selidiki bagaimana besarnya pengaruh
kepercayaan kaum Syiah, terutama di Iran dan juga di
Hidustan. Menunggu kedatangan Imam yang Ghaib, Imam Mahdi
akan datang kembali dan Nabi Isa akan turun, dan Isa dan
Mahdi itu ialah yang seorang itu juga, demikian mendalam di
kalangan Syiah, sehingga menjadi salah satu rukun
kepercayaan yang tidak dapat dipisahkan lagi dari agama.
Kadang-kadang Ahli Sunnah-pun turut juga menerima
kepercayaan ini, walupun tidak menjadi dasar benar-benar.
Dan inipun kadang-kadang bertemu didalam sebagian kepercayaan
kaum Sufi, seperti Ibnu 'Arabi. Maka tidaklah kita heran,
kalu dari kedua negeri inilah timbul orang-orang yang
mendakwakan dirinya nabi, atau rasul, atau Mahdi, atau
Al-Bab (pintu), atau Imam yang Ghaib telah datang, atau
didakwakan oleh muridnya.

Kita tetap memegang pendirian Ahli Sunnah, bahwa sesudah
Muhammad tidak akan datang nabi lagi. Karena soalnya sudah
habis. kalau akan kita terima kedatangan itu, manakah yang
akan kita tetapkan? Apakah Mirza Ghulam Ahmad, atau Mirza
Ali Muhammad (Al-Bab), atau Bahaullah? Atau kita akui
semuanya, padahal diantara satu sama lain berlawanan pula.
Atau kita akui semuanya, dan kita akui pula yang lain yang
akan mendakwakan dirinya menjadi nabi pula nanti.

Kalau dikatakan karena dia menyerukan perdamaian Dunia, maka
dia membawa syariat baru, tidak bolehkah Mahatma Gandhi
dikatakan pula nabi? Atau Krisna Vedanta di Colorado? yang
juga menyerukan perdamaian dunia.

Kaum Ahmadi dan Bahai mengemukakan alasan yang sama untuk
menolak pendirian umum bahwa Nabi Muhammad "Penutup Segala
Nabi," dengan ayat "Khataman Nabiyyin." Menurut qiraat
(bacaan) yang umum ayat itu dibaca "Khatam," bukan "Khatim."
Tetapi artinya adalah "Khatim." Khatam artinya cincin, dan
Khatim artinya penutup.

Khataman Nabiyyin artinya cincin permata segala nabi. Kalau
sekiranya kita perturutkan rasa bahasa, tentu Nabi Muhammad
itu tidak nabi lagi, hanyalah cincin perhiasan segala
nabi-nabi. Yang mempunyai cincinlah yang nabi, bukan cincin
itu sendiri.

Didalam keterangan yang biasa mereka kemukakan, adalah bahwa
tidaklah perkara yang mustahil bahwa Allah akan berkata-kata
dengan hambanya. Tidaklah akan putus sampai hari kiamat
orang yang dipilih Allah buat menumpahkan katanya. Tidaklah
akan hilang begitu saja wahyu sampai kiamat.

Tentang itu Ahli Sunnah-pun mengakui juga. Di kalangan
sahabat Nabi, ketika Nabi masih hidup terdapatlah orang
istimewa yang demikian. Yaitu Umar bin Khattab. Sehingga
Nabi Muhammad pernah mengatakan, bahwasanya jika ada nabi
sesudahku, niscaya Umarlah orang itu. Tetapi tidak ada lagi
nabi sesudahku.

Mengapa tidak? Nabi Muhammad sendiri menjelaskan bahwa
"Ulama-ulama umatku adalah sama derajatnya dengan nabi-nabi
Bani Israil." Kalau kata nabi yang demikian akan diperluas,
maka seluruh ulama yang berjasa membangun Islam, patutlah
disebut nabi. Imam Al-Ghazali, Imam ul Haramain, Ibnu
Taimiyah, dan muridnya Ibnu Qayyim, dan Syeh Muhammad ibnu
Abdil Wahhab, dan Said Jamaluddin Al-Afghani, dan Syeh
Muhammad Abduh dan Said Rasyid Ridha, patutlah disebut
sebagai nabi. Karena mereka dalam sifat keulamaannya
samalah jasanya dengan nabi-nabi Bani Israil. Dan orang
Indonesia dalam kalangan Nahdhatul Ulama patutlah menyebut
kyai besarnya Hasyim Ashari sebagai nabi, sebab jasanya
besar pula. Demikian pula Muhammadiyah dengan Kyai H.A.
Dahlannya.

Banyak diantara ulama mendapat ilham dari Tuhan, seakan-akan
wahyu Illahi. Karena mereka berfaham Ahli Sunnah, tidaklah
mereka berani mengatakan dirinya nabi. Dan kalau mereka
mendakwakan dirinya nabi, akan musnahlah mereka.

Kalimat wahyu suci yang diberikan Tuhan, oleh faham Ahli
Sunnah telah ditentukan buat rasul dan nabi.
Setinggi-tinggi martabat manusia ini hanyalah mendapat hatif
atau ilham, atau mimpi yang benar, atau mahaddas. Kalau
wahyu itu dikatakan akan putus selama-lamanya, perkataan itu
benar juga dari segi lain. Lebah menurut Sabda Tuhan
didalam Quran, mendapat wahyu untuk membuat sarangnya di
bukit dan di bubungan rumah. Ibu Musa mendapat wahyu Tuhan
supaya melemparkan puteranya dalam peti di sungai Nil. Dan
lebah bukanlah nabi, padahal sampai sekarang tidaklah putus
dia mendapat wahyu itu, selama dia masih bersarang di bukit
dan di bubungan rumah. Dan ibu Nabi Musa bukanlah nabi.


******** BAGIAN III/IV ********

halaman 195
HADIST MAHDI DAN ISA
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Al-Quran tidaklah memberikan tuntunan yang tegas tentang
akan turunnya Mahdi dan Isa di akhir jaman. Padahal tiga
orang yang mengaku dirinya Nabi atau Rasul di jaman ini
(Mirza Ghulam Ahmad, Miza Ahli Muhammad dan Bahaullah),
belum dapat menegakkan pendakwaan itu, kalau tidak berdasar
kepada hadis-hadis tentang turunnya Mahdi dan Isa itu.

Seratus tahun sesudah Nabi Muhammad wafat, barulah orang
mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan hadis. Yang lebih
dahulu dikumpulkan hanyalah Quran. Jadi dalam masa 100
tahun adalah masa "kosong" yang merupakan kesempatan untuk
membuat hadis bagi golongan-golongan yang bertentangan.
Terutama kaum Syiah. Payahlah ulama hadis menjaring hadis
mana yang masyhur, mana yang shahih, mana yang dhaif dan
mana yang maudhu. Pertentangan-pertentangan yang maha hebat
di waktu itu di antara beberapa firkah yang timbul karena
politik, menimbulkan golongan-golongan yang sampai hati
membuat hadis-hadis palsu, sehingga payah menjaringnya
setelah ilmu hadis muncul sebagai ilmu yang berdiri sendiri.
Ibnu Khuldun didalam "Muqaddamah" tarikhnya mengkaji
satu-persatu hadis Mahdi itu dan menyelidiki sanad serta
matannya sedalam-dalamnya, sehingga kemudian diambil
kesimpulan bahwasanya sebagian besar dari hadis ini tidak
dapat diterima. Oleh sebab itu maka kaum Ahli Sunnah
tidaklah menjadikan hadis-hadis Mahdi atau nuzul Isa itu
menjadi pokok kepercayaan prinsipiil.

Ulama tafsirpun berbincang hebat tentang turunnya Nabi Isa.
Lebih-lebih telah tersebut pula dalam satu hadis, bahwa
"Mahdi itu tidak lain adalah Isa." Mereka perbincangkan
apakah Isa itu masih hidup, lalu diangkat Tuhan kelangit,
ataukah dia telah meninggal dunia sebagaimana kebanyakan
manusia. Tuhan bersabda tentang Nabi Isa:

"Sesungguhnya Aku mewafatkan engkau
dan mengangkatkan engkau kepadaKu."

Orang yang memegang kepercayaan bahwa Nabi Isa belum mati,
dan hanya menguatkan bahwa Nabi Isa diangkat ke langit
dengan tubuhnya, terpaksa mesti mencari arti yang lain dari
kata "wafat" itu. Tetapi yang berpendapat bahwa Nabi Isa
mati, langsung saja mengartikan ayat itu menurut zahir
bunyinya. Mula-mula beliau wafat, setelah itu beliau
diangkat ke hadirat Tuhan, sebagaimana setiap insan yang
mulia. Sebab itu ke-angkat-an itu tidak mesti ke langit,
melainkan ke hadirat Tuhan.

Baik orang Bahai dan orang Ahmadi memegang tafsir yang
menyatakan bahwa Nabi Isa telah wafat, telah mati. Dan
kemudian dari hal itu, merekapun menguatkan bahwa Nabi Isa
akan datang kembali. Yang datang itu bukan Isa Israili yang
dahulu, karena dia telah jelas meninggal. Yang ditunggu
kedatangannya sebagaimana tersebut dalam hadis adalah orang
lain yang membawa sifat-sifat Isa. Kata orang Bahai orang
itu adalah Bahaullah. Kata orang Ahmadi, orang itu adalah
Mirza Ghulam Ahmad.

Sebenarnya kepercayaan tentang akan datangnya Mahdi diakhir
zaman, atau Nabi Isa akan datang kembali, atau Messiah
menurut kepercayaan Yahudi, atau Buddha Gautama bagi orang
beragama Buddha, mendalam juga dalam kalangan kaum Syiah
yang selalu menunggu-nunggu kembalinya Imam mereka yang
ghaib. Ismailliyah menunggu Ismail. Istna Asyriyah menunggu
Muhammad bin Hasan Al-Askary, Imam Syiah ke-12. Kisaniyah
menunggu datangnya kembali Muhammad bin Ali Hanafiyah.
Semuanya itu sekarang tengah ghaib dan akan datang kembali!

Kepercayaan seperti inipun mendalam pula pada setengah
penganut tasawuf, yang mempercayai bahwa alam diatur oleh
wali-wali Allah yang bernama "Watad," dan "Badal," dan
"Quthub." "Quthub" itu adalah ghaib pula. Di Indonesia
kepercayaan ini sangat mendalam dalam filsafat kejawen yang
menunggu kedatangan Ratu Adil.

Mirza Ghulam Ahmad menyatakan bahwa dialah yang
ditunggu-tunggu itu. Dialah Isa Al-Masih yang dijanjikan,
dia pula Mahdi yang ditunggu-tunggu. Dan karena ada pula
sebuah hadis menyatakan bahwa setiap 100 tahun akan datang
seorang mujaddid (pembaharu keagamaan), maka dia pulalah
mujaddid itu. Pendeknya segala yang ditunggu-tunggu itu,
tidak ada orang lain, melainkan dirinya sendirilah.

Oleh karena dialah Al-Masih, tentu dialah nabi.
Kadang-kadang Mirza Ghulam Ahmad menyatakan bahwa dia
bukanlah membawa syariat baru. Dia dengan Nabi Muhammad saw
adalah bagaikan Harun terhadap Musa belaka. Penguat syariat
Muhammad, bukan pengubahnya. Tetapi satu hal dia menyatakan
memang berubah yaitu jihad. Jihad tidaklah dengan senjata,
cukup dengan mengemukakan alasan-alasan belaka. Adapun
Bahaullah menyatakan dirinya terang-terang nabi lain sesudah
Muhammad. Dengan kedatangannya habislah tugas agama Al-Bab
dengan kitabnya Al-Bayan. Dan dengan kedatangan Al-Bab
dahulu, habis pulalah tugas syariat Muhammad.


******** BAGIAN IV/IV ********

Adapun dasar kepercayaan kita dengan berpegang kepada ayat
yang tertulis di atas tadi nyatalah bahwa Nabi Isa telah
wafat. Nabi Isa telah wafat, dengan berdasarkan kepada
"mutawaffika" tadi. Dan dia telah diangkat ke hadirat
Allah, (wa rafi'uka ilayya), sebagaimana setiap roh yang
suci senantiasa diangkat menghadap ke hadirat Allah.

Adapun tentang turunnya kembali beliau ke dunia, sebelum
hari kiamat datang, adalah hadis yang bernama "Al-Uhad."
Tidak termasuk kedalam hadis yang mutawatir. Maka menurut
pertimbangan ahli-ahli hadis, kalau sekiranya tidak kita
jadikan menjadi pokok kepercayaan, sebagaimana pokok
kepercayaan yang enam perkara (rukun iman), tidaklah kita
keluar dari Agama Islam.

Meskipun demikian tidaklah boleh kita menolak kekuasaan
Tuhan. Turunnya Nabi Isa kembali ke dunia, tidaklah hal
yang mustahil, walaupun tulangnya telah hancur. Bukanlah
didalam Al-Quran ada tersebut cerita burung-burung yang
telah dicincang lumat oleh Nabi Ibrahim atas perintah Tuhan.
Burung itu empat ekor banyaknya. Lalu dihantarkan ke puncak
empat buah bukit. Tuhan memerintahkan kepada Ibrahim supaya
empat burung itu dipanggil kembali. Maka datanglah keempat
burung itu, dengan izin Allah!

Dipandang dari segi kepercayaan ini, datangnya Nabi Isa
kembali ke dunia setelah beribu tahun beliau wafat, hanyalah
permulaan saja dari kebangkitan mahluk Tuhan yang lain.
Seluruh insan dihari kemudian akan dibangkitkan. Hanya Isa
Al-Masih didahulukan. Hal ini biasa saja bagi Tuhan.

Oleh sebab itu, maka pendakwaan orang-orang seperti Mirza
Ghulam Ahmad dan Bahaullah, bahwa merekalah Isa Al-Masih
yang dijanjikan itu, tidaklah kita percayai. Kita memandang
mereka itu hanyalah sebagai pendakwa-pendakwa kenabian yang
lain juga. Sebelum merekapun telah ada juga pendakwa
kenabian itu. Menggelegak menggejala setahun dua tahun,
taruhlah sepuluh-duapuluh tahun, kemudian padam lagi. Dan
kelak akan begitu pula. Bukan saja yang seperti ini ada
dalam Islam, juga ada dalam agama Kristen. Bahkan kaum
theosofi pernah mengemukakan Khrisna Murti sebagai Al-Masih
yang ditunggu-tunggu itu.

Kaum Bahai dan kaum Ahmadi mengambil alasan atas kebenaran
seruan mereka, ialah karena kian lama faham mereka kian
tersiar, terutama di benua Eropa dan Amerika. Ini bukan
alasan! Sebab kehausan manusia di kedua benua itu akan
tuntunan rohani, setelah terlalu tenggelam dalam hidup
kebendaan, menyebabkan ada diantara mereka yang lekas saja
menerima suatu propaganda baru. Bukan faham Bahai dan
Ahmadi saja yang mereka terima, gerakan yang lainpun
mendapat pasaran subur juga disana. Di Jerman telah ada
pula penganut faham Buddha dan mempunyai biara sendiri.
Pelajaran tasawuf dari Inayat Khan mendapat penganut juga.
Bahkan seorang yang mendakwakan dirinya Al-Masih dan memakai
gelar Khrisna Vedanta di negara bagian Colorado, USA, telah
mendapat pengikut pula. Demikian pula seorang kulit hitam
di Pennsylvania (Philadelphia) mengaku dirinya Tuhan dan
memakai nama Father Divine, tidak pula kurang penganut dan
pengikutnya.

Di Amerika muncul tidak kurang 200 sekte Kristen.
Masing-masing mengatakan bahwa mazhab mereka kian lama kian
besar dan melebihi yang lain.
 
^
ente anteknya ahmadiyah ya? just asking >:D<
dari pernyataan2 tersebut ada pernyataan yang sangat2 aneh dan bohong.
kalau punya kitab, rasul sendiri, kenapa masih memakai kata "muslim" untuk setiap jemaatnya dan "Islam" sbg agama mereka, merubah2 rukun Iman dan rukun Islam itu sendiri.
dan masih banyak lg pernyataan yang tidak benar sesuai dengan kenyataan >:D<
 
Saya pernah dikasih 2 buku oleh orang Ahmadiyah waktu ada pameran Pembangunan yang biasa di adakan tiap tahun di kota saya. Buku pertama membahas tentang Khotamul Ambiya, dan buku yang ke dua tentang artikel Mirrza yang konon menjadi juara 1 dalam kontes debat agama.
Buku pertama membahas tentang makna Khotamul ambiya yang mengupas tentang makna dari khotamul ambiya. Menurut Ahmadiyah makna Khotamul ambiya adalah nabi pamungkas bukan nabi terakhir. Dalil-dalil yang dijadikan rujukan terkesan dipaksakan. Dan yang jelas bertentangan dengan pendapat jumhur ulama.

Buku kedua yang sangat dibanggakan karena menjadi pemenang kontes debat agama menjelaskan bahwa ruh itu tumbuh di dalam daging seperti bakteri yang ada pada makanan. Ini juga bertentangan dengan pendapat Jumhur ulama dan Alquran sendiri yang merupakan dalil Qoth'i yang menegaskan bahwa ruh (nyawa) ditiupkan oleh Alloh ke dalam tubuh manusia bukan inhern dengan tubuh itu sendiri. Dari kesalahan pemahaman terhadap ruh dalam arti nyawa ini, Mirza terpengaruh pemikiran India bahwa ruh (nyawa) ini bisa tumbuh jika di sirami dengan siraman ruhani. Bisa kuat jika dikekang dengan puasa. Kesalahan ini karena Mirza tidak mampu membedakan Ruh dalam arti nyawa dan ruh dalam arti Iman. Padahal di dalam Al Quran kata Ruh kadang berarti nyawa, kadang bermakna malaikat Jibril, dan kadang bermakna Iman
 
assalamualaikum...

disini udah jelas kok..
Al-Ahzab:040

مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
kalau ada yang ngaku2 bahwa ia adalah nabi setelah nabi Muhammad SAW, secara terang-terangan saya gak akan mau mengakuinya sama sekali...
X(X(X(X(

maha benar Allah, dengan segala firmannya..

setuju... la wong udah jelas gtu kok
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.