• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

1686 Warga Tengger Mualaf

Status
Tidak terbuka untuk balasan lebih lanjut.

nenek bahenoL

IndoForum Newbie C
No. Urut
46946
Sejak
26 Jun 2008
Pesan
161
Nilai reaksi
4
Poin
18
Selasa, 09/09/2008 14:09 WIB


Jakarta - "1686 Mualaf Tengger Menanti Zakat Anda". Itulah bunyi spanduk milik lembaga zakat Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Spanduk yang warnanya mencolok itu dipasang ditempat-tempat strategis di sejumlah sudut Kota Surabaya. Antara lain di Jalan Dharmawangsa dan Gubeng.

Bagi pemakai jalan yang membaca pasti akan bertanya-tanya di dalam hatinya. Tetapi memang benar, bahwa pesan yang disampaikan dalam spanduk itu memang hasil pendataan warga Tengger, sekitar Gunung Bromo yang sudah memeluk Islam atau disebut Mualaf.

"Data yang ditulis pada spanduk juga merupakan data yang valid. Itu adalah warga Desa Kenduro, Kecamatan Kenduro, Kabupaten Malang," kata Koordinator program BMH Surabaya Ihya' Ullum Muddin ketika dihubungi detikcom, Selasa (9/9/2008).

Menurutnya, sebanyak 1686 warga Tengger memeluk Islam setelah BMH menggelar program Qurban untuk rawan pangan di tahun 2007. Salah satu daerah di Jatim yang dipilih adalah Desa Kenduro. BMH menyalurkan bantuan hewan qurban di desa tersebut sebanyak 342 ekor kambing.

Ihya menjelaskan bahwa Desa Kenduro sebelum memeluk Islam adalah pemeluk agama Hindu. Ketertarikan pada Islam datang sendiri dari warga setelah bersentuhan dengan BMH dengan program-program kemanusiaan maupun keagamaannya.

"Tepatnya setelah Idul Adha tahun 2007. Warga bersama-sama menyatakan diri memeluk agama Islam," tambahnya.

Spanduk tersebut, lanjut Ihya, tidak bertujuan untuk mendeskreditkan salah satu agama atau melabelkan stigma negatif pada satu agama lain. "Tidak ada maksud tersebut. Kita memasang spanduk karena ada data yang pasti," tuturnya.

ini linkny

Bagaimana tanggapan sodara2 hindu?
ada apa dengan hindu?mana bukti kepedulian umat kita?
hanya karna kendala sesuap nasi meninggalkan ajaran yang luhur.
Sebagai peringatan juga bagi umat hindu di Bali n sekitarnya....ancaman kuantitas kali yah?

maaf klo repost, hanya sekedar mengingatkan!!!!>:D<
 
Kalau melihat dari segi struktur sosial, masyarakat Tengger sering terganggu dengan aturan-aturan formal pemerintah seperti dalam UU Pemerintah Desa yang harus ada “ini” dan “itu”.

Karena itulah kendati struktur sosial di mana masyarakat Tengger dipimpin oleh dukun turun temurun yang dibuktikan dengan keahliannya melindungi masyarakat sudah kurang diperhatikan.

Kalau dari segi ekonomi, terdapat peningkatan yang cukup signifikan bukan hanya karena di daerah Tengger terdapat kawasan wisata Gunung Bromo, melainkann juga karena produktivitas yang meningkat dalam pertaniannya, serta adanya usaha-usaha lain. Perpindahan oleh sebab paktor ekonomi sepertinya perlu dipertanyakan (?)
Artinya terdapat asumsi kuat bahwa mereka adalah masyarakat yang cukup berada.

Dari segi budaya dan adat terdapat pergeseran menuju hal-hal yang lebih komersial (generasi muda) di tengah upaya sebagian kecil generasi tua untuk terus melestarikan warisan leluhurnya.

Kaum elit Tengger, dalam berbagai penelitian, menyatakan bahwa mereka tidak beragama Hindu, begitu pula cukup repot menghadapi proses islamisasi kelompok tertentu.

Akibatnya tradisi lokal masyarakat Tengger semakin lama semakin tercerabut dan hanyan menjadi cerita sejarah saja.

Hal ini membuat warga Tengger takut untuk dikomuniskan (Siwa-Buddha peninggalan Majapahit kok dikominiskan), hingga memilih salah satu agama yang bagi mereka dapat diterima oleh struktur sosial, masyarakat Tengger beserta aturan-aturan formal pemerintah seperti dalam UU Pemerintah Desa misalnya.
 
"hanya karena sesuap nasi meninggalkan ajaran sang leluhur". pernyataan anda bisa saya artikan bahwa masyarakat tengger menjadi seorang muslim karena mereka kurang mampu, itu berrati mereka masuk agama lain secara tidak tulus, ato karena paksaan kebutuhan hidup. saya yakin masyarakat tengger, adalah pemeluk yang sangat taat pada ajaran leluhur. jadi saya rasa mereka tidak meninggalkan ajaran leluhur. (ato Mungkin Pernyataan saya ini sangat salah). Mohon Bimbingannya, Bli-Bli ato mbo-mbo yang lebih bijak menyikapi masalah ini.

yang ingin saya bertanya apakah kuantitas suatu agama mencerminkan keberhasilan suatu agama tersebut?
 
Kalau dari segi ekonomi, terdapat peningkatan yang cukup signifikan bukan hanya karena di daerah Tengger terdapat kawasan wisata Gunung Bromo, melainkann juga karena produktivitas yang meningkat dalam pertaniannya, serta adanya usaha-usaha lain. Artinya terdapat asumsi kuat bahwa mereka adalah masyarakat yang cukup berada.
Artinya faktor kepindahan lebih besar oleh aturan-aturan formal hasil konspirasi bagi meraka yang takut Hindu Tengger mulai turun Gunung.

Bukankah orang jawa Hindu (Ciwa-Buddha) harus migrasi ke Bali dan sisanya tinggal di pegunungan Tengger/Bromo untuk tetap memeluk agamanya ketika islam masuk tanah jawa?
 
"hanya karena sesuap nasi meninggalkan ajaran sang leluhur".

seandainya ajaran leluhur itu ga benar yah wajib ditinggalkan lah

kecuali kalo benar

pernyataan anda bisa saya artikan bahwa masyarakat tengger menjadi seorang muslim karena mereka kurang mampu, itu berrati mereka masuk agama lain secara tidak tulus, ato karena paksaan kebutuhan hidup.

yg sangat disayangkan ini

jangan-jangan benar lage mereka pindah agama karena ini

saya yakin masyarakat tengger, adalah pemeluk yang sangat taat pada ajaran leluhur. jadi saya rasa mereka tidak meninggalkan ajaran leluhur. (ato Mungkin Pernyataan saya ini sangat salah). Mohon Bimbingannya, Bli-Bli ato mbo-mbo yang lebih bijak menyikapi masalah ini.

lah itu buktinya

yang ingin saya bertanya apakah kuantitas suatu agama mencerminkan keberhasilan suatu agama tersebut?

tidak lah
 
seandainya ajaran leluhur itu ga benar yah wajib ditinggalkan lah

kecuali kalo benar

magsudnya apaan ne??
namany juga ajaran luhur pasti lah ajaran tersebut pada zamannya banyak dikaji, dihayati dan diamalkan sebagai pedoman hidup >:D<
jangan kebanyakan berandai andai dong boss...

@goesdun
mungkin asumsi sy salah mengenai sesuap nasi ^:)^

Kalau melihat dari segi struktur sosial, masyarakat Tengger sering terganggu dengan aturan-aturan formal pemerintah seperti dalam UU Pemerintah Desa yang harus ada “ini” dan “itu”.

Hal ini membuat warga Tengger takut untuk dikomuniskan (Siwa-Buddha peninggalan Majapahit kok dikominiskan), hingga memilih salah satu agama yang bagi mereka dapat diterima oleh struktur sosial, masyarakat Tengger beserta aturan-aturan formal pemerintah seperti dalam UU Pemerintah Desa misalnya.

konspirasikah??
Ato perlu disosialisasikan mengenai ajaran siwa-budha ini kepada masyarakat umum dan pemerintah?????supaya ga ada pandangan miring tentang ajaran siwa-budha ini.Klo kek gini jangan2 nanti Desa Budakeling dicap desa komunis :)>-

saya pernah baca buku: Gandhi dalam dialog Hindu Kristen.
Gandhi itu dulunya pernah dg sungguh2 mempelajari Kristen...waktu dy di Afrika Selatan, karena pengaruh pr misionaris. Tapi pada akhirnya dy berkesimpulan bhw Agama manapun kurang lebih adalah sama. Bahkan ketika beliau punya banyak pengikut, ada seorang non hindu yg ingin jd Hindu setelah berdiskusi dengannya, tapi malah beliau larang.
"Saya menemukan suatu keindahan di Hindu yg tidak saya temui di agama saya, makanya saya ingin jadi Hindu"
Gandhi, "Kamu belum mempelajari agamamu dg benar, pulanglah buka lagi kitabmu" my idol ^:)^

Kayakny kita butuh sosok seperti gandhi d....
 
seandainya ajaran leluhur itu ga benar yah wajib ditinggalkan lah

kecuali kalo benar

Ajaran leluhur kalau dibanding ajaran karena bila tidak mau lagi menjadi bagian dari mayoritas akan disingkirkan (contoh nyata memecah-belah). sangat menyedihkan ajaran yang demikian.

Yang timbul adalah perasaan gersang tentu dengan budaya yang gersang juga, berdebar-debar diliputi semangat yang aneh, tapi bukan karena makin dalam pengetahuan tentang agamanya, tapi kobaran semangat oleh rasa benci perasaan seolah-olah menjadi korban, (awalnya akan terasa baik tapi lama-kelamaan terasa tidak baik bagi jiwanya)

Membuat sibuk membicarakan musuh-mush, kejelekan musuh, fitnah, dzholim, dan rencana busuk musuh dan sebagainya.

Tentu ajaran Leluhur akan jauh lebih mulia.

@Made Suryadi Artana
yang ingin saya bertanya apakah kuantitas suatu agama mencerminkan keberhasilan suatu agama tersebut?

Kalau dibesarkan dan merasa besar oleh rasa kebencian dan perasaan menjadi korban... Bukan oleh exploitasi mendalam pada ajaran agama... tentu sia-sia

Yang penting Quality.
 
konspirasikah??
Ato perlu disosialisasikan mengenai ajaran siwa-budha ini kepada masyarakat umum dan pemerintah?????supaya ga ada pandangan miring tentang ajaran siwa-budha ini.Klo kek gini jangan2 nanti Desa Budakeling dicap desa komunis :)>-

Saya percaya setiap keadaan/kondisi masyarakat adalah tidak lepas dari inspirasi suatu ideologi / keinginan suatu kelompok yang sedang diterapkan, itulah makna sesungguhnya konspirasi (bisa membangun ato menghancurkan kelompok yang bersebrangan).

Apa yang terjadi dengan armenia, turki, serbia, spanyol dan banyak negara lain di abad pertengahan? pembantaian besar-besaran dan paksaan dan harus jadi warga negara kelas tiga, yang harus membayar pajak besar kepada pemerintahan.

Bali bila nantinya dalam kondisi seperti penduduk Hindu dari suku-suku: Batak Karo, Dayak, Banten, Jawa, yang sangat minoritas, sudah pasti Budakeling akan senasib. Atau malah muncul Komunitas Hindu yang sudah migrasi ke Planet lain untuk mempertahankan ajarannya.

Hindu tidak pernah menjatuhi hukuman mati hanya karena memiliki pendapat berbeda dan membelok dari agamanya.

 
Saya percaya setiap keadaan/kondisi masyarakat adalah tidak lepas dari inspirasi suatu ideologi / keinginan suatu kelompok yang sedang diterapkan, itulah makna sesungguhnya konspirasi (bisa membangun ato menghancurkan kelompok yang bersebrangan).

agama dijadikan ideologi /?
ga adil >:D<
mending jd negara sekuler.......:)>-


terimakasih bro goesdun atas pencerahanny..

bung jakaloco mana neh kok ga mampir ya???
 
@all

tenang2 semuanya...
kita the peoples of Bali..suku bangsa yang diberkati Tuhan dan Leluhur harus tetap teguh memeluk agama Hindu..kalo kita teguh dan gak terhasut hehe tsunami, kelaparan , dll jauh dah..
biarin aj mualaf emang kenapa?emangnya agama tuh ada kompetisi banyak-banyakan umat?walaupun pindah agama kalo gak bs Moksa khan gagal sebagai umat manusia...
kalo udah Moksa khan gak perlu lahir kembali hehehehe...agama itu bukan sukses kelompok di dunia tapi sukses individu di akhirat..hahaha..ngapain agama yg dianut jadi mayoritas tapi roh kita sendiri menderita dan belum bisa lepas dari siklus punarbhawa...
 
manteb bung jakaloco "agama itu bukan sukses kelompok di dunia tapi sukses individu di akhirat" seep ^:)^
 
@ jakaloco
optimis sperti biasa :)

ikutan nih ngasi pendapat

Sebenarnya masalah pindah Agama hal yang biasa terjadi .........
ga usah dibesar2kan apalagi dijadikan propaganda keunggulan Agama tertentu

karena mutu suatu agama tidak bisa diukur hanya dari jumlah pemeluk, namun lebih pada kontribusi Agama tersebut terhadap kehidupan ini. hal ini bisa diukur dengan beberapa tolak ukur, seperti perilaku para pemeluknya, kemajuan di bidang intelektual, atau bisa juga dengan keluhuran nilai2 sosial budaya tempat Agama tersebut tumbuh dan berkembang

khusus untuk kasus masyarakat Tengger yang pindah Agama ada beberapa hal yng pengen saya sampaikan sebagai seorang yang beragama Hindu :

1. Bila mereka pindah Agama karena niat sendiri secara sukarela, ya..... silahkan saja, itu adalah hak mereka, dan kita menghormati hal itu.

2. Bila mereka pindah Agama karena terdesak kehidupan ekonomi mereka, hal itu sangat disayangkan, itu menandakan betapa lemahnya keyakinan mereka serta keberpihakan mereka pada urusan yg bersifat duniawi.

3. Bila mereka pindah Agama karena dipaksa atau di intimidasi, lakukan penelitian yang mendalam dan laporkan masalah ini kepada yang berwajib ato pihak yg berkompeten ( misalnya Komnas HAM )

4. Bila mereka pindah Agama karena kurangnya pemahaman mereka terhadap Agama sebelumnya, hal ini kita jadikan cermin bagaimana seharusnya pendidikan dan pembinaan kehidupan beragama kita (Hindu) ke depan.

BerAgama itu ibarat Orang yang menggali Sumur untuk mendapat Air kebahagiaan ( Bersatu dengan Sang Pencipta )
Orang yang pindah Agama adalah orang yang belum selesai menggali satu sumur lalu dia pindah menggali ke tempat lain.
Kapan dia bisa mendapat Air kebahagiaan jika terus berpindah tempat?
 
manteb bung jakaloco "agama itu bukan sukses kelompok di dunia tapi sukses individu di akhirat" seep ^:)^

maaf mumpung momentnya tepat...dalam konsep hindu memang dikenal juga yah "akhirat" itu...?
 
maaf mumpung momentnya tepat...dalam konsep hindu memang dikenal juga yah "akhirat" itu...?

Ada donk..
Kalo di Islam namanya "dunia akhirat" kalo di Hindu namanya "sekala niskala"...
Surga dan neraka hanya sementara..yg abadi adl moksa/nirwana (surga abadi).
 
Agama itu masalah kepercayaan...terserah penganutnya. kalo mereka mau pindah itu hak mereka. Hindu tidak mengenal pemaksaan agama. biarkan saja, apa yang mereka percaya itulah yang mereka anut. semoga mereka bahagia dengan jalan yang ditempuh...
 
Agama itu masalah kepercayaan...terserah penganutnya. kalo mereka mau pindah itu hak mereka. Hindu tidak mengenal pemaksaan agama. biarkan saja, apa yang mereka percaya itulah yang mereka anut. semoga mereka bahagia dengan jalan yang ditempuh...

Menurut hemat saya, warga Tengger yg sebelumnya Hindu trus pindah agama kurang mndpt binaan dan bimbingan dari lembaga Hindu yg berhak dan wajib melakukannya, sehingga pemahaman ttg Hindu sgt kurang apalagi dicampuradukan dgn tradisi lokal..sementara dari agama lain begitu aktif menyebarkan dan memperkenalkannya..
Jangankan di Tengger, di Bali aj saya rasa sebagian besar masyarakat belum tahu ttg teori dlm agama Hindu, coba kita tanya pd orang yg beragama Hindu apakah isi dari Panca Sraddha saya yakin dari 100 orang yg bisa menjawab hanya 2 orang saja...
 
Menurut hemat saya, warga Tengger yg sebelumnya Hindu trus pindah agama kurang mndpt binaan dan bimbingan dari lembaga Hindu yg berhak dan wajib melakukannya, sehingga pemahaman ttg Hindu sgt kurang apalagi dicampuradukan dgn tradisi lokal..sementara dari agama lain begitu aktif menyebarkan dan memperkenalkannya..
Jangankan di Tengger, di Bali aj saya rasa sebagian besar masyarakat belum tahu ttg teori dlm agama Hindu, coba kita tanya pd orang yg beragama Hindu apakah isi dari Panca Sraddha saya yakin dari 100 orang yg bisa menjawab hanya 2 orang saja...

setuju jack...disini diperlukan peran Parisada Hindu untuk memberikan penyuluhan agar pemahaman akan agama hindu lebih kuat. yang terpenting jangan memaksakan agar agama hindu di tengger mengikuti pola hindu di Bali. biarlah mereka menganut ajaran Hindu sesuai dengan kebudayaan yang diwariskan oleh leluhurnya....

btw..Panca Sradha isinya apa aja ya??? hehe...
 
setuju jack...disini diperlukan peran Parisada Hindu untuk memberikan penyuluhan agar pemahaman akan agama hindu lebih kuat. yang terpenting jangan memaksakan agar agama hindu di tengger mengikuti pola hindu di Bali. biarlah mereka menganut ajaran Hindu sesuai dengan kebudayaan yang diwariskan oleh leluhurnya....

btw..Panca Sradha isinya apa aja ya??? hehe...

tuch khan belum apa2 dah ada yg lupa isi Panca Sraddha...hehehehe

Isi Panca Sraddha (5 keyakinan dasar Hindu):
1. Percaya kpd Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi)
2. Percaya kpd adanya roh (atma) yg bersemayam di setiap makhluk hidup
3. Percaya adanya hukum karma, sorga dan neraka
4. Percaya adanya punarbhawa (kelahiran kembali)
5. Percaya bahwa Moksa adl tujuan akhir manusia utk lepas dari siklus punarbhawa.
 
tuch khan belum apa2 dah ada yg lupa isi Panca Sraddha...hehehehe

Isi Panca Sraddha (5 keyakinan dasar Hindu):
1. Percaya kpd Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi)
2. Percaya kpd adanya roh (atma) yg bersemayam di setiap makhluk hidup
3. Percaya adanya hukum karma, sorga dan neraka
4. Percaya adanya punarbhawa (kelahiran kembali)
5. Percaya bahwa Moksa adl tujuan akhir manusia utk lepas dari siklus punarbhawa.

Matur Suksma jack....
 
Status
Tidak terbuka untuk balasan lebih lanjut.
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.