• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

MLM... Why not?!

yophi

IndoForum Beginner E
No. Urut
45381
Sejak
5 Jun 2008
Pesan
512
Nilai reaksi
15
Poin
18
Berapa lama waktu yang sudah Anda habiskan untuk bekerja demi mendapatkan penghidupan yang layak?

Berapa banyak waktu yang telah terbuang sia-sia hanya demi memuaskan keinginan Boss Anda yang tidak pernah mengenal kata "cukup"?

Bila Anda telah puas dengan keadaan Anda sekarang, maka thread ini bukanlah untuk Anda. Tetapi bila Anda sedang mencari alternatif kehidupan dan penghidupan yang lebih baik, silakan teruskan membaca pemaparan kami ini!

Sadarkah Anda bahwa demi mendapatkan penghasilan yang hanya cukup untuk hidup (bahkan mungkin jauh kurang dari itu), Anda harus mengorbankan begitu banyak hal yang berharga dalam hidup Anda?

Anda harus kehilangan banyak waktu yang berharga yang seharusnya bisa Anda nikmati bersama-sama dengan orang-orang yang Anda cintai. Anda juga kehilangan waktu yang seharusnya dapat Anda manfaatkan untuk pengembangkan kepribadian dan kapasitas diri Anda. hanya demi tuntutan pekerjaan yang tidak akan pernah ada habisnya.

Banyak kaum ibu yang tidak bisa merasakan kebahagiaan melihat kali pertama anak-anaknya berdiri dan tertatih-tatih melangkahkan kaki mereka. Kebanyakan kaum ayah juga tidak punya banyak waktu untuk membimbing anak-anaknya dan bermain dengan buah hatinya.

Akibatnya, ada begitu banyak anak yang tumbuh tanpa kasih sayang yang cukup dari orang tua mereka sehingga saat mereka beranjak dewasa mereka menjadi orang-orang yang sulit didekati dan sulit dimengerti karena mereka memang merasa asing dengan ayah dan ibunya sendiri.

Sebuah survey yang dilakukan oleh Harvard University memaparkan bahwa pada usia 65 tahun, umumnya keadaan orang terbagi sbb:

35% meninggal dunia

5% masih bekerja

4% pensiun dan/atau hidup dengan tabungan pas-pasan

55% miskin (bergantung pada anak, menjadi gelandangan, hidup dari tunjangan sosial, dll)

1% kaya
Ternyata, 1% yang kaya tersebut datang dari profesi-profesi sebagai berikut:

10% CEO, top manager, direktur

10% kaum profesional yang sukses (dokter, pengacara, artis)

5% sales (asuransi, properti)

1% lain-lain (menang undian/judi dll)

74% pemilik perusahaan


Apakah implikasinya? Berarti, di antara mereka yang masih hidup pada usia 65 tahun, 84.6% akan hidup miskin/menderita (100/(100-35)*55% = 84.6%), dan 6.2% akan harus hidup dengan pas-pasan sementara 7.7% lainnya masih harus terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hanya 1.5% yang akan menikmati hari tua yang makmur! Dan mereka ini nota bene adalah para big-boss, yaitu mereka yang pada siapa kebanyakan dari kita harus bekerja baginya selama hidup kita!

Tanyakan kepada diri Anda sendiri: apakah masa depan seperti itu yang Anda inginkan? Saya yakin jawabannya pasti Tidak! Tetapi, bila saat ini Anda tidak termasuk dalam golongan profesi para kaya, hasil survey memperlihatkan bahwa 98%+ kemungkinan Anda akan termasuk dalam golongan orang-orang malang tersebut bila Anda masih hidup pada usia 65 tahun!

Mari lihat fakta lainnya yang dengan mudah bisa kita temukan di sekitar kita:

Dalam dunia kerja konvensional, hanya bisa ada 1 orang manager yang dapat memimpin sekelompok orang. Sebelum manager ini keluar, dipecat, dimutasi, meninggal, atau dipromosi, tidak akan ada bawahannya yang bisa menggantikannya. Inilah sistem piramid murni yang telah secara umum diterima orang sebagai hal yang biasa.

Lebih dari 90% karyawan tidak pernah merasakan naik pangkat.

Dari yang pernah naik pangkat, lebih dari 95%-nya tidak pernah merasakan jabatan top management (direktur dst).

Lebih dari 95% pegawai tidak pernah mencapai gaji Rp 10 juta per bulan.

Sebesar apapun suatu perusahaan, hanya akan ada 1 orang CEO.

Tidak ada orang yang bisa bekerja selamanya. Akan tiba masanya dia harus memasuki masa pensiun. Hal yang lumrah bila setelah pensiun maka penghasilannya akan berkurang drastis hingga tinggal 50% dari semula atau jauh kurang dari itu. Bahkan sebagian besar orang tidak menerima tunjangan pensiun karena berbagai hal.

Adalah hal yang lumrah kita dengar bagaimana seseorang/suatu keluarga jatuh miskin setelah sang kepala keluarga pensiun dan/atau meninggal dunia.
Itulah sekilas gambaran tentang apa yang dapat ditawarkan kepada kita oleh sistem konvensional yang umum berlaku hingga saat ini.

Kalau begitu, apakah ada sistem lain yang bisa memberikan harapan lebih besar bagi kita untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik? Jawabannya adalah: ADA, tetapi tentu saja berhasil atau tidaknya sistem alternatif tersebut bergantung pada diri kita sendiri: apakah kita akan cukup gigih & konsisten untuk menjalankannya. Bukan Anda bisa atau tidak bisa tapi MAU atau TIDAK MAU!!!

Sesungguhnya, sistem alternatif tersebut menawarkan kesempatan yang jauh lebih besar kepada setiap orang untuk mencapai kesuksesan. Dan tidak ada yang bisa gagal dalam sistem ini. Mereka yang gagal sebenarnya adalah mereka yang berhenti sebelum mencapai kesuksesan.

Sistem seperti apakah ini? Sistem ini dikenal sebagai sistem networking (jaringan), yaitu sistem di mana para anggotanya saling bekerjasama untuk mencapai tujuan. Sistem ini memang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan MLM dalam memasarkan produk mereka. Tetapi sayangnya, banyak dari mereka memodifikasinya sedemikian rupa dan menjadikannya hanya seperti money game saja, sehingga merugikan mereka yang bergabung belakangan dalam jaringan tersebut.

Sistem networking (jaringan) yang benar seharusnya memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggotanya untuk mencapai keberhasilan, entah dia bergabung awal ataupun belakangan. Dalam sistem networking yang benar,bukan hal yang jarang terjadi adanya downline yang jauh melampaui upline-nya baik dalam peringkat maupun dalam penghasilan.

Mari kita lihat perbandingan antara sistem networking ini dengan sistem konvensional yang umum berlaku:

Bila dalam sistem konvensional hanya bisa ada 1 manager saja (yang tidak bisa digantikan oleh bawahannya kecuali yang bersangkutan keluar, dipromosi, atau meninggal dunia), dalam sistem networking Anda bisa menyamai bahkan melebihi upline Anda baik dalam peringkat maupun penghasilan.

Dalam sistem konvensional, lebih dari 90% pegawai tidak pernah naik pangkat. Dalam sistem networking, lebih dari 80% distributor aktif (di atas 2 tahun) sudah pernah naik peringkat.

Lebih dari 95% pegawai tidak pernah merasakan penghasilan di atas Rp10 juta per bulan. Dalam sistem networking, lebih dari 25% distributor aktif (antara 1 – 2 tahun) sudah mencapai angka tersebut.

Sebuah perusahaan bisa saja mempunyai ribuan pegawai, tetapi tetap saja hanya akan mempunyai 1 orang CEO. Dalam sistem networking, jumlah orang yang bisa mencapai peringkat Bronze, atau Team Manager (atau istilah sejenis) bisa tidak terbatas jumlahnya.

Dalam sistem jaringan, kerjasama dan saling membantu adalah suatu keharusan untuk mencapai kesuksesan. Seorang upline yang ingin sukses, harus mau membantu downline-nya untuk sukses juga. Sebab, suksesnya downline akan meningkatkan kesuksesan sang upline juga. Lain halnya di sistem konvensional. Di sistem konvensional orang seringkali saling menjegal demi mendapatkan posisi yang lebih baik ataupun untuk "cari muka" pada boss demi kekuasaan yang lebih besar.

Tidak seperti sistem konvensional di mana kebanyakan orang yang bekerja di dalamnya harus menghabiskan begitu banyak waktu untuk bekerja, sistem networking ini bisa dikerjakan kapan saja. Dengan demikian Anda tidak perlu meninggalkan pekerjaan untuk membangun jaringan Anda. Sehingga bisa dijalankan secara ”sampingan”.

Seorang CEO seringkali terpontang-panting memenuhi beban kerja yang luar biasa sehingga tidak bisa menikmati saat-saat yang indah bersama keluarganya. Di lain pihak, seorang Team Manager atau Team Director dalam suatu sistem networking dapat dengan santai hidup tenang bersama keluarganya sambil tetap menikmati pendapatan yang makin meningkat dari jaringannya yang sudah solid.

Baiklah, Anda sudah melihat perbandingan antara sistem konvensional dengan sistem jaringan. Sesungguhnya sistem jaringan itu lebih memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mencapai kesuksesan. Paling tidak, sistem jaringan memberikan lebih banyak kesempatan kepada lebih banyak orang untuk mencapai keberhasilan. Apapun latar belakang Anda, walaupun Anda hanyalah seorang pengangguran yang tidak lulus SD sekalipun, Anda punya kesempatan yang sama dengan seorang profesor untuk berhasil dalam sistem jaringan ini. Hanya satu syaratnya: gigih dan konsisten dalam membangun jaringan!

SUKSES UNTUK ANDA!
 
PENDAPAT ANDA BETUL SEKALI....!! BASI Lah... SUSAH Laaah... LAMA Laah..!!sebagian besar mereka tertarik kepada show the money aja .......saya akui bisnis mlm itu gampang2 susah!!!!

contohnya aja, kalo seumpama gabung trus di iming2i mobil,pesawat pribadi dll.
bagi mereka yang mental baja,PASTI bisa meraihnya...,tetapi buat orang yang bermental TeMpe, PASTI gagal dan depresi,karena berbagai alasan.

Semua orang sukses itu pernah merasakan yang ga enak, GAGAL, tetapi karna mentalnya sudah terbentuk, mereka bangun dan BISA LEWATI SEMUA ITU !!!

Kita jalani apa adanya saja ya bos...........dan berusaha untuk menjadi yang lebih baik,OK?
 
MLM,,, udah banyak yg gw ikutin,,,gw ngikut cuman pengen ngambil ilmu manajemennya aja :D
 
katanya MLM udah mau dihapus dari indonesia, ya? :D

Nggak papa si MLM, but teteup aja, harus ada fix income yang fix, tar kalo sakit, nah lo..., nggak bisa kerja nggak dapet fulus, dunk...

Atau usaha yang real gitu, kayak toko, bengkel, dll, yang banyak pegawainya, jadi kalo boss sakit, ada tangan kanannya yang bantu, income nggak terlalu brenti juga..

En jangan lupa masuk asuransi, biar gak ngurangin income buat biaya RS.. ;;)
 
katanya MLM udah mau dihapus dari indonesia, ya? :D

Nggak papa si MLM, but teteup aja, harus ada fix income yang fix, tar kalo sakit, nah lo..., nggak bisa kerja nggak dapet fulus, dunk...

Atau usaha yang real gitu, kayak toko, bengkel, dll, yang banyak pegawainya, jadi kalo boss sakit, ada tangan kanannya yang bantu, income nggak terlalu brenti juga..

En jangan lupa masuk asuransi, biar gak ngurangin income buat biaya RS.. ;;)

prudential juga bentuknya kaya MLM:P
 
halah

yaa dimana2 keberhasilan sebuah mlm itu didukung dengan kualitas produk...... eh mas, itu kok ujung2nya jadi promosi ??? saya kira cuma mau kasih info
 
MLM bagus kok...
asal jangan dijadiin pekerjaan utama aja..
banyak perusahaan besar yang pake MLM spt tupperware..
atau kalo mau belajar jadi sales ya ikut MLM..
 
iya bener, selama ini soalnya ikut bergelut di bidang itu, lumayan menjanjikan lho,

dan kebetulan ikut MLM yang ada barang untuk diperjual belikan, jadi sistemnya jelas, kayak jual beli biasa.
pertamanya cuman belajar bisnis jual beli aja buat latihan kalau udah merintis sendiri, eh ternyata dapatnya lumayan, jadinya keterusan, belum sempat lagi merintis usaha,hehe..

paling ndak ini untuk kasih pendapat berimbang, soalnya kesannya MLM kok jarang yang kesan positif..
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.