Sedikit "penyegaran":
Justru penyebab ketertinggalan Muslim dari "barat" adalah pengotakan akan Islam itu sendiri, diskotomisasi antara dunia dan akhirat, antara "spiritual"
dengan "real world"/duniawi, bahwa islam adalah spiritual saja (vertikal) sedang hubungan sosial adalah horizontal.
yang "santri" sibuk dengan kekhusuk-an nya "beribadah" hingga tertinggal dalam perekonomian & teknologi, yang duniawi sibuk dengan dunianya
sehingga miskin moral-spiritual.
Lalu bagaimana sebaiknya?
keseimbangan antara keduanya, dan Islam adalah sebagai jawaban, karena sebagai "complete system".
Tahukah anda teori2 yg ditemukan oleh ilmuan2 barat ternyata sudah "diperingatkan" dalam Al-Qur'an, hanya muslimnya saja yang terpesona dengan
"ritual2", sehingga tidak "membaca" apa yang "dibaca" ilmuan2 tsb. <<< Iqra.
Sedang Al-Qur'an mengulang2 kata seperti: "tidakkah kamu perhatikan....", " Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu
berfikir"...,>>>kita disuruh observasi, menyelidiki secara mendetail akan segala sesuatu, karena Qur'an sifatnya adalah "basic", manusia sendiri yg harus
mengembangkan segala "Ilmu" yg "tersembunyi" di dunia ini. -"menuntutlah ilmu sampai ke negeri china", katanya,- karena manusia diberikan akal
untuk berfikir. Dan Al-Qur'an sebagai "basic" dari ilmu pengetahuan juga.
Inilah yang ditakutkan apabila mengaji pada Buku. Yang bisa terjadi adalah kesesatan.
Bahayanya mengaji (dalam hal Agama bukan ilmu pengetahuan dunia) kepada buku adalah tidak adanya pembatas apabila kita tidak paham. Manusia
cenderung menelan bulat² apa-apa yang ditulis tanpa melihat maksud/tujuan penulis (apabila ada) serta latar belakang si penulis tadi.
Ingat! tidak semua nama yg berbau arab itu muslim, kalaupun dia seorang muslim, belum tentu yang ditulisnya itu benar.
saya menghormati sdr Agus, atau siapapun yg menulis buku, dengan catatan diperkuat dengan dalil dari Al-Qur'an dan Hadist,
memang referensi berupa buku hanya sebagai "triger" saja buat kita untuk menyelidiki, membuktikan kebenarannya lebih lanjut. Dan satu lagi, dilandasi
dengan "hati nurani" yang fitrah. Jadi terhadap informasi apapun janganlah kita terburu2 mengklaim "sesat", tanpa diselidiki dan difikirkan, karena mungkin ada manfaat yg bisa didapat dalam sebuah wacana. maka berfikirlah terbuka, jangan terbelenggu dengan prasangka. karena prasangka buruk, adalah salah satu yg meracuni pemikiran yg fitrah.
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya". ( AL ISRAA' (Memperjalankan di malam hari ) ayat 36)
contoh: Seorang pencuri yang mengatakan: jangan pegang api itu, karena panas<<< apakah perkataan pencuri itu salah?, apakah saya akan mengacuhkan statement dia karena dia pencuri? tentu tidak, karena saya "membaca" informasi yg disampaikan, kemudian "diterjemahkan" dengan hati nurani kemudian difikirkan, bukan memandang siapa dia.
dengan catatan penulis tersebut berniat mencai kebenaran:
"....untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berfikir". (AL MU'MIN (ORANG YANG BERIMAN) ayat 54)
"Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak.
Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (AL BAQARAH (Sapi betina) ayat 269)
"Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan
hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami.
Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (AL A'RAAF (Tempat tertinggi) ayat 176).
"Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. ( AR RA'D (GURUH) ayat 4).
Mungkin Bapak Agus Mustofa (penulis tsb) lupa atau belum mengetahui proses diciptakannya Adam AS. Berapa tahun proses pembentukan tubuh Adam, dari mana saja tanah² tsb diambil. Bahkan mungkin tidak tahu bahwa salah satu tanah yg akan diambil dalam proses pembuatan tubuh Adam
menolak untuk diambil, sampai Allah mengutus Malaikat Izrail untuk mengambilnya. Malaikat tsb adalah Malaikat yg paling ditakuti diantara semua
malaikat, sampai akhirnya ditugasi oleh Allah untuk mencabut nyawa manusia.
ada ayat Qur'an atau hadist yang mengatakan: "proses penciptaan Adam AS" ? karena yg sy tahu adalah proses penciptaan manusia, bukan proses penciptaan Adam.