@ZhugeLiang
Pembahasan dilanjutkan...
Quote:
Malaikat memiliki planet sendiri yang disebut Caranaloka.
Sedangkan surga sendiri berada di atasnya dengan nama Swargaloka.
Sedangkan alien jenis reptiloid dan draco menurut Weda tinggal di alam yang disebut Nagaloka di mana sinar matahari tidak bisa menembus wilayah tersebut.
Jadi menurut Weda, urutannya sbb.
1. Swargaloka (Surga)
2. Caranaloka ( Malaikat )
3. Manusia --> Karena lebih tinggi dari asura(iblis)
4. Nagaloka (Neraka)
Lalu beda Nagaloka dengan Bilaswarga atau patala itu apa ?
Patala / Nagaloka
Patala atau Nagaloka merupakan bagian dari Bila Swarga, dimana banyak ada ular-raksasa. Pemimpin mereka adalah Vasuki. Mereka semua sangat pemarah, dan mereka memiliki sangat banyak kepala. Kepala-kepala ini dihiasi dengan permata-permata berharga, dan cahaya yang memancar dari permata-permata ini menyinari semua system planet di bila-svarga.
Bila Swarga adalah adalah tujuh planet lainnya, yang bernama Atala, Vitala, Sutala, Talatala, Mahatala, Rasatala dan Patala.
Di tujuh system planet ini, yang juga terkenal dengan nama (bila-svarga).
=====>
Quote:
Hantu adalah makhluk paling rendah yang tinggal di atmosfer bumi yang dalam Weda disebut Antariksa.
Lalu dengan Antariksa sendiri bedanya apa ? Apakah Hantu beda dengan Asura(iblis) ?
Asura (iblis) = Setan adalah makhluk supernatural dalam kaitannya dengan kejadian di alam semesta, seperti halnya Dewa-Dewa, Malekat, Raksasa, Peri dan lain-lain.
Asura adalah kelompok makhluk astral yang sifatnya bertentangan dengan dewa-dewa. Sifatnya sama pula dengan raksasa. Kelompok asura ini antara lain Danawa dan Aditya.
Setan adalah kelompok makhluk astral yang tingkatannya lebih rendah dari makhluk astra di atas. Mereka tergolong bhuta juga. Dalam Atharwa Weda dikenal nama-nama setan seperti setan golongan Sadhanwa, setan sebagai pisaci yang dinamakan magundi. Mereka adalah pengganggu keharmonisan atau ketentraman di dunia ini, oleh karena itu harus diusir dengan doa-doa yang berseranakan jimat (lihat Atharwa Weda, Sukta IX, hal. 51).
Dan dalam suatu keadaan tertentu Dewa bisa menjelma sebagai Awatara untuk menumpas Asura (Sri Wishnu menjelma sebagai Keshawa demi menumpas asura Keshu) untuk menyelamatkan jagatraya.
====>
Quote:
Inilah yang menurut pendapat saya menarik minat alien untuk menelaah manusia: mereka ingin memiliki tubuh komplit seperti manusia.
Alien tinggal di alam bawah yang terlalu kasar. Semakin kasar penyusun tubuh suatu makhluk, maka semakin rendah kesadaran spiritualnya.
Anda mengatakan Alien tingkatnya dibawah manusia, shg ingin menelaah manusia. Yang ingin saya tanyakan kenapa Alien yang bentuk tidak sempurna, malah mempunyai technologi yang lebih tinggi dari manusia ?
Bukankah seharusnya terbalik ?
Anda mengatakan manusia terdiri 8 unsur, sedang alien kan paling beberapa unsur.
Jadi manusia lebih unggul dong seharusnya ?
Manusia akan hidup pada keseimbangan lima unsur pembentuk badannya yaitu Matra (latin: Materia) = element, unsur.
Matra sebagai element suara, sentuhan, warna, rasa, dan bau, merupakan lima hakekat dari Panca Maha Bhuta, disebut sebagai “subtle element”. Panca Maha Bhuta yaitu tanah (perthiwi), air (apah), api (teja), angin (wayu) dan eter (akasa).
Misalnya dalam kondisi terlalu panas manusia harus berteduh atau menggunakan AC.
Contoh nyata ketika Lumpur panas yang mendominasi alam lingkungan, manusia harus mengungsi untuk mempertahankan kehidupannya. Demikian juga bila banjir dan kondisi-kondisi ketidak seimbangan lingkungan lainnya seperti bau busuk dan gas beracun. Disamping ketidak harmonisan alam lingkungan juga manusia terancam oleh ketidak harmonisan hubungan social, perang dunia yang bisa mengancam kemusnahan manusia beserta teknologinya.
Karena alam manusia berada ditengah-tengah maka teknologi alam ini juga sedang-sedang saja bila dibandingkan dari alam atas dan bawah.
====>
Quote:
Weda mengajarkan kedamaian spiritual sebagai tujuan setiap entitas hidup. Setiap entitas hidup adalah jiwa-jiwa dalam badan-badan materi yang terus berputar dalam lingkaran samsara (reinkarnasi) sampai akhirnya mereka menyadari bahwa mereka adalah jiwa-jiwa yang suci, bebas dari kesediahn dan kesenangan (dualitas), serta menyadari bahwa kita adalah pelayan abadi Tuhan Yang Maha Esa.
Yang ingin saya tanyakan apa bedanya samsara(reinkarnasi) dalam agama Hindu dan Rebirth dalam agama Budha ?
Reinkarnasi
Semua loka-loka termasuk loka-loka para dewa, dan bahkan loka yang tertinggi Sang Brahma terbatas pada hukum ‘ada’ dan ‘tidak ada,’ yaitu hukum karma. Semua loka ini terikat pada tahap-tahap tertentu yang berkaitan dengan hukum kosmos (alam semesta). diantaranya adalah tahap atau waktu tertinggi, yaitu waktunya Sang Brahma yang dikatakan dalam agama Hindu sebagai berikut: satu hari atau satu malam waktu di Brahmaloka sama dengan seribu yuga, dan satu yuga sendiri adalah suatu kurun waktu yang amat luas jika dibandingkan dengan waktu di bumi ini; suatu kurun waktu yang seakan-akan tidak ada batasnya, mungkin bermilyar-milyar tahun atau berjuta-juta tahun. Toh kurun waktu ini (Brahmaloka) masih saja berada dalam lingkupan karma, jadi masih dapat datang dan pergi atau dengan kata lain masih dapat mati dan hidup lagi. Barangsiapa menyadari fakta ini, betu-betul akan menghayati kehadiran Yang Maha Esa secara sejati.
Yang dimaksud dengan datang dan pergi dari tubuh Sang Brahma ini adalah: dunia ini beserta isi dan mahluknya yang terbentuk pada pagi harinya Sang Brahma, yang adalah dewa pencipta dunia ini beserta segala isinya, dan kemudian kembalinya para mahluk ke dalam diri dewa ini disebut pralaya, yaitu hari kiamat. Jadi dengan kata lain dari penciptaan dunia sampai ke akhirnya dunia ini memakan waktu satu hari dan satu malamnya Sang Brahma. Untuk ukuran bumi, hanya Yang Maha Esa yang tahu sebenarnya betapa luasnya kurun waktu tersebut. Dan begitulah seterusnya, setelah pralalaya maka diciptakan lagi dunia yang baru beserta segala isinya pada hari berikut Sang Brahma, dan ini berulang-ulang sesuai dengan kehendak Yang Maha Esa.
Dikatakan juga bahwa di dunia ini semua mahluk hidup dan mati lagi secara berulang-ulang (reinkarnasi), dan dengan begitu sebenarnya tak ada kreasi kehidupan yang baru, yang ada hanyalah daur-ulang saja dari elemen yang sama, yang itu-itu juga, sesuai dengan karma mahluk-mahluk ini, sampai suatu saat mereka lepas dari lingkaran karma dan mencapai Yang Maha Esa, di mana tak akan ada kehidupan dan kematian lagi (Moksa).
Dan selama belum mencapai Moksa, maka semua mahluk ini akan selalu berada dalam lingkaran reinkarnasi dan akan selalu mengalami suka dan duka yang diakibatkan oleh guna (sifat-sifat alami), dan masa karma ini bisa berlangsung amat lama.
Dan perlu diketahui Agama Hindu percaya bahwa Sang Buddha adalah Awatawa Dewa Wisnu (reinkarnasi Dewa) yaitu perujudan manifestasi Tuhan dalam wujud manusia yang disebut dengan AWATARA..
Rebirth
Memahami pertanyaan diatas dan mengingat kita berada dalam IF yang tentu juga berada di lingkungan agama-agama tertentu, terkadang pola pikir kita terimbas beberapa istilah agama tertetnu. Saya mengatakan bahwa konsep itu adalah konsep agama Buddha dan belum tentu benar karena lain agama maka lain pula konsep mengenai kehidupan.
Karena saya bukan beragama Buddha maka saya harus mengetahui konsep kehidupan dalam agama Buddha terlebih dahulu.
Konsep kehidupan dalam agama Buddha berbeda bahkan ada yang bertolak belakang dengan agama Hindu tapi disisi lain banyak pula persamaanya (seperti halnya hukum karma).
Dalam agama Buddha tidak ada konsep penciptaan oleh Tuhan atas semua yang ada di semesta ini. Tidak ada alasan yang tepat bahwa semesta ini harus ada penciptanya.
Dengan demikian tidak ada manusia yang pertama, sehingga tidak ada siapa yang duluan ada.
Dalam agama lain dengan adanya Tuhan sebagai pencipta, maka pada saat Tuhan mencipta, maka dimulai pula apa yang kita sebut awal waktu.
Dan ketika Tuhan menghancurkan segalanya, maka saat itulah akhir dari waktu.
Jadi awal dan akhir waktu bergantung pada keberadaan Tuhan pencipta itu sendiri. Karena dalam pandangan agama Buddha tidak ada Tuhan Pencipta, maka tidak ada proses penciptaan, dengan tidak ada proses penciptaan maka tidak ada awal dari eksistensi sesuatu termasuk waktu dan ruang.
Dan dengan demikian tidak ada awal dari proses kelahiran kembali dengan catatan agama Buddha tidak mengenal reinkarnasi tetapi rebirth.
Para makhluk termasuk manusia telah mengalami kelahiran kembali dari waktu yang tanpa batas, sehingga tidak ada awal dimulainya proses itu.
Dan perlu sebagai catatan bahwa kondisi manusia tidak hanya ditentukan oleh karma masa kehidupan lalu tetapi juga kehidupan sekarang.
Dalam konsep kehidupan agama Buddha jumlah makhluk hidup di semesta ini adalah tidak terhingga.
Perlu diketahuli dalam proses rebirth, tidak ada perpindahan roh / jiwa / badan halus, yang ada adalah ”penerusan” kesadaran.
Dalam Buddhisme sendiri (Tipitaka) memang tidak mengenal adanya roh / badan halus dalam tubuh manusia, yang ada . ”penerusan” kesadaran bukan berarti kesadaran seseorang dikehidupan yang lalu sama dengan kesadaran dikehidupan selanjutnya, tetapi karena tidak adanya batas waktu antara kematian kesadaran kehidupan lampau dengan munculnya kesadaran kelahiran yang baru.
----
Dalam tahapan ini memang proses kelahiran kembali itu begitu kompleks.
Dari urain di atas tentu dapat disimpulkan perbedaanya.
@GoesDun,
Nanya lagi ya ?
Sudah sering tuh terdengar kl ada yang liat kapal UFO. Bila emang benar UFO ini sama spt anda gambarkan. Kenapa bahan bakarnya yang anda katakan sudah tidak ada lagi, tp bisa dipakai di UFO yang sering melintas ? Dan kenapa tidak menyerang bumi ? Mohon pencerahannya
Energy ini tetap tersedia alam kosmis, tetapi manusia di Bumi belum menemukan rahasia bagaimana mengambil dan memanfaatkan sumber energi yang dimaksud.
Contoh untuk bernafas saja manusia sudah kelangkaan Oksigen (
saat ini pencemaran sudah lewat batas). Jadi manusia sangat tergantung dengan keseimbangan alam untuk mempertahankan hidupnya.
Demikian juga dengan UFO, mereka tidak dapat hidup dalam jangka lama dialam manusia, dan sudah pasti tidak ada manfaatnya melakukan penyerangan atau menguasai dunia manusia.
Kalau dianalogikan dengan dunia Ikan, maka Ikan air asin tidak akan bertahan hidup pada media air tawar, demikian juga sebaliknya.
Setiap alam memiliki cara bertahan sendiri-sendiri serta teknologi yang dikembangkan sesuai ruang dan waktunya.