• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Maitreya]Maitreya Dgn Bukti Otentik/Penemuan Sejarah?

well-well....
bisa diterima juga sih.....selama ini saya belajar juga berdasar penjelasan dari para guru dan panditanya....hmm.....bagi yang pengen membahas secara jelas dari mana asal-usul ajaran saya no comment toh saya bukan berkepentingan sama asal-usul ajaran dan sejarahnya saya emang kurang begitu tau....

ternyata saudara-saudara spt marcedes, siao yang dkk cukup kritis juga ya....mengenai kejelasan asal-usul suatu ajaran.......bisa jadi satu pelajaran sih buat saya...heheheeh......

saya sebenarnya belajarnya ga pernah mau tau asal usul sebuah aliran.....tentang kebenaran firman dari Tuhan ato bagaimana.....sebab itu sangat2 rumit.....

sejauh saya menangkap ajaran ini bener2 menjadi teladan baik bagi stiap orang dan merubah hidup seseorang yang jelek menjadi baik nah itulah ajaran yang bakal saya ikutin......dan tentunya juga berasal dari keinginan hati yang kuat bahwa inilah ajaran yang baik....jadi intinya selalu menangkap yang baik dari setiap ajaran....

jika ditelusuri dari sejarah2 masa lampau mungkin kita tidak boleh sembarang menjelaskannya....salah2 ya begitu sih bakal menimbulkan ketidakjelasan.......

tapi satu hal....tolong jangan men judge dengan sembarangan juga bahwa ajaran ini tidak jelas kesannya menyudutkan dan istilah kasarnya sesat gitu seperti bro digiman..... setiap orang tentu akan marah ajaran yang dianutnya dihina-hina.....ini sudah ga bijak lagi....thanks
 
met subuh semua nya
saya melihat post-post yg sebelumnya juga belum memberikan jawaban yang memuaskan... coba lah umat maitreya sekalian berikan dalil-dalil yang bisa meyambung ditanyakan oleh IF sekalian,karena ini menjadi debat kusir, si kuda ke kiri kusir kekanan,itu yang susah diluruskan...
seperti saya katakan sebelumnya bahwhiran yaa tunjukanlah tempat kelahiran bodhisatva maitreya dengan jelas saat setelah sang budha gautama parinibbana? coba anda katakan dengan jelas dan konkret serta tahunnya,tetapi jangan berdasarkan legenda atau pun cerita karena ini tidak menjawab pertanyaan... lalu kalau memang sudah terlahir katakanlah sebeleum atau sesudah sakyamuni budha lalu dimana kah beliau mengajarkan dharma MLDD yang diklaim oleh penganut aliran maitreya bahwa sudah ada dharmanya dan sebagainya dan sebagainya... sebutkan lah tempatnya dan siapa sajakah yang mendengarkan sabdha "budha" maitreya pada saat itu... dan apakah sesuai dengan sutta yang di posting oleh bro shintung di theard yang lainya judulnya ????
simpel kan... jika kalau tidak sama jawabannya maka anda mohon maaf mengada-ada bahwa itu sesuai dengan agaa budha....
jangan lah mengaburkan apa yang sudah tertulis dalam sutta karena itu jelas dan itu ada sejarah yang jelas...
tetapi kalau memang anda yakin dan memang dalam aliran maitreya ada sutta atau cerita seperti itu silakan karena itu hak aliran maitreya mengkalim, sebagai sutta dalam aliran maitreya... tetapi jangan lah mengklaim bahwa itu adalah sutta dalam agama budha yang di yakini berasal dari sabdha sakyamuni budha karena balik lagi nanti orang lain yang berbeda agama dan keyakinan akan melihat hal ini sangat tidak normal, kan kita nga mau sebagai umat budha bahwa kitab suci kita saling kontradiksi seperti (maaf) alkitab antara injil satu dengan yang lainnya berbeda
didalam sutta tidak ada istilah saling menggenapi antara sutta yang satu dengan yang lainnya inihal yang sangat berbeda tentunya

agama budha bukan bicara iman dan kepercayaan tetapi agama budha berbicara keyakinan yang penuh dengan kesadaran dari pikiran,ucapan,dan perbuatan yang dilandasi dengan niat yang luhur untuk meyakini ajaran dari sakyamuni budha

Dan lagi dalam sutta apapun yang disabdakan oleh sakyamuni budha bahwa tidak pernah ada sesosok maha pencipta yang menciptakan dunia ini dan isinya semua ini adalah proses yang tercipta,berjalan,dan lenyap begitulah seterusnya... dan kalau lebih ekstrim saya katakan (maaf) sakyamuni budha tidak pernah mengatakan adanya nabi dan Lau mu seperti aliran maitreya katakan... jadi terserah saja klaim aliran maitreya ada laumu dan nabi itu hak setiap ajaran agama dan aliran kepercayaan yang menberikan dogma-dogma demikian selama tidak meleceng dari asas ketuhanan yang maha esa ( ini lah ideologi beragama diindonesia),jadi up to u selama bisa berbaur dan menjalankan kegiatan keagamaan secara baik dan toleransi diIndonesia

hanya saja kami penganut agama budha menerima kehadiran aliran kepercayaan ini dengan lapang dada dan sedikit bertanya apakah ajaran budha sudah waktunya direvisi seperti (maaf) alkitab,agar dapat menampung aliran kepercayaan dalam wadah keagamaan budha ? agar dapat melindungi dan mengayomi umat kepercayaan yang masuk dalam wadah keagamaan budha diIndonesia

silakan para umat budha sekalian bersikap lapang dada dan menerima kehadiran saudara kita aliran maitreya.....

amitofo
che pei
sancai-sancai
 
@Padma

Letak persoalannya adalah
teman-teman hanya bisa menilai dari sudut pandang yang telah terbentuk selama ini yaitu buddhisme theravada dan mahayana.
apa yang Anda jadikan sebagai pegangan penilaian justru adalah tidak cukup memadai untuk memahami Maitreya.
Itulah sebabnya saya sampai ngomong
"berhitung dasar tidak cukup untuk memahami quantum."
"bagai katak di dalam sumur yang ingin paham dunia."
padahal kalo saya ngomong kek gitu terus kan kayanya ngeyel dan menghina.
tapi itulah faktanya.
Itulah pula sebabnya sdr Syntax berkali-kali mengatakan kalau memang mau mengerti secara menyeluruh, datanglah, tetapi dengan sepenuh hati yang ingin memahami.

Saya tidak mengatakan Theravada tidak lengkap, atau tidak baik.
Theravada sangat baik sebagai dasar

Maitreya, approach dan konsep keBodhisattva-annya tentu lebih menyerupai Mahayana dan Tantrayana.
Juga perlu dipahami, Maitreya berkembang meluas awalnya di China daratan, dimana Budhisme sebagai 'pengajaran/pendidikan', Konfusianisme sebagai 'moral etika', dan Taoisme sebagai 'filosofi' telah menyatu.
Ditambah lagi dengan Mandarin sebagai kultur yang demikian tua.

Itulah sebabnya berbagai penjelasan, yang sebenarnya bersifat metafor, langsung teman2 gugat habis.
sama seperti
"Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui"
kita yang mengerti bahasa Indonesia tentu saja paham artinya.
Bagi yang tidak mengerti bisa langsung bilang: "gila, tidak masuk logika."

Bung, jangankan memahami Maitreya secara menyeluruh, Anda kan juga hadir di thread "sumpah....". Fenomena yang diutarakan oleh Marce tersebut saja masih harus lama dicerna.. apalagi Maitreya.


Point yang lain adalah begini.
Maitreya bukanlah Buddhis logika yang penuh metodologi.
Ini juga sebabnya logika tidak cocok dipakai untuk memahami nurani.
(Maaf, saya bukan mengatakan Anda2 ngak ada nurani, t'rus temen2 Maitreya ngak ngerti logika)
Itulah sebabnya yang satu bilang Ehipassiko, yang satu bilang Nurani.
Sama seperti "Men are from Mars, Women are from Venus" Bung.
Bung kalo semua orang logika dan nuraninya sudah sempurna, artinya kebijaksanaan dan welas kasihnya sempurna; ngak perlu lagi ada diskusi di sini Bung. Buddhisme itu indah Bro....



Satu hal lagi Bung,
Tentu saja saya paham betul apa yang Anda ingin sampaikan mengenai pengalaman Anda, karena saya juga telah melewatinya.
Tentu saja bukan hanya Anda yang telah dan dapat melihat kekurangan dan kesalahan pada IKT/MLDD sebagai organisasi keagamaan, pada individu-individu yang menjadi pengabdi dan pekerja sosialnya, pada penjelasan-penjelasan penceramahnya, dsbnya.
perbedaan kita adalah:
Anda langsung meninggalkannya.
saya berusaha introspeksi dan berusaha memperbaikinya, karena saya memilihnya sebagai rumah spiritual saya.

: "Mengapa?"
Karena disinilah saya memahami jati diri, peran, tujuan dan idealisme hidup saya.
Dan "Buddha, Dharma dan Sangha" menjadi hidup bagi saya.
Dan "Percaya, Harapan dan Kasih"-pun menjadi nyata.
Karena disinilah saya memahami tentang dedikasi dan pengorbanan.
..dan banyak lagi.

Bung, tidak ada "rumah" yang ngak cacat, kalau masih di dunia, semuanya dilakukan oleh manusia untuk manusia. Manusianya saja masih tidak sempurna, bagaimana produk manusia bisa sempurna.


Bung, Anda mungkin merasa saya tidak menjawab persoalan dan pertanyaanmu.
Yang ingin saya katakana adalah, jika satu saya jawab Anda akan muncul dengan tiga, lima dan selusin yang lain.
Temukanlah satu “rumah” yang cocok, yang sreg. Ikatlah suatu komitmen dengan “rumah” itu. Lakukanlah sedemikian rupa, sedemikian cintanya hingga ngak ada waktu untuk ngurusi rumah-rumah lain
Dan semoga setiap benih Buddha dapat menemukan role, dream and sense of purpose bagi hidup yang sementara ini.



Bung, Maitreya adalah rumah spiritual saya.
Mohon dimaklumi jika di tengah upaya untuk “MENJAWAB”, saya tidak melakukannya dengan baik.
dan di tengah proses itu ada yang saya sakiti. maaf.
 
apa yang Anda jadikan sebagai pegangan penilaian justru adalah tidak cukup memadai untuk memahami Maitreya.
Itulah sebabnya saya sampai ngomong
"berhitung dasar tidak cukup untuk memahami quantum."
"bagai katak di dalam sumur yang ingin paham dunia."
padahal kalo saya ngomong kek gitu terus kan kayanya ngeyel dan menghina.
tapi itulah faktanya.
Itulah pula sebabnya sdr Syntax berkali-kali mengatakan kalau memang mau mengerti secara menyeluruh, datanglah, tetapi dengan sepenuh hati yang ingin memahami.

Saya tidak mengatakan Theravada tidak lengkap, atau tidak baik.
Theravada sangat baik sebagai dasar

wow.......berarti konsep dari theravada hanyalah ajaran dasar doank donk, akan tetapi logika saya seharusnya dasar/pondasi itu musti kokoh,kuat dan benar baru bangunan itu bisa berdiri. nah kalo dasar/pondasi nya sudah kuat tetapi bangunan diatasnya berada diluar dari dasar /pondasi tersebut bagaimana bisa berdiri dengan benar ??????????

Maitreya, approach dan konsep keBodhisattva-annya tentu lebih menyerupai Mahayana dan Tantrayana.
Juga perlu dipahami, Maitreya berkembang meluas awalnya di China daratan, dimana Budhisme sebagai 'pengajaran/pendidikan', Konfusianisme sebagai 'moral etika', dan Taoisme sebagai 'filosofi' telah menyatu.
Ditambah lagi dengan Mandarin sebagai kultur yang demikian tua.

saya saat ini juga sedang mempelajari mahayana dan tantrayana, akan tetapi tidak pernah saya temukan sosok sang penguasa dunia (terserah apa namanya ) dan juga tidak ada namanya firman tuhan atau wahyu, yang ada adalah bimbingan dari bodhisatva A atau B, atau bimbingan dari Buddha A atau B, ngak pernah dikasi tau itu intruksi dari Tuhan atau apapun itu.
memang saya akui kalo dalam mahayana semua yg anda katakan itu benar bahwa buddhisme, konghucu, taoisme sudah menyatu ke dalamnya, apalagi saat ini mayoritas bhiksu mahayana adalah lulusan dari China, taiwan dan sekitarnya. akan tetapi dalam tradisi mahayana pun tidak saya temuka adanya sosok sang penguasa alam itu.

bro padma, maslah huineng sama patriact maitreyawira selisih 300 tahun?? saya kurang ngerti, bisa lebih jelas pertanyaannya? nanti akan diselidiki, dan menjadi PR dalam kalangan Para Atasan Buddhisme Maitreya, karena salah satu syarat sebuah aliran itu diterima apa tidak adalah harus sesuai dengan sebuah fakta sejarah, alias tidak dibuat-buat.
apabila seandainya dibuat-buat, waduh sungguh sayang sekali mereka, tidak memperhitungkan masalah jarak tahun antara huineng dengan patriact maitreywira, sungguh disayangkan apabila sampai tidak terpikir masalah itu.
karena diketahui bersama, aliran maitreya sekarang sangat populer, bukan saja dianut oleh kalangan umat biasa, tetapi lebih luas lagi mencakup para siswa, mahasiswa, sarjana, S1, S2, S3, kalangan dokter, doktor, professor, pejabat, para pengusaha kecil, sedang dan besar. bkan saja diIndonesia, meluas juga hingga orang jepang, vietnam, India, China, Afrika, Brazil(Amerika latin), orang-orang pedalaman, negro, orang-orang america, orang barat, eropa, dsb.
waduh, sungguh disayangkan bila seandainya Atasan-atasan aliran ini sampai tidak terpikir maslah sejarah ini. hmm, ini akan menjadi PR bagi atasan-atasan mereka, mungkin mereka tahu, atau mungkin kita yang tidak bertanya atau bagaimana??
kesimpulannya hanya ada 2 yaitu :
1. seandainya mereka tidak bisa menjawab masalh patriact ini, bearti aliran Maitreya ini adalah hasil rekayasa,
2. seandainya mreka mampu menjawab ini, maka layak untuk dipertahankan dan dikembangjayakan oleh penganut mereka.

bro ismanto, justru saya mau bertanya pada teman2x dr maitreya ttg cerita ini, karna cerita ini saya tau dari buku dan buku ini dalam bentuk copian, saya tidak tau apakah ini benar atau salah.

Maaf, sepertinya saya tidak pernah menemukan cerita seperti itu. Kalau menurut yg saya ketahui dari kitab nadi kepatriatan aliran Maitreya, maka Maitreyawira bukanlah seorang Patriat. Dan juga Patriat ke 6 Hui Neng tidak pernah mengajar Patriat ke-16 tapi mengajar ke Patriat ke-7 yg terdiri dari 2 org. Demikianlah silsilah kepatriatan yg dihormati sebagai guru-guru suci dalam IKT/MLDD :
1. Boddhidharma
2. Sen Kuang
3. Cen Chan
4. Tao Sin
5. Hung Ren
6. Huei Neng
7. Patriat Pai dan Ma
8. Patriat Luo
9. Patriat Huang
10. Patriat U
11. Patriat He
12. Patriat Yen
13. Patriat Si dan Yang
14. Patriat Yao
15. Patriat Wang
16. Patriat Liu
17. Patriat Lu
18. Patriat Cang(Secun) dan Patriat Sun(Shemu)

Maitreyawira bukanlah seorang Patriat tetapi beliau dihormati sebagai Sesepuh karena beliau yg telah membawa aliran Maitreya ke Indonesia.
Sekilas penjelasan dari saya, mohon maaf bila terdapat kesalahan.

sori bro, saya baru ingat lagi memang maitreyawira itu bukan seorag patriak tetapi yang membawa maitreya ke bumi indonesia ( kalo ngak salah ceritanya nolongin org maitreya dikapal saat org tsb sedang bersembunyi yah eh ternyata org tersebut adalah org linkaran dalam di maitreya ).

pertanyaan saya di thread terdahulu atau posting yang lalu, kalo memang Patriak Huineng ketemu dengan Patriak Pai dan Ma. bisakah teman-teman kasi Tahun hiduppnya sesepuh Pai dan Ma juga Huineng ? lalu mengapa dalam cerita2x yang beradar dikalangan umum baik buku atau video ttg Zen atau bodhidharma atau pun ttg sesepuh Huineng ini ngak pernah ada cerita ttg pertemuaan mereka ? kalo dirahasiakan / ini rahasia tuhan yah udah lah ngak usah dibahas. percuma saja ( benar/salah ). sejarah seperti ini yg sering dijadikan alasan mengapa maitreya bisa disebut bag dari agama buddha.
 
@Padma

Letak persoalannya adalah

apa yang Anda jadikan sebagai pegangan penilaian justru adalah tidak cukup memadai untuk memahami Maitreya.
Itulah sebabnya saya sampai ngomong
"berhitung dasar tidak cukup untuk memahami quantum."
"bagai katak di dalam sumur yang ingin paham dunia."
padahal kalo saya ngomong kek gitu terus kan kayanya ngeyel dan menghina.
tapi itulah faktanya.
Itulah pula sebabnya sdr Syntax berkali-kali mengatakan kalau memang mau mengerti secara menyeluruh, datanglah, tetapi dengan sepenuh hati yang ingin memahami.

Saya tidak mengatakan Theravada tidak lengkap, atau tidak baik.
Theravada sangat baik sebagai dasar

Maitreya, approach dan konsep keBodhisattva-annya tentu lebih menyerupai Mahayana dan Tantrayana.
Juga perlu dipahami, Maitreya berkembang meluas awalnya di China daratan, dimana Budhisme sebagai 'pengajaran/pendidikan', Konfusianisme sebagai 'moral etika', dan Taoisme sebagai 'filosofi' telah menyatu.
Ditambah lagi dengan Mandarin sebagai kultur yang demikian tua.

Itulah sebabnya berbagai penjelasan, yang sebenarnya bersifat metafor, langsung teman2 gugat habis.
sama seperti
"Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui"
kita yang mengerti bahasa Indonesia tentu saja paham artinya.
Bagi yang tidak mengerti bisa langsung bilang: "gila, tidak masuk logika."

Bung, jangankan memahami Maitreya secara menyeluruh, Anda kan juga hadir di thread "sumpah....". Fenomena yang diutarakan oleh Marce tersebut saja masih harus lama dicerna.. apalagi Maitreya.

Point yang lain adalah begini.
Maitreya bukanlah Buddhis logika yang penuh metodologi.
Ini juga sebabnya logika tidak cocok dipakai untuk memahami nurani.
(Maaf, saya bukan mengatakan Anda2 ngak ada nurani, t'rus temen2 Maitreya ngak ngerti logika)
Itulah sebabnya yang satu bilang Ehipassiko, yang satu bilang Nurani.
Sama seperti "Men are from Mars, Women are from Venus" Bung.
Bung kalo semua orang logika dan nuraninya sudah sempurna, artinya kebijaksanaan dan welas kasihnya sempurna; ngak perlu lagi ada diskusi di sini Bung. Buddhisme itu indah Bro


kalo kaya gitu ajaran maitreya udah kaya imannya punya kristen donk........................... U sekalian fans maitreya tuh bukan bagian agama budha donk kalo punya pandangan bahwa segala sesuatu adalah tidak bisa masuk logika yang penuh metodologi
sudah lah kalau memang U fans maitreya itu bukan merupakan murni atau pun ajaran yang hanya mengecap dari agama budha secara murni dan konsekuen katanya dan pendapatnya situ2.................................. betul nga ?????????????????? makanya kalau sudah bukan merupakan dari ajaran agama budha secara benar sudah akui saja bahwa kitab suci maitreya dengan agama budha emang beda kaya fotocopy sama buku asli.................. kan gitu mas
masa agama nga bole dilogikain sih???? kalo nga masuk logika tuh bukan agama budha tau....................
agama budha tuh masuk akal bukan pake iman yang nga bisa dijelaskan seperti rencana tuhan atau tuhan punya kehendak
so kitab suci maitreya emang karangan dari patriat nya punya maitreya bukan asli punya agama budha
kalo emang gitu sudah maitreya jadi agama tersendiri aja atau kalo lebih bijak tuh mau masuk agama budha tapi punya kitab suci yang versi dewek an mas biar yang agama budha nga nyaru tuh mas
jadi sekte agama budha yang lain tuh nga di bikin bingung ama maitreya yang ngaburin kitab suci nya sidharta gotama tuh............................................................................................

tau coba dah koreksi diri sendir sebelum ngaku2 sama .......................................................................
oceeeeeeeeeee
 
eh bro digi udh balik langsung yah... babat bais dah ama dia nih hehehe

Bagi umat aliran maitreya ini hanya usulan terkadang statment orang IF sekalian agak keras atau menghakimi adalah karena anda sekalian umat maitreya tidak bisa menjelaskan secara baik dan gamblang apa yang ditanya sama IF yang lainnya... terkadang yang ditanya dan dijawab itu seperti nga nyambung sama sekali malahan terkesan kalau anda ini malah menghindar pertanyaan dan tidak menjawab yang ada malah memuncul kan statment baru yang bikin orang atau IF yang bertanya menjadi berprasangka kalau-kalau umat maitreya ini "gimana sih,ngerti ngak sih apa yang saya tanya,malah jawabnya yang ngak nyambung sama sekali" jadi bagi IF yang mudah terpancing akhirnya mengeluarkan pendapat yang kurang mengenakan di dengar....
cobalah anda belajar memahami dulu apa yang ditanyakan oleh orang agar aliran anda bisa lebih dihargai dan di pahami oleh para IF budha ini terutama...

dan jika kalau anda memang sudah tau bahwa kitab suci ajaran maitreya ini berbeda katakan lah dengan sejujurnya bahwa itulah yang tertulis dalam kitab suci aliran kami dan kalau tidak terdapat didalam kitab suci agama budha yang lainnya mohon di mengerti karena inilah yang menurut ajaran maitreya dapat mencapai kesempurnaan, walaupun berbeda tetapi kami umat maitreya sangat meyakini bahwa ajaran maitreya seperti ini lah yang paling benar menurut kami umat maitreya. (lebih bijak anda berterus terang saja dari pada anda di hujat oleh para IF budha yang berbeda sekte,karena anda tidak berusaha berterus terang bahwa ajaran maitreya berbeda dari kitab suci sampai cara bernamaskara,bahwa inilah cara ataupun pandangan kami dalam menjalankan keyakinan memang berbeda dengan sekte agama budha pada umumnya)

jadilah anda sebagai sekte yang memiliki prinsip diluar budha dharma sangha anda ada tokoh yaitu para nabi dan lau mu (bunda) ,nga masalah kok berbeda tetapi selama anda memang mengakui bahwa sakyamuni budha adalah guru agung yang mengajarkan para manusia dan dewa tentang kebenaran dan keyakinan secara universal ada dalam aliaran maitreya ini silakan saja,atau anda mengatakan kami "meminjam" nama agama budha juga silakan karena semua mahluk memang tujuan akhirnya menjadi budha pada akhirnya menurut ajaran sakyamuni budha guru agung junjungan kita semua

amitofo
che pei
sancai-sancai
 
@padma
saya saat ini juga sedang mempelajari mahayana dan tantrayana, akan tetapi tidak pernah saya temukan sosok sang penguasa dunia (terserah apa namanya ) dan juga tidak ada namanya firman tuhan atau wahyu, yang ada adalah bimbingan dari bodhisatva A atau B, atau bimbingan dari Buddha A atau B, ngak pernah dikasi tau itu intruksi dari Tuhan atau apapun itu.
memang saya akui kalo dalam mahayana semua yg anda katakan itu benar bahwa buddhisme, konghucu, taoisme sudah menyatu ke dalamnya, apalagi saat ini mayoritas bhiksu mahayana adalah lulusan dari China, taiwan dan sekitarnya. akan tetapi dalam tradisi mahayana pun tidak saya temuka adanya sosok sang penguasa alam itu.
Btul Bung, lanjutin terus. Kalau dilanjutin terus, rasanya hanya masalah waktu,
dan apa yang Anda pertanyakan saat ini akan menjadi jelas dengan sendirinya.

wow.......berarti konsep dari theravada hanyalah ajaran dasar doank donk, akan tetapi logika saya seharusnya dasar/pondasi itu musti kokoh,kuat dan benar baru bangunan itu bisa berdiri. nah kalo dasar/pondasi nya sudah kuat tetapi bangunan diatasnya berada diluar dari dasar /pondasi tersebut bagaimana bisa berdiri dengan benar ??????????
Bukan Bung.
Theravada adalah tradisi yang lengkap. Adalah tradisi yang cukup untuk menyeberangkan diri sendiri.
Setiap Dharma adalah sempurna,tapi sempurna dalam konteks tertentu.
Sama setiap obat adalah baik, tetapi baik untuk penyakit tertentu.

Bung, jika ada jodoh, boleh tuh di selami, kisah "Sudhana memohon Dharma".
.. Chapter 39 Avatamsaka sangat membantu untuk menyelami kekayaan Dharma...

@padma

sedikit nambahin.
Jika Anda baca Avatamsaka, jika mau ngurut tahun dan harus bukti historis, juga akan sulit ketemu.

Bung, bukan menjurus Sara ya...
demikianlah Mandarin perlu dipahami, bagaikan lautan luas yang menelan habis kultur apapun yang masuk ke dalamnya, menjadikannya mandarin.
....perlu cukup mandarin untuk memahami Maitreya... hahahaaa...
(soalnya ada yang cenderung 'menolak' yang Mandarin... sory ya.. jangan langsung dianggap offence loh)

Mandarin itu ada kecenderungan seperti ini
Baik adalah baik, ngak perlu pake bukti lagi.
Setiap kiasan, proverb, dll itu mendarah daging dan ngak perlu dan tak akan dipertanyakan tahun, latar belakang dan logikanya.
Sudah menjadi kebijaksanaan publik. Gitu lho.
Makin mumet... makin ngak nyambung kan.
Lha.. itulah sebabnya saya berkali-kali bilang, harus masuk ke dalam, baru bisa.
Gitu dulu ya...

Salam.
 
sori bro, saya baru ingat lagi memang maitreyawira itu bukan seorag patriak tetapi yang membawa maitreya ke bumi indonesia ( kalo ngak salah ceritanya nolongin org maitreya dikapal saat org tsb sedang bersembunyi yah eh ternyata org tersebut adalah org linkaran dalam di maitreya ).

Sesepuh Maitreyawira di kapal dari hongkong menuju indonesia adalah mengemban misi dari Ibu Guru Suci (Patriat ke-18) untuk menyebarkan aliran Maitreya ke Indonesia. Sesepuh Maitreyawira bertemu dengan seorang pemuda kekar di kapal bernama Gautama Harjono yang kemudian menjadi suksesi dari Sesepuh Maitreyawira di Indonesia.

Jadi tidak benar pernyataan sdr.Padma yang mengatakan sesepuh Maitreyawira menolong orang lingkaran dalam Maitreya di kapal (justru yang terjadi sebaliknya).

Artikel selengkapnya ttg sesepuh Maitreyawira dapat dibaca di situs berikut :
  1. http://www.walubi.or.id/wacana/wacana_036.shtml
  2. http://www.walubi.or.id/wacana/wacana_037.shtml
  3. http://www.walubi.or.id/wacana/wacana_038.shtml
  4. http://www.walubi.or.id/wacana/wacana_039.shtml
  5. http://www.walubi.or.id/wacana/wacana_040.shtml

Salam Metta
 
wah asik nih ada yang mau menjelaskan............

bisa gw nanya...nih pertanyaan nya

apakah ajaran buddha sakyamuni(gotama) dengan ajaran buddha maitreya nanti nya bertentangan?

jika IYA,mengapa? karena setahu saya..sejarah dari buddha pertama,,sampai buddha sakyamuni (28)..tidak pernah bertentangan..mohon penjelasan

jika TIDAK,mengapa..adanya kata-kata yang berlawanan dengan kata sakyamuni dalam ajaran maitreya...mohon penjelasan juga.
 
wah asik nih ada yang mau menjelaskan............

bisa gw nanya...nih pertanyaan nya

apakah ajaran buddha sakyamuni(gotama) dengan ajaran buddha maitreya nanti nya bertentangan?

jika IYA,mengapa? karena setahu saya..sejarah dari buddha pertama,,sampai buddha sakyamuni (28)..tidak pernah bertentangan..mohon penjelasan

jika TIDAK,mengapa..adanya kata-kata yang berlawanan dengan kata sakyamuni dalam ajaran maitreya...mohon penjelasan juga.

Bro Marcedes yang baik,

Gini deh bro bisa baca Kumpulan Renungan Lonceng Emas yang ditulis Y.S Maha Sesepuh Kao San yang saya tulis di wihara dot com

Jika berkenan mohon mampir untuk membaca2 ringkasan ajaran Maitreya tsb.
Nanti setelah itu kita diskusi mana pesan-pesan renungan di thread tsb yang menurut bro marcedes bertentangan dengan hukum kebenaran? :)

Salam Metta
 
Bro Marcedes yang baik,

Gini deh bro saya setiap hari khan ada menulis ringkasan2 ttg ajaran2 Maitreya dari sumbernya langsung yaitu pendiri aliran Mi Le Da Dao di thread : http://www.wihara.com/forum/showthread.php?t=2010

Jika berkenan mohon mampir untuk membaca2 ringkasan ajaran Maitreya tsb.
Nanti setelah itu kita diskusi mana pesan-pesan renungan di thread tsb yang menurut bro marcedes bertentangan dengan hukum kebenaran? :)

Salam Metta

bro 1top1...link yang anda beri..isi nya semua ajaran universal yang ber-isikan nasehat-nasehat untuk memperbaiki moral.....dalam hal ini tidak ada yang bertentangan dengan ajaran buddha sakyamuni.....saya sangat mendukung ajaran ini.

nah,menurut dari yang buku-buku,serta bercerita dengan teman-teman saya yang maitreya.....katanya maitreya itu telah mencapai ke-buddha-an di alam tusita..
dan katanya avalokitesvara ( kwan im ) juga telah mencapai ke-buddha-an...
saya tdk tahu apakah ajaran vihara nya yang salah..atau kan memang maitreya di ajar demikian...mohon penjelasan...
karena se-waktu saya cerita-cerita dia mengatakan pandita nya menyebut kwan-im dengan sebutan BUDDHA KWANG-IM, dan BUDDHA MAITREYA.

sedangkan ajaran BUDDHA SAKYAMUNI ( gotama )...di sana mengatakan...kalau di alam tusita seorang calon buddha ( boddhisatva )..belum mencapai ke-buddha-an...

mohon penjelasan nya bro.thx
-------------------------------------------------------------------
2. waktu saya semasa SMA..saya pernah masuk maitreya ( waktu ini saya belum mengenal ajaran theravada dan bahkan tidak tahu kalau sidarta gotama berasal dari INDIA,malahan saya kira ajaran buddha berasal dari CINA,karena waktu itu saya baru pindah dari ajaran kristen ).

waktu zhu yi (1)/ shi-wu(15)..kan biasa nya ada diadakan sembahyang...nah ketika itu saya dengan teman saya yang maitreya mengajak saya untuk ke-vihara nya............se habis sembahyang.......biasa nya di adakan ceramah dhamma.

nah salah satu pandita / tian cuan shi yang berbicara di depan...berkata se-waktu kita di qiu tao, nama kita sudah tercatat d alam surga...
dan lagi pada akhir zaman pandita tsb mengatakan kalau BUDDHA MAITREYA akan turun dari langit dan memberkati semua umat maitreya (yang telah di qiu tao) dan membawanya sama-sama pergi ke surga.......yah mirip dengan kisah ajaran kristen

saya tdk tahu apakah pandita nya yang eror,atau kan ajaran maitreya memang ada yang seperti itu?.
mohon penjelasan bro..thx...
 
bro kano, thanks atas penjelasannya. tapi saya menjawab begitu karena beberapa teman dari aliran maitreya memang sudah menngakui bahwa maitreya itu berbeda dengan agama buddha ( saya lupa dithread ini atau di tempat lain ) dan yg belom bisa kita rubah saat ini adalah organisasi dalam pemerintahan kan yaitu di Walubi, nah maksud saya apakah dengan kita berteriakk sedemikian kencang akankah membuat walubi mengeluarkan fatwa untuk mengeluarkan aliran ini ? kalo ngak bisa, buat apa kita teriak2x terus. tokh kalo teman-teman mengikuti thread ini dari awal akan mengetahui kebenaran yg relatif itu ( menurut kamu benar belom tentu menurut aku benar ). bukannya saya mau bela aliran maitreya, karena saya sendiri jg binggung dgn aliran ini. walaupun saya sudah pernah di Chiutao loh. heehehehhehehe.

@ Padma, thanx atas tanggapannya, menarik...
btw, sy jg pernah ciu tao wkt SD(dulu ga ngerti apa2):P Wa**** lbh melihat segi politik (sesuai perannya) apalagi uda terlanjur menerima aliran ini, rasanya tidak gampang untuk mengeluarkan.:-/ kecuali ada perubahan besar dalam wlb sndri, pengkajian dan tindakan tegas atau ada 'peristiwa' luar biasa yg membuat mau tdk mau suatu aliran dikeluarkan. 'teriak2' ini bisa diartikan sbg protes ato menampung pandangan2 dan motivasi semua pihak agar lbh peka => termotivasi utk mencari kebenaran. hehehe... :Diya, bener2 sangat 'Relatif'.diskusi ini ga simple,perlu wkt n konsen lebih byk. belum tentu semuanya tau lho. buat temen2 aliran maitreya juga pembahasan ini plg tdk memicu mrk lbh byk bljr ajaran mrk scr lbh mendalam dan melihat dr sudut pandang yg lbh luas.:>


kan sudah saya katakan sejarahnya ini ngak tau mana yang benar, karena ada banyak versi, seharusnya bro kano mengerti maksudku bahwa akupun binggung menjawabnya, dithread ini atau yg lain aku pernah bertanya ttg masalah pertemuan Patriak ke 16 maitreya wira dengan sesepuh ke 6 hui neng , versi sejarah mereka, kalo dihitung tahunnya maka itu cerita yg sangat nonsen sekali, tetapi mereka tidak pernah menjawab pertanyaan itu. dan memang banyak pertanyaaan yg kalo mentok mk dikatakan itu adalah rahasia tuhan/lau mu, nah kalo udah jawabanya begitu g juga udah malas lanjut karena mereka hanya bisa lepaskan dan bebankan ke sesuatu hal yang diluar itu semua. mknya saya juga da mengatakan bahwa katayg keluar di post saya sebelumnya hanyalah kesimpulan dan mohon tambahan dan tanggapan mereka dari aliran maitreya untuk kemudian kita bahas lagi, tetapi kan ngak pernah ada tanggapannya kan. ngak tau mereka binggung atau malas menjawab atau apapun itu saya ngak tau. inti dari jawaban saya adalah kita hanya bisa memberitahukan sesuatu kebenaran relatif ini kepada org lain akan tetapi dia menolak atau menerima itu kembali si empunya pikiran bukan kita.
sorry,kata2 kmrn sy tujukan buat umum, bkn utk bro Padma...:) iya, bener bgt, org pasti menolak menjawab hal2 yang memojokan,wajar. ada 2 kemungkinan: 1) tidak tau jawabannya ato 2) tidak ada jwbn. doktrin2 aliran ini belumlah komplit tersusun n terintegrasi, kalau mrk jabarkan tentu byk sekali 'bolong2'nya yg fatal. agama yg uda 2000thn aja msh terdapat kontrovesi mendasar yg kalo mentok yah jwbnya gitu2 deh... :D


sejarah juga merupakan tulisan dari manusia dan maupun kata org dahulu, seperti buddha bilang jangan percayabegitu saja tapi selidiki lebih dahulu.
saya tidak pernah mendukung atau menerima aliran ini menjadi bagian dari agama buddha, saya hanya menjelaskan bahwa biar bagaimanapun kita menjawab dan membarikan kebenaran kepada mereka tetap saja ngak efek atau membal lagi. jd daripada teman-teman yg lain cape dan kesal mendingan kita lgsg ambil kesimpulan aja. apalagi kalo sampai esmosi dengan jawaban mereka yang ngak nyambung dan rada aneh, serta kebanyakan ngebalikin pertanyaan tsb. iya ngak ?

kebenaran itu pantas untuk diungkapkan akan tetapi kebenaran itu sendiri sulit /sukar dipahami dengan pengertian yg sama oleh semua mahluk hidup.

yup..segala sesuatu kembali2 lg ke jodoh dan karma msg2... tapi tidak ada salahnya mencoba. sy sih berpikir berdasar kata2 Buddha, misalnya ttg pandangan2 salah kaum eksternalis(tidak sesuai Dharma), dan dikatakan pandangan menyesatkan spt itu berefek negatif yg byk, mulai dari yg kasar sampai halus(sulit dideteksi). otomatis penganutnya tidak bisa mencapai pencerahan malah 'nyasar'. emang rumit hal2 gini. but sy kagum dgn 'keseimbangan' Padma yg tdk memihak. inilah syarat pencari kebenaran,harusnya dimiliki semua org, maka diskusi kt lancar gt.:)

wah asik nih ada yang mau menjelaskan............

bisa gw nanya...nih pertanyaan nya

apakah ajaran buddha sakyamuni(gotama) dengan ajaran buddha maitreya nanti nya bertentangan?

jika IYA,mengapa? karena setahu saya..sejarah dari buddha pertama,,sampai buddha sakyamuni (28)..tidak pernah bertentangan..mohon penjelasan

jika TIDAK,mengapa..adanya kata-kata yang berlawanan dengan kata sakyamuni dalam ajaran maitreya...mohon penjelasan juga.

@ marce...
Tidak, ajaran SEMUA BUDDHA SAMA, tidak akan bertentangan. mengapa? Dharmakaya semua Buddha adalah satu, sama tidak berbeda. dan Dharma di mana2 sama. kalau berbeda, maka salah satunya pasti salah.
(1)menurut sutra2 ttg Maitreya, Beliau akan mengajarkan Dharma yg sama persis dgn Buddha Sakyamuni.
(2)ajaran Yogacara yg dibabarkan Bodhisattva Maitreya kpd Arya Asanga (Mahayana Uttara-tantra Sastra) merupakan penjelasan mendalam ttg ajaran Buddha Sakyamuni dan memperkuat kebenarannya.

bila KATA2 ada yg bertententangan ada bbrp kemungkinan:
1) kesalahan dlm pencatatan
2) kesalahan dlm intepretasi
3) kesalahan dlm kata2 itu sndri

beda lg bila bertentangan dlm AJARAN,kemungkinannya:
1) salah satu ajaran salah
2) memang beda ajaran/sumber
3) beda penafsiran

tetapi sekali lagi saya tegaskan, ajaran semua Buddha tidak mungkin berbeda. dalam byk sutra/sutta, disebutkan Mara selalu mencoba mengacaukan pikiran manusia terutama murid2 Buddha. sy pernah mendengar bbrp kasus terjadi, orang kerasukan dan mengaku bertemu Buddha/bodhisattva/dewa dll dan diajarkan/diperintahkan sesuatu. orangnya ada yg jadi gila, ada yg jd berpandangan aneh,dll. untuk mencegah/mengatasi ini, kita perlu memperkokoh basic/dasar ajaran dan berlatih agar dapat mengenali kebenaran. misalnya: Buddha/Bodhisattva tidak pernah muncul dihadapan manusia biasa, walau dlm mimpi (kecuali saat Buddha msh hidup), karena org biasa ditutupi kegelapan batin. Hanya Arahat/ Bodhisattva yg dpt melihat tubuh Nirmanakaya Buddha.seperti Arya Asanga yg berlatih samadhi 12 thn baru bisa melihat Arya Maitreya.
jadi bila ada Buddha yg tiba2 muncul dihadapan kita,perlu dianalisa apakah beneran Buddha? salah satunya dari ajaran apakah sesuai Dharma? jangan pula tertipu oleh kesaktian, krn Mara bisa memberi kesaktian supaya org tersebut percaya.
Karena itu yg terbaik adalah melatih Jhana/Dhyana (meditasi absorpsi) hingga mencapai samadhi samapatti (memahami Dharma dgn mengalami langsung) alias pencerahan. atau setidaknya walau belum 'cerah' kita punya sedikit kebijaksanaan.cthnya org yg mencapai Jhana ke-2 sudah diluar jangkauan 'dewa Mara (iblis)', tidak bisa ditipu si 'Mara dewaputra'. musuhnya skrg adalah 'Mara internal(pandangan salah)' dalam pikirannya sendiri.

sy tunggu tanggapan teman2...:) peace.. V
 
bro 1top1...link yang anda beri..isi nya semua ajaran universal yang ber-isikan nasehat-nasehat untuk memperbaiki moral.....dalam hal ini tidak ada yang bertentangan dengan ajaran buddha sakyamuni.....saya sangat mendukung ajaran ini.

nah,menurut dari yang buku-buku,serta bercerita dengan teman-teman saya yang maitreya.....katanya maitreya itu telah mencapai ke-buddha-an di alam tusita..
dan katanya avalokitesvara ( kwan im ) juga telah mencapai ke-buddha-an...
saya tdk tahu apakah ajaran vihara nya yang salah..atau kan memang maitreya di ajar demikian...mohon penjelasan...
karena se-waktu saya cerita-cerita dia mengatakan pandita nya menyebut kwan-im dengan sebutan BUDDHA KWANG-IM, dan BUDDHA MAITREYA.

sedangkan ajaran BUDDHA SAKYAMUNI ( gotama )...di sana mengatakan...kalau di alam tusita seorang calon buddha ( boddhisatva )..belum mencapai ke-buddha-an...

mohon penjelasan nya bro.thx
-------------------------------------------------------------------
2. waktu saya semasa SMA..saya pernah masuk maitreya ( waktu ini saya belum mengenal ajaran theravada dan bahkan tidak tahu kalau sidarta gotama berasal dari INDIA,malahan saya kira ajaran buddha berasal dari CINA,karena waktu itu saya baru pindah dari ajaran kristen ).

waktu zhu yi (1)/ shi-wu(15)..kan biasa nya ada diadakan sembahyang...nah ketika itu saya dengan teman saya yang maitreya mengajak saya untuk ke-vihara nya............se habis sembahyang.......biasa nya di adakan ceramah dhamma.

nah salah satu pandita / tian cuan shi yang berbicara di depan...berkata se-waktu kita di qiu tao, nama kita sudah tercatat d alam surga...
dan lagi pada akhir zaman pandita tsb mengatakan kalau BUDDHA MAITREYA akan turun dari langit dan memberkati semua umat maitreya (yang telah di qiu tao) dan membawanya sama-sama pergi ke surga.......yah mirip dengan kisah ajaran kristen

saya tdk tahu apakah pandita nya yang eror,atau kan ajaran maitreya memang ada yang seperti itu?.
mohon penjelasan bro..thx...

Menurut saya mungkin terjadi perbedaan dalam kitab Theravada dan kitab Mahayana. Seperti kita ketahui dalam tradisi Buddhisme Mahayana setahun ada 3x peringatan untuk Bodhisatva Avalokitesvara yaitu :
- imlek bulan 2 tgl 19(kelahiran Avalokitesvara)
- imlek bulan 6 tgl 19 (Avalokitesvara mencapai kesempurnaan)
- imlek bulan 9 tgl 19 (Parinibbaba Avalokitesvara)
(Referensi www.avg.or.id)

Sebenarnya dalam Buddhisme Mahayana, Bodhisatva Avalokitesvara sudah mencapai kesempurnaan namun karena ada 'kemelekatan' akibat kasihnya yang besar melihat penderitaan manusia maka Kwan Im menunda pencapaian KeBuddhaan-nya tsb walaupun sudah mencapai kesempurnaan. Hal ini juga sama dengan Bodhisatva Ksitigarbha.

Di dalam Buddhisme Mahayana khususnya di Tiongkok, memang Maitreya sudah diakui sebagai Buddha, ibaratnya seperti waktu bro Marcedes tadinya kerja sebagai staff di perusahaan, apakah 10 tahun kemudian tetap menjadi staff dan gak ada kemungkinan menjadi manager? (ini opini pribadi saja yah)

Menurut pendapat pribadi saya ada satu Sutra yang sangat sering dipanjatkan umat Buddhist Mahayana yaitu : Ko Ong Kwan Si Im Keng (memang kitab ini tidak termasuk dalam tripitaka) namun sangat terkenal.
Di dalam Sutra Ko Ong Kwan Si Im Keng banyak memuja nama2 Buddha, yang salah satunya adalah Mi Lek Hud (Buddha Maitreya).
(Referensi : http://www.wihara.com/forum/showthread.php?t=1823)

Dari sini saya mengambil kesimpulan di Buddhisme Mahayana khususnya Tiongkok memang sudah timbul kepercayaan kepada Maitreya sejak abad ke-5 / 6 masehi.

Mengenai penjelasan pandita di Wihara ada benarnya namun tidak lengkap sesungguhnya makna Chiu Tao tsb di antaranya adalah kita didaftarkan untuk menjadi calon penghuni Bumi Suci Maitreya di mana nantinya umat2 Maitreya akan senantiasa mendukung Buddha Maitreya mewujudkan Bumi Suci di dunia ini baik kehidupan sekarang dan kehidupan2 selanjutnya.
Untuk membantu misi suci Maitreya ini tentu kita harus membina diri terlebih dahulu karena kalau sifat2 kita buruk dan penuh dengan dosa, moha dan loba bagaimana mungkin umat Maitreya bisa membantu misi yang mulia ini.
Oh yah Bumi Suci itu maksudnya adalah Dunia yang kita tinggali ini tapi keadaannya sehat, damai dan penuh kasih (Bebas dari Global Warming :D)

Salam Metta
 
Menurut saya mungkin terjadi perbedaan dalam kitab Theravada dan kitab Mahayana. Seperti kita ketahui dalam tradisi Buddhisme Mahayana setahun ada 3x peringatan untuk Bodhisatva Avalokitesvara yaitu :
- imlek bulan 2 tgl 19(kelahiran Avalokitesvara)
- imlek bulan 6 tgl 19 (Avalokitesvara mencapai kesempurnaan)
- imlek bulan 9 tgl 19 (Parinibbaba Avalokitesvara)
(Referensi www.avg.or.id)

Sebenarnya dalam Buddhisme Mahayana, Bodhisatva Avalokitesvara sudah mencapai kesempurnaan namun karena ada 'kemelekatan' akibat kasihnya yang besar melihat penderitaan manusia maka Kwan Im menunda pencapaian KeBuddhaan-nya tsb walaupun sudah mencapai kesempurnaan. Hal ini juga sama dengan Bodhisatva Ksitigarbha.

Di dalam Buddhisme Mahayana khususnya di Tiongkok, memang Maitreya sudah diakui sebagai Buddha, ibaratnya seperti waktu bro Marcedes tadinya kerja sebagai staff di perusahaan, apakah 10 tahun kemudian tetap menjadi staff dan gak ada kemungkinan menjadi manager? (ini opini pribadi saja yah)

Menurut pendapat pribadi saya ada satu Sutra yang sangat sering dipanjatkan umat Buddhist Mahayana yaitu : Ko Ong Kwan Si Im Keng (memang kitab ini tidak termasuk dalam tripitaka) namun sangat terkenal.
Di dalam Sutra Ko Ong Kwan Si Im Keng banyak memuja nama2 Buddha, yang salah satunya adalah Mi Lek Hud (Buddha Maitreya).
(Referensi : http://www.wihara.com/forum/showthread.php?t=1823)

Dari sini saya mengambil kesimpulan di Buddhisme Mahayana khususnya Tiongkok memang sudah timbul kepercayaan kepada Maitreya sejak abad ke-5 / 6 masehi.

Mengenai penjelasan pandita di Wihara ada benarnya namun tidak lengkap sesungguhnya makna Chiu Tao tsb di antaranya adalah kita didaftarkan untuk menjadi calon penghuni Bumi Suci Maitreya di mana nantinya umat2 Maitreya akan senantiasa mendukung Buddha Maitreya mewujudkan Bumi Suci di dunia ini baik kehidupan sekarang dan kehidupan2 selanjutnya.
Untuk membantu misi suci Maitreya ini tentu kita harus membina diri terlebih dahulu karena kalau sifat2 kita buruk dan penuh dengan dosa, moha dan loba bagaimana mungkin umat Maitreya bisa membantu misi yang mulia ini.
Oh yah Bumi Suci itu maksudnya adalah Dunia yang kita tinggali ini tapi keadaannya sehat, damai dan penuh kasih (Bebas dari Global Warming :D)

Salam Metta

Arya Avalokitesara B. memang telah mencapai kesempurnaan. karena beliau dahulu kala sudah mencapai kebuddhaan dgn nama Zhen-Fa-Ming Ru-Lai [Tathagata Sinar Dharma Sejati] kemudian karena Karuna yg agung bermanifestasi dlm wujud Bodhisattva. Arya Avalokitesvara skrg ini seorang Bodhisattva Bhumi ke-10, yang kelahirannya hanya tinggal satu kali saja kemudian mencapai kebuddhaan. Saat Beliau mencapai pencerahan sebagai Bodhisattva dgn samadhi melalui organ pendengaran, Buddha mengatakan bahwa Beliau mencapai Maha Karuna yang setara dengan Buddha, sehingga Avalokitersvara dapat bermanifestasi wujud apapun saat menolong mahluk hidup, bahkan dapat muncul sebagai Buddha bila diperlukan.(Sutra Saddharma pundarika,bab-pintu Dharma Avalokitesvara/Miao-Fa-Lian-Hua-Jing:Guan-Shi-Yin-Pu-Men-Pin)

mengenai Maitreya, setahu saya bahasa mandarinnya 'Dang Lai Mi-le Fo' artinya Buddha yang akan datang(dang lai) Maitreya. Ini penyebutan standar yang saya ketahui..

Buddha juga menganjurkan utk melatih diri dlm Dharma(sadparamita,dll), memuji Bodhisattva Maitreya agar terlahir di Tusita dan kemudian terlahir bersama di jaman Maitreya yang akan datang. tidak disebutkan ttg ciu tao atau sejenisnya di sini.
Secara umum pun Buddha mengajarkan para Bodhisattva utk melaksanakan semua Dharma, memasuki semua pintu Samadhi,otomatis akan menjumpai para Buddha sebanyak pasir di sungai Gangga...

Oya, Dharma beda dgn company, tingkat pencerahan tidak berdasarkan berapa lama orang belajar Dharma. Kalau tidak salah, Bodhisattva Maitreya lebih lama berkarir mjd Bodhisattva dari pada Bodhisattva Sarvatasiddha, namun Bodhisattva Sarvatasiddha lebih dulu menjadi Buddha Sakyamuni. bukan karena sudah lama menjadi murid senior otomatis 'diberi gelar'. itu merupakan pandangan yg keliru.
peace...:>
 
Menurut saya mungkin terjadi perbedaan dalam kitab Theravada dan kitab Mahayana. Seperti kita ketahui dalam tradisi Buddhisme Mahayana setahun ada 3x peringatan untuk Bodhisatva Avalokitesvara yaitu :
- imlek bulan 2 tgl 19(kelahiran Avalokitesvara)
- imlek bulan 6 tgl 19 (Avalokitesvara mencapai kesempurnaan)
- imlek bulan 9 tgl 19 (Parinibbaba Avalokitesvara)
(Referensi www.avg.or.id)

Sebenarnya dalam Buddhisme Mahayana, Bodhisatva Avalokitesvara sudah mencapai kesempurnaan namun karena ada 'kemelekatan' akibat kasihnya yang besar melihat penderitaan manusia maka Kwan Im menunda pencapaian KeBuddhaan-nya tsb walaupun sudah mencapai kesempurnaan. Hal ini juga sama dengan Bodhisatva Ksitigarbha.

Di dalam Buddhisme Mahayana khususnya di Tiongkok, memang Maitreya sudah diakui sebagai Buddha, ibaratnya seperti waktu bro Marcedes tadinya kerja sebagai staff di perusahaan, apakah 10 tahun kemudian tetap menjadi staff dan gak ada kemungkinan menjadi manager? (ini opini pribadi saja yah)

Menurut pendapat pribadi saya ada satu Sutra yang sangat sering dipanjatkan umat Buddhist Mahayana yaitu : Ko Ong Kwan Si Im Keng (memang kitab ini tidak termasuk dalam tripitaka) namun sangat terkenal.
Di dalam Sutra Ko Ong Kwan Si Im Keng banyak memuja nama2 Buddha, yang salah satunya adalah Mi Lek Hud (Buddha Maitreya).
(Referensi : http://www.wihara.com/forum/showthread.php?t=1823)

Dari sini saya mengambil kesimpulan di Buddhisme Mahayana khususnya Tiongkok memang sudah timbul kepercayaan kepada Maitreya sejak abad ke-5 / 6 masehi.

Mengenai penjelasan pandita di Wihara ada benarnya namun tidak lengkap sesungguhnya makna Chiu Tao tsb di antaranya adalah kita didaftarkan untuk menjadi calon penghuni Bumi Suci Maitreya di mana nantinya umat2 Maitreya akan senantiasa mendukung Buddha Maitreya mewujudkan Bumi Suci di dunia ini baik kehidupan sekarang dan kehidupan2 selanjutnya.
Untuk membantu misi suci Maitreya ini tentu kita harus membina diri terlebih dahulu karena kalau sifat2 kita buruk dan penuh dengan dosa, moha dan loba bagaimana mungkin umat Maitreya bisa membantu misi yang mulia ini.
Oh yah Bumi Suci itu maksudnya adalah Dunia yang kita tinggali ini tapi keadaannya sehat, damai dan penuh kasih (Bebas dari Global Warming :D)

Salam Metta

perhatikan yang gw bold paling atas.....

di kitab theravada(tripitaka) saya tidak pernah membaca adanya KWAN-IM atau AVOKITESVHARA.bisa beri petunjuk nya...mungkin saya kurang jeli dalam membaca tripitaka.

kemelakatan?...saya pikir bagaimana mungkin seorang BUDDHA bisa melekat?..
karena seseorang dikatakan BUDDHA ketika orang tsb berhasil MENGHILANGKAN PENYEBAB DUKHA yaitu KEMELEKATAN...bukankah ini bertentangan dengan 4 kesunyataan mulia ajaran buddha sakyamuni.
mohon penjelasan.

Arya Avalokitesara B. memang telah mencapai kesempurnaan. karena beliau dahulu kala sudah mencapai kebuddhaan dgn nama Zhen-Fa-Ming Ru-Lai [Tathagata Sinar Dharma Sejati] kemudian karena Karuna yg agung bermanifestasi dlm wujud Bodhisattva. Arya Avalokitesvara skrg ini seorang Bodhisattva Bhumi ke-10, yang kelahirannya hanya tinggal satu kali saja kemudian mencapai kebuddhaan. Saat Beliau mencapai pencerahan sebagai Bodhisattva dgn samadhi melalui organ pendengaran, Buddha mengatakan bahwa Beliau mencapai Maha Karuna yang setara dengan Buddha, sehingga Avalokitersvara dapat bermanifestasi wujud apapun saat menolong mahluk hidup, bahkan dapat muncul sebagai Buddha bila diperlukan.(Sutra Saddharma pundarika,bab-pintu Dharma Avalokitesvara/Miao-Fa-Lian-Hua-Jing:Guan-Shi-Yin-Pu-Men-Pin)

sama pertanyaan gw.....setahu saya sang buddha sakyamuni mengajarkan orang yang telah TERBEBAS dan mencapai KESEMPURNAAN tidak akan lahir lagi dalam bentuk apapun atau dalam ALAM MANA PUN...

karena kelahiran KEMBALI ADALAH DUKHA..sama dengan post 1top1,yaitu bertentangan dengan 4 kesunyataan mulia....mohon penjelasan.
 
:)
Maaf, sepertinya saya tidak pernah menemukan cerita seperti itu. Kalau menurut yg saya ketahui dari kitab nadi kepatriatan aliran Maitreya, maka Maitreyawira bukanlah seorang Patriat. Dan juga Patriat ke 6 Hui Neng tidak pernah mengajar Patriat ke-16 tapi mengajar ke Patriat ke-7 yg terdiri dari 2 org. Demikianlah silsilah kepatriatan yg dihormati sebagai guru-guru suci dalam IKT/MLDD :
1. Boddhidharma
2. Sen Kuang
3. Cen Chan
4. Tao Sin
5. Hung Ren
6. Huei Neng
7. Patriat Pai dan Ma
8. Patriat Luo
9. Patriat Huang
10. Patriat U
11. Patriat He
12. Patriat Yen
13. Patriat Si dan Yang
14. Patriat Yao
15. Patriat Wang
16. Patriat Liu
17. Patriat Lu
18. Patriat Cang(Secun) dan Patriat Sun(Shemu)

Maitreyawira bukanlah seorang Patriat tetapi beliau dihormati sebagai Sesepuh karena beliau yg telah membawa aliran Maitreya ke Indonesia.
Sekilas penjelasan dari saya, mohon maaf bila terdapat kesalahan.

Salam Metta.

silsilah :
Buddha Sakyamuni -> Arya Mahakasyapa ........... patriakh 28 Bodhidharma..
Chan di China:
1. Bodhidarma
2. Hui-ke (nama sebelumnya Shen-guang)
3. Seng-can
4. Dao-xin
5. Hong-ren
6. Hui-neng

Gelar patriakh tunggal berakhir sampai ke-6, ini juga merupakan pesan dari Bodhidharma. Hui-neng mengikuti pesen ini juga bukan sekadar mengikuti, menurut Beliau saat itu Dharma berkembang pesat dan patriakh tunggal tidak dibutuhkan lg. Namun jangan salah paham, tradisi pengesahan/ sertifikasi atas pencerahan terus berlanjut. Murid2 utama Hui-neng yg telah mencapai pencerahan, mewarisi dan meneruskan ajarannya ialah antara lain:
- Nanyue Huairang
- Qingyuan Xingsi
- Yongjia Xuanjue
- Nanyang Huizhong
- Heze Shenhui
dari penerus2 ini muncul 5 perguruan chan:
- Gui-Yang/Wei-Yang
- Linji (Jepang: Rinzai)
- Cao-Dong (Jepang:Soto)
- Fayan
- Yunmen

Saat gelar patriakh diwariskan, Jubah dan mangkuk Bodhidharma berfungi sebagai bukti. Arya Hui Neng tidak pernah mewariskan kepada siapapun.
Argumen bahwa Hui neng mewariskan gelar patriakh pada saudara Pai dan Ma di masa pengasingan 15 thn sangat mengada-ada. Bukti fisiknya Beliau tidak mewariskan Jubah sebagai bukti. Beliau tdk pernah menyebutkan hal itu seumur hidup. Argumen hal itu rahasia utk melindungi Pai dan Ma pun gugur krn setelah Huineng muncul, Dharma tersebar bebas dan mengalami salah satu masa keemasan, pengejaran terhadap Huineng pun perlahan mereda. Beliau pun selalu terang2an dlm mewariskan Dharma, contohnya kepada murid2 utama beliau..dan semua ajaran Beliau dicatat dlm sutra Altar Patriakh ke-6.
aliran 'maitreya' mengaku turunan aliran Chan?? sangat kontras sekali... sangat aneh sebuah aliran meditasi tiba2 berubah haluan menjadi aliran ketuhanan (nga nyambung gt lho). ataukah terjadi kesalahan kata, atau slh paham? minimal aliran turunan Chan harus ada unsur meditasi, sedangkan seingat saya dulu wkt dichiutao dilarang meditasi dgn alasan takut kerasukan. entah gimana sekarang...
walaupun chan mengatakan pewarisan Dharma di luar kata2 dan kitab suci, tapi bukan berarti mengecilakn Tripitaka, contohnya, Bodhidharma mewariskan Sutra Lankavatara kpd Huike. Huineng mencapai pencerahan saat Arya Hongren membabarkan Sutra Intan Prajnaparamita secara khusus. Huineng seumur hidup membabarkan Dharma berdasar Tripitaka, menjelaskan arti sebenarnya sutra2 dlm melatih pikiran.
argumen tidak ada kitab suci pedoman dasar[dasar pendirian aliran] dipatahkan dgn :Mungkinkah Huineng mewariskan Dharma tanpa memberi pedoman? Jawabannya TIDAK, terbukti 100% dari sutra Altar dlm bab Instruksi Akhir, Huineng memberikan 36 pasang pedoman dlm mengajar Dharma. Juga selama mengajar, Hui neng memberikan arahan, konsep2 yang benar mengenai Dharma. contohnya apa itu Buddha, Dharma, Sanggha, perlindungan, juga Amitabha, Avalokitesara,dll. Artinya Beliau menjabarkan dasar2 agama Buddha. Jadi bila ada konsep [laumu,dkk] yg bertentangan dgn ajaran Beliau pastilah bukan diturunkan oleh Beliau dan hendaknya tidak mengatas namakan Beliau.
Sorry kalau tampak Offensif, saya tidak ada maksud menjelek2kan. Saya hanya ingin meng-clear-kan infromasi. Sebabnya aliran Anda mengklaim turunan Chan, tentu saya berhak mempertanyakan...:) coba bayangkan tiba2 ada orang ngaku sodara kandung Anda, Anda tentu berhak mempertanyakan kebenaran.. peace... V
 
Perhatikan 'kemelakatan' tersebut saya kasih tanda petik :D.
Kemelakatan dalam tanda petik ini saya maksudkan sebagai menunda nibbana karena Kasih.
Memang tentang Kwan Im tidak akan ditemukan dalam Kitab Suci Theravada.
Orang yang sudah chiu tao tidak dilarang kok untuk melakukan meditasi kok.
Sebenarnya pada saatu khou sou (bakti puja) itu adalah semacam meditasi ala aliran Maitreya. Di mana pikiran harus konsentrasi dan menyatu serta tangan yang melakukan ketukan di jok sembahyang harus sesuai dengan nada suara dari Protokol di depan.

Menurut saya Arya B.Avalokitesvara walaupun sudah mencapai KeBuddhaan namun karena kasihnya maka menunda mencapai Nirwana. Kasih sesungguhnya indah karena merupakan perwujudan nyata dari kebaikan dan inti sari ajaran Buddha kalau mau diartikan 'kemelakatan' kita kembalikan ke kebijaksanaan masing2 yah :)

Mengenai cerita Patriat Hui Neng moga2 nanti kita bisa tanyakan ke Buddha Maitreya jika beliau sudah datang :D.

Salam Metta
 
Perhatikan 'kemelakatan' tersebut saya kasih tanda petik :D.
Kemelakatan dalam tanda petik ini saya maksudkan sebagai menunda nibbana karena Kasih.
Memang tentang Kwan Im tidak akan ditemukan dalam Kitab Suci Theravada.
Orang yang sudah chiu tao tidak dilarang kok untuk melakukan meditasi kok.
Sebenarnya pada saatu khou sou (bakti puja) itu adalah semacam meditasi ala aliran Maitreya. Di mana pikiran harus konsentrasi dan menyatu serta tangan yang melakukan ketukan di jok sembahyang harus sesuai dengan nada suara dari Protokol di depan.

Menurut saya Arya B.Avalokitesvara karena kasihnya maka menundda KeBuddhaan-nya. Kasih sungguh indah karena merupakan perwujudan nyata dari kebaikan dan inti sari ajaran Buddha kalau mau diartikan 'kemelakatan' kita kembalikan ke kebijaksanaan masing2 yah :)

Mengenai cerita Patriat Hui Neng moga2 nanti kita bisa tanyakan ke Buddha Maitreya jika beliau sudah datang :D.

Salam Metta

perhatikan yang gw bold...
wah ini jadi komplikasi...kan sudah di sebut mencapai pencerahan atau telah mencapai BUDDHA. nah....di satu sisi di katakan menunda kebuddha-an. ini maksud nya gimana sih?...
menjadi seorang buddha harus sudah harus lepas dari kemelekatan
dan sadar,bagaimana mungkin menolong semua manusia yang ada di bumi..bahkan seorang buddha pernah membabarkan "Saya hanya akan Menunjukkan JALAN,,TETAPI yang JALAN ADALAH ANDA SENDIRI."

jadi kemelekatan dan tidak melekat masih merupakan tanda tanya.....
dalam mahayana juga demikian bro..dikatakan avalokitesvhara telah mencapai KE-BUDDHA-AN..pertanyaan nya..jika telah mencapai HAL itu.mana mungkin masih melekat?..seperti nya ke-buddha-an nya saya ragukan..
alasan saya ragu...karena bertentangan dengan apa yang dikatakan buddha sakyamuni sendiri...lagian


bukankah buddha sakyamuni telah memberikan cinta kasih nya yang luar biasa..bahkan buddha sakyamuni bersedia hidup 1 kappa,jikalau ananda meminta nya sebanyak 3x.

wah jangan simpan cerita patriat hui neng begitu donk....bahas sama-sama biar jelas apa adanya.
 
Salah satu praktisi Buddhisme Mahayana yang mengikuti langkah Avalokitesvara adalah Yang Mulia Guru Cheng Yen Pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi :).

Seseorang katakanlah si A datang bertanya pada Guru Zen:
A: Setelah hidup seratus tahun, guru akhirnya jadi apa?
Guru Zen: Seekor keledai atau seekor Kuda.
A: ??? Sesudah itu?
Guru Zen: Saya akan masuk ke neraka.
A: Tetapi anda seorang teladan kebajikan, kok mau-maunya ke neraka guru?
Guru Zen: Jika saya tak ke neraka, siapa lagi yang akan mencerahkanmu?

Moral Cerita :
Dharma Buddha melingkupi segalanya baik tempat bersih dan tempat yang kotor (penuh dukkha). Justru kehadiran Buddha di dunia yang penuh kilesa lebih dibutuhkan.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.