Rachel Amanda Aurora, Bintang Cilik yang Terus Melesat
Di usia yang masih belia, Rachel Amanda Aurora sudah membintangi sedikitnya 30 judul sinetron dan tiga film layar lebar. Hal tersebut tidak terlalu mengherankan. Pasalnya, gadis kelahiran Jakarta, 1 Januari 1995, itu mengawali karir sejak berusia 2,5 tahun.
---
Saat bocah lain riang gembira bermain di taman atau halaman rumah, Amanda -sapaan akrab Rachel Amanda Aurora- kecil sudah terbiasa bersuka cita di lokasi syuting. Tertawa riang di depan kamera, di antara para kru dan pekerja lain.
Pada usia 2,5 tahun, ketika jalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan bersama ibunya, Amanda ditawari mengikuti casting. Sang ibu kebingungan. Sebab, di keluarga tersebut tidak ada seorang pun yang berkarir di dunia entertainment.
Tapi, karena Amanda sejak balita sudah memperlihatkan bakat akting dengan sering ngoceh-ngoceh sendiri di depan kaca dan senang difoto, tawaran casting tersebut dianggap sebagai peluang. "Waktu itu, aku juga ngamuk karena pengin ikut casting. Ya sudah, beberapa hari kemudian, aku ikut casting, terus diterima," tuturnya saat berbincang dengan Jawa Pos di sebuah restoran di kawasan Pondok Indah, Jakarta.
Job perdana gadis berusia 12 tahun itu adalah menjadi model iklan sepatu. Tak lama kemudian, tawaran iklan terus-menerus berdatangan. Mulai produk susu balita, makanan balita, dan berbagai produk lain.
Pada usia 6 tahun, setelah menjadi siswa kelas 1 SD, Amanda mulai ditawari main sinetron. Tawaran tersebut tidak bisa ditolak karena memang disukai. Di sinetron pertamanya, dia menjadi Cherry, adik Joshua Suherman di Indra Keenam.
Namun, sebelum nyemplung ke sinetron, Amanda diberi syarat oleh orang tuanya. Yaitu, sekolah tetap nomor satu dan harus berprestasi. Jika tidak, syuting berhenti. Mendapatkan maklumat seperti itu, dia bergeming. Putri pertama di antara tiga bersaudara pasangan Ade Paulukas dan Safira tersebut membuktikan bisa menjalankan keduanya. Terjun di dunia entertainment sekaligus berprestasi. Buahnya, dia menjadi siswa teladan.
Bahkan, sepanjang menempuh SD sampai sekarang, ranking Amanda tidak pernah keluar dari tiga besar. Mayoritas dia menduduki peringkat pertama di kelas dan sesekali menempati urutan kedua. "Buat aku, sekolah tetap nomor satu," ucap siswi kelas 2 di SMP Tirta Marta, Jakarta, tersebut.
Karena nilai di sekolah tidak bermasalah, Amanda tanpa beban menerima hampir setiap tawaran sinetron setelah Indra Keenam. Setiap tahun, selalu ada syuting sinetron. "Pernah juga nggak ada syuting, sekitar enam bulan. Tapi, setelah itu ada lagi," tambahnya.
Amanda mengatakan, setiap syuting yang dijalaninya tidak pernah mengganggu sekolah. Semua dilakukan sepulang sekolah meski risikonya sampai tengah malam, bahkan menjelang pagi. "Walaupun striping dan adegan banyak, syuting tetap dilakukan setelah pulang sekolah," tegas bintang film Heart dan I Love You Om itu.
Jika ada pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan, bocah yang sedang syuting Kata Maaf Terakhir tersebut menyelesaikannya di tengah kegiatan syuting. Kalau perlu, PR dikerjakan di mobil. "Kalau ada syuting, aku nggak pernah pulang ke rumah dulu, dari sekolah langsung ke lokasi," jelasnya.
Dengan banyaknya sinetron, iklan, dan layar lebar yang memanfaatkan kemampuannya, sudah pasti Amanda mendapatkan pendapatan yang tidak sedikit. Namun, dia mengaku belum pernah menerima uang secara langsung dari hasil kerjanya. Dia juga tidak pernah tahu jumlah bayaran yang diterima dari setiap jerih payahnya. "Nggak pernah kepikiran ke situ. Aku nggak pernah mengerti soal uang sampai sekarang. Aku sih tinggal main," imbuhnya.
Amanda menjelaskan, kebutuhan yang bersifat pribadi maupun kepentingan pendidikan ditanggung oleh orang tua. Kalau teman-teman minta traktir? "Uangnya minta sama mama," jawabnya lugas.