roughtorer
IndoForum Senior A
- No. Urut
- 44416
- Sejak
- 24 Mei 2008
- Pesan
- 6.755
- Nilai reaksi
- 174
- Poin
- 63
Rabu, 26 November 2008 | 21:02 WIB
JAKARTA, RABU - Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Amanat Nasional, Sayuti Asyathri mengingatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memberikan penjelasan tentang proses pembicaraannya dengan Presiden terpilih Amerika Serikat, Barack Obama.
"Pasalnya, tersebar kesan kuat presiden memohon-mohon bertemu dan ingin berbicara dengan Obama dengan cara mengungkit-ungkit kenangan masa kecil Obama di Indonesia. Kalau kesan ini betul, tentu saja tidak layak dilakukan oleh presiden yang memang mempunyai wibawa kepemimpinan dan memimpin sebuah negara yang berdaulatan," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/11) malam.
Menurut Sayuti, presiden bisa dituntut karena melanggar etika kepresidenan, kalau berbicara dengan presiden terpilih AS Obama, hanya soal nasi goreng, bakso dan rambutan. Kecuali presiden bisa menjelaskan bahwa bakso dan nasio goreng itu, hanya menjadi pintu masuk untuk pembicaraan bilateral yang lebih substansial.
"Karena tidak etis seorang presiden yang sedang memikul tanggung jawab masalah bangsa yang berat, hanya menggunakan kesempatan yang terbatas, hanya untuk membicarakan masa lalu yang remeh temeh, dan tidak digunakan untuk membicarakan problem kekinian," ujarnya.
Menurut Sayuti, ia sendiri tidak yakin kalau hanya itu yang menjadi agenda pembicaraan antarpemimpin. Namun, mengingat anggapan publik yang berkembang hanya soal nasi goreng saja, Presiden perlu memberikan penjelasan bahwa itu tidak benar.
"Dari informasi yang kita tahu, negara kecil saja ditelepon Obama bukan karena memohon-mohon. Kalau itu benar, maka muncul kesan kuat bahwa SBY memang menyerahkan nasib bangsa ini dalam kesiapan untuk melayani kepentingan Amerika Serikat, dan bukan sebagai sebuah bangsa yang sedang membangun peradaban," ujarnya.
JAKARTA, RABU - Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Amanat Nasional, Sayuti Asyathri mengingatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memberikan penjelasan tentang proses pembicaraannya dengan Presiden terpilih Amerika Serikat, Barack Obama.
"Pasalnya, tersebar kesan kuat presiden memohon-mohon bertemu dan ingin berbicara dengan Obama dengan cara mengungkit-ungkit kenangan masa kecil Obama di Indonesia. Kalau kesan ini betul, tentu saja tidak layak dilakukan oleh presiden yang memang mempunyai wibawa kepemimpinan dan memimpin sebuah negara yang berdaulatan," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/11) malam.
Menurut Sayuti, presiden bisa dituntut karena melanggar etika kepresidenan, kalau berbicara dengan presiden terpilih AS Obama, hanya soal nasi goreng, bakso dan rambutan. Kecuali presiden bisa menjelaskan bahwa bakso dan nasio goreng itu, hanya menjadi pintu masuk untuk pembicaraan bilateral yang lebih substansial.
"Karena tidak etis seorang presiden yang sedang memikul tanggung jawab masalah bangsa yang berat, hanya menggunakan kesempatan yang terbatas, hanya untuk membicarakan masa lalu yang remeh temeh, dan tidak digunakan untuk membicarakan problem kekinian," ujarnya.
Menurut Sayuti, ia sendiri tidak yakin kalau hanya itu yang menjadi agenda pembicaraan antarpemimpin. Namun, mengingat anggapan publik yang berkembang hanya soal nasi goreng saja, Presiden perlu memberikan penjelasan bahwa itu tidak benar.
"Dari informasi yang kita tahu, negara kecil saja ditelepon Obama bukan karena memohon-mohon. Kalau itu benar, maka muncul kesan kuat bahwa SBY memang menyerahkan nasib bangsa ini dalam kesiapan untuk melayani kepentingan Amerika Serikat, dan bukan sebagai sebuah bangsa yang sedang membangun peradaban," ujarnya.