• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Berita Saat Hatta Rajasa Disebut 'Pak Uban' dalam Kasus Sapi

kis

IndoForum Junior E
No. Urut
281032
Sejak
23 Mei 2013
Pesan
1.661
Nilai reaksi
36
Poin
48
9150C.jpg
Kasus suap impor daging sapi yang melibatkan eks Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq menyeret sejumlah nama tokoh. Bahkan, nama Menteri Perekonomian Hatta Rajasa diseret-seret dalam pengaturan kuota impor di Kementerian Pertanian.

Nama Hatta awalnya muncul dalam persidangan kasus kuota impor daging dengan terdakwa Direktur PT Indoguna Utama Juard Effendi. Juard mengatakan, Elda Devianne Adiningrat menjual nama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa untuk meyakinkan Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman guna mengajukan penambahan kuota impor daging sapi ke Kementerian Pertanian.

Menurutnya, Elda mengesankan Hatta Rajasa telah menyetujui penambahan kuota impor daging sapi. Ketika itu Elda melalui anak buahnya yang bernama Jerry Roger Kumontoy menghubungi dirinya setelah mereka lama tak berkomunikasi.

“Jerry diminta Elda agar menyampaikan kepada saya untuk mengajukan penambahan kuota impor daging sapi sebanyak 8 ribu ton untuk tahun 2013, dengan mengatakan bahwa Pak Uban (Hatta Rajasa) telah menyetujui tambahan kuota impor sebesar 20 ribu ton,” kata Juard saat membacakan nota pembelaan pribadi (pledoi) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin 19 Juni 2013 lalu.

Terkait penyebutan namanya, Hatta Rajasa membantah keras ikut-ikutan dalam penentuan kuota daging impor daging setiap tahunnya. Menurut dia, keputusan impor daging hanya sebatas koordinasi di tingkatannya.

"Menko tidak nunjuk apa-apa, rakor itu mengkoordinasikan. Saya rasa Pak Bayu Krisnamurthi (Wakil Menteri Perdagangan), sudah menjelaskan koordinasinya. Kemudian dari Menteri Pertanian, Suswono, dibahas oleh Bu Diah Maulida (Deputi Menko Bidang Pertanian) karena perdagangan punya pikiran lain," kata Hatta di kantornya.

Namun, nama Hatta kembali diungkap saat Elda Devianne Adiningrat bersaksi di sidang Fathanah pada Kamis 22 Agustus 2013. Namun, nama Ketua Umum Partai Amanat Nasional diucapkan bukan dengan nama sebenarnya, melainkan dengan sebutan 'Pak Uban'.

Saksi Elda Deviane Adiningrat mengaku mengistilahkan nama Menko Perekonomian itu dengan sebutan 'Pak Uban' setelah ditanya Ketua Majelis Hakim Nawawi Ponolango mengenai siapa yang dimaksud 'Pak Uban'.

"Maaf, saya mengistilahkan untuk Menko Perekonomian Hatta Rajasa, tapi (istilah) itu bukan dari saya. Tapi benar (saya yang menyebutkan)," kata Elda.

Menurut Elda, sebutan 'Pak Uban' itu muncul dalam percakapan dirinya dengan Bos PT Indoguna Utama, Maria Elizabeth Liman. Saat itu, Elda menyampaikan ke Elizabeth, 'Pak Uban' atau Hatta Rajasa marah-marah mendengar penolakan dari Dirjen Peternakan Syukur Iwantoro terhadap pengajuan penambahan kuota impor daging PT Indoguna Utama.

"Saya tahu dari teman saya, Arif. Saya ngadu ke Arif dan Arif ngomong 'Uban' juga marah-marah dan katanya Pak Syukur akan dipanggil," tuturnya. Elda menambahkan, Arif merupakan pengusaha di bidang Batubara, namun juga konsen di masalah pupuk.

Sebutan the white hair man juga keluar dari mulut Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman saat bersaksi untuk terdakwa mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq di Pengadilan Tipikor.

Kemarahan Hatta

Hatta pun kian gusar namanya disebut-sebut dalam persidangan kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian. Menurutnya, bukan sekedar namanya dicatut, tetapi sebutan White Hair Man atau lelaki berambut putih oleh Direktur Utama PT Indoguna Utama, Maria Elizabeth Liman, dinilai melecehkannya.

"Sudah tidak kenal, tidak pernah menyebut soal itu, kok bisa-bisanya dia menyebut uban, itu kan tidak baik. tidak boleh," kata Hatta. "Saya itu kan bagaimana pun menteri. Menterinya anda, menteri semua. Saya tidak minta dihormati, tapi itu pelecehan."

Hatta mengaku kecewa namanya dicatut dalam persidangan tersebut. Dia menegaskan tidak kenal sama sekali dengan Elizabeth, apalagi terlibat skandal tersebut.

"Saya tidak pernah bicara sekalipun soal-soal begitu. Wartawan sudah tahulah, setiap kali selesai pimpin rakor, saya selalu jelaskan," ujarnya.

Tak hanya sampai disitu, nama Hatta kembali disebut oleh Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin. Petinggi PKS yang akrab disapa Engkong itu mengakui pernah membicarakan masalah krisis daging sapi dengan eks Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Namun sebelum menyampaikan krisis daging itu ke Luthfi, Hilmi lebih dulu menyampaikan persoalan itu ke Menko Perekonomian Hatta Rajasa melalui Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), Chairul Tanjung.

"Saya yang sampaikan ke Chairul Tanjung untuk disampaikan ke Pak Hatta," kata Hilmi saat bersaksi untuk Luthfi Hasan Ishaaq di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin 21 Oktober 2013.

Pembicaraan itu bermula saat Chairul Tanjung menyambangi rumah Hilmi di Lembang, Bandung. Saat itu, Hilmi menyampaikan persoalan krisis daging sapi di Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Hilmi mengaku sangat sulit bertemu Hatta Rajasa. Ia pun kemudian meminta Chairul Tanjung untuk menyampaikan masalah krisis daging itu ke Hatta Rajasa. Chairul Tanjung, kata Hilmi, menyanggupi permintaan Hilmi untuk menyampaikan hal itu kepada Hatta.

Kepada Chairul Tanjung dan Luthfi, Hilmi mengaku prihatin dengan masalah krisis daging dan beredarnya daging tikus dan daging celeng di pasaran. "Bagaimana Menko Ekuin (Menko Perekonomian) dari partai islam dan menterinya dari partai islam tapi umatnya dipaksa makan daging celeng dan tikus," katanya saat itu.

Hilmi menegaskan, tidak pernah membicarakan masalah krisis daging ke Menteri Pertanian, Suswono. Meskipun Suswono adalah menteri berasal dari PKS dan juga anggota majelis syuro PKS. Ia lebih memilih langsung menyampaikan masalah itu ke Menko Ekuin Hatta Rajasa. "Tidak, karena saya merasa lebih tepat dan efektif ke atasannya," tegasnya.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.