• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Propaganda Barat Mengenai Islam dan Wanita

Samantha

IndoForum Senior B
No. Urut
43737
Sejak
17 Mei 2008
Pesan
6.450
Nilai reaksi
157
Poin
63
propaganda-wanita.jpg


Islam mengungkung kebebasan kamu wanita?
Perhatikanlah kisah yang dituturkan oleh seorang Amerika. Dia adalah putra seorang janda yang kehilangan suaminya pada usia muda tapi dia adalah seorang ibu yang baik. Dia mengorbankan segala kesenangannya demi ibunya dan adik perempuannya. Dan meskipun adik perempuannya itu belum mencapai usia dewasa, sebagai hasil dari pengaruh masyarakat dan televisi Amerika, setiap Tom, Dick dan Harry (maksudnya setiap lelaki) datang dan mengajak saudara perempuannya itu keluar rumah. Dia berkata bahwa ibunya menangis setiap waktu, khawatir atas apa yang mungkin terjadi. Putrinya itu polos tapi tak terkendali sebab masyarakat memberinya pesan: ”Kamu adalah tuan untuk dirimu sendiri, lakukan apapun yang kamu sukai dan capailah kesenangan seperti orang-orang lain.”
Inikah yang dimaksudkan oleh Barat sebagai kebebasan dan emansipasi wanita? Sesungguhnya kaum wanita di Barat hanya dieksploitasi oleh masyarakatnya demi memenuhi kesenangan dunia, dan dimanfaatkan untuk kepentingan industri uang.
Jika Barat mengatakan bahwa Islam mengungkung kebebasan kaum wanita dan melarangnya bekerja dan beraktivitas, maka secara singkat dapat dikemukakan rumusan menyangkut pekerjaan perempuan menurut islam adalah bahwa "perempuan mempunyai hak untuk bekerja dan beraktivitas, selama pekerjaan dan aktivitasnya tersebut membutuhkannya dan atau selama mereka membutuhkan pekerjaan dan aktivitas tersebut".
Pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh perempuan pada masa Nabi cukup beraneka ragam, sampai-sampai mereka terlibat secara langsung dalam peperangan-peperangan, bahu-membahu dengan kaum lelaki. Nama-nama seperti Ummu Salamah (istri Nabi), Shafiyah, Laila Al-Ghaffariyah, Ummu Sinam Al-Aslamiyah, dan lain-lain, tercatat sebagai tokoh-tokoh yang terlibat dalam peperangan. Ahli hadis, Imam Bukhari, membukukan bab-bab dalam kitab Shahih-nya, yang menginformasikan kegiatan-kegiatan kaum wanita, seperti Bab Keterlibatan Perempuan dalam Jihad, Bab Peperangan Perempuan di Lautan, Bab Keterlibatan Perempuan Merawat Korban, dan lain-lain.
Di samping itu, para perempuan pada masa Nabi saw aktif pula dalam berbagai bidang pekerjaan. Ada yang bekerja sebagai perias pengantin, seperti Ummu Salim binti Malhan yang merias, antara lain, Shafiyah bin Huyay -- istri Nabi Muhammad saw. Ada juga yang menjadi perawat atau bidan, dan sebagainya.
Dalam bidang perdagangan, nama istri Nabi yang pertama, Khadijah binti Khuwailid, tercatat sebagai seorang yang sangat sukses. Demikian juga Qilat Ummi Bani Anmar yang tercatat sebagai seorang perempuan yang pernah datang kepada Nabi untuk meminta petunjuk-petunjuk dalam bidang jual-beli. Dalam kitab Thabaqat Ibnu Sa'ad, kisah perempuan tersebut diuraikan, di mana ditemukan antara lain pesan Nabi kepadanya menyangkut penetapan harga jual-beli. Nabi memberi petunjuk kepada perempuan ini dengan sabdanya: “Apabila Anda akan membeli atau menjual sesuatu, maka tetapkanlah harga yang Anda inginkan untuk membeli atau menjualnya, baik kemudian Anda diberi atau tidak (maksud beliau, jangan bertele-tele dalam menawar atau menawarkan sesuatu).
Istri Nabi saw, Zainab binti Jahsy, juga aktif bekerja sampai pada menyamak kulit binatang, dan hasil usahanya itu beliau sedekahkan. Raithah, istri sahabat Nabi Abdullah ibn Mas'ud, sangat aktif bekerja, karena suami dan anaknya ketika itu tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga ini. Al-Syifa', seorang perempuan yang pandai menulis, ditugaskan oleh Khalifah Umar r.a. sebagai petugas yang menangani pasar kota Madinah.

Islam melarang kaum wanita bersekolah?
Tuduhan ini jelas sekali bertentangan dengan sabda Rasulullah saw sendiri: “Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim (dan muslimah).” Inilah sikap Islam. Tidak membedakan antara laki-laki dan wanita dalam hal hak dan kewajiban menuntut ilmu.
Bahkan dalam sejarah Islam, banyak wanita yang sangat menonjol pengetahuannya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan yang menjadi rujukan sekian banyak tokoh lelaki. Istri Nabi, Aisyah r.a., adalah seorang yang sangat dalam pengetahuannya serta dikenal pula sebagai kritikus. Sampai-sampai dikenal secara sangat luas ungkapan yang dinisbahkan oleh sementara ulama sebagai pernyataan Nabi Muhammad saw: “Ambillah setengah pengetahuan agama kalian dari Al-Humaira' (Aisyah).”
Demikian juga Sayyidah Sakinah putri Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib. Kemudian Al-Syaikhah Syuhrah yang digelari Fakhr Al-Nisa' (Kebanggaan Perempuan) adalah salah seorang guru Imam Syafi'i. Imam Abu Hayyan mencatat tiga nama perempuan yang menjadi guru-guru tokoh mazhab tersebut, yaitu Mu'nisat Al-Ayyubiyah (putri Al-Malik Al-Adil saudara Salahuddin Al-Ayyubi), Syamiyat Al-Taimiyah, dan Zainab putri sejarahwan Abdul-Latif Al-Baghdadi.
Propaganda Lainnya
Selain dua isu diatas, terdapat pula beberapa propaganda yang lainnya. Misalnya propaganda yang mengatakan bahwa wanita dikekang oleh hijab, wanita dipinggirkan dalam poligami, dan wanita dipinggirkan dalam penetapan hak waris.
Propaganda-propaganda ini kenyataannya tidak sesuai dengan fakta. Hijab dalam Islam justru dimaksudkan untuk melindungi, menghargai dan memuliakan kaum wanita. Tidak seperti masyarakat Barat yang dengan tameng kebebasan dan HAM justru mengeksploitasi kemolekan tubuh wanita demi hedonisme dan kapitalisme. Eksploitasi di Barat terhadap wanita tidak lain justru merendahkan kaum wanita itu sendiri.
Adapun mengenai isu poligami, opini yang diberikan haruslah proporsional. Dalam Islam, poligami dipandang sebagai jalan keluar atas kondisi-kondisi sulit, penting, dan darurat. Itupun dengan mempersyaratkan perlakuan yang adil terhadap semua istri. Bahkan Islam memberikan ancaman yang berat terhadap para suami poligami yang berlaku tidak adil terhadap para istrinya.
Terkait dengan poligami ini, Barat juga sering mempropagandakan bahwa Muhammad saw telah melakukan poligami semata-mata untuk menyenangkan diri. Padahal kalau kita melihat perjalanan hidup beliau, tidaklah beliau melakukan poligami kecuali setelah wafatnya Khadijah, istri pertama beliau. Dan kenyataannya pula, dari semua istri beliau, hanya satu saja yang dinikahi oleh beliau dalam keadaan gadis, yaitu Aisyah ra. Selebihnya adalah para janda yang ditinggal mati oleh suaminya. Dari sini kita melihat bahwa tujuan beliau adalah lebih untuk memberikan pertolongan dan penghidupan. Juga untuk tujuan-tujuan dakwah.
Tentang isu hak waris, tidaklah benar bahwa kaum wanita dipinggirkan. Mengapa anak laki-laki punya hak waris dua kali anak perempuan? Karena dalam pandangan Islam, anak laki-laki memiliki tanggung jawab untuk memberi nafkah. Tidak demikian halnya dengan anak perempuan, yang justru akan dinafkahi oleh suami atau orang yang menanggungnya. Ini adalah sebuah alasan yang sangat logis dan sekaligus manusiawi.
Karena itu sama sekali tidaklah benar tuduhan-tuduhan yang menuding bahwa ajaran Islam telah mengekang kaum wanita. Adapun fakta serupa yang mungkin terjadi di sebagian negeri-negeri muslim sebetulnya bukan berasal dari ajaran Islam itu sendiri. Karena itu, Ranna Kabbani (1989) dalam bukunya Letter to Christendom menulis: “…in Islamic society, as in the West, the oppression of women is usually more the result of poverty and lack of education and other opportunities, than of religion (dalam masyarakat muslim, sebagaimana juga di Barat, pengekangan terhadap kaum wanita lebih diakibatkan oleh kemiskinan, minimnya pendidikan dan peluang, ketimbang diakibatkan oleh agama). Paling tidak, mungkin pendapat ini yang terlihat lebih obyektif. Wallahu a’lam.

source
 
PEERTAMAAA GWA SIIS,,,,
Ga taw cara kasih gambar nee, pengen abis eprtamax buat gambar monyet lg nungging :))
 
^
^
mau ngasih gambar monyet nungging di FR ISLAM???
nggak salah?
 
iya nih, yunuskancut... kok gak sopan gitu???
 
wanita lebih dimuliakan dalam Islam....:)

ingat janji Allah SWT...
siapa yang paling pantas menerima ridho kita...

ibumu.!

ibumu..!

ibumu...!

bapakmu...!

tidak ada agama yang begitu memposisikan wanita yang lebih tinggi dari pria...
ingat.. "Sorga itu terletak dibawah telapak kaki Ibumu"

namun, dengan bergeraknya waktu, sekarang sdh muncul rekayasa yang malah menganggap
Islam lebih mendiskreditkan wanita...

Islam mengungkung kebebasan kamu wanita?
Islam melarang kaum wanita bersekolah?
Propaganda Lainnya, misalnya propaganda yang mengatakan bahwa wanita dikekang oleh hijab,
wanita dipinggirkan dalam poligami, dan
wanita dipinggirkan dalam penetapan hak waris.

dengan keterangan TS di atas...
sungguh Islam adalah agama yang paling memuliakan wanita...

begitu mulianya Islam itu, sehingga banyak pihak merasa iri dan cemburu.
sehingga berusaha mencari cara utk menjelek-jelekkan Islam,
dan melakukan propanganda negatif dengan segala cara...
 
bahkan, Allah menciptakan harga diri wanita di sekujur tubuhnya..
pernah gak ya aku cerita ini..

Ketika Nabi Adam diciptakan.. ia sendirian dan kesepian di surga.. dan saat ia tidur, Allah menciptakan seorang wanita.. dari tulang rusuknya. Pas Nabi Adam bangun dan melihat sosok wanita yang sangat cantik.. ia hendak menyentuhnya.. buru-buru Malaikat mencegah.. "Kamu kalau ingin menyentuhnya, harus menikah dulu!" Wanita itu adalah.. Hawa..!!
Islam memuliakan wanita sejak ia diciptakan pada awal zaman.. :D
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.