• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Masih Ada Waktu

effie

IndoForum Staff Personnel
No. Urut
601
Sejak
17 Apr 2006
Pesan
8.576
Nilai reaksi
353
Poin
83
Saya menyukai lirik lagu " Masih Ada Waktu ", Karya Ebiet G. Ade, yang isinya padat dan mengandung pengajaran bagi kehidupan manusia, agar lebih memperhatikan lingkungan hidupnya. Lagu itu juga menyadarkan umat manusia akan keberadaan dirinya yang lemah dan berdosa, dan akan kuasa serta kebesaran Tuhan, Sang Pencipta alam semesta.
Dua bait dari lagunya menuturkan:

Bila masih mungkin kita menorehkan batin
Atas nama jiwa dan hati tulus ikhlas
Mumpung masih ada kesempatan buat kita
Mengumpulkan bekal perjalanan abadi

Sampai kapankah gerangan
Waktu yang tersisa
Semuanya menggeleng
Semuanya terdiam
Semuanya menjawab tak mengerti
Yang terbaik hanyalah segera bersujud
Mumpung kita masih diberi waktu

Waktu yang diberikan oleh Sang Pencipta bagi kehidupan manusia, adalah sesuatu yang tak dapat dihitung dan diterka oleh siapa pun. Seorang ahli dapat dengan tepat menghitung terjadinya gerhana matahari, seorang ilmuwan dapat memprogram bergabungnya dua pesawat antariksa, bahkan dapat menghitung titik tembak peluru kendali dengan sangat tepat. Tetapi, apabila kepada mereka ditanyakan sampai kapankah waktu yang masih tersisa dalam kehidupannya, mereka pun akan menggeleng, terdiam dan menjawab tak mengerti. Siapa pun--tidak peduli pangkat dan kekayaannya, atau apakah ia seorang ilmuwan, bintang film, orang yang miskin papa--bila saatnya harus kembali kepada Sang Pencipta tidak dapat menawarnya. Mungkin besok, lusa atau kapan saja tidak seorang pun dapat menerka dan menghitungnya.
Oleh karena keterbatasan dan ketidak tahuan itu, sepatutnyalah manusia menyadari keberadaan dirinya. Sadar bahwa dirinya adalah manusia biasa, milik Allah, Sang Pencipta kehidupan yang setiap saat dapat memanggilnya pulang, dan pada saat itu habis pulalah waktu yang tersisa baginya. Tetapi, pada kenyataannya banyak orang yang tidak menyadari akan keterbatasan waktunya. Mereka beranggapan bahwa waktunya dapat diperpanjang dengan segala akal dan kepandaiannya. Mereka cenderung ingin menunjukan kemampuan dan ilmu yang dimiliki, materi yang serba cukup, kekuatan dan kekuasaan yang sedang dipegangnya. Seolah- olah dengan ilmu yang dimiliki dan kemampuannya itu, mereka dapat mengatur dan merekayasa sisa waktu kehidupannya. Dengan demikian, muncullah kesombongan diri yang menonjolkan kemampuan yang dimilikinya. Manusia memang dapat mengelola harta duniawi yang dimilikinya, namun tidak demikian halnya dengan sisa kehidupannya di dunia ini, karena hal itu merupakan hak dan wewenang si Pemilik kehidupan, yaitu Tuhan Pencipta alam semesta serta isinya.
Saya pernah menghadiri upacara penguburan seseorang bapak dan ikut mengantar jenazahnya sampai ke pemakaman. Seperti biasa, para pelayat sibuk membicarakan penyebab meninggalnya bapak tersebut. Pada kesempatan itu, salah seorang anaknya menceritakan kepada kami bahwa ayahnya meninggal tanpa menunjukkan gejala penyakit apa pun. Lebih jauh diceritakan bahwa sehari sebelum meninggal, ayahnya masih bekerja di kantor seperti biasa. Bahkan, pada malam harinya, sebelum tidur, ayahnya masih sempat mengobrol dengan keluarganya, sehingga kematiannya tersebut sangat mengejutkan. Kami terharu atas kepergiannya yang begitu mendadak. Namun, di baalik semua itu, kami memperoleh pelajaran yang berharga, yang patut untuk direnungkan. Betapa sangat terbatasnya kemampuan manusia; dia tidak dapat menghitung sisa waktu hidupnya. Hari dan saat kapan kita harus kembali ke pangkuan-Nya, tidak seorang pun dapat menerkanya.
Oleh karena manusia tidak daapat menghitung seberapa lama lagi ia hidup, patutlah ia menyadari kesempaatan yang masih tersedia baginya, yaitu sisa waktu yang masih ada. Kesempatan itu dapat digunakan untuk melaakukan yang terbaik di hadapan Tuhan. Makna yang terkandung daalam lagu Ebiet G. Ade " Masih Ada Waktu ", terasa sangat indah, yakni agar manusia lebih peka dan semakin menyadari keterbatasan waktu yang dimilikinya.
Biasanya, ketika kita membezuk teman atau kerabat yang sedang dirawat di rumah saakit, terasa kurang enak kalau kita tidak membawa makanan atau buah- buahan. Walaupun kita tahu bahwa orang tersebut sudah sekarat dan tidak dapat lagi menikmati makanan atau buah- buahan yang kita bawa, tetap saja kita melakukannya. Demikian pula sanak keluarganya biasanya akan menyediakan makanan kesukaaannya, walaupun ia sudah tidak dapat menikmati dan mengunyah makanan dengan baik.
Sering, sisa waktu kehidupan yang terasa semakin dekat bagi si sakit, lebih dikonsentrasikan untuk dapat mengecap makanan kesukaannya, yang mungkin selama ini menjadi pantangan dan larangan oleh dokter. Kesempatan terakhir itu jarang dipakai untuk membekali dan menguatkan iman si sakit sebelum dipanggil pulang oleh Tuhan.
Bagi si sakit yang terus- menerus berbaring di tempat tidur, sisa waktunya mungkin hanya dia pakai untuk berjuang melawan penyakitnya. Seandainya ia rindu untuk melakukan pekerjaan pelayanan, kesempatan untuk itu sudah tidak ada lagi. Walaupun dia menyesal sedemikian rupa, namun waktu yang telah terlewatkan tidak akan terulang lagi.
Masa- masa jaya dan berkelimpahan, mudah membuat seseorang lupa akan tugas panggilan pelayanan, bahkan lupa akan kewajiban sebagai orang Kristen untuk beribadah dan berdoa kepada Tuhan. Kebaktian hari minggu dan persekutuan- persekutuan yang lain sudah diabaikan.
Seorang bapak merayakan ulang tahunnya yang ke-52 dengan sangat meriah. Dalam kesempatan itu dia mengundang teman- teman seusianya yang merupakan teman dekatnya. Ketika ditanyakan kepadanya mengapa ia merayakan ulang tahunnya dengan begitu meriah, bapak tersebut menjawab bahwa dia melakukannya karena dia hanya berulang tahun sekali dalam empat tahun, yakni setiap tanggal 29 Februari. Oleh karena itu, setiap tanggal 29 Februari ia mengucap syukur kepada Tuhan karena masih dapat merayakan ulang tahunnya. Tetapi, di balik perasaan sukacitanya itu, setelah perayaan ulang tahunnya usai, hatinya bertanya apakah masih ada waktu laagi baginya untuk merayakan ulang tahunnya pada empat tahun yang akan datang.
Pertanyaan " apakah masih ada waktu " mengingatkan kita agar mengisi dan memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik- baiknya, dengan kebutuhan rohani yang terlepas dari tugas pelayanan kepada Tuhan dan sesama manusia.
Sisa waktu hidup kita, mungkin secara tidak sadar telah kita habiskan untuk memburu harta duniawi sebanyak- banyaknya. Padahal seluruh harta tersebut tidak satupun yang dapat dibawa serta saat menghadap Sang Pencipta. Manusia dilahirkan di dunia ini dengan tidak membawa apa-apa, demikian pula pada saat kembali kepada-Nya pun tidak ada satu harta duniawi yang dapat dibawa. Namun, yang terpenting seharusnya bagi kita adalah mempergunakan kesempatan yang masih tersedia untuk melakukan perbuatan -perbuatan yang dapat menunjang iman dan kerohanian. Waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan sebagai alat dan tangan Tuhan, dalam rangka meneruskan karya misi penyelamatan dunia yang telah dilakukan Tuhan Yesus. Umat Kristen adalah penerus misi-Nya di tengah dunia.
Matahari pada saat ini mungkin telah condong ke arah barat atau mungkin sudah mendekati cakrawala yang sebentar lagi akan tenggelam. Bila senja telah datang, kesempatan pun telah hilang. " Masih ada waktu", kalimat itu mengingatkan dan membangkitkan semangat kita untuk melakukan yang terbaik bagi Tuhan. Dalam Matius 24: 43- 44 dikatakan:" Tetapi ketahuilah ini : Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga- jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga".
 
Renungan yang bagus, cc.

Waktu hanyalah bisa didapat sekali seumur hidup dan kita tak bisa membayar berapapun juga untuk mengembalikan waktu yang telah kita lewati.

Hari ini gw belajar untuk menghargai waktu yang Tuhan berikan dan tidak lagi menghabiskannya untuk hal yang sia-sia
 
lagu itu jg lagu favorit papi gw. Beliau seneng banget nyanyiin itu...
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.