Best Sales
IndoForum Newbie A
- No. Urut
- 179194
- Sejak
- 14 Agt 2012
- Pesan
- 306
- Nilai reaksi
- 3
- Poin
- 18
Alkisah, dalam cerita jaman dahulu, ada seorang ayah dengan anak lelakinya dan seekor keledai sedang dalam perjalanan ke suatu tempat.
Di tempat A
Keledai dinaiki anaknya, maka orang-orang di tempat A, mengatakan:
“Wah, anak tidak tahu adab. Masa ayahnya disuruh jalan, anaknya enak-enakan diatas tunggangan?”
Maka si anak turun, dan ayahnya yang dipersilakan naik, maka sampailah mereka di tempat B
Di tempat B
Meliahat sang ayah naik keledai, anak yang menuntun, orang-orang d isitu berkomentar:
“Ayah yang tidak tahu diri. Masa anaknya yang masih muda disuruh menuntunnya sementara dia enak-enakan di atas keledai?”
Si ayah pun turun, dan tibalah mereka di tempat C
Ditempat C, untuk menghindari komentar negatif dari orang, maka ayah dan anak naik berdua di atas pelana keledai. Orang-orang di situ pun berkomentar:
“Lihat, benar-benar keterlaluan, masa keledai satu, kecil lagi dinaiki dua orang? Teganya.”
Nah, hampir putus asa ayah dan anak itu. Sampailah di tempat D
Di tempat D
Lagi-lagi dengan mengambil pelajaran kisah terdahulu, ayah dan anak itu sepakat menggendong keledainya. Maka orang-orang di tempat D tetap saja berkomentar :
“Gilaaa… masa keledai digendong? Bukannya dinaiki. Ya ampun gilanya.”
Bingung sudah ayah dan anak.
Apa yang diinginkan orang-orang itu? Akhirnya mereka sepakat untuk tidak mendengarkan omomngan orang lagi.
Jangan terkecoh dengan penilaian orang lain. Berjalanlah diatas pendirian kita sendiri
Bila latar belakangnya tidak suka terhadap seseorang, yg benar aja bisa disalahkan, hal spele aja bisa dibesarkan. Bila ingin menyalahkan seseorang, berbuat apa saja selalu disalahkan.
Bila Latar Belakangnya sudah suka terhadap seseorang, yg salah aja bisa di bikin pembenaran. mirip dengan pepatah kuno kalo udah cinta tai kambing rasanya coklat
hahaha
source: edukasi.kompasiana.com
edit by: me
Di tempat A
Keledai dinaiki anaknya, maka orang-orang di tempat A, mengatakan:
“Wah, anak tidak tahu adab. Masa ayahnya disuruh jalan, anaknya enak-enakan diatas tunggangan?”
Maka si anak turun, dan ayahnya yang dipersilakan naik, maka sampailah mereka di tempat B
Di tempat B
Meliahat sang ayah naik keledai, anak yang menuntun, orang-orang d isitu berkomentar:
“Ayah yang tidak tahu diri. Masa anaknya yang masih muda disuruh menuntunnya sementara dia enak-enakan di atas keledai?”
Si ayah pun turun, dan tibalah mereka di tempat C
Ditempat C, untuk menghindari komentar negatif dari orang, maka ayah dan anak naik berdua di atas pelana keledai. Orang-orang di situ pun berkomentar:
“Lihat, benar-benar keterlaluan, masa keledai satu, kecil lagi dinaiki dua orang? Teganya.”
Nah, hampir putus asa ayah dan anak itu. Sampailah di tempat D
Di tempat D
Lagi-lagi dengan mengambil pelajaran kisah terdahulu, ayah dan anak itu sepakat menggendong keledainya. Maka orang-orang di tempat D tetap saja berkomentar :
“Gilaaa… masa keledai digendong? Bukannya dinaiki. Ya ampun gilanya.”
Bingung sudah ayah dan anak.
Apa yang diinginkan orang-orang itu? Akhirnya mereka sepakat untuk tidak mendengarkan omomngan orang lagi.
Jangan terkecoh dengan penilaian orang lain. Berjalanlah diatas pendirian kita sendiri
Bila latar belakangnya tidak suka terhadap seseorang, yg benar aja bisa disalahkan, hal spele aja bisa dibesarkan. Bila ingin menyalahkan seseorang, berbuat apa saja selalu disalahkan.
Bila Latar Belakangnya sudah suka terhadap seseorang, yg salah aja bisa di bikin pembenaran. mirip dengan pepatah kuno kalo udah cinta tai kambing rasanya coklat
hahaha
source: edukasi.kompasiana.com
edit by: me