• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Maitreya]Maitreya Dgn Bukti Otentik/Penemuan Sejarah?

ok...tp cc,kelihatannya masih ada tuh orang yg mau cari gara2 di forum ini...
 
"Akkocchi mam avadhi mam
ajini mam ahasi me
ye ca tam upanayhanti
veram tesam na sammati.

Akkocchi mam avadhi mam
ajini mam ahasi me
ye ca tam nupanayhanti
veram tesupasammati."

"Ia menghina saya,
ia memukul saya,
ia mengalahkan saya,
ia merampas milik saya."
Selama seseorang masih menyimpan pikiran seperti itu,
maka kebencian tak akan pernah berakhir.

"Ia menghina saya,
ia memukul saya,
ia mengalahkan saya,
ia merampas milik saya."
Jika seseorang sudah tidak lagi menyimpan pikiran-pikiran seperti itu,
maka kebencian akan berakhir.
 
hahaha...saya membaca topic forum ini dan tertawa besar...

Mengapa sekte Maitreya tidak disukai oleh sekte lain di Agama Buddha??

- Untuk umat sekte Maitreya...apakah anda tau dimana perbedaan ajaran dari sekte?

saya melihat perkembangan sekte Maitreya di Indonesia sangat bagus...banyak orang tua yang menyukai, banyak remaja dan anak-anak yang juga suka berkumpul di fo dang...
tapi dharma/tao apa yang diajarkan oleh sekte ini?apakah yang diajarkan dapat mencapai kesucian?
metode pencapaian mana yang digunakan?

thx
 
@kevint

hou xie di sini juga belajar, hou xie juga kurang ahli dlm sejarah agama Buddha. Mgkn ke depannya hou xie akan banyak belajar dari anda dgn adanya anda di forum ini. Mari kita sama2 belajar dan bertukar pendapat/pikiran/cerita apa saja.

xie xei che bei

Kok.. pake istilah "HOU Xue" kayak dari aliran I Kuan Tao aja...
karena sejak aliran maha tao maiterya belum ada, I Kuan Tao sdh memakai istilah ini.
 
Wah apayah neh dari dulu ribut masalah maitreya terus. Susah amat ya. ORang Maitreyanya aja belon jadi Buddha diributin.
 
hahahaha
Kalo wa Yakin 100% kalo ajaran Buddha yg akan datang alias Maitreya bakalan 100% beda dengan ajaran aliran maitreya yg skr dibuat oleh orang..

INi Bukan ngeflame lo....
 
Yang Pasti Buddha Pernah berkata bahwa semua Samma Sambuddha akan mengajarkan ajaran yang sama. Karena Buddha bukan menciptakan ajarannya sendiri tetapi menemukan kembali Dhamma yang memang seharusnya sudah ada...........
 
nah gw juga heran ampe sekarng ene.... padahal nga jelas gitu /omg
 
Yah yang lucunya banyak sekali konsep Aliran Maitreya yang berbeda dengan Konsep Buddhisme pada umumnya. Jadi Harus gimana neh???
 
Ya dengan cara IKutin ajaran masing masing dan tidak mencela aliran lain walaopun tau kalo itu ga bener hehe
 
Ya benar. Merubah keyakinan orang tuh pastinya Karma Buruk. Jadi kita jangan mencontoh "Tetangga" kita...................... Dan jangan mencontoh "Tetangga Sesama Buddhis" kita
 
Spt yang tlh saya katakan, kebenaran tidak hanya terdpt di sutra, tp kebenaran juga ada di luar sutra. Spt Sang Buddha katakan bahwa masih banyak kebenaran di luar sana, kebenaran yang di babarkan oleh Beliau hanya sebanyak daun yang ada dlm genggamanNya. Jadi artinya bukan berarti segala sesuatu yang tidak terdapat dlm kitab/sutra adalah tidak benar, bukan? Saya tak ingin berdebat, lebih baik kita cinta damai dan jalankan menurut keyakinan anda tanpa harus menjatuhkan kepercayaan orang lain

mantra santet boleh tidak saya sebut dharma (kebenaran)?

Sang buddha mengatahui dan menganal dengan baik daun bukan hanya dihutan, tetapi di seluruh alam semesta termasuk lebih dari puluhan juta tata surya. tetapi mengapa Sang buddha hanya mengatakan daun (dharma) yang ada digenggaman beliau? mengapa tidak dua genggam? semua genggam para arahat?

kita saja tidak bisa habis pelajari 1 genggaman, malah mau cari pula dihutanhttp://indoforum.org/images/icons/icon5.gif
Question

pelajari dulu, jenis daun apa yang digenggam buddha, di hutan banyak daun, dan jenis pohon begitu juga banyak jenis akar di hutan. Jika akarnya sama tentulah daunnya sama, tetapi bagaimana bisa kita sama-samakan daunnya jika akarnya beda.

contoh : Theravada - mahayana - tantrayana memiliki dasar yang sama : adanya 4 kebenaran mulia, jalan kebenaran berunsur delapan, tisarana (berlindung pd buddha, dhamma dan sangha)

bisa ga jika ajaran buddha maitreya (bukan bodhisatta maitreya di surga tusita) dikatakan sebagai agama buddha sedangkan dhamma beda dan sangha tidak ada?

agama itu baik dan dapat membawa kita mencapai pencerahan, tetapi jika kita salah memilih akan keyakinan, justru akan membawa kita ka alam samsara.
http://indoforum.org/images/icons/icon6.gif
Cool

hal demikian juga terjadi pada sepupuh saya yang sebelumnya pengikut aliran maitreya sekarang beliau telah mjd samanera di taiwan.

semoga bermanfaat.
saddhu 3x
 
PHP:
@all in
perkataan anda tidak salah, tp karena Buddha Maitreya mempunyai ikrar agung mewujudkan bumi yg penuh kekotoran menjadi bumi suci Maitreya, maka sebelum kedatangan Beliau, ajaran Ketuhanan telah di turunkan ke dunia. Dimana ajaran ini seperti menyiapkan jalan bagi Sang Maitreya agar dapat mewujudkan Bumi Suci spt yang di ikrarkan olehNya. Ajaran ini menekankan langsung praktek cint kasih lewat vegetarian, cinta kasih kepada sesama, berpaling kepada Hati Nurani. Dgn dimulai saat ini lah maka Bumi Suci Maitreya baru akan terbentuk saat kedatangan Beliau.
Coba anda pikir, kalau praktek cinta kasih tidak dimulai dari sekarang, sementara anda melihat moral manusia dari hari kehari semakin merosot. Tangisan, peperangan, pembunuhan (anak bunuh orang tua, orang tua memperkosa anak sendiri) semakin nyata di kehidupan kita, saya bertanya kepada anda mungkinkah bumi suci Maitreya akan terbentuk jika kemerosotan moral manusia semakin parah dari hari ke hari, waktu ke waktu?
Saya percaya anda semua adalah orang yg pernah membaca sutra dimana di katakan Bumi Maitreya adalah Bumi yang penuh dgn orang-2 yg cinta kasih. Nah darimana terbentuk Bumi Suci Maitreya yang penuh dgn orang2 yang cinta kasih sedangkan secara nyata kita melihat dunia kita dipenuhi dgn orang2 yang tidak bermoral? Ya tentu di mulai dari sekarang, dimulai dari ajaran Maha Tao Maitreya di turunkan dgn praktek cinta kasih, berpaling kepada Hati Nurani, barulah Bumi Suci tsb akan dapat terwujud.


sdr/i chinese bukan nya saya mau menyalahkan anda mengenai hal ini, akan tetapi yang menjadi pertanyaan saya darimana anda tau ikrar agung maitreya, kalo dari buku yah buku apa ? kalo dari omongan orang yah omongan sapa ?

sedangkan kalo dari konsep theravada semua itu juga tergambarkan dengan jelas kondisi-kondisi dari masanya buddha maitreya.

ok. kalo anda bilang sedang menyusun atau membuat dunia atau mewujudkan bumi suci, nah bagaimana anda mengklaim kalo saat ini bumi ini dipenuhi orang yang tak bermoral ? bukan kah mayoritas penduduk dunia adalah pemeluk agama yang kita sepakati mengajarkan moralitas, kalo masalah oknum yang moralitas nya rendah yah semua itu kan ada perbandingannya.

menurut anda bahwa memang tidak boleh orangnya belomada tapi ajaran udah karna ini untuk menciptakan/mewujudkan bumi suci maitreya. lalu pertanyaan saya darimana kamu tau kalo apa yang anda ucapkan ttg cinta kasih, vegetarian dll itu adalah sifat dari orng yang hidup didunia yang dimaui oleh buddha maitreya kelak, mgkn jawaban anda yah dari ajrannya yang udah turun itu kan, nah dari siapa ajaran ini diturunkan ? dari legenda china seperti chi kung atau dari fu kui yang ketemu dengan bodhidharma ( kata anda) atau kata dari thian cuan se ( sori kalo salah penulisannya ) atau memang ada buku yang kita sepakati bersama dan diakui oleh semua sekte dalam agama buddha ?

saya sih setuju dengan ada nya manifestasi dari maitreya ke berbagai bentuk karna itu merupakan usaha beliau untuk meyempurnakan dasa paramitta nya sebelom menjadi buddha, sedangkan utnuk rupang maiterya yang saat ini banyak beredar di semua lapisan setau saya merupakan karya dari bangsa China karna masyarakat pada jaman tsb sangat suka mengagumi kleteladan seorang figur termasuk mendewakannya, seperti halnya kwan kong, sun go kong, er lang shen dll, nah seingat saya dalam cerita tsb si bhikkhu ini sangat lah dermawan dan kemana-man selalu tersenyum dan membawa sebuntelan dari kain yang lalu di dewa-dewakan oleh masyarakat pda waktu tsb ( ini pun terjadi pada satu wilayah tertentu, karna kalo orang tersebut terkenal seantero dunia atau minimal seantero china maka saya yakin pasti akan ada tulisan karya sastrawan untuk orang tsb tapi apakah pernah disinggung ttg hal ini oleh para sastrawan ?

demikian juga ttg cerita bapak agung yang terkenal sangat berwibawa dan welas asih masa sih cerita ttg beliau ngak pernah ada oleh para sarjana / sastrawan pada masa itu apalgi sampai partai komunis pun mengajak bkerjasama ( saya kira berita itu pasti akan bikin heboh karna kan belom ada pemenang saat itu antara partai komunis dan partai demokrat/republik ) kembali lagi ini ada cerita legenda turun temurun dari Se chuen lalu diteruskan sampai ke generasi eslanjutnya.

demikian lah bentuk pemikiran saya.

sori kalo ada yang salah kat yah.
 
Mau share cerita nih...

Asanga was one of the most famous Indian Buddhist saints, and lived in the fourth century. He went to the mountains to do a solitary retreat, concentrating all his meditation practice on the Buddha Maitreya, in the fervent hope that he would be blessed with a vision of this Buddha and receive teachings from him.

For six years Asanga meditated in extreme hardship, but did not even have one auspicious dream. He was disheartened and thought he would never succeed with his aspiration to meet the Buddha Maitreya, and so he abandoned his retreat and left his hermitage. He had not gone far down the road when he saw a man rubbing an enormous iron bar with a strip of silk. Asanga went up to him and asked him what he was doing. "I haven't got a needle," the man replied, "so I'm going to make one out of this iron bar. "Asanga stared at him, astounded; even if the man were able to manage it in a hun-dred years, he thought, what would be the point? He said to himself: "Look at the trouble people give themselves over things that are totally absurd. You are doing something really valuable, spiritual practice, and you're not nearly so dedi-cated." He turned around and went back to his retreat.

Another three years went by, still without the slightest sign from the Buddha Maitreya. "Now I know for certain," he thought "I'm never going to succeed." So he left again, and soon came to a bend in the road where there was a huge rock, so tall it seemed to touch the sky. At the foot of the rock was a man busily rubbing it with a feather soaked in water. "What are you doing?" Asanga asked. "This rock is so big it's stopping the sun from shining on my house, so I'm trying to get rid of it." Asanga was amazed at the man's indefatigable energy, and ashamed at his own lack of dedication. He returned to his retreat.

Three more years passed, and still he had not even had a single good dream. He decided, once and for all, that it was hopeless, and he left his retreat for good. The day wore on, and in the afternoon he came across a dog lying by the side of the road. It had only its front legs, and the whole of the lower part of its body was rotting and covered with maggots. Despite its pitiful condition, the dog was snapping at passers-by and pathetically trying to bite them by dragging itself along the ground with its two good legs.

Asanga was overwhelmed with a vivid and unbearable feeling of compassion. He cut a piece of flesh off his own body and gave it to the dog to eat. Then he bent down to take off the maggots that were consuming the dog's body. But he suddenly thought he might hurt them if he tried to pull them out with his fingers, and realized that the only way to remove them would be on his tongue. Asanga knelt on the ground, and looking at the horrible festering, writhing mass, closed his eyes. He leant closer and put out his tongue. The next thing he knew, his tongue was touching the ground. He opened his eyes and looked up. The dog was gone; there in its place was the Buddha Maitreya, ringed by a shimmering aura of light.

"At last," said Asanga, "why did you never appear to me before?"

Maitreya spoke softly: "it is not true that I have never appeared to you before. I was with you all the time, but your negative karma and obscurations prevented you from seeing me. Your twelve years of practice dissolved them slightly so that you were at last able to see the dog. Then, thanks to your genuine and heartfelt compassion, all those obscurations were completely swept away and you can see me before you with your very own eyes. If you don't believe that this is what happened, put me on your shoulder and try and see if anyone else can see me." Asanga put Maitreya on his right shoulder and went to the marketplace, where he began to ask everyone: "What have I got on my shoulder?" "Nothing," most people said, and hurried on. Only one old woman, whose karma had been slightly purified, answered: "You've got the rotting corpse of an old dog on your shoulder, that's all. "Asanga at last understood the boundless power of compassion that had purified and transformed his karma, and so made him a vessel fit to receive the vision and instruction of Maitreya. Then the Bud-dha Maitreya, whose name means "loving kindness," took Asanga to a heavenly realm, and there gave him many sublime teachings that are among the most important in the whole of Buddhism.

(As told by Sogyal Rinpoche in The Tibetan Book of Living and Dying. Copyright@1992 by Sogyal Rinpoche)

@All Apa yang Anda-anda ingin simpulkan dari cerita ini?
Kalo saya yang narik sedikit kesimpulkan si A bilang saya bantuin B
Si B bilang saya antek A.
Diem aja dulu....ha..ha..ha.. (Pengecut kan cari selamat.... drpd benjol.. ha..ha..ha....)

Tapi yang pasti mempertanyakan dan meragukan pembinaan, kualitas latihan, pencapaian sesama pembina diri/lay maupun left home, saya ngak berani.

Menyebut nama Bodhisattva, Arahat maupun nama Anda dengan tidak hormat, saya ngak berani.

Pada saat sedemikian banyak Arahat, Bhiku besar di zaman dulu, kalau menulis ulasan dan literatur, di belakang (bagian kesimpulan) nya menulis, mendedikasikan kebajikan dan jasa pahalanya untuk kelak dapat terlahir bersama Maitreya, berkesempatan untuk mengenalinya... saya ngak berani mengotori mulut dan pikiran saya dengan hal yang tidak pantas...

Saya ngak berani...
ngak berani...... . . .

Semoga Maitreya hidup di hatiKu.... di hati semua Makhluk ..... . . . .
 
eh btw teman2 ada yang tau forum terbuka dari WALUBI ga?
pengen tanya nih kenapa MLDD bisa sampai bergabung dengan WALUBI, dulu kan Konghucu juga tergabung n sekarang diakui sendiri, kalo bisa MLDD juga terlepas dari WALUBI.
jadi kelak tidak ada lagi perdebatan dari buddhis dan MLDD seperti ini. saya liat banyak banget debat2 seperti ini, sebenarnya kalo dipikir lagi buat apa?apa gunanya? cuma nambahin karma buruk dan sakit hati dari dua belah pihak aja.

tolong kalo ada yang tau forum WALUBI gitu kasih tau saya ya, nanti saya juga tanya2 di Duta Mas apa alasan MLDD diterima dalam WALUBI dan membentuk MAPANBUMI. thx a lot

Salam Maitreya :)
 
@yeyex
Setau saya mengapa maitreya dimasukkan dalam Walubi adalah karena aliran Maitreya mempunyai kesamaan dalam agama Buddha, kalau aliran Maitreya tidak bernaung dalam Walubi maka aliran Maitreya niscaya akan dianggap aliran sesat karena tidak diakui oleh negara.
Itu merupakan murni pendapat saya, kalau ada kesalahan saya mohon maaf.
 
Buat om cool guys sebaiknya saya tidak usah menjawab. Nanti malah timbul perdebatan lagi. Sy menulis itu karena ini emangnya forum untuk membahas maitreya. Coba saya bertanya balik dapatkah anda tunjukkan mana konsep yang sesuai yang bisa diterima oleh semua kalangan? Bukankah kalau tidak ada perbedaan konsep saya yakin thread ini ga bakal ada. Ga usah dijawab cukup untuk diri om cool guys aja.
 
@ Coolguyz. MLDD secara konsep tertentu adalah sangat Budhis.

Namun, sdr Yeyex juga tidak salah saat menyatakan bahwa ajaran moralitas, tentang bakti dan menjunjung kebajikan yang diagungkan Konfusius sangat dipentingkan oleh MLDD.
Hal ini tidak berbeda dengan Dharma Master Chin Kung (dgn segala hormat kepada Beliau) yang terus menganjurkan semua orang membaca Liao Fan Se Sin (keempat ajaran dari Liao Fan) dan Ti Ce Kuei (Aturan bagi seorang anak dan siswa) dan tidak ada yang mempertanyakan KeBudhisan Yang Arya Chin Kung

Sdr Yeyex sekali lagi benar bahwa MLDD sangat dipengaruhi oleh Taoisme, karena lebih mengadopsi terminology Tao dan bukannya Fa (Makanya disebut Mi Le Ta Tao dan bukannya Mi Le Ta Fa). Namun rasanya setiap orang di belahan dunia yang lain kok tidak pernah canggung untuk saling menukar-menterjemahkannya sebagai sama, Tao=Path= Dharma= Fa= Jalan.
MLDD dan tentunya juga I Kuan Tao lebih menjelaskan alam semesta dengan metafisis Tao daripada metafisis Budhis, lebih menjelaskan dengan sebutan 129600 tahun daripada term kalpa. Namun toh tidak perlu kita saling membandingkannya.
Kita tidak perlu mempertanyakan apakah 129600 tahun betul-betul = satu kalpa.
Sama juga kita tidak mepertanyakan apakah 6 hari penciptaan dalam kitab Kejadian (Genesis) adalah harinya manusia atau harinya tuhan, dan apakah 1 hari tersebut sama dengan 10800 seperti metafisis-nya MLDD, lalu bagaimana membandingkannya dengan umur kehidupan di setiap loka, di 33 alam metafisis Budhisme?
Metafisis adalah pemetaan, adalah penjelasan oleh yang mengerti kepada yang tidak mengerti. Adalah tiada berbeda dengan delapan orang akan memberi delapan penjelasan yang berbeda tentang bagaimana cara untuk menuju ke Semanggi di Jakarta.
Sama juga ada penanggalan arab, penanggalan masehi, penanggalan jawa, penanggalan cina, tidak ada yang lebih benar atau lebih tepat, masing-masing dpergunakan pada konteks yang berbeda dan menjelaskan fenomena alam yang berbeda.
Dan bisa disimpulkan jika IKT&MLDD lebih condong kepada metafisis Tao adalah semata-mata itulah metafisis yang mudah dimengerti oleh orang banyak di tempat awal IKT&MLDD disebarkan dengan meluas, sama sekali bukan karena metafisis Tao adalah satu-satunya yang valid dan benar.

Lalu apa konsep dalam MLDD dan juga IKT yang bisa diterima Budhisme secara umum. (Saya kira tidak secara umum, saya rasa sulit bagi yang tidak memahami Mahayana dan tantrayana secara utuh untuk bisa memahami MLDD atau IKT, karena IKT disebar meluas dimulai di China, dan Budhisme China adalah Mahayana):
1. Berlindung kepada Tri ratna. (….Mungkin banyak yang langsung akan bereaksi negative….).
a. Ratna yang pertama dalam IKT, akan mudah dipahami secara Budhisme jika kita bermula dari Tathaagatagarbha. Buddha-nature (Fo hsing), Self-nature (tzu-hsing), Dharma-nature (fa-hsing), Original Nature (pen-hsing) , Storehouse of Tathaagata (Ju-lai tsang), Storehouse of Dharma (fa-tsang), True Suchness (chen-ju), and Pure Mind (ch'ing-ching hsin). Inilah terrminologi Buddhis Inggris dan mandarin yang oleh IKT dan MLDD karena segala kekurangan perbendaharaan kata-kata dan mungkin ketidak mampuan untuk menggunakan istilah Budhis umum, namun memilih untuk menggunakan term yang lebih mudah, maka diterjemahkan sebagai roh suci yang kekal. Sama sekali saya tidak mungkin IKT atau MLDD ingin mempelesetkannya (seperti yang dikhawatirkan Sinthung). Theravada yang berpatokan An-atta pasti langsung protes. Yang mempelajari Madyamika dan menekankan “emptiness”, mungkin sejenak pun akan tertegun. Namun jika bisa masuk lebih mendalam akan bisa melihat kedua hal ini, an-atta & emptiness VS tathagatagarbha sebagai dua sisi dari koin yang sama. Pemahaman yang satu bisa dicapai dengan memahami yang sebaliknya. Ketidak mampuan memahami salah satu di antaranya menunjukkan ketidak sempurnaan dalam memahami sisi yang sebaliknya.
b. Ratna yang kedua adalah Mantram, sebagai bentuk kompak dari semua Dharma. Dan karena setiap Dharma adalah sempurna, adalah penyembuh bagi berbagai penyakit karma yang berbeda, Maka pemahaman, pelafalan dan pelaksanaan dari Mantra ini menjadi jalan dharma bagi setiap Pembina IKT dan MLDD, menggunakannnya sebagai Jalan, sebagai jawaban terhadap kehidupan dan kondisi saat ini. Sama seperti Ta Pei Cou bagi nenek saya di rumah. Sama Seperti Oom Ma Ni Pad Me Hum bagi yang melatihnya. Dan seperti (mungkin) logo-avatar yang dipilih Bung Ozma, itulah induk asal dari semua mantra.
c. Ratna yang ketiga bagi IKT dan MLDD adalah maha mudra, seal yang dipergunakan pada setiap ritual ibadah IKT&MLDD. Seal ini adalah symbol pembetulan dari yang tidak baik menjadi baik adalah symbol dari ketulusan, penyerahan secara menyeluruh, adalah kesucian, adalah atribut dari Sangha. (Apakah betul Maha mudra IKT adalah kesucian, adalah symbol sangha? Ini akan lebih mudah untuk dijawab jika sedikit banyak memahami latihan maha mudra oleh kagyudpa)

Jika Patriat ke enam Hui Neng, menjelaskan Buddha Dharma dan Sangha sebagai, Pencerahan, Kesadaran/Pemahaman yang sempurna dan Kemurnian. Inilah penjelasan yang terdekat untuk memahami (secara Budhisme) tentang ketiga Ratna bagi IKT dan MLDD. (Dalam terminology saya pribadi: Tathaagarbha, Mantra dan Maha mudra)

Bagi saya IKT&MLDD adalah Budhis jika yang dilihat adalah idealismenya, jika yang ditanyakan adalah pemahamnya akan hukum karma, jika yang dilihat adalah sikap hormat kepada semua Bodhisattva dan Mahasattva.
Jika memang karena ada cara penjelasan yang berbeda, atau tidak boleh mengangungkan kebajikan dan melaksanakan bakti, atau dilarang menjelaskan fenomena dengan metafisis yang berbeda, dan karena alasan ini tidak boleh dianggap Buddhis, itu dikembalikan kepada kearifan masing-masing…

Che Pei.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.