magnum
IndoForum Activist C
- No. Urut
- 1320
- Sejak
- 27 Mei 2006
- Pesan
- 14.143
- Nilai reaksi
- 417
- Poin
- 83
Semenjak tahun ini, “Siluman Merah” jenis ikan Sotong besar dari Amerika Selatan bermunculan di Alaska – Amerika, begitu pula ikan Panah dari Atlantik muncul di Laut Utara. Mereka datang dalam jumlah besar menginfiltrasi berbagai samudera. Ilmuwan mengingatkan, penyebab yang membuat mahluk samudera “bedol habitat” adalah perubahan iklim dari pemanasan berlebih, badai salju dan pelumeran gunung es kutub utara dan sebagainya yang telah mengacaukan keseimbangan ekosistem sehingga keseimbangan samudera di berbagai tempat di dunia juga berubah drastis.
Ketua “Institusi Penelitian Samudera” dari ilmu Maritim dan Meteorologi Norwegia: Herald L. menyatakan, pada masa yang akan datang, produksi perikanan dari wilayah agak atas dari sebelah selatan dan utara garis lintang bumi barangkali akan meningkat pesat, sebaliknya wilayah garis khatulistiwa akan menjadi pecundang, dengan lain kata tidak ada hasil tangkapan ikan. Hal ini bagi penduduk kepulauan yang berprofesi sebagai nelayan di pulau-pulau kecil daerah tropis akan menghadapi problem kekurangan sumber makanan.
Muncul “Tamu Tidak Diundang” di Berbagai Samudera
Nelayan dari New England – Amerika hingga ke Pacific Utara belakangan ini menjumpai semakin banyak species ikan yang bukan endemic di dalam jala ikan mereka. Ikan Sotong besar yang berjulukan “Siluman Merah” berhabitat asli dari lepas laut negara Amerika Selatan: Peru, terlihat di perairan Alaska – Amerika; Sapi Laut (Manatee) yang aslinya hidup di perairan Florida – Amerika, pada musim panas tahun ini ditemukan di lepas laut New England sejauh 1,000 mile sebelah utara dari kampung halamannya.
Peningkatan Temperatur karena Pemanasan Energi adalah Biang Keladi
Para ilmuwan menyatakan, ancaman gas buang yang ditimbulkan oleh pembakaran batu bara, gas dan BBMlah yang mengakibatkan peningkatan suhu bumi, kenaikan permukaan laut, air bah, gelombang panas dan erosi bumi semakin lama semakin besar. Samudera yang menghangat telah membuatnya mengalami ancaman yang lebih serius yang sebelumnya telah dicemari berat dan over penangkapan ikan. Semua hal tersebut diatas mengancam penyebaran sejumlah biota laut mulai dari kepiting, ubur-ubur Timur Tengah sampai “Siluman Merah” dan ikan paus termasuk di dalamnya.
Di perairan tropis atau lautan dalam yang nyaris tertutup seperti laut Mediterania, ketika air hangat membuat para ikan merasa tidak nyaman, mereka tak berdaya berenang menjauh dan berakibat biota yang hidup di perairan tersebut menghadapi petaka ketika terjadi perubahan ekosistem.
Para pakar berpendapat, ketika manusia menangkap habis ikan jenis predator besar seperti ikan Merlin dan Pedang, di dalam laut selain tersisa sejumlah minoritas ikan paus, maka tidak terdapat lagi ikan yang dapat mengganyang ikan Sotong yang bobotnya bisa mencapai 40 Kg. Ini berakibat populasi ikan Sotong besar menjadi meledak.
Pakar Cemas 100 tahun lagi Gunung Es Musnah
Penelitian PBB menunjukkan, permukaan air laut seluruh dunia sebelum tahun 2100 akan naik 9 hingga 88 cm, gunung es dari Antartika sebelum musim kemarau 2100 bisa mencair, para pakar kuatir musnahnya gunung es tersebut akan berakibat Beruang Kutub musnah pula karena kekurangan tanah untuk pijakan beristirahat.
Dalam bidang lain, terumbu karang tropis setelah air laut menghangat akan berangsur-angsur mati, sebagian besar jenis dari terumbu karang yang berjulukan “Ranjang hangat biota laut” itu pada saat ini sedang bergulat dengan maut seiring dengan peningkatan suhu air laut.
Bersamaan dengan itu pula peningkatan gas rumah kaca di dalam atmosphere, keasaman air laut pelan-pelan akan meningkat pula, totok luar dari lobster atau jenis-jenis tiram agak sulit tumbuh, sehingga membuat mereka dihadapan predatornya akan semakin nampak loyo dan akan berdampak pada kepunahan mereka.
Ketua “Institusi Penelitian Samudera” dari ilmu Maritim dan Meteorologi Norwegia: Herald L. menyatakan, pada masa yang akan datang, produksi perikanan dari wilayah agak atas dari sebelah selatan dan utara garis lintang bumi barangkali akan meningkat pesat, sebaliknya wilayah garis khatulistiwa akan menjadi pecundang, dengan lain kata tidak ada hasil tangkapan ikan. Hal ini bagi penduduk kepulauan yang berprofesi sebagai nelayan di pulau-pulau kecil daerah tropis akan menghadapi problem kekurangan sumber makanan.
Muncul “Tamu Tidak Diundang” di Berbagai Samudera
Nelayan dari New England – Amerika hingga ke Pacific Utara belakangan ini menjumpai semakin banyak species ikan yang bukan endemic di dalam jala ikan mereka. Ikan Sotong besar yang berjulukan “Siluman Merah” berhabitat asli dari lepas laut negara Amerika Selatan: Peru, terlihat di perairan Alaska – Amerika; Sapi Laut (Manatee) yang aslinya hidup di perairan Florida – Amerika, pada musim panas tahun ini ditemukan di lepas laut New England sejauh 1,000 mile sebelah utara dari kampung halamannya.
Peningkatan Temperatur karena Pemanasan Energi adalah Biang Keladi
Para ilmuwan menyatakan, ancaman gas buang yang ditimbulkan oleh pembakaran batu bara, gas dan BBMlah yang mengakibatkan peningkatan suhu bumi, kenaikan permukaan laut, air bah, gelombang panas dan erosi bumi semakin lama semakin besar. Samudera yang menghangat telah membuatnya mengalami ancaman yang lebih serius yang sebelumnya telah dicemari berat dan over penangkapan ikan. Semua hal tersebut diatas mengancam penyebaran sejumlah biota laut mulai dari kepiting, ubur-ubur Timur Tengah sampai “Siluman Merah” dan ikan paus termasuk di dalamnya.
Di perairan tropis atau lautan dalam yang nyaris tertutup seperti laut Mediterania, ketika air hangat membuat para ikan merasa tidak nyaman, mereka tak berdaya berenang menjauh dan berakibat biota yang hidup di perairan tersebut menghadapi petaka ketika terjadi perubahan ekosistem.
Para pakar berpendapat, ketika manusia menangkap habis ikan jenis predator besar seperti ikan Merlin dan Pedang, di dalam laut selain tersisa sejumlah minoritas ikan paus, maka tidak terdapat lagi ikan yang dapat mengganyang ikan Sotong yang bobotnya bisa mencapai 40 Kg. Ini berakibat populasi ikan Sotong besar menjadi meledak.
Pakar Cemas 100 tahun lagi Gunung Es Musnah
Penelitian PBB menunjukkan, permukaan air laut seluruh dunia sebelum tahun 2100 akan naik 9 hingga 88 cm, gunung es dari Antartika sebelum musim kemarau 2100 bisa mencair, para pakar kuatir musnahnya gunung es tersebut akan berakibat Beruang Kutub musnah pula karena kekurangan tanah untuk pijakan beristirahat.
Dalam bidang lain, terumbu karang tropis setelah air laut menghangat akan berangsur-angsur mati, sebagian besar jenis dari terumbu karang yang berjulukan “Ranjang hangat biota laut” itu pada saat ini sedang bergulat dengan maut seiring dengan peningkatan suhu air laut.
Bersamaan dengan itu pula peningkatan gas rumah kaca di dalam atmosphere, keasaman air laut pelan-pelan akan meningkat pula, totok luar dari lobster atau jenis-jenis tiram agak sulit tumbuh, sehingga membuat mereka dihadapan predatornya akan semakin nampak loyo dan akan berdampak pada kepunahan mereka.