• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

PRT Indonesia Lari dari Apartemen Lantai 17 di Malaysia

Bulubabi

IndoForum Junior B
No. Urut
6034
Sejak
4 Sep 2006
Pesan
2.583
Nilai reaksi
238
Poin
63
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Parsiti, 17 Thn, PRT asal Wonosobo, sempat gelantungan sekitar 30 menit dari sebuah apartemen Lt 17 di Klang Lama, Selangor, Minggu sore, ketika akan melarikan diri dari rumah majikan lewat sebuah jendela karena tidak tahan disiksa majikan perempuannya selama bekerja, tapi kemudian berhasil ditolong para tetangganya.

"Saya hanya gunakan kain menggendong bayi yang diikat-ikat untuk kabur dari rumah majikan. Saya sempat bergelantungan karena kain tidak cukup sampai tanah. Para tetangga akhirnya menolong saya," kata Parsiti, yang saat ini sudah diamankan di KBRI di Kuala Lumpur, Selasa.

Oleh tetangganya, PRT itu kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan karena pada saat itu bibirnya merah akibat luka-luka kering. Kasus ini juga sudah ditangani oleh kepolisian Malaysia. Polisi kemudian membawa Parsiti ke KBRI.

Parsiti datang ke Malaysia pada April 2007 dengan sponsor dari PT Luki Mitra Abadi, Jakarta. Selama di Malaysia, dia dijanjikan mendapatkan gaji sebesar RM 450 (sekitar Rp1.125.000) perbulan. Tapi hingga saat ini, ia belum menerima gaji karena berdasarkan kontrak gajinya tidak diberikan selama enam bulan untuk mengganti biaya kedatangan ke Malaysia.

Menurut dia, selama bekerja ia menerima siksaan dalam bentuk dipukuli, ditendang, bahkan kadang-kadang disabet dengan rotan.

Bulan pertama bekerja, Parsiti mengaku belum mendapatkan perlakuan kasar. Dia memang sering dimarahi. Namun, sang majikan belum menggunakan cara-cara kekerasan sebagai hukuman.

"Memasuki bulan kedua, baru saya mulai dipukuli. Yang pukuli saya adalah majikan perempuan. Majikan laki-laki tidak pernah. Awalnya, saya dimarahi karena menaruh anak majikan di bawah kipas angin. Sejak itu, mereka mulai bersikap kasar," ujar dia.

Sedikit saja bikin salah, Parsiti langsung "dieksekusi" dengan pukulan, tendangan, dan sabetan rotan. "Kalau saya bikin salah sedikit, dimasukin ke dalam kamar tidur atau ke kamar mandi. Muka dan perut saya sering ditonjok. Kaki ditendang dan dipukul pakai rotan," aku gadis berambut pendek itu.

Setelah dianiaya, sang majikan selalu berusaha menghapus bekas lukanya dengan memberikan obat ke bagian tubuh yang luka. "Kalau luka diwajah, sering dikasih semacam obat merah begitu. Begitu juga luka-luka lainnya," ungkap Parsiti yang mengaku tidak tahu nama kedua majikannya tersebut.

Kepala Satgas Perlindungan dan Pelayanan WNI KBRI Tatang B Razak mengatakan, agensi dari Malaysia Sumber Pertiwi Sdn bhd, sudah datang ke KBRI, dan terus menghubungi majikan yang sedang di Perak.

Karena tidak tahan dengan perlakuan kasar itulah, akhirnya Parsiti berniat untuk kabur. Namun, niatnya itu tidak mudah karena sang majikan menguncinya di kamar. "Kalau majikan keluar, rumah dikunci semua. Sehingga, saya tidak bisa keluar," katanya.

Namun, Minggu (12/8) sore lalu, hasrat Parsiti semakin tak terbendung apalagi satu hari sebelumnya habis disiksa kembali. "Sehari sebelumnya, bibir saya dibuat bengkak begini. Habis dipukuli, bibir saya diberi garam tiga sendok. Garam itu digosokkan dengan sikat gigi," tutur Parsiti sambil menunjukkan bagian bibirnya yang bengkak.

Saat itu, majikan sedang liburan ke Perak bersama dua anaknya. Karena pintu dikunci, satu-satunya jalan untuk kabur adalah melalui jendela kamar mandi apartemen, katanya.

Ia mengambil lima helai kain dan diikat menjadi satu rangkaian. Setelah itu, kain-kain tersebut dikaitkan ke bagian kusen jendela apartemen. "Saya sebenarnya takut juga. Tapi, bagaimana lagi. Daripada dipukuli terus, lebih baik mati," ucap Parsiti.

Ketika mencoba turun dengan kain-kain yang diikat ternyata tidak sampai ke tanah sehingga sempat gelantungan. "Akhirnya, ada tiga orang yang masuk melalui lubang AC. Mereka yang menarik saya," tutur gadis yang hanya lulus SMP tersebut.

Ditanya apakah cara kaburnya meniru Ceriyati, Parsiti menggeleng. Dia justru tak tahu dengan cerita kaburnya Ceriyati. "Saya nggak tahu. Kalau saya, yang penting bisa kabur. Gak ada jalan lain kecuali lewat jendela," ujar dia.

Antara.co.id
 
gila bgt tuh majikanny /wah

masa bibir ny udh luka gitu,malah dikasi garam /omg /omg

kok meraka bisa y setega itu ama org,kek g punya prikemanusiaan aja /wah /wah
 
/wah kasian bgt...

kok malaysia kejam sama tkw ya..../hmm
 
dasar malay bajingan tuh gaji gak seberapa pake acara nyiksa lagi manusia ini pantang punya dikiiiiiiiiit aja trus yang kerja ma dia dianggap budak aja emosional gw
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.