• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Tarif Tukang Cukur Lebih Mahal Dibandingkan Dokter

yan raditya

IndoForum Addict E
No. Urut
163658
Sejak
31 Jan 2012
Pesan
24.461
Nilai reaksi
72
Poin
48
NrXT.jpg
Para dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia, Perhimpunan Dokter Umum Indonesia, dan Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia mengeluhkan tarif dokter. Mereka meminta agar tarif dokter disesuaikan dalam implementasi Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Keluhan itu disampaikan dalam rapat dengar pendapat umum dengan Komisi IX DPR, Senin (18/6/2012). Hadir dalam RDPU diantaranya dr. Prijo Sidipratomo (Ketua Umum PB IDI 2009-2012 ), dr. Abraham Andi Padlan Patarai, (Presidium Nasional Pengurus Pusat), dr. danasari (PDKI).

"Ada berbagai kegelisahan yang timbul, baik dari Komisi IX maupun ketiga narasumber kami yang saya rasakan pada saat memimpin RDPU. Termasuk tentang hal yang sangat mendasar seperti tarif dokter sebagai bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dari penetapan besaran premi BPJS nanti," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR Nova Riyanti Yusuf alias Noriyu di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (19/6/2012).

Noriyo menambahkan, Danasari bahkan sempat berseloroh dengan membandingkan tarif dokter dengan tarif tukang cukur rambut. Tarif dokter saat ini Rp 2.000. Adapun tukang cukur sebesar Rp 7.000. Noriyu menjelaskan, tarif dokter itu dikalikan dengan populasi yang ditanggung. Jika populasi 10.000 orang, dokter itu mendapatkan Rp 20 juta sebulan, berapa pun yang sakit.

Dalam RDPU, kata Noriyu, pihak IDI menekankan bahwa dokter bukan materialistis, tetapi menuntut adanya rasionalitas. Untuk itu, lanjut dia, perlu kajian yang mendalam dengan melibatkan IDI beserta berbagai asosiasi dalam penyusunan Rancangan Peraturan Pelaksana UU BPJS terkait penentuan tarif dokter.

Noriyu melanjutkan, dokter memang mempunyai fungsi sosial dan terikat dengan sumpah dokter. Namun, kata dia, dokter juga tetap mempunyai fungsi ekonomi demi kelangsungan hidup diri dan keluarganya. Apalagi, tambah dia, mereka harus membiayai sendiri pendidikan dokter yang mahal.

"Saya berempati dengan berbagai masukan mereka dan tentu juga tidak ingin dokter-dokter sampai kurang gizi padahal bekerja penuh risiko dengan potensi tuntutan hukum mencapai angka milyaran rupiah jika melakukan mal praktik. Mereka juga harus mampu melayani 238 juta penduduk Indonesia," kata dokter ahli jiwa itu.

"Harus ada keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, dan dokter juga bagian dari masyarakat Indonesia yang tidak boleh dieksklusi dari kemegahan UU BPJS. Ada 85.000 dokter umum di bawah naungan PDUI dan belum terlambat untuk memformulasikan kesejahteraan yang rasional dan berkeadilan," pungkas Noriyu.
 
wkwkwkw.. ada benernya juga sih, gan klw kasusnya seperti itu..
perbandingannya dokter yang "selalu berusaha" menyelamatkan jiwa manusia hanya rate 2,000. klw dibandingkan dengan tukang cukur yang 7000..
hahaha,, antara miris dan senyum2 juga baca artikel ini.. :P
 
sejak kapan tuh rate dokter cuma rp 2000. kalo bener cuman rp 2000, sudah rame2 itu semua orang miskin berobat ke dokter.
 
ngapain nyumbang dokter.....hehehehe...............
masih bnyak orng yg pantas disumbang lainnya koq.....
 
dokter dimana dulu.... kayanya kemarin bayar dokter untuk imunisasi anak aja 250rb (dokter doang) lom obat, dll
 
emang kok, terutama dokter umum yang baru lulus n kerja di klinik, kita memang membayar puluhan ribu ke klinik, tapi sy ngbrol2 dengan teman saya yang dokter, ternyata mereka dapatnya memang 2000 rupiah per pasien lho ....
karena untuk buka praktek sendiri pun butuh modal, ya akhirnya mau ndak mau ya dijalanin..


masa seh 2000? ga percaya deh...
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.