• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

MUHAMMAD dalam 'KITAB SUCI DUNIA' Oleh : Maulana Abdul Haque Vidyarthi (1888 - 1978)

Ini ada lagi:......:D

Ka’bah dari kaum Muslim

Atharwa Weda berisi Sukta yang panjang dalam pujian kepada Ka’bah. Namun, agar bisa memahami nubuatan ini dengan jelas, tiga fakta hendaknya di simpan dalam ingatan.

Mantera ini diberi judul sebagai Purush Medha, yang berarti ‘pengurbanan manusia’. Pada masa-masa awal seorang pribadi yang besar dikurbankan, dan mantera ini dibacakan pada peristiwa penyerahan kurban persis untuk mengingat peristiwa itu. ‘Atharwa Resi’ yang di rujuk dalam mantera ini adalah Nabi Ismail. Kami telah memperbincangkan hal ini cukup panjang dalam nubuatan Ibrahim. Menurut penelitian kami, Ibrahim dan Brahmaji adalah dua nama dari pribadi yang sama. Puteranya yang sulung dikenal sebagai Atharwa atau Ismail dan yang lebih muda dinamai Angira atau Ishak. Mantera ini mengacu kepada Ismail yang dikurbankan. Ini adalah suatu perkara nyata, suatu pengurbanan baik bapak maupun puteranya. Puteranya ini dalam usianya yang lanjut adalah satu-satunya harapan Ibrahim, putera keduanya belum dilahirkan sampai terjadinya peristiwa ini. Dengan mengabaikan hal ini, dia memutuskan untuk mengurbankan puteranya, setelah melihat dirinya berbuat demikian dalam rukyah. Karena itu, ini adalah suatu pengurbanan besar baginya di samping pengurbanan puteranya.

Dengan menyimpan fakta-fakta ini dalam ingatan maka arti dari mantera ini akan menjadi lebih jelas:

“Maka setelah dua-duanya berserah diri, dan ia (Ibrahim) menelungkupkan dia di atas dahinya.
Dan Kami menyeru kepadanya: wahai Ibrahim, Sesungguhnya engkau telah memenuhi impian (dikau). Demikianlah Kami mengganjar orang-orang yang berbuat baik” (Q.S. 37:103-105).

Dalam Atharwa Weda kami dapati: (Atharwa Weda 10:2:26)

“Atharwa menjahit kepala dan hatinya bersama-sama, kesalehan bergerak di dahinya”.

Nabi Ibrahim melihat dalam mimpi bahwa dia mengurbankan puteranya, Ismail. Dia meminta pandangan puteranya akan masalah ini, dan puteranya menjawab:

“Wahai ayahku! kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada engkau; insya Allah engkau akan menemukan aku golongan orang yang sabar” (Q.S.37:102).

Jadi, Ismail dengan gembira menaati permintaan ayahnya, dan inilah apa yang dikatakan Weda bahwa Atharwa atau Ismail telah menjahit kepalanya dengan hatinya, dengan perkataan lain, setuju untuk meletakkan kepalanya.
Dalam mantera berikutnya, dikatakan: (Atharwa Weda 10:2:27).

“Kepala Atharwa adalah suatu tempat dimana tinggal para dewa. Ini tertutup dari segala penjuru, hati dan perlengkapan yang menjaganya”

Tempat dimana Ibrahim mengurbankan puteranya adalah tempat duduk para malaikat dan ruhul kudus. Ini dibentengi dengan baik dan dijaga, sehingga musuh tak akan pernah bisa menaklukkannya. Kata pranah, dalam mantera, berarti malaikat, dengan kepala yang dimaksudkan adalah Ismail dan dengan hati, yang dituju adalah Ibrahim. Semua atribut yang menonjol ini hanya terdapat dalam Ka’bah kaum Muslimin dan tak ada dalam bangunan keagamaan yang lain. Ka’bah adalah tempat dimana para malaikat tinggal dan yang dilindungi dari musuh, tak ada kekuatan yang membencinya yang pernah bisa mengalahkannya, para malaikat dan Tuhanlah penjaganya.

BEBERAPA ATRIBUT LAIN DARI KA’BAH
(Atharwa Weda 10:2:28)

“Apakah itu dibangun tinggi, dindingnya bergaris lurus atau tidak, tetapi Tuhan kelihatan di setiap sudutnya. Dia yang mengenal Rumah Tuhan, akan mengetahuinya karena Tuhan diingat di sana”

Ka’bah itu bukanlah suatu bangunan yang indah atau dihias-hias, - tidak, bahkan ini tidak dibangun dengan metodologi atau ketepatan. Dindingnya tidak paralel satu sama lain. Jika panjang salah satu dindingnya adalah 26 kaki, maka panjang yang satunya lagi 25 kaki dan begitu pula lebarnya yang sebelah 22 kaki dan di sebalah lainnya 20kaki. Ini bukan suatu kuil emas atau perak tetapi suatu bangunan yang sangat sederhana dari batu-bata biasa; tetapi meskipun demikian ini dianggap suci oleh jutaan orang yang menemukan dalam setiap inci dari bangunan ini manifestasi dari Tuhan serta rahmatnya yang tak terhingga. Tuhan selalu diingat di sini dan dia yang pergi ke Ka’bah merasa benar betapa dekat dia kepada Tuhan. Weda benar ketika menggambarkannya sebagai suatu bangunan tanpa dinding yang lurus tetapi di mana Tuhan terlihat dan dipuja.

Dalam mantera yang berikutnya kita dapati: (Atharwa Weda 10:2:29)

“Dia yang mengenal Rumah Tuhan yang suci ini, yang penuh dengan kehidupan, Tuhan dan Brahma (Nabi dari Tuhan) menghadiahi dia penglihatan mendalam, kehidupan dan anak-anak”.

Ka’bah dari kaum Muslimin dipenuhi dengan kehidupan ruhani dan menjadi sumber utama spiritualitas. Telah ditulis dalam Taurat Musa bahwa Ibrahim mendapat kabar gembira atas anaknya yang besar dan keturunannya yang banyak. Bahkan hingga kini para pengikut Ibrahim lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan kaum lain. Inilah tepatnya apa yang dikatakan oleh mantera Weda, ‘dia yang menghubungkan dirinya dengan Rumah Tuhan, yakni Ka’bah kaum Muslimin, akan diberi penglihatan mendalam, kehidupan serta keturunan yang besar”.

Mantera yang berikut ini juga memberi makna yang sama: (Atharwa Weda 10:2:30)

“Dia yang mengenal Rumah suci ini, spiritualitas dan penglihatan mendalam tidak akan
meninggalkannya sebelum usia tua, karena Tuhan diingat dalam Rumah ini”.

Bila seseorang sekali telah diberi penglihatan mendalam yang benar dan dia menyusuri jejak-langkah Nabi Suci dan mempelajari apa arti Ka’bah itu, ruhaninya akan meningkat dari hari ke hari dan dia tak akan terpisahkan dari ilham dan petunjuk Ilahi.

SUATU GAMBARAN DARI KA’BAH

(Atharwa Weda 10:2:31)

“Tempat tinggal para malaikat ini mempunyai delapan lingkaran dan sembilan pintu. Bangunan ini tak terkalahkan, di sana ada kehidupan abadi di dalamnya dan ini berkilauan dengan cahaya Ilahi”.

Weda telah memberikan gambaran yang benar tentang Ka’bah. Sesungguhnya, Rumah Tuhan mempunyai sembilan pintu. 1 Bab Ibrahim, 2. Bab-al-Vida, 3. Bab-al-Safa, 4 bab Ali, 5. Bab Abbas, 6. Bab al-Nabi, 7. Bab al-Salam, 8. Bab al-Ziarat, 9. Bab al-Haram. Delapan lingkaran adalah garis alami yang mengitari wilayah itu di antara perbukitan yang mengitarinya, namanya adalah: 1. Jabl Khalij, 2. Jabl Kaikan, 3. Jabl Hindi, 4. Jabl Lala, 5. Jabl Kada, 6. Jabl Abu Hadida, 7. Jabl Abi Qabes, 8. Jabl Umar. Lagi, Ka’bah adalah tempat tinggal para malaikat dan tetap selalu tak terkalahkan.

(Atharwa Weda 10:2:32)

“Ruh Yang Unggul yang pantas disembah tinggal di Rumah yang dibangun di atas tiga pilar dan tiga kuda-kuda kayu serta ini adalah pusat dari kehidupan abadi. Manusia ilahiyah mengenal ini baik*baik”. Ka’bah tidak ada berhala ataupun benda obyek sesembahan yang lain. Ini adalah suatu bangunan biasa tegak di atas tiga pilar dengan tiga kuda-kuda kayu di atasnya, namun demikian ini adalah pusat dari kehidupan abadi dan suatu tambang ruhani. Ruh Yang Maha-tinggi terlihat dan terasakan di sini bagi manusia ilahiyah yang memiliki kedalaman penglihatan.

(Atharwa Weda 10:2:33)

“Brahma atau Ibrahim tinggal di hunian ini yang disinari oleh cahaya langit dan diselimuti dengan berkah Ilahi. Ini adalah tempat yang memberi kehidupan (ruhani) kepada orang-orang dan tak bisa ditaklukkan”.

Semua mantera dari Atharwa Weda di atas telah memberi gambaran tentang Ka’bah dan memuji tempat ibadah yang suci ini. Setiap mantera memberi gelar yang baru yang merupakan kualitas karakteristik sejati dari Rumah Tuhan ini. Untuk menyimpulkan seluruh perkara ini, maka Ka’bah adalah suatu memorial yang memperingati suatu pengurbanan yang besar; ini selalu bebas dari pemerintahan, para penghuninya mendapatkan makanan yang berlimpah, dinding-dindingnya tidak dibangun lurus, ini adalah tempat yang penuh dengan kehidupan spiritual, ini memiliki sembilan pintu dan delapan lingkaran, ada tiga pilar dan tiga kuda-kuda di atasnya, dan ini adalah tempat dimana Ibrahim datang dari tanah yang jauh, membuatnya jadi tempat tinggal untuk sementara lalu membangun Rumah Tuhan di sana.

Jadi, mantera-mantera ini tepat sesuai dengan gambaran al-Quran mengenai Ka’bah:



“Sesungguhnya rumah permulaan yang ditetapkan bagi manusia ialah Rumah yang ada di Bakkah, yang diberkahi dan pimpinan bagi sekalian bangsa. Di dalamnya terdapat tanda bukti yang terang, (yaitu) Tempat Ibrahim; dan barangsiapa Memasuki itu ia akan aman”. (Q.S. 3:95-96).
Saya ingin mengkajinya sesuai dengan apa yang saya pahami,...:)
 
Ini ada lagi:......:D

Ka’bah dari kaum Muslim

Atharwa Weda berisi Sukta yang panjang dalam pujian kepada Ka’bah. Namun, agar bisa memahami nubuatan ini dengan jelas, tiga fakta hendaknya di simpan dalam ingatan.

Mantera ini diberi judul sebagai Purush Medha, yang berarti ‘pengurbanan manusia’. Pada masa-masa awal seorang pribadi yang besar dikurbankan, dan mantera ini dibacakan pada peristiwa penyerahan kurban persis untuk mengingat peristiwa itu. ‘Atharwa Resi’ yang di rujuk dalam mantera ini adalah Nabi Ismail. Kami telah memperbincangkan hal ini cukup panjang dalam nubuatan Ibrahim. Menurut penelitian kami, Ibrahim dan Brahmaji adalah dua nama dari pribadi yang sama. Puteranya yang sulung dikenal sebagai Atharwa atau Ismail dan yang lebih muda dinamai Angira atau Ishak. Mantera ini mengacu kepada Ismail yang dikurbankan. Ini adalah suatu perkara nyata, suatu pengurbanan baik bapak maupun puteranya. Puteranya ini dalam usianya yang lanjut adalah satu-satunya harapan Ibrahim, putera keduanya belum dilahirkan sampai terjadinya peristiwa ini. Dengan mengabaikan hal ini, dia memutuskan untuk mengurbankan puteranya, setelah melihat dirinya berbuat demikian dalam rukyah. Karena itu, ini adalah suatu pengurbanan besar baginya di samping pengurbanan puteranya.

Dengan menyimpan fakta-fakta ini dalam ingatan maka arti dari mantera ini akan menjadi lebih jelas:

“Maka setelah dua-duanya berserah diri, dan ia (Ibrahim) menelungkupkan dia di atas dahinya.
Dan Kami menyeru kepadanya: wahai Ibrahim, Sesungguhnya engkau telah memenuhi impian (dikau). Demikianlah Kami mengganjar orang-orang yang berbuat baik” (Q.S. 37:103-105).


Dalam Atharwa Weda kami dapati: (Atharwa Weda 10:2:26)

“Atharwa menjahit kepala dan hatinya bersama-sama, kesalehan bergerak di dahinya”.


Nabi Ibrahim melihat dalam mimpi bahwa dia mengurbankan puteranya, Ismail. Dia meminta pandangan puteranya akan masalah ini, dan puteranya menjawab:

“Wahai ayahku! kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada engkau; insya Allah engkau akan menemukan aku golongan orang yang sabar” (Q.S.37:102).

Jadi, Ismail dengan gembira menaati permintaan ayahnya, dan inilah apa yang dikatakan Weda bahwa Atharwa atau Ismail telah menjahit kepalanya dengan hatinya, dengan perkataan lain, setuju untuk meletakkan kepalanya.
Dalam mantera berikutnya, dikatakan: (Atharwa Weda 10:2:27).

“Kepala Atharwa adalah suatu tempat dimana tinggal para dewa. Ini tertutup dari segala penjuru, hati dan perlengkapan yang menj
aganya”

Tempat dimana Ibrahim mengurbankan puteranya adalah tempat duduk para malaikat dan ruhul kudus. Ini dibentengi dengan baik dan dijaga, sehingga musuh tak akan pernah bisa menaklukkannya. Kata pranah, dalam mantera, berarti malaikat, dengan kepala yang dimaksudkan adalah Ismail dan dengan hati, yang dituju adalah Ibrahim. Semua atribut yang menonjol ini hanya terdapat dalam Ka’bah kaum Muslimin dan tak ada dalam bangunan keagamaan yang lain. Ka’bah adalah tempat dimana para malaikat tinggal dan yang dilindungi dari musuh, tak ada kekuatan yang membencinya yang pernah bisa mengalahkannya, para malaikat dan Tuhanlah penjaganya.

BEBERAPA ATRIBUT LAIN DARI KA’BAH
(Atharwa Weda 10:2:28)

“Apakah itu dibangun tinggi, dindingnya bergaris lurus atau tidak, tetapi Tuhan kelihatan di setiap sudutnya. Dia yang mengenal Rumah Tuhan, akan mengetahuinya karena Tuhan diingat di sana”


Ka’bah itu bukanlah suatu bangunan yang indah atau dihias-hias, - tidak, bahkan ini tidak dibangun dengan metodologi atau ketepatan. Dindingnya tidak paralel satu sama lain. Jika panjang salah satu dindingnya adalah 26 kaki, maka panjang yang satunya lagi 25 kaki dan begitu pula lebarnya yang sebelah 22 kaki dan di sebalah lainnya 20kaki. Ini bukan suatu kuil emas atau perak tetapi suatu bangunan yang sangat sederhana dari batu-bata biasa; tetapi meskipun demikian ini dianggap suci oleh jutaan orang yang menemukan dalam setiap inci dari bangunan ini manifestasi dari Tuhan serta rahmatnya yang tak terhingga. Tuhan selalu diingat di sini dan dia yang pergi ke Ka’bah merasa benar betapa dekat dia kepada Tuhan. Weda benar ketika menggambarkannya sebagai suatu bangunan tanpa dinding yang lurus tetapi di mana Tuhan terlihat dan dipuja.

Dalam mantera yang berikutnya kita dapati: (Atharwa Weda 10:2:29)

“Dia yang mengenal Rumah Tuhan yang suci ini, yang penuh dengan kehidupan, Tuhan dan Brahma (Nabi dari Tuhan) menghadiahi dia penglihatan mendalam, kehidupan dan anak-anak”.


Ka’bah dari kaum Muslimin dipenuhi dengan kehidupan ruhani dan menjadi sumber utama spiritualitas. Telah ditulis dalam Taurat Musa bahwa Ibrahim mendapat kabar gembira atas anaknya yang besar dan keturunannya yang banyak. Bahkan hingga kini para pengikut Ibrahim lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan kaum lain. Inilah tepatnya apa yang dikatakan oleh mantera Weda, ‘dia yang menghubungkan dirinya dengan Rumah Tuhan, yakni Ka’bah kaum Muslimin, akan diberi penglihatan mendalam, kehidupan serta keturunan yang besar”.

Mantera yang berikut ini juga memberi makna yang sama: (Atharwa Weda 10:2:30)

“Dia yang mengenal Rumah suci ini, spiritualitas dan penglihatan mendalam tidak akan
meninggalkannya sebelum usia tua, karena Tuhan diingat dalam Rumah ini”.


Bila seseorang sekali telah diberi penglihatan mendalam yang benar dan dia menyusuri jejak-langkah Nabi Suci dan mempelajari apa arti Ka’bah itu, ruhaninya akan meningkat dari hari ke hari dan dia tak akan terpisahkan dari ilham dan petunjuk Ilahi.

SUATU GAMBARAN DARI KA’BAH

(Atharwa Weda 10:2:31)

“Tempat tinggal para malaikat ini mempunyai delapan lingkaran dan sembilan pintu. Bangunan ini tak terkalahkan, di sana ada kehidupan abadi di dalamnya dan ini berkilauan dengan cahaya Ilahi”.


Weda telah memberikan gambaran yang benar tentang Ka’bah. Sesungguhnya, Rumah Tuhan mempunyai sembilan pintu. 1 Bab Ibrahim, 2. Bab-al-Vida, 3. Bab-al-Safa, 4 bab Ali, 5. Bab Abbas, 6. Bab al-Nabi, 7. Bab al-Salam, 8. Bab al-Ziarat, 9. Bab al-Haram. Delapan lingkaran adalah garis alami yang mengitari wilayah itu di antara perbukitan yang mengitarinya, namanya adalah: 1. Jabl Khalij, 2. Jabl Kaikan, 3. Jabl Hindi, 4. Jabl Lala, 5. Jabl Kada, 6. Jabl Abu Hadida, 7. Jabl Abi Qabes, 8. Jabl Umar. Lagi, Ka’bah adalah tempat tinggal para malaikat dan tetap selalu tak terkalahkan.

(Atharwa Weda 10:2:32)

“Ruh Yang Unggul yang pantas disembah tinggal di Rumah yang dibangun di atas tiga pilar dan tiga kuda-kuda kayu serta ini adalah pusat dari kehidupan abadi. Manusia ilahiyah mengenal ini baik*baik”. Ka’bah tidak ada berhala ataupun benda obyek sesembahan yang lain. Ini adalah suatu bangunan biasa tegak di atas tiga pilar dengan tiga kuda-kuda kayu di atasnya, namun demikian ini adalah pusat dari kehidupan abadi dan suatu tambang ruhani. Ruh Yang Maha-tinggi terlihat dan terasakan di sini bagi manusia ilahiyah yang memiliki kedalaman penglihatan.

(Atharwa Weda 10:2:33)

“Brahma atau Ibrahim tinggal di hunian ini yang disinari oleh cahaya langit dan diselimuti dengan berkah Ilahi. Ini adalah tempat yang memberi kehidupan (ruhani) kepada orang-orang dan tak bisa ditaklukkan”
.

Semua mantera dari Atharwa Weda di atas telah memberi gambaran tentang Ka’bah dan memuji tempat ibadah yang suci ini. Setiap mantera memberi gelar yang baru yang merupakan kualitas karakteristik sejati dari Rumah Tuhan ini. Untuk menyimpulkan seluruh perkara ini, maka Ka’bah adalah suatu memorial yang memperingati suatu pengurbanan yang besar; ini selalu bebas dari pemerintahan, para penghuninya mendapatkan makanan yang berlimpah, dinding-dindingnya tidak dibangun lurus, ini adalah tempat yang penuh dengan kehidupan spiritual, ini memiliki sembilan pintu dan delapan lingkaran, ada tiga pilar dan tiga kuda-kuda di atasnya, dan ini adalah tempat dimana Ibrahim datang dari tanah yang jauh, membuatnya jadi tempat tinggal untuk sementara lalu membangun Rumah Tuhan di sana.

Jadi, mantera-mantera ini tepat sesuai dengan gambaran al-Quran mengenai Ka’bah:

“Sesungguhnya rumah permulaan yang ditetapkan bagi manusia ialah Rumah yang ada di Bakkah, yang diberkahi dan pimpinan bagi sekalian bangsa. Di dalamnya terdapat tanda bukti yang terang, (yaitu) Tempat Ibrahim; dan barangsiapa Memasuki itu ia akan aman”. (Q.S. 3:95-96).
Saya ingin mengkajinya sesuai dengan apa yang saya pahami,...:)
 
Dengan menyimpan fakta-fakta ini dalam ingatan maka arti dari mantera ini akan menjadi lebih jelas:

“Maka setelah dua-duanya berserah diri, dan ia (Ibrahim) menelungkupkan dia di atas dahinya.
Dan Kami menyeru kepadanya: wahai Ibrahim, Sesungguhnya engkau telah memenuhi impian (dikau). Demikianlah Kami mengganjar orang-orang yang berbuat baik” (Q.S. 37:103-105).

Dalam Atharwa Weda kami dapati: (Atharwa Weda 10:2:26)

“Atharwa menjahit kepala dan hatinya bersama-sama, kesalehan bergerak di dahinya”.
Jika melihat pada Atharwa Weda 10:2 maka akan didapat:
1Who framed the heels of Pūrusha? Who fashioned the flesh of
him? Who formed and fixed his ankles?
Who made the openings and well-moulded fingers? Who gave
him foot-soles and a central station?
2Whence did they make the ankles that are under, and the knee-
bones of Pūrusha above them?
What led them onward to the legs' construction? Who planned
and formed the knees' articulations?
3A fourfold frame is fixt with ends connected, and up above the
knees a yielding belly.
The hips and thighs, who was their generator, those props where-
by the trunk grew firmly stablished?
43Who and how many were those Gods who fastened the chest of
Pūrusha and neck together?
How many fixed his breasts? Who formed his elbows? How
many joined together ribs and shoulders?
5Who put together both his arms and said, Let him show manly
strength?
Who and what God was he who set the shoulderblades upon
the trunk?
6Who pierced the seven openings in the head? Who made these
ears, these nostrils, eyes, and mouth,
Through whose surpassing might in all directions bipeds and
quadrupeds have power of motion?
7He set within the jaws the tongue that reaches far, and thereon
placed Speech the mighty Goddess.
He wanders to and fro mid living creatures, robed in the waters.
Who hath understood it?
8Who was he, first, of all the Gods who fashioned his skull and
brain and occiput and forehead,
The pile that Pūrusha's two jaws supported? Who was that
God who mounted up to heaven?
9Whence bringeth mighty Pūrusha both pleasant and unpleasant
things,
Of varied sort, sleep, and alarm, fatigue, enjoyments and de-
lights?
10Whence is there found in Pūrusha want, evil, suffering, dis-
tress? p. 6
Whence come success, prosperity opulence, thought, and utte-
rance?
11Who stored in him floods turned in all directions, moving diverse
and formed to flow in rivers,
Hasty, red, copper-hued, and purple, running all ways in
Purusha, upward and downward?
12Who gave him visible form and shape? Who gave him magni-
tude and name?
Who gave him motion, consciousness? Who furnished Pūrusha
with feet?
13Who wove the vital air in him, who filled him with the down-
ward breath?
What God bestowed on Pūrusha the general pervading air?
14What God, what only Deity placed sacrifice in Pūrusha?
Who gave him truth and falsehood? Whence came Death and
immortality?
15Who wrapped a garment round him? Who arranged the life he
hath to live?
Who granted him the boon of speech? Who gave this fleetness
to his feet?
16Through whom did he spread waters out, through whom did he
make Day to shine?
Through whom did he enkindle Dawn and give the gift of even-
tide?
17Who set the seed in him and said, Still be the thread of life spun
out?
Who gave him intellect besides? Who gave him voice and
gestic power?
18Through whom did he bedeck the earth, through whom did he
encompass heaven?
Whose might made Pūrusha surpass the mountains and created
things?
19Through whom seeks he Parjanya out, and Soma of the piercing
sight?
Through whom belief and sacrifice? Through whom was spirit
laid in him?
20What leads him to the learned priest? What leads him to this
Lord Supreme?
How doth he gain this Agni? By whom hath he measured out
the year? p. 7
21He, Brahma gains the learned priest, he Brahma, gains this Lord
Supreme.
As Brahma, Man wins Agni here Brahma hath measured out the
year.
22Through whom doth he abide with Gods? Through whom with
the Celestial Tribes?
Why is this other called a star? Why is this called the Real
Power?
23Brahma inhabits with the Gods, Brahma among the Heavenly
Tribes.
Brahma this other star is called. Brahma is called the Real
Power.
24By whom was this our earth disposed? By whom was heaven
placed over it?
By whom was this expanse of air raised up on high and stre-
tched across?
25By Brahma was this earth disposed: Brahma is sky arranged
above.
Brahma is this expanse of air lifted on high and stretched
across.
26Together, with his needle hath Atharvan sewn his head and
heart.
And Pavamāna hovered from his head on high above his brain.

http://www.sacred-texts.com/hin/av/av10002.htm
lho ternyata artinya menyatukan (menjahit) pikiran dan hati agar bisa bersembahyang dalam memuja kebesaran Tuhan dengan baik dan bukannya merujuk pada peristiwa pengorbanan nabi Ibrahim akan anaknya Ismail, dan jelas ini merupakan "pemaksaan (arti) hak asasi Kitab Suci", jadi apa perlu kita laporkan hal ini pada Komisi Hak Asasi Kitab Suci (KHAKS),...:D

Dalam mantera berikutnya, dikatakan: (Atharwa Weda 10:2:27).

“Kepala Atharwa adalah suatu tempat dimana tinggal para dewa. Ini tertutup dari segala penjuru, hati dan perlengkapan yang menjaganya”
coba lihat lagi terjemahan yang dipake sumber oleh buku ini:

27That is indeed Atharvan's head, the well-closed casket of the
Gods.
Spirit and Food and Vital Air protect that head from injury.
http://www.sacred-texts.com/hin/av/av10002.htm
ini diartikan oleh penulis sebagai tempat nabi Ibrahim dalam mengorbankan anaknya kepada Tuhan yaitu Kabbah??????,
please donk bro penulis jangan buat saya tertawa,....:D
Ini sih berarti kepala sebagai tempatnya pikiran yang merupakan alat atau sarana dalam menuju Tuhan dimana perlu keheningan dalam berpkir dan itu merupakan alat yang vital yang dapat digunakan dalam mengenal Tuhan secara dekat jadi jangan rubah-rubah seperti itu pemahamannya.....X(
 
Hehehe..Ka'bah itu gak lain dan gak bukan Kahyangan Jagatnya muslim,kalo kita di Bali sama dengan Pura Besakih.Mereka gak maw mengakui simbol2 Hindu yg ada di tempat suci mereka,mereka sombong dan merasa paling hebat dan eksklusif!padahal kalo dah tahu Hindu baru mereka melotot keheranan!
 
Hehehe..Ka'bah itu gak lain dan gak bukan Kahyangan Jagatnya muslim,kalo kita di Bali sama dengan Pura Besakih.Mereka gak maw mengakui simbol2 Hindu yg ada di tempat suci mereka,mereka sombong dan merasa paling hebat dan eksklusif!padahal kalo dah tahu Hindu baru mereka melotot keheranan!

he..he...kalau ane pribadi sih menilainya...pura besakih itu diibaratnyanya seperti Masjid Istiqal di Jakarta....:D
 
he..he...kalau ane pribadi sih menilainya...pura besakih itu diibaratnyanya seperti Masjid Istiqal di Jakarta....:D

Masjid Istiqlal mah sama kayak Pura Jagat Natha di Denpasar..k k k k
bikinan manusia..tapi kalo Besakih(Gunung Agung),Gunung Semeru,Gunung Rinjani emang sudah dipakemkan oleh Ida Sang Hyang Widhi sbg rumah Beliau di dunia yg diperuntukkan bagi penziarah suku Jawa,Bali,dan Lombok ato dgn kata lain utk penziarah bangsa Indonesia,tapi anehnya orang Indonesia malah berziarah ke tanah Arab h h h h h inilah zaman kaliyuga zaman edan..
 
Masjid Istiqlal mah sama kayak Pura Jagat Natha di Denpasar..k k k k
bikinan manusia..tapi kalo Besakih(Gunung Agung),Gunung Semeru,Gunung Rinjani emang sudah dipakemkan oleh Ida Sang Hyang Widhi sbg rumah Beliau di dunia yg diperuntukkan bagi penziarah suku Jawa,Bali,dan Lombok ato dgn kata lain utk penziarah bangsa Indonesia,tapi anehnya orang Indonesia malah berziarah ke tanah Arab h h h h h inilah zaman kaliyuga zaman edan..

mau tanya bung jaka...apakah umat hindu di India juga melakukan ritual ke Pura besakih ???:-/
 
mau tanya bung jaka...apakah umat hindu di India juga melakukan ritual ke Pura besakih ???:-/

Jangankan umat Hindu India,dari Filipina,Thailand,Malaysia pun banyak yg berziarah ke Besakih tetapi mereka kebanyakan bukan orang biasa,mereka spiritualnya tinggi..selain Pura Besakih mereka juga sering berziarah ke Pura Mandara Giri Semeru Agung (Gunung Semeru)..sebenarnya ada kaitan sangat erat antara India dengan Indonesia,dalam sastra Babad Pasek disebutkan di zaman dahulu ketika lautan belum stabil,Jawa,Bali,dan Lombok terombang-ambing gak karuan,karena rasa kasihan maka Sang Hyang Siwa Pasupati (Tuhan) memotong beberapa bagian dari Gunung Mahameru(Himalaya) dan memerintahkan Bedawangnala(malaikat berwujud penyu) sbg alas,Bhatara Hyang Naga Basuki dan Bhatara Hyang Naga Anantaboga sebagai tali pengikat,dan Bhatara Hyang Naga Taksaka menerbangkan bagian gunung tersebut dan ditempatkan di pluau Jawa menjadi Gunung Semeru,kemudian Gunung Semeru dipotong dan dengan proses yg sama dibawa ke Bali menjadi Gunung Agung dan Gunung Batur,dan dibawa ke Lombok menjadi Gunung Rinjani sehingga seluruh pulau tersebut dlm keadaan stabil.Karena itulah mengapa India memiliki kaitan sangat erat dengan Indonesia dan mengapa leluhur orang Jawa (Sabda Palon Naya Genggong) demikian murkanya hingga mengutuk orang2 Jawa ketika orang2 Jawa sebagian besar berpindah agama dari Hindu ke agama lainnya.
 
Kenapa harus marah,,, bukankah hindu mengajarkan pluralisme /swt semua agama baik,,, kenapa harus marah kalo umat hindu ada yang berpindah keagama islam yang baik pula >:D<
 
Kenapa harus marah,,, bukankah hindu mengajarkan pluralisme /swt semua agama baik,,, kenapa harus marah kalo umat hindu ada yang berpindah keagama islam yang baik pula >:D<
pindah agama ibarat berganti istri
atau diibaratkan menggali sumur kemudian setelah capai karena belum menemukan airnya mencari sumur yang lain , padahal belum tentu sumur sebelumnya tidak memiliki air ,
 
Kenapa harus marah,,, bukankah hindu mengajarkan pluralisme /swt semua agama baik,,, kenapa harus marah kalo umat hindu ada yang berpindah keagama islam yang baik pula >:D<

Kalo orang Papua misalnya dari agama Hindu pindah ke agama lain ya gapapa,
kalo orang amerika pindah agama dari Kristen ke agama lain gapapa, tapi lain kasusnya dengan yg ini:
1. Orang India,Jawa,Bali,Kalimantan,Lombok pindah agama dari Hindu ke agama lain.
2. Orang Saudi Arabia pindah agama dari Islam ke agama lain.
3. Orang Vatikan pindah agama dari agama Katolik ke agama lain.
4. dll

Ini bukan masalah pindah agama bung Lucifer,tetapi ini masalah:
"SEBUAH BANGSA YG TELAH DIANUGERAHKAN AGAMA UNTUK BANGSANYA KEMUDIAN MENCAMPAKKAN AGAMA ITU DAN MENGGANTI AGAMA LAIN YANG TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN ORANG2 SUCI YG MERUPAKAN LELUHUR DARI BANGSANYA SENDIRI,MEREKA MALAH SIBUK MENGHORMATI AGAMA YG TURUN DI TEMPAT LAIN,SIBUK MENGHORMATI LELUHUR BANGSA LAIN,SIBUK BERZIARAH KE RUMAH TUHAN DI TEMPAT LAIN PADAHAL DI TEMPATNYA SENDIRI ADA DAN TIDAK PERNAH DIURUS!!!!!!!!!"

PAHAM?
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.