Guru asal Swiss itu akhirnya memenuhi impian kanak-kanaknya saat keluar rumah pada 3 Juli 2007. Hari pertama baginya keliling dunia.
LOUISPalmer menjadi guru pertama di dunia yang telah melintasi padang pasir,kota-kota di sebanyak 17 negara untuk mencapai Bali, tempat Konvensi PBB untuk Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) berlangsung. Yang membuat luar biasa,Palmer melintasi berbagai negara atau sejauh 14.400 kilometer itu dengan mobil taksi buatannya sendiri yang menggunakan tenaga solar (sinar matahari). Palmer pun menjadi pusat perhatian setiap hari selama 3–14 Desember konferensi di Bali tersebut.
”Saat saya berusia 14 tahun pada 1986, saya bermimpi mengendarai mobil keliling dunia,tetapi bagaimana saya dapat keliling dunia dan menikmati keindahan bumi ini dalam sebuah mobil yang menghasilkan polusi di mana pun saya pergi?” cerita Palmer. Palmer pun mencari-cari mobil apa yang tepat untuk memenuhi impiannya, keliling dunia tanpa mencemari lingkungan. ”Lalu saya berpikir bahwa mobil paling sempurna untuk itu ialah sebuah mobil tenaga solar,” katanya. Alhasil, hampir semua delegasi dan wartawan dari 190 negara yang mengikuti konferensi di Bali tertarik memegang atau sekadar mengambil foto mobil tanpa bahan bakar minyak tersebut.
Palmer sengaja memarkir taksi tenaga suryanya di depan gerbang masuk The Westin Hotel, Bali International Convention Centre (BICC), sehingga semua orang yang masuk akan melihat ke arah kendaraan ramah lingkungan itu. ”Saya ingin orangorang mengetahui bahwa pemanasan global juga memiliki solusi,” ungkap Palmer. Palmer sendiri mengaku tak mudah mewujudkan mimpi membuat mobil bertenaga solar yang efisien dibawa keliling melintasi berbagai negara. ”Butuh waktu tiga tahun untuk membuat mobil dengan bantuan pakar dari empat universitas dan 15 perusahaan di Swiss,”ungkapnya. Mobil itu terdiri atas dua bagian.
Bagian pertama berupa pengemudi dan satu penumpang yang memiliki tiga roda. Sedangkan bagian kedua merupakan panel solar berbentuk persegi panjang sebesar enam meter persegi yang dipasang horizontal dilengkapi dua roda. Di bagian kedua inilah energi matahari diserap dan diubah menjadi tenaga listrik yang disimpan di baterai penyimpan energi. Setiap hari, dengan penyinaran matahari yang cukup, mobil itu mampu menempuh jarak sekitar 100 kilometer. Kecepatan mobil seberat 700 kilogram itu sekitar 90 kilometer per jam. Baterai tambahan dilekatkan pula dalam mobil yang dirakit di Swiss tersebut.
Baterai cadangan itu diisi untuk memenuhi kebutuhan energi saat Palmer melakukan perjalanan di malam hari atau di hari yang mendung. Palmer dapat memasangnya ke energi utama dan menggunakan energi cadangan tersebut. ”Ini merupakan mobil pertama yang mengelilingi dunia tanpa sekalipun berhenti di tempat pengisian bahan bakar minyak,” kata Palmer dengan bangga. Ternyata, petualangannya menuju Bali bukan yang pertama kali dilakukan. Palmer pernah melintasi Afrika dengan sepeda dan melintasi Amerika Utara dengan pesawat kecil.
Perjalanannya ke Bali kian melengkapi daftar petualangan yang pernah dia lakukan. Untuk menuju Bali,Palmer mengendarai taksi solar itu melintasi Eropa dan Timur Tengah, lalu menyeberangi laut ke India dan ke Indonesia. Di setiap negara yang dia lintasi, Palmer selalu dibantu sejumlah orang yang menjadi pemandu memudahkan perjalanannya.” Kondisi lalu lintas di India seperti mimpi buruk,sedangkan saat di Arab Saudi dan melintasi padang pasir, saya dikawal seorang polisi,”ujar Palmer yang sejauh ini telah melintasi 14.400 kilometer dengan mobil itu.
Palmer saat ini akan kembali ke Swiss setelah setahun ke depan berencana melintasi Asia,Australia, Amerika Utara, dan Afrika. Dalam perjalanan tersebut Palmer bermaksud mencari peluang memasarkan mobil bertenaga suryanya. Menurut Palmer, hingga saat ini sudah banyak calon konsumen yang sangat berminat memiliki taksi uniknya.” Mobil ini berjalan seperti sebuah arloji buatan Swiss,”kata Palmer. Biaya pembuatan taksi solar saat ini masih relatif mahal, sekitar dua kali harga mobil Ferrari. Apalagi mobil ini masih merupakan satu-satunya yang diproduksi. Jika permintaan terhadap taksi bertenaga surya semakin banyak, diperkirakan harganya akan lebih murah. ”Untuk produksi massal, biayanya sekitar USD8.900 per unit,” kata Palmer.
Sejumlah tokoh penting pernah mengendarai taksi solar tersebut, termasuk Dr Rajendra K Pachauri, Kepala Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) yang mendapat Nobel Perdamaian 2007 bersama Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore. Palmer pertama kali bertemu Pachauri di New Delhi saat melintasi India pada November 2007.Palmer mengaku itulah kali pertama Pachauri mengendarai mobilnya. Menteri Lingkungan Australia Peter Garrett juga telah menikmati perjalanan singkat dengan mobil taksi kesayangan Palmer.”Dia (Garrett) berkeliling dua kali di Hotel Westin,Nusa Dua,dan sangat terkesan,” kata Palmer. Garrett merupakan menteri yang dulunya mantan penyanyi grup band Midnight Oil. Dalam setiap perjalanannya, Palmer tak pernah bosan mengusapkan pesan,”Saat semua orang membicarakan pemanasan global, inilah saatnya bertindak.”
http://www.seputar-indonesia.com/ed...s-palmer-lintasi-14.400-kilometer-tanp-3.html
~
