magnum
IndoForum Activist C
- No. Urut
- 1320
- Sejak
- 27 Mei 2006
- Pesan
- 14.143
- Nilai reaksi
- 417
- Poin
- 83
Madu Lebih Efektif Menyembuhkan Luka
Hasil riset Universitas Bonn Jerman telah membuktikan sebuah terapi penyembuhan tradisional yang telah turun temurun selama ratusan tahun, yakni menyembuhkan luka dengan madu, lebih efektif dibanding sejumlah besar antibiotik. Melalui uji klinis, sebuah tim riset Universitas Bonn membuktikan bahwa meskipun luka yang terinfeksi oleh kuman penyakit yang bandel, tapi madu pada umumnya dapat menyembuhkan luka dalam beberapa pekan.
Penggunaan madu sebagai bahan obat atau dicampurkan dengan ramuan lain telah lama digunakan sejak sejarah purba. Madu sebagai hasil dari lebah yang masih murni digunakan pada masyarakat dahulu terutama oleh kaum raja dikonsumsi setiap hari bukan hanya sebagai obat tapi juga sebagai bahan pencegah penyakit (supplemen), meningkatkan kondisi stamina, juga bahan kosmetik konon Cleopatra adalah salah satu yang menjaga kecantikannya dengan madu dan menjadi legenda yang kemudian ditiru oleh wanita-wanita pada masa kini.
Menyembuhkan luka dengan madu cara demikian, dapat dilacak kembali di masa Mesir kuno pada ribuan tahun silam, semasa perang dunia pertama dan ke-2, madu dibuat obat salep untuk di oleskan pada luka dalam peperangan.
Namun seiring dengan kemajuan ilmu kedokteran, kemudian ditemukannya penisilin sebagai bahan antibiotik, terapi pengobatan tradisional ini, berangsur-angsur disisihkan. Karena juga berdasarkan pertimbangan harga yang cukup mahal dari madu murni, dan juga munculnya madu palsu sehingga menjadikan khasiat madu sangat menurun. Namun masalah ketahanan obat yang diinisiasikan dalam penyalahgunaan antibiotik, menyebabkan kecerdasan kuno ini kembali diingat orang, dan menarik perhatian dunia medis, sehingga menjadi bahan penelitian. Dan pembudidayaan lebah madu untuk dapat mengambil madu murni dalam jumlah cukup besar. back to nature.
Hasil riset Universitas Bonn Jerman telah membuktikan sebuah terapi penyembuhan tradisional yang telah turun temurun selama ratusan tahun, yakni menyembuhkan luka dengan madu, lebih efektif dibanding sejumlah besar antibiotik. Melalui uji klinis, sebuah tim riset Universitas Bonn membuktikan bahwa meskipun luka yang terinfeksi oleh kuman penyakit yang bandel, tapi madu pada umumnya dapat menyembuhkan luka dalam beberapa pekan.
Penggunaan madu sebagai bahan obat atau dicampurkan dengan ramuan lain telah lama digunakan sejak sejarah purba. Madu sebagai hasil dari lebah yang masih murni digunakan pada masyarakat dahulu terutama oleh kaum raja dikonsumsi setiap hari bukan hanya sebagai obat tapi juga sebagai bahan pencegah penyakit (supplemen), meningkatkan kondisi stamina, juga bahan kosmetik konon Cleopatra adalah salah satu yang menjaga kecantikannya dengan madu dan menjadi legenda yang kemudian ditiru oleh wanita-wanita pada masa kini.
Menyembuhkan luka dengan madu cara demikian, dapat dilacak kembali di masa Mesir kuno pada ribuan tahun silam, semasa perang dunia pertama dan ke-2, madu dibuat obat salep untuk di oleskan pada luka dalam peperangan.
Namun seiring dengan kemajuan ilmu kedokteran, kemudian ditemukannya penisilin sebagai bahan antibiotik, terapi pengobatan tradisional ini, berangsur-angsur disisihkan. Karena juga berdasarkan pertimbangan harga yang cukup mahal dari madu murni, dan juga munculnya madu palsu sehingga menjadikan khasiat madu sangat menurun. Namun masalah ketahanan obat yang diinisiasikan dalam penyalahgunaan antibiotik, menyebabkan kecerdasan kuno ini kembali diingat orang, dan menarik perhatian dunia medis, sehingga menjadi bahan penelitian. Dan pembudidayaan lebah madu untuk dapat mengambil madu murni dalam jumlah cukup besar. back to nature.