• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

metta?....bagaimana cara memancarkannya?

Hendaklah kita berdoa seperti ini.

Doa Metta
Diterjemahkan dan diadaptasi dari Pali Metta Sutta
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ya,.....................<sebutkan inisial yg diyakini>

Agar saya menjadi terlatih dalam menyadari apa yang baik (tercerahkan),
Agar saya dapat memahami jalan menuju kedamaian (terbebaskan).

Perkenankanlah saya memiliki kemampuan, kebaikan, kejujuran, berbicara yang baik, santun dan bebas dari keangkuhan;
Perbolehkan saya untuk merasa tercukupi, tidak banyak menuntut, tidak terbebani (dengan tugas duniawi), hidup dalam kesederhanaan, dengan keinginan yang terkendali, seimbang, tidak ada yang disombongkan, dan tidak melekat kepada bangsa, ras atau pengelompokan apapun.
Jangan biarkan saya melakukan hal yang terkecil sekalipun yang ditolak oleh para bijak.

Sebaliknya biarkanlah saya untuk senantiasa merenungkan:
“Semoga semua makhluk senantiasa baik dan selamat, semoga semuanya dalam kemudahan.
Makhluk hidup dalam bentuk apapun, yang bergerak maupun yang diam, tanpa pengecualian,
Apakah yang besar, sangat besar, menengah ataupun sangat kecil,
Baik yang terlihat maupun tidak terlihat, yang dekat maupun jauh.
Yang telah lahir ataupun yang tidak dilahirkan;
Semoga semua makhluk berbahagia.
Semoga tidak lagi terjadi ada yang menipu atau menindas yang lainnya.
Semoga tidak ada yang mengharapkan kemalangan bagi yang lainnya, dalam kemarahan maupun kebencian.”

Sama seperti Ibu yang menjaga anaknya, anak satu-satunya, dengan menggunakan(mengorbankan) hidupnya sendiri;
Sama seperti itu, semoga saya dapat membina suatu kesadaran yang tak terbatas (brahma-vihara) terhadap segala makhluk di dunia.

Semoga saya dapat mengembangkan cinta kasih yang tak terbatas, bagi semua makhluk di dunia,
di atasnya maupun di bawahnya, di semua tempat; tak terhalangi, tanpa kehendak yang buruk ataupun permusuhan.

Baik saat berdiri, berjalan, duduk ataupun berbaring, bebaskanlah saya dari ketidak perdulian;
Semoga saya selalu, sedapat mungkin, meletakkan semua kesadaran saya pada hal-hal ini.

Ini, seperti yang Mereka telah nyatakan, adalah kehidupan Surgawi, tepat di sini (di dunia svaha).

 
tak usah pakai bahasa sindiran, bung. pakainya dikampung aja. karena anda suka bahasa durian maka sekalian saja saya kasih duri nya. semoga anda menerimanya dengan baik , tanpa kekotoran batin. thx peace....


saya ulang dgn copy paste : Pancaran metta itu tidaklah ada artinya. kecuali anda sudah capai taraf tertentu. kemajuan batin anda telah bagus, itu baru bisa.

Saya pakai bahasa Indonesia kok, anda menganggap bahasa Indonesia bahasa Kampung Yah.... Wah.... Jakarta juga kampungnya orang betawi bro....

Tidak ada artinya, yah bagi anda.... untungnya ada artinya atau tidak bukan anda yang menentukan. Karena membedakan bahasa Indonesia yang baik dan benar saja anda tidak bisa, tapi mau jadi guru Bahasa. Prideket baru setelah ahli agama, psikiater, tukang ramal, sekarang ahli Bahasa.... borong abis euiiiii....
 
tadikan saya sudah mengatakan , pakai pemicu dengan berdoa. anda baca ga post sy itu ? itulah sebabnya kita harus menghindari sebisa mungkin membunuh mahluk." Hindari sebisa mungkin," karena tidak mungkin 100 %.
Niat itulah yg membuat hati kita mulai aktif. jika hati mulai aktip kita baru bisa memancarkan metta. Metta datang dari hati.

@Akiong, karena saya baca posting anda makanya saya berkata seperti ini

Setuju dengan @Roughtorer.
Tapi kayanya akan muncul pernyataan seperti ini, itu karena mereka sudah mempunyai kualitas mental yang lumayan. Jadi pasti bisa memancarkan Metta.

@Akiong, apakah anda membunuh nyamuk saat2 ini? atau membersihkan rumah anda dari sarang laba2? bila masih, gimana cara anda memancarkan metta, sama seperti anda mengatakan bagaimana non vegetarian memancarkan metta ke makhluk yang akan di makannya... tapi bila anda tidak melakukan pembunuhan lagi....WOW ANDA HEBAT, antara teori dan tindakkan sudah sesuai...

Sebab saya ingin belajar dari anda yang seperti anda akui masih membunuh (walaupun sudah jarang), gimana caranya anda menebarkan Metta kepada nyamuk, kecoa, tikus, lalat dan laba2. untuk nyamuk, kecoa, tikus dan lalat kemungkinan kita membunuh binatang2 ini secara langsung lebih tinggi dibanding binatang lain. sedangkan untuk laba2 kita sering menghancurkan sarangnya di dalam rumah kita.

Sebenarnya pertanyaan ini saya udah ucapkan dari posting saya sebelumnya tapi tidak anda jawab.

Pertanyaan ini juga sebagai referensi dari kata2 anda sendiri seperti berikut ini
bagaimana kita bisa metta kepada mahluk itu sementara kita terus memakannya ? apakah kita bisa metta pada ayam, ikan, sapi...sementara saudara2 sejenisnya kita lahap di meja makan .?

tapi saya ubah dari makan menjadi membunuh secara langsung. jadi bukannya saya tidak membaca posting anda, tapi karena pertanyaan saya tidak dijawab oleh anda. Atau posting anda di thread lain masih berlaku, bila masih, abaikan saja pertanyaan ini.
 
Dengan berdoa kepada LAO MU....

Tuhan Lao Mu yg Maha Kasih dan Maha penyayang...
Berkatilah kami semua, biarlah cahaya kasih MU turun ke seluruh diri kami, biarlah kami menjadi semakin sadar bahwa kami seharusnya saling mengasihi satu sama lain, biarlah kami semakin sadar bahwa emosi negatip mengotori hati kami.

Seperti saya ingin bahagia, semoga semua mahluk bahagia. Semoga saya tidak makan daging mereka lagi. Shadu shadu....

Lao Mu nya pasif banget ya.. harus tunggu ada request, baru bertindak...
tidak maha tau dong...

seperti AMKM dong di radio FM
 
ngak miss kok Bro. karena yang saya ngomong memang yang ini



harusnya ditulis ya satu posting berjudul
"Pengertian yang benar dan pengertian yang salah tentang Doa"

karena sama seperti ada yang tidak paham sepenuhnya tentang meditasi..
kayanya ada yang ngak ngerti tentang DOA.

**

Doa tidak diperlukan dalam agama buddha...
Buat apa doa itu ???
itu hanya sugesti kok....

sekarang, saya mau bertanya: Dlm doa itu.. proses atau apa yg bekerja ?????
mohon di jawab !!!
 
@sinthung..

ngak kok Bro.
Prayer itu diterjemahkan sebagai doa.
Memang intensi awalnya adalah seperti itu.
Bodhipaksa memang ingin ditulis sebagai Metta prayer dan bukannya metta sutta.
Intensinya adalah "membaca sutta" dapat dilakukan dalam bentuk memanjatkan doa.

Kalo memang ada doa yang seolah-olah meminta ke pada yang Maha..maha..
itu adalah inginnya Anda-anda agar dimaknai seperti ini. Dan itu adalah pemahaman yang salah, melihat sisi yang salah. Dalam pemahaman saya jika Anda memaksa untuk melihatnya adari sisi yang salah, mata Anda juga salah.

sama seperti jika ada orang yang mengira ia telah melakukan meditasi, tetapi ternyata yang ia lakukan hanyalah relaksasi atau malah bobo, atau malah tapa untuk mendapat 'ilmu', ini jelas adalah bukan meditasi.
Tetapi jika ada orang yang telah memaknainya dengan salah, dan jika ada yang mengatakan 'meditasi akan mengakibatkan kerasukan' maka yang dimaksud tentu saja meditasi dalam bentuk yang salah tersebut. Dan jika orang bersangkutan tetap saja berkesimpulan semua meditasi berujung dengan kerasukan, maka itu adalah pandangan yang salah.
 
@Akiong, karena saya baca posting anda makanya saya berkata seperti ini

Sebab saya ingin belajar dari anda yang seperti anda akui masih membunuh (walaupun sudah jarang), gimana caranya anda menebarkan Metta kepada nyamuk, kecoa, tikus, lalat dan laba2. untuk nyamuk, kecoa, tikus dan lalat kemungkinan kita membunuh binatang2 ini secara langsung lebih tinggi dibanding binatang lain. sedangkan untuk laba2 kita sering menghancurkan sarangnya di dalam rumah kita.

Sebenarnya pertanyaan ini saya udah ucapkan dari posting saya sebelumnya tapi tidak anda jawab.

Pertanyaan ini juga sebagai referensi dari kata2 anda sendiri seperti berikut ini

tapi saya ubah dari makan menjadi membunuh secara langsung. jadi bukannya saya tidak membaca posting anda, tapi karena pertanyaan saya tidak dijawab oleh anda. Atau posting anda di thread lain masih berlaku, bila masih, abaikan saja pertanyaan ini.
@caro, jangan membaca seperti mambaca koran. sedikitlah merenung maknanya yg terkait. sebenarnya sudah terjawab, anda tidak menangkap saja.

Itulah sebabnya kita harus menghindari sebisa mungkin membunuh mahluk." Hindari sebisa mungkin," karena tidak mungkin 100 % tidak membunuh. Punya Niat seperti itulah yg membuat hati kita mulai aktif. jika hati mulai aktip kita baru bisa memancarkan metta. Metta datang dari hati.
kalo tidak, kita memancarkan metta dari otak dan dari sugesti diri dengan membaca sutta karaniya. sugesti diri memang bisa memancarkan metta tapi ini illusi. kalo budha sendiri yg memerintahkan pada saat itu , sugesti ini bisa bekerja efektip, karena ada otorisasi dari kesadaran yg lebih tinggi yakni Gautama. Karena Ada mandat nya dari Gautama. Mandat itulah yg berharga, bukan kata2 dari sutta nya !!! Mandat itulah yg membuat metta terpancar.

Sama seperti sekarang , kami berdoa, kami membiarkan kesadaran yg lebih tinggi bekerja atas diri kita.
Kesadaran yg lebih tinggi tidak bisa secara otomatis bekerja bercampur tangan , karena setiap mahluk ada karmanya masing2, kecuali ada permohonan dalam doa.

Punya Metta dengan Memancarkan Metta itu berbeda. Kalo punya Metta saja , dengan membaca sesuatu yg inspiratip seperti sutta atau sejenisnya /cerita2 inspiratif juga sudah bisa membangkitkan Metta. Tapi memancarkan Metta itu hal yg lain. Orang2 yg bervegetarian saja belum tentu bisa, apalagi orang2 yg melahap daging hewan di meja makan. Kecuali orang tersebut telah mencapai level tertentu, yakni telah mendekati kesadaran murni, telah banyak melepaskan kemelekatan duniawi, itu baru bisa.
 
@caro, jangan membaca seperti mambaca koran. sedikitlah merenung maknanya yg terkait. sebenarnya sudah terjawab, anda tidak menangkap saja.

Itulah sebabnya kita harus menghindari sebisa mungkin membunuh mahluk." Hindari sebisa mungkin," karena tidak mungkin 100 % tidak membunuh. Punya Niat seperti itulah yg membuat hati kita mulai aktif. jika hati mulai aktip kita baru bisa memancarkan metta. Metta datang dari hati.
kalo tidak, kita memancarkan metta dari otak dan dari sugesti diri dengan membaca sutta karaniya. sugesti diri memang bisa memancarkan metta tapi ini illusi. kalo budha sendiri yg memerintahkan pada saat itu , sugesti ini bisa bekerja efektip, karena ada otorisasi dari kesadaran yg lebih tinggi yakni Gautama. Karena Ada mandat nya dari Gautama. Mandat itulah yg berharga, bukan kata2 dari sutta nya !!! Mandat itulah yg membuat metta terpancar.

Sama seperti sekarang , kami berdoa, kami membiarkan kesadaran yg lebih tinggi bekerja atas diri kita.
Kesadaran yg lebih tinggi tidak bisa secara otomatis bekerja bercampur tangan , karena setiap mahluk ada karmanya masing2, kecuali ada permohonan dalam doa.

Punya Metta dengan Memancarkan Metta itu berbeda. Kalo punya Metta saja , dengan membaca sesuatu yg inspiratip seperti sutta atau sejenisnya /cerita2 inspiratif juga sudah bisa membangkitkan Metta. Tapi memancarkan Metta itu hal yg lain. Orang2 yg bervegetarian saja belum tentu bisa, apalagi orang2 yg melahap daging hewan di meja makan. Kecuali orang tersebut telah mencapai level tertentu, yakni telah mendekati kesadaran murni, telah banyak melepaskan kemelekatan duniawi, itu baru bisa.

@Akiong, bisa anda qoute kata2 anda yang menjawab pertanyaan saya? apakah jawabannya dengan berdoa kepada KESADARAN TERTINGGI? kalo iya, ga usah di qoute kata2nya.

di posting sebelumnya anda bilang bagaimana kita bisa metta kepada ayam, ikan dll sementara saudaranya kita makan.

Disini saya balikkan kata2 anda dan ubah sedikit kata2 anda, Bagaimana mungkin anda memancarkan metta kepada nyamuk, kecoa, lalat sedangkan saudara mereka sendiri masih terancam nyawanya oleh kita? dan bagaimana mungkin kita memancarkan metta kepada laba2 sedangkan sarang mereka sendiri kita hancurkan saat kita membersihkan rumah?

TAPI BILA SOLUSI ANDA ADALAH BERDOA, maka cukup sampe disini, karena tidak akan menjawab bagaimana caranya. kecuali anda mao share doa anda itu?

Di Agama Buddha tidak ada yang namanya MANDAT. Saat sang Buddha masih ada, beliau tidak pernah memberi mandat, beliau hanya memberikan saran tentang cara yang sesuai dengan kita saat melakukan sesuatu, sekali lagi bukannya MANDAT. Kalo anda bisa mempostingkan Kata2 sang Buddha yang merupakan MANDAT ke forum ini (tentunya berdasarkan Tripitaka) dan saya/rekan2 yang lain bisa membuktikannya, baru saya akan percaya. Bahkan untuk Pancasila Buddhist aja digunakan kata2 menghindari bukannya tidak boleh.

Jadi intinya kalo Sang KESADARAN LEBIH TINGGI tidak mau bekerja atas diri anda, pada saat anda memohon untuk memancarkan Metta, selamanya anda tidak bisa memancarkan Metta? Sampai sang KESADARAN TERTINGGI mao bekerja atas diri anda? ini kesimpulan yang saya ambil dari posting anda diatas.

Bagaimana orang bisa mencapai level tertentu di aliran anda, bila segala sesuatu harus melalui vegetarian? bagaimana Sidharta Gautama bisa mencapai Buddha, padahal beliau tidak vegetarian? bahkan saat beliau bertapa tidak memakan apapun, beliau tidak mencapai tingkat Buddha, setelah beliau sadar dan melepas penyiksaan dirinya tersebut beliau baru mencapai tingkat Buddha? Mengapa? beliau tidak makan daging loh?

Bagaimana anda tau Sang KESADARAN TERTINGGI, mao bekerja untuk anda? sudah bekerja? dan mengapa sang kesadaran tertinggi tidak membiarkan manusia untuk aktif berjalan sendiri tanpa harus tergantung pada-NYA?

Apakah KESADARAN TERTINGGI ini LAO MU???? Bila iya, maka pengertian LAO MU ini mirip sekali dengan pengertian TUHAN di agama lain.
 
@sinthung..

ngak kok Bro.
Prayer itu diterjemahkan sebagai doa.
Memang intensi awalnya adalah seperti itu.
Bodhipaksa memang ingin ditulis sebagai Metta prayer dan bukannya metta sutta.
Intensinya adalah "membaca sutta" dapat dilakukan dalam bentuk memanjatkan doa.

Kalo memang ada doa yang seolah-olah meminta ke pada yang Maha..maha..
itu adalah inginnya Anda-anda agar dimaknai seperti ini. Dan itu adalah pemahaman yang salah, melihat sisi yang salah. Dalam pemahaman saya jika Anda memaksa untuk melihatnya adari sisi yang salah, mata Anda juga salah.

sama seperti jika ada orang yang mengira ia telah melakukan meditasi, tetapi ternyata yang ia lakukan hanyalah relaksasi atau malah bobo, atau malah tapa untuk mendapat 'ilmu', ini jelas adalah bukan meditasi.
Tetapi jika ada orang yang telah memaknainya dengan salah, dan jika ada yang mengatakan 'meditasi akan mengakibatkan kerasukan' maka yang dimaksud tentu saja meditasi dalam bentuk yang salah tersebut. Dan jika orang bersangkutan tetap saja berkesimpulan semua meditasi berujung dengan kerasukan, maka itu adalah pandangan yang salah.

Thx,jawaban. Saya melihat cuma caranya/teknis dalam menyampaikan. Bagi kita yang memahaminya tentu tidak ada masalah,namun bagi belum memahami tentu masalah diantaranya :

1. Bisa dianggap umat Buddha berdoa kepada Buddha padahal tidak demikian.
2. Bisa dianggap umat Buddha berdoa kepada Tuhan padahal tidak demikian.
3. dll

ini yang bisa menimbulkan sebuah polemik. Saya tidak pernah memaksa loh hanya tukar pendapat saja.^_^

NB:
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi II, doa berarti permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan. Doa (ayacana), kaul/nadar (patthana) tidak dikenal dalam Buddhasasana, sedangkan Paritta berarti perlindungan, Sutta berarti kotbah yang disampaikan oleh Buddha Gotama.

http://www.lpkub.org/ensiklopedi/Ensiklopedi%201/dd.htm

 
@sinthung..

ngak kok Bro.
Prayer itu diterjemahkan sebagai doa.
Memang intensi awalnya adalah seperti itu.
Bodhipaksa memang ingin ditulis sebagai Metta prayer dan bukannya metta sutta.
Intensinya adalah "membaca sutta" dapat dilakukan dalam bentuk memanjatkan doa.

Kalo memang ada doa yang seolah-olah meminta ke pada yang Maha..maha..
itu adalah inginnya Anda-anda agar dimaknai seperti ini. Dan itu adalah pemahaman yang salah, melihat sisi yang salah. Dalam pemahaman saya jika Anda memaksa untuk melihatnya adari sisi yang salah, mata Anda juga salah.


sama seperti jika ada orang yang mengira ia telah melakukan meditasi, tetapi ternyata yang ia lakukan hanyalah relaksasi atau malah bobo, atau malah tapa untuk mendapat 'ilmu', ini jelas adalah bukan meditasi.
Tetapi jika ada orang yang telah memaknainya dengan salah, dan jika ada yang mengatakan 'meditasi akan mengakibatkan kerasukan' maka yang dimaksud tentu saja meditasi dalam bentuk yang salah tersebut. Dan jika orang bersangkutan tetap saja berkesimpulan semua meditasi berujung dengan kerasukan, maka itu adalah pandangan yang salah.

memang demikian salah jika orang beranggapan demikian.
masalah nya kita pakai ini bahasa indo.....jadi hendak nya di edit agar kesalahpahaman bisa di hindari.
makanya dalam buddha di indonesia tidak memakai kata "doa".

@yang terakhir
kamu sih mau pakai kata baru... ^.^
kamu sih mengerti..tapi orang lain belum tentu...dan bisa saja jadi miss undestanding. bagi orang awam.

soalnya pengertian doa dalam teks bahasa indonesia mirip dengan permohonan,jembatan komunikasi,penyembahan,dll. kepada yang maha..maha...
seperti singtung bilang.

seandainya saya bilang akhir zaman kalau dalam nasrani,maka yesus datang untuk ke-2 kali nya dan mengankat manusia menuju ke sorga bersama tuhan allah...dan membinasakan setan bersama manusia yang tidak percaya kepada-nya.

kalau pengertian buddhis akhir zaman dimana bumi ini hancur seperti dalam teks tripitaka akan ada 7 matahari secara pelan-pelan.......

jadi beda kan ^^...walau sama-sama pakai kata akhir zaman.

=======================

sama hal nya kalau pakai kata malaikat dan dewa...sebenarnya ini sama...
hanya saja malaikat identik dengan bersayap,pegang garpu besar,ada lingkaran di kepala^^.

kalau dewa..yah anda tahu sendiri..

sama-sama penghuni alam bahagia...tapi beda definisi.

=====================================

hanya tukar pendapat saja....tidak diterima yah terserah,,diterima yah terserah juga....^^

belajar suatu hal yang berbeda BAHASA,,memang agak sulit...yg harus dipahami adalah maksud-nya...bukan kata-kata mentah-nya.
=========================================
beberapa kitab sutta tripitaka di thailand yang saya tahu......1 kata itu karena tidak mendapat KECOCOKAN perbedaan kata....maka di jelaskan dengan panjang.

4 kesunyataan mulia berubah menjadi 4 noble truth.
noble = bijaksana.....padahal tidak ada kata "bijaksana" dalam hal ini..

====

dalam ajaran sang buddha dari DULU SAMPAI SEKARANG dan TRIPITAKA SEBAGAI ACUAN dari murid beliau.....
dan ARAHAT dari DULU SAMPAI SEKARANG.......tidak pernah sekalipun memohon kepada sesuatu(TUHAN / LAO MU). agar mendapat pencerahan nibbana.

yang ada tekad dan usaha sendiri......ajaran buddha mengenal sosok MAHA..sebagai hal yang tidak benar.
 
@ CaroD, coba post sutta yg mengatakan Budha Gautama makan daging.

Jangan yg analogi ya. Sutta asli tercantaum mengatakan Sang Budha makan daging.

Thx.
 
Maksud analogi gimana?mengartikan sendiri? saya berusaha yang terbaik nih,

Ini yang saya dapatkan
Anguttara - Nikaya
....Selanjutnya, para bhikkhu, seorang bhikkhu yang puas dengan dana makanan apa pun, dan dia berbicara memuji perihal kepuasan dengan dana makanan apa pun, dan dia tidak terlibat dalam pencarian yang salah, dalam apa yang tidak pantas, hanya demi dana makanan. Jika tidak memperoleh dana makanan, dia tidak gelisah, dan jika memperoleh dana makanan, dia menggunakannya tanpa terikat pada dana makanan itu, tidak tergila-gila padanya, tidak membuta terserap ke dalamnya, karena melihat bahaya di dalamnya dan memahami jalan keluarnya. Walaupun demikian, karena hal ini, dia tidak meninggikan diri sendiri atau merendahkan yang lain. Siapa pun bhikkhu yang terampil dalam hal ini, yang penuh semangat, memahami dengan jernih dan waspada, dikatakan berdiri di garis keturunan yang agung, murni, dan kuno.

Yang saya bold adalah makanan apapun, yang berarti bisa daging, tapi bila masih belum puas, ada yang lebih sip lagi nih
Sutta Pitaka : -JIVAKA SUTTA

(Sumber : Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya II,
Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha,
Penerbit : Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994)

1. Demikianlah yang saya dengar.
Pada suatu waktu Sang Bhagava sedang berada di Ambavana, taman milik Jivaka Komarabhacca, Rajagaha. Kemudian Jivaka Komarabhacca pergi menemui Sang Bhagava, setelah bertemu ia menghormat Sang Bhagava dan ia duduk. Setelah duduk ia berkata kepada Sang Bhagava:

2. "Bhante, ada hal yang telah saya dengar, yaitu bahwa mereka membunuh makhluk hidup untuk petapa Gotama dan petapa Gotama dengan sadar makan daging (binatang) yang dibunuh dengan maksud dan khususnya menyediakan untuk Beliau. Bhante, mereka yang mengatakan mereka membunuh makhluk hidup untuk petapa Gotama dan petapa Gotama dengan sadar makan daging (binatang) yang dibunuh dengan maksud dan khusus menyediakannya untuk Beliau --- pernyataan ini merupakan kutipan dari kata-kata bhante sendiri, tanpa salah mewakilkan Beliau dengan fakta yang salah, apakah mereka tidak menerangkan sesuai dengan dhamma dan tidak berdasarkan pada hal yang masuk akal sehingga dapat dicela?"

3. "Jivaka, mereka yang mengatakan mereka membunuh makhluk hidup untuk petapa Gotama dan petapa Gotama dengan sadar makan daging (binatang) yang dibunuh dengan maksud dan khusus menyediakannya untuk Beliau --- pernyataan ini tidak mengutip kata-kata-Ku, namun salah mewakilkan-Ku dengan hal yang tak benar, dengan fakta yang salah. Jivaka, saya mengatakan bahwa dalam tiga kondisi daging tak dimakan, yaitu: jika (pembunuhan) itu dilihat, didengar dan diduga (pembunuhan dilakukan demi seorang bhikkhu). Jivaka, berdasarkan pada tiga kondisi ini saya katakan daging tidak boleh dimakan. Jivaka, tetapi saya mengatakan bahwa dalam tiga kondisi daging dapat dimakan, yaitu jika (pembunuhan) itu tidak dilihat, tidak didengar dan tidak diduga (pembunuhan dilakukan demi seorang bhikkhu). Jivaka, berdasarkan pada tiga kondisi ini, saya nyatakan daging dapat dimakan.

4. Jivaka, demikianlah seorang bhikkhu hidup tergantung pada umat di desa maupun di kota. Ia hidup dengan pikiran yang diliputi cinta kasih (metta) pada satu arah, dua arah, tiga arah dan empat arah; demikian pula ia mengarahkan pikirannya yang diliputi metta ke arah atas, bawah dan samping; ia hidup dengan pikiran yang diliputi metta yang disebarluaskan, tanpa batas, tanpa permusuhan dan tanpa iri hati ke berbagai arah dan ke seluruh dunia. Seorang berumah tangga atau anaknya, setelah menemui beliau, ia mengundang beliau untuk makan pada besok hari.

5. Jivaka, bhikkhu tersebut dapat memenuhi undangan itu bila ia mau. Menjelang pagi ia mengenakan jubah, mengambil patta dan sanghati, ia mendatangi rumah orang yang mengundangnya, ia duduk di tempat yang telah disediakan. Perumah tangga yang mengundangnya melayani beliau dengan makanan terpilih. Namun ia tidak berpikir: 'Sangat baik karena seorang perumah tangga atau anaknya melayani saya dengan makanan terpilih. Semoga, seorang perumah tangga atau anaknya akan melayani saya dengan makanan terpilih yang sama pada masa akan datang'-- hal ini tak terpikirkan olehnya. Ia makan makanan itu tanpa terikat, tergiur atau terpikat dengannya, tetapi ia melihat bahaya yang ada pada makanan itu dan bijaksana bila melepaskan diri darinya. Jivaka, bagaimana pendapatmu mengenai hal ini ? Apakah pada saat itu bhikkhu tersebut berusaha melukai dirinya sendiri, atau ia berusaha melukai orang lain, atau ia berusaha melukai dirinya dan orang lain?"

6. "Tidak, Bhante."
"Jivaka, bukankah pada saat itu bhikkhu tersebut makan makanan yang tak tercela?"
"Ya, bhante, saya telah mendengar hal sebagai berikut: Orang yang diliputi oleh cinta kasih adalah brahma. Bhante, dalam hal ini Sang Bhagava sebagai saksiku, karena Sang Bhagava diliputi oleh cinta kasih."
"Jivaka, dari nafsu (raga), kebencian (dosa) dan kebodohan (moha) dapat muncul iri hati, namun hal-hal ini telah dilenyapkan, akar-akarnya telah dicabut, bagaikan batang pohon palem, oleh Tathagata; sehingga hal-hal itu tidak akan muncul lagi pada kehidupan yang akan datang. Jivaka, jika hal ini yang kau maksudkan, maka saya setuju dengan katamu."

7. "Demikianlah yang saya maksudkan, Bhante."
"Jivaka, demikianlah seorang bhikkhu hidup tergantung pada umat di desa maupun di kota. Ia hidup dengan pikiran yang diliputi kasih sayang (karuna) pada satu arah, dua arah, .... pikiran yang diliputi simpati (mudita) pada satu arah, dua arah, .... pikiran yang diliputi keseimbangan batin (upekha) .... seorang perumah tangga atau anaknya menemui beliau, ia mengundang beliau untuk makan pada besok hari ... Apakah bhikkhu itu berusaha melukai dirinya sendiri, atau ia berusaha melukai orang lain, atau ia berusaha melukai dirinya sendiri dan orang lain?"

8. "Tidak, bhante."
"Jivaka, bukankah pada saat itu bhikkhu tersebut makan makanan yang tak tercela?"
"Ya, bhante. Bhante, saya telah mendengar hal sebagai berikut: Orang yang diliputi oleh keseimbangan batin (upekha) adalah brahma. Bhante, dalam hal ini Sang Bhagava sebagai saksiku, karena Sang Bhagava diliputi keseimbangan batin."
"Jivaka, dari nafsu, kebencian dan kebodohan dapat muncul kejengkelan, ketidaksenangan dan kejijikan, namun hal-hal ini telah dilenyapkan, akar-akarnya telah dicabut, bagaikan batang pohon palem, oleh Tathagata; sehingga hal-hal itu tidak akan muncul lagi pada kehidupan yang akan datang. Jivaka hal ini yang kau maksudkan, maka saya setuju dengan kamu."

9. "Demikianlah yang saya maksudkan, Bhante."
"Jivaka, ia yang membunuh makhluk hidup untuk Tathagata atau murid Tathagata adalah menimbun banyak kamma buruk (apunna) dalam lima cara yaitu dalam hal ini, ketika ia berkata: 'Pergi dan tangkap seekor binatang', inilah cara pertama ia menimbun banyak kamma buruk. Selanjutnya, sementara binatang itu ditangkap, binatang ini menderita kesakitan dan tekanan batin sebab kerongkongannya terasa sakit, inilah cara kedua menimbun kamma buruk. Begitu pula ketika ia berkata: 'Pergi dan bunuh binatang itu', inilah cara ketika ia menimbun banyak kamma buruk. Sementara binatang itu dibunuh, binatang itu mengalami kesakitan dan penderitaan, inilah cara keempat ia menimbun banyak kamma buruk. Demikian pula, bilamana ia memberi kepada Tathagata atau muridnya sesuatu yang tidak pantas diberikan, inilah cara kelima ia menimbun kamma buruk. Jivaka, ia yang membunuh makhluk hidup (binatang) untuk Tathagata atau muridnya adalah menimbun kamma buruk dalam lima cara ini."

10. Setelah hal ini dikatakan, Jivaka Komarabhacca berkata kepada Sang Bhagava: "Bhante, sangat menakjubkan, sangat mengherankan. Bhante sesungguhnya pada bhikkhu makan makanan yang pantas; Bhante, sesungguhnya para bhikkhu makan makanan yang tak tercela. Bhante, sangat baik; bhante, sangat baik ... Semoga Bhante menjadi pelindungku dan menerima saya sebagai upasaka sejak hari ini hingga akhir hayatku."

dan setelah pusing mencari sutta2 yang lain, ternyata @Sinthung sudah mem-posting buat kita, anda bisa lihat di https://www.forum.or.id/showthread.php?t=48769
tidak perlu saya copy paste ke sini kan? anda cukup buka link itu dan membacanya.

Nah, sekarang darimana anda bisa menyimpulkan sang Buddha adalah seorang vegetarian? bisa berikan bukti dengan Sutta Asli yang mengatakan beliau adalah vegetarian? (saya ambil dari kata2 anda sendiri nih)

NB: kok nyambung ke vegetarian lagi yach? bukannya memancarkan metta topiknya????
 
sang buddha makan daging maupun vegetarian..
lebih tepat nya makan apa saja yang diberi umat....asalkan memenuhi kriteria.
 
Maksud analogi gimana?mengartikan sendiri? saya berusaha yang terbaik nih,

Ini yang saya dapatkan


Yang saya bold adalah makanan apapun, yang berarti bisa daging, tapi bila masih belum puas, ada yang lebih sip lagi nih


dan setelah pusing mencari sutta2 yang lain, ternyata @Sinthung sudah mem-posting buat kita, anda bisa lihat di https://www.forum.or.id/showthread.php?t=48769
tidak perlu saya copy paste ke sini kan? anda cukup buka link itu dan membacanya.

Nah, sekarang darimana anda bisa menyimpulkan sang Buddha adalah seorang vegetarian? bisa berikan bukti dengan Sutta Asli yang mengatakan beliau adalah vegetarian? (saya ambil dari kata2 anda sendiri nih)

NB: kok nyambung ke vegetarian lagi yach? bukannya memancarkan metta topiknya????

bagus...bagus ... kalian memang ahli nya mencari pembenaran. ya, ingat itu, sesekali jangan tergiur daging nya, makanlah untuk hidup.

berarti kalian termasuk golongan pemakan daging hewan/ binatang. dan tukang jagal mungkin tidak membunuh demi pemakan golongan daging hewan/ binatang. dia membunuh untuk mendapat duit karena ada permintaan pasar dari golongan pemakan daging hewan. tukang jagal tidak membunuh demi seorang bikhu , mungkin demi permintaan pasar pemakan daging saja . jadi tidak ada karma buruk, semua ditimpakan ke tukang jagal saja . selesai. itu tidak apa2 . asalkan konsekwen tidak tergiur , jangan melihat udang merah saus tomat....telen ludah ga sabaran mo lahap. saat itu ingatlah makan untuk hidup. maka tukang jagal itu pasti rela memikul karma pembunuhan itu, demi pemakan daging binatang yg hanya makan untuk hidup.

Jivaka, saya mengatakan bahwa dalam tiga kondisi daging tak dimakan, yaitu: jika (pembunuhan) itu dilihat, didengar dan diduga (pembunuhan dilakukan demi seorang bhikkhu). Jivaka, berdasarkan pada tiga kondisi ini saya katakan daging tidak boleh dimakan.


Kalo saya mengundang Budha gautama makan, mungkin saya menyuguhkan daging yg kemaren bekas makan tidak habis. Budha Gautama makan daging yg memang bukan khusus buat beliau. Jadi beliau bisa bebas karma.

Jika saya mengundang seseorang makan, katakanlah seseorang itu istimewa, yakni penemu jalan kekosongan.begitu menhormati beliau, saya akan pilih babi yg muda, ikan yg segar bila perlu masih hidup2 dipotong biar segar, ayam / bebek di kandang saya pilih yg gemuk tapi masih muda. saya ingin menyuguhkan makanan yg terbaik.
Jadi bisa saja seorang penemu jalan kekosongan berkelit bersilat lidah berargumen.

" bilamana ia memberi kepada Tathagata atau muridnya sesuatu yang tidak pantas diberikan........bla bla2...bla..binatang ini menderita kesakitan dan tekanan batin sebab kerongkongannya terasa sakit, inilah cara kedua menimbun kamma buruk. < berarti daging hewan adalah sumber penimbun karma buruk. > Tathagata berpendapat itu makanan yg tidak pantas diberikan pada seorang Bhante. Bhante itu sudah sebatang kara, seharusnya tidak dibebankan hal2 yg tak layak. jangan berikan bhante2 itu makanan yg tak pantas. Jika anda memberikannya , karma itu ada pada mu, yg menyediakan daging itu!!! , bukan pada Bhante. .Simak baik2 posting @caro....Wouu, sayang sekali kau, sang tathagata , pada Bhante2 ini sekarang menganggap tidak perlu vegetarian, karena bebas karma." ya, Sudah pasti lah, saya sengaja membunuh demi mengundang tuan penemu itu. Seharusnya Penemu itu tak makan kalo tak mau tanggung karma itu.
tega amat penemu itu berkelit begitu. sungguh tak dapat dipercaya itu !!!

diduga (pembunuhan dilakukan demi seorang bhikkhu). Jivaka, berdasarkan pada tiga kondisi ini saya katakan daging tidak boleh dimakan. Jivaka, tetapi saya mengatakan bahwa dalam tiga kondisi daging dapat dimakan, yaitu jika (pembunuhan) itu tidak dilihat, tidak didengar dan tidak diduga (pembunuhan dilakukan demi seorang bhikkhu). Jivaka, berdasarkan pada tiga kondisi ini, saya nyatakan daging dapat dimakan.
 
Umat buddha yang mengerti dan memperdalam dharma harus memberikan dana makanan vegetarian kepada bhante...

Untuk umat buddha yg tidak tau apapun (awam banget).... bila memberi makanan non vegetarian, juga tidak bisa disalahkan, baik pemberi maupun penerima.
 
Ini adalah pendapat dan analisa pribadi saya. Jika salah mohon sanggahan dan koreksinya

Mengapa umat agama M sangat menitik beratkan vegetarian???


Ini karena dalam ajaran mereka terdapat "Akusala Garuka Kamma" versi M yaitu :

http://indoforum.org/showthread.php?t=12480
5 dosa terberat instant masuk neraka avici
1. melanggar ikrar vegetarian
2. membunuh ayah kandung
3. membunuh ibu kandung
4. melukai buddha / orang suci
5. Memecah belahkan Sagha

Neraka Avicci adalah neraka yg paling rendah. keadaan disana sangat gelap gulita tak ada cahaya sama sekali.dan disana roh kita akan hancur dan menjadi bagian2 kecil menjadi virus,nyamuk/atau pun bakteri

sungguh mengerikan.

Terus untuk Kusala Garuka Kamma menurut versi buddhist ialah : Suatu perbuatan baik yang sangat bermutu yang menyebabkan pelakunya akan terlahir di alam bahagia contohnya bermeditasi mencapai tingkat2 jhana atau kesucian.

Karena dalam aliran M tidak mementingkan meditasi mungkin saja kusala garuka kammanya diganti dengan ajaran "Dengan bervegetarian seumur hidup maka seseorang akan terlahir di alam yang lebih berbahagia"

Mungkin ini dasar yg menyebabkan ajaran mereka bersikukuh pada vegetarian. Padahal dari dulu sampai sekarang belum pernah ada yang seseorang mencapai tingkat kesucian dengan mengandalkan vegetarian. Hanya dengan Sila, Samadhi dan Panna lah seseorang dapat mencapai tingkat kesucian.

Silahkan koreksi saya jika pendapat pribadi saya ini salah.

Thanks
 
berpikir negatif duluan sebelum melihat kenyataan nya sih.

biasa-lah penyakit yang laris manis...walau sudah ada obatnya tapi belum juga mau di makan.
 
" Bilamana ia memberi kepada Tathagata atau muridnya sesuatu yang tidak pantas diberikan... bla2.bla..binatang ini menderita kesakitan dan tekanan batin sebab kerongkongannya terasa sakit, inilah cara kedua menimbun kamma buruk. "

Bukan berpikiran negatip , tapi gautama yg mengatakan itu. Jika tidak ada rasa peduli terhadap apa yg dikatakan oleh Gautama , dapatkah ia disebut seorang penganut Jalan itu ?

secara tidak langsung, Gautama mengatakan makanan vegetarian karena ada sila pertama : tidak membunuh. .binatang ini menderita kesakitan dan tekanan batin sebab kerongkongannya terasa sakit, inilah cara kedua menimbun kamma buruk. "

Bilamana ia memberi kepada Tathagata atau muridnya sesuatu yang tidak pantas diberikan...
 
"Jivaka, ia yang membunuh makhluk hidup untuk Tathagata atau murid Tathagata adalah menimbun banyak kamma buruk (apunna) dalam lima cara yaitu dalam hal ini, ketika ia berkata: 'Pergi dan tangkap seekor binatang', inilah cara pertama ia menimbun banyak kamma buruk. Selanjutnya, sementara binatang itu ditangkap, binatang ini menderita kesakitan dan tekanan batin sebab kerongkongannya terasa sakit, inilah cara kedua menimbun kamma buruk. Begitu pula ketika ia berkata: 'Pergi dan bunuh binatang itu', inilah cara ketika ia menimbun banyak kamma buruk. Sementara binatang itu dibunuh, binatang itu mengalami kesakitan dan penderitaan, inilah cara keempat ia menimbun banyak kamma buruk. Demikian pula, bilamana ia memberi kepada Tathagata atau muridnya sesuatu yang tidak pantas diberikan, inilah cara kelima ia menimbun kamma buruk. Jivaka, ia yang membunuh makhluk hidup (binatang) untuk Tathagata atau muridnya adalah menimbun kamma buruk dalam lima cara ini."
anda kalau baca itu baca yang agar kata-kata maksud nya bisa dimengerti....

maksud disini adalah
jangan pernah DENGAN NIAT membunuh binatang lalu di persembahkan kepada sang buddha. tahu niat?
dan semua itu saling bersangkutan kamma buruk nya ( 1 paket )

contoh
ketika segerombolan MENCURI EMAS MILIK SAUDARA A.
dengan kamma buruk pertama ia telah mencuri.

kamma buruk ke-2 dia dapatkan lagi ketika dia sedang memakai emas hasil curiannya.
(dengan pikiran sudah tahu itu bukan miliknya....dia memakai nya...niat buruk)

kamma buruk ke-3 dia dapatkan setelah pergi menjual emas yang di curinya.
(dengan pikiran sudah tahu itu bukan miliknya...dia menjualnya...niat buruk)

kamma buruk ke-4 dia dapatkan ketika pengumuman penjahat oleh polisi..dia menghindari.
(dengan pikiran sudah tahu dia yang dicari.....dia menghindari...niat buruk)

kamma buruk ke-5 dia dapatkan setelah menjual EMAS itu.
(dengan pikiran sudah tahu emas itu bukan miliknya....dia menjual nya....niat buruk)

kamma buruk ke-6 dia dapatkan setelah memakai hasil penjualan emas itu.
(dengan pikiran sudah tahu uang itu bukan miliknya....dia memakainya...niat buruk)

kamma buruk ke-7 dan seterusnya.

inilah disebut karena tidak ada ini maka tidak ada itu.
dan hasil perbuatan buruk jika di pupuk terus maka akan berbuah.

==================
jika cerita sang buddha diatas.
dimana kamma buruk pertama dilakukannya.
1.pergi memerintahkan tangkap dan bunuh ( kamma buruk )
2.sementara binatang itu ditangkap dan menderita kesakitan ( langsung di lepas pada saat ini ) MAKA SELURUH KAMMA BURUK PADA KEJADIAN 3,4,5...bisa di hindari.

tapi jika mengikuti nya maka akan menempatkan kamma buruk anda di posisi TERSUBUR...
mengertikah anda?


ini masalah pikiran...bukan makanan yang dimakan.


jadi ketika anda mempersembahkan makanan / binatang yang hidup kepada sang buddha.............
maka anda secara tidak langsung MEMBUAT 5 KAMMA BURUK. bukan 1...tapi 1 paket

======
nah kembali lagi ke sebelumnya....apakah mendapatkan daging pasti dengan cara membunuh?..tidak ada cara lain?
mengapa pemikiran selalu berpikir kalau daging PASTI didapat dengan cara membunuh?...

inilah pemikiran negatif.....dan sudah pernah saya bahas.
 
bagus...bagus ... kalian memang ahli nya mencari pembenaran. ya, ingat itu, sesekali jangan tergiur daging nya, makanlah untuk hidup.

berarti kalian termasuk golongan pemakan daging hewan/ binatang. dan tukang jagal mungkin tidak membunuh demi pemakan golongan daging hewan/ binatang. dia membunuh untuk mendapat duit karena ada permintaan pasar dari golongan pemakan daging hewan. tukang jagal tidak membunuh demi seorang bikhu , mungkin demi permintaan pasar pemakan daging saja . jadi tidak ada karma buruk, semua ditimpakan ke tukang jagal saja . selesai. itu tidak apa2 . asalkan konsekwen tidak tergiur , jangan melihat udang merah saus tomat....telen ludah ga sabaran mo lahap. saat itu ingatlah makan untuk hidup. maka tukang jagal itu pasti rela memikul karma pembunuhan itu, demi pemakan daging binatang yg hanya makan untuk hidup.

Jivaka, saya mengatakan bahwa dalam tiga kondisi daging tak dimakan, yaitu: jika (pembunuhan) itu dilihat, didengar dan diduga (pembunuhan dilakukan demi seorang bhikkhu). Jivaka, berdasarkan pada tiga kondisi ini saya katakan daging tidak boleh dimakan.


Kalo saya mengundang Budha gautama makan, mungkin saya menyuguhkan daging yg kemaren bekas makan tidak habis. Budha Gautama makan daging yg memang bukan khusus buat beliau. Jadi beliau bisa bebas karma.

Jika saya mengundang seseorang makan, katakanlah seseorang itu istimewa, yakni penemu jalan kekosongan.begitu menhormati beliau, saya akan pilih babi yg muda, ikan yg segar bila perlu masih hidup2 dipotong biar segar, ayam / bebek di kandang saya pilih yg gemuk tapi masih muda. saya ingin menyuguhkan makanan yg terbaik.
Jadi bisa saja seorang penemu jalan kekosongan berkelit bersilat lidah berargumen.

" bilamana ia memberi kepada Tathagata atau muridnya sesuatu yang tidak pantas diberikan........bla bla2...bla..binatang ini menderita kesakitan dan tekanan batin sebab kerongkongannya terasa sakit, inilah cara kedua menimbun kamma buruk. < berarti daging hewan adalah sumber penimbun karma buruk. > Tathagata berpendapat itu makanan yg tidak pantas diberikan pada seorang Bhante. Bhante itu sudah sebatang kara, seharusnya tidak dibebankan hal2 yg tak layak. jangan berikan bhante2 itu makanan yg tak pantas. Jika anda memberikannya , karma itu ada pada mu, yg menyediakan daging itu!!! , bukan pada Bhante. .Simak baik2 posting @caro....Wouu, sayang sekali kau, sang tathagata , pada Bhante2 ini sekarang menganggap tidak perlu vegetarian, karena bebas karma." ya, Sudah pasti lah, saya sengaja membunuh demi mengundang tuan penemu itu. Seharusnya Penemu itu tak makan kalo tak mau tanggung karma itu.
tega amat penemu itu berkelit begitu. sungguh tak dapat dipercaya itu !!!

diduga (pembunuhan dilakukan demi seorang bhikkhu). Jivaka, berdasarkan pada tiga kondisi ini saya katakan daging tidak boleh dimakan. Jivaka, tetapi saya mengatakan bahwa dalam tiga kondisi daging dapat dimakan, yaitu jika (pembunuhan) itu tidak dilihat, tidak didengar dan tidak diduga (pembunuhan dilakukan demi seorang bhikkhu). Jivaka, berdasarkan pada tiga kondisi ini, saya nyatakan daging dapat dimakan.

" Bilamana ia memberi kepada Tathagata atau muridnya sesuatu yang tidak pantas diberikan... bla2.bla..binatang ini menderita kesakitan dan tekanan batin sebab kerongkongannya terasa sakit, inilah cara kedua menimbun kamma buruk. "

Bukan berpikiran negatip , tapi gautama yg mengatakan itu. Jika tidak ada rasa peduli terhadap apa yg dikatakan oleh Gautama , dapatkah ia disebut seorang penganut Jalan itu ?

secara tidak langsung, Gautama mengatakan makanan vegetarian karena ada sila pertama : tidak membunuh. .binatang ini menderita kesakitan dan tekanan batin sebab kerongkongannya terasa sakit, inilah cara kedua menimbun kamma buruk. "

Bilamana ia memberi kepada Tathagata atau muridnya sesuatu yang tidak pantas diberikan...

Wah, kok tanggapannya seperti ini ya? kayaknya anda seperti orang kebakaran jenggot?

@Akiong, anda pernah bilang kalau ajaran anda bersumber dari beberapa Nabi, tapi sepengetahuan saya tidak ada Nabi yang mengajarkan Vegetarian total, bila ada tolong beri tahu saya, karena pengetahuan saya terbatas. Lao Tze, tidak mengajarkan vegetarian, bahkan saat upacara Tao banyak menggunakan Daging, kalo salah tolong koreksi. Kong Hu Cu, mengajarkan moral2 kehidupan tidak pernah membahas tentang vegetarian. Yesus dan Muhamad, pasti tidak mengajarkan Vegetarian. Itulah beberapa nabi yang saya kenal dan tidak mengajarkan Vegetarian, mungkin anda bisa membuka wawasan saya.
dan mana kutipan sutta yang menyatakan bahwa Buddha adalah Vegetarian, dengan naskah asli seperti anda minta ke saya.

Dan sekali lagi, tolong anda jelaskan tentang akusala garukha kamma di aliran anda. Apakah yang rekan anda posting (dari aliran M) benar? bila benar, tolong postingkan Sutta atau artikel yang mengajarkan tentang ini. Bila salah tolong beritahu yang benar. Sekali lagi ini bukan untuk intimidasi seperti yang anda posting dahulu, atau memang aliran anda sering mengintimidasi umatnya? hanya sebagai pengetahuan mana yang benar dan salah serta akibat yang ditanggung jika ini salah. seperti pemberitahuan bila anda membawa/memakai/mengedarkan narkoba anda akan di tangkap dan di penjara. apakah pemberitahuan tsb intimidasi?

@Akiong, perlu di ingatkan, anda berdiskusi didalam forum Buddha, Aliran anda memang masuk ke dalam WALUBI, tapi disini harus diingatkan anda harus menghormati aliran lain. Bila anda merasa aliran itu salah, berikan bukti2nya secara nyata, dan silahkan berdiskusi dengan baik.

Dan hati2 bila memposting sesuatu. Mengapa anda tidak mencoba di forum agama lain? Mereka diijinkan loh membunuh sendiri hewan untuk mereka makan.

Dalam membaca sesuatu, cobalah untuk di mengerti, kalo kurang mengerti cobalah untuk bertanya baik2 tapi sebelum itu, kosongkan dulu "cangkir-mu" sebelum anda menuang teh.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.