• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Kumpulan Cerita/Kisah

Harv

IndoForum Beginner B
No. Urut
10097
Sejak
3 Jan 2007
Pesan
917
Nilai reaksi
55
Poin
28
Post cerita-cerita kamu disini ya..


Di salah satu gereja di Eropa Utara, ada sebuah patung Yesus Kristus
yang disalib, ukurannya tidak jauh berbeda dengan manusia pada umumnya.
karena segala permohonan pasti bisa dikabulkan-Nya, maka orang
berbondong-bondong datang secara khusus kesana untuk berdoa, berlutut
dan menyembah, hampir dapat dikatakan halaman gereja penuh sesak
seperti pasar.

Di dalam gereja itu ada seorang penjaga pintu, melihat Yesus yang setiap hari berada di atas kayu salib, harus menghadapi begitu banyak
permintaan orang, ia pun merasa iba dan di dalam hati ia berharap bisa
ikut memikul beban penderitaan Yesus Kristus. Pada suatu hari, sang penjaga pintu pun berdoa menyatakan harapannya itu kepada Yesus.

Di luar dugaan, ia mendengar sebuah suara yang mengatakan, "Baiklah!
Aku akan turun menggantikan kamu sebagai penjaga pintu, dan kamu yang
naik di atas salib itu, namun apapun yang kau dengar, janganlah
mengucapkan sepatah kata pun."

Si penjaga pintu merasa permintaan itu sangat mudah.

Lalu, Yesus turun, dan penjaga itu naik ke atas, menjulurkan sepasang
lengannya seperti Yesus yang dipaku diatas kayu salib. Karena itu
orang-orang yang datang bersujud, tidak menaruh curiga sedikit pun. Si
penjaga pintu itu berperan sesuai perjanjian sebelumnya, yaitu diam
saja tidak boleh berbicara sambil mendengarkan isi hati orang-orang
yang datang.

Orang yang datang tiada habisnya, permintaan mereka pun ada yang rasional dan ada juga yang tidak rasional, banyak sekali permintaan
yang aneh-aneh. Namun, demikian, si penjaga pintu itu tetap bertahan
untuk tidak bicara, karena harus menepati janji sebelumnya.

Pada suatu hari datanglah seorang saudagar kaya, setelah saudagar itu
selesai berdoa, ternyata kantung uangnya tertinggal. Ia melihatnya dan
ingin sekali memanggil saudagar itu kembali, namun terpaksa menahan
diri untuk tidak berbicara.

Selanjutnya datanglah seorang miskin yang sudah 3 hari tidak makan, ia
berdoa kepada Yesus agar dapat menolongnya melewati kesulitan hidup
ini. Ketika hendak pulang ia menemukan kantung uang yang ditinggalkan
oleh saudagar tadi, dan begitu dibuka, ternyata isinya uang dalam
jumlah besar. Orang miskin itu pun kegirangan bukan main,
"Yesus benar-benar baik, semua permintaanku dikabulkan!" dengan amat
bersyukur ia lalu pergi.

Di atas kayu salib, "Yesus" ingin sekali memberitahunya, bahwa itu
bukan miliknya. Namun karena sudah ada perjanjian, maka ia tetap
menahan diri untuk tidak berbicara. Berikutnya, datanglah seorang
pemuda yang akan berlayar ke tempat yang jauh. Ia datang memohon agar
Yesus memberkati keselamatannya. Saat hendak meninggalkan gereja,
saudagar kaya itu
menerjang masuk dan langsung mencengkram kerah baju si pemuda, dan
memaksa si pemuda itu mengembalikan uangnya. Si pemuda itu tidak
mengerti keadaan yang sebenarnya, lalu keduanya saling bertengkar.

Di saat demikian, tiba-tiba dari atas kayu salib "Yesus" akhirnya
angkat bicara. Setelah semua masalahnya jelas, saudagar kaya itu pun
kemudian pergi mencari orang miskin itu, dan si pemuda yang akan
berlayar pun bereggas pergi, karena khawatir akan ketinggalan kapal.
Yesus yang asli kemudian muncul, menunjuk ke arah kayu salib itu
sambil berkata, "TURUNLAH KAMU! Kamu tidak layak berada disana."
Penjaga itu berkata, "Aku telah mengatakan yang sebenarnya, dan
menjernihkan persoalan serta memberikan keadilan, apakah salahku?"

"Kamu itu tahu apa?", kata Yesus. "Saudagar kaya itu sama sekali tidak
kekurangan uang, uang di dalam kantung bermaksud untuk
dihambur-hamburkannya. Namun bagi orang miskin, uang itu dapat
memecahkan masalah dalam kehidupannya sekeluarga.

Yang paling kasihan adalah pemuda itu. Jika saudagar itu terus
bertengkar dengan si pemuda sampai ia ketinggalan ka pal, maka si
pemuda itu mungkin tidak akan kehilangan nyawanya. Tapi sekarang kapal
yang ditumpanginya sedang tenggelam di tengah laut."
Ini kedengarannya seperti sebuah anekdot yang menggelikan, namun
itu terkandung sebuah rahasia kehidupan...

Kita seringkali menganggap apa yang kita lakukan adalah yang paling
baik, namun kenyataannya kadang justru bertentangan.

Itu terjadi karena kita tidak mengetahui hubungan sebab-akibat dalam
kehidupan ini.

Kita harus percaya bahwa semua yang kita alami saat ini, baik itu
keberuntungan maupun kemalangan, semuanya merupakan hasil pengaturan
yang terbaik dari Tuhan buat kita.

Dengan begitu kita baru bisa bersyukur dalam keberuntungan dan
kemalangan dan tetap bersuka cita.

*Sebab kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan buat kita. (Roma 8:28)*
 
Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya


Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk di sampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi menandakan ujian sudah selesai, Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : "Minumlah nak, aku tidak haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku, aku tidak kesakitan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu ! " Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.
Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.
 
Belum lama ini seorang teman mengirimkan cerita tentang kebohongan seorang ibu seperti diatas...

setelah membaca cerita tersebut seorang ibu mengatakan dia tidak akan pernah berbohong kepada anak nya.. jikalau dia mempunyai sekotak susu, dia tidak akan memberikan bagian yang banyak kepada anak nya... dia akan membagi susu itu sehingga seorang mendapat jumlah yang sama... walaupun dia tidak meminum semua susu itu dan akhir nya akan diberikan juga kepada anak nya.. tetapi dengan jujur, dia mengajar anak nya untuk berbagi dan tidak menang sendiri... dengan cara tersebut juga dia mengajar anak nya untuk jujur dalam setiap keadaan..

saya rasa inilah suatu tindakan yang lebih baik daripada berbohong dan melarikan diri dari kenyataan.... sehingga setiap anak juga belajar untuk menjadi peka dan toleran dengan lingkungan nya...

salam damai
 
57 Cents

Seorang anak gadis kecil sedang berdiri terisak didekat pintu masuk sebuah gereja yang tidak terlalu besar,ia baru saja tidak diperkenankan masuk ke gereja tersebut karena "sudah terlalu penuh". Seorang pastur lewat didekatnya dan menanyakan kenapa si gadis kecil itu
menangis ? "Saya tidak dapat ke Sekolah Minggu" kata si gadis kecil.

Melihat penampilan gadis kecil itu yang acak acakan dan tidak terurus, sang pastur segera mengerti dan bisa menduga sebabnya si gadis kecil tadi tidak
disambut masuk ke Sekolah Minggu. Segera dituntunnya si gadis kecil itu masuk ke ruangan Sekolah Minggu di dalam gereja dan ia mencarikan tempat duduk yang masih kosong untuk si gadis kecil.

Sang gadis kecil ini begitu mendalam tergugah perasaannya,sehingga pada waktu sebelum tidur di malam itu, ia sempat memikirkan anak anak lain yang senasib dengan dirinya yang seolah olah tidak mempunyai tempat untuk memuliakan Jesus.

Ketika ia menceritakan hal ini kepada orang tuanya, yang kebetulan merupakan orang tak berpunya, sang ibu menghiburnya bahwa si gadis masih
beruntung mendapatkan pertolongan dari seorang pastur. Sejak saat itu,si gadis kecil "berkawan" dengan sang pastur.

Dua tahun kemudian, si gadis kecil meninggal di tempat tinggalnya didaerah
kumuh,dan sang orang tuanya meminta bantuan dari si pastur yang baik hati
untuk prosesi pemakaman yang sangat sangat sederhana.

Saat pemakaman selesai dan ruang tidur si gadis dirapihkan, sebuah dompet
usang, kumal dan sobek sobek ditemukan, tampak sekali bahwa dompet itu adalah dompet yang mungkin ditemukan oleh si gadis kecil dari tempat sampah. Didalamnya ditemukan uang receh sejumlah 57 cents dan secarik kertas bertuliskan tangan, yang jelas kelihatan ditulis oleh seorang anak kecil yang isinya :

"Uang ini untuk membantu pembangunan gereja kecil agar gereja tersebut bisa
diperluas sehingga lebih banyak anak anak bisa menghadiri ke Sekolah Minggu"

Rupanya selama 2 tahun, sejak ia tidak dapat masuk ke gereja itu, si gadis
kecil ini mengumpulkan dan menabungkan uang nya sampai terkumpul sejumlah
57 cents untuk maksud yang sangat mulia. Ketika sang pastur membaca catatan kecil ini, matanya sembab dan ia sadar apa yang harus diperbuatnya. Dengan berbekal dompet tua dan catatan kecil ini, sang
pastur segera memotivasi para pengurus dan jemaat gerejanya untuk meneruskan maksud mulia si gadis kecil ini untuk memperbesar bangunan gereja.

Namun Ceritanya tidak berakhir sampai disini. Suatu perusahaan koran yang
besar mengetahui berita ini dan mempublikasikannya terus menerus. Sampai
akhirnya seorang Pengembang membaca berita ini dan ia segera menawarkan
suatu lokasi yang berada didekat gereja kecil itu dengan harga 57 cents,setelah para pengurus gereja menyatakan bahwa mereka tak mungkin sanggup membayar lokasi sebesar dan sebaik itu. Para
anggota jemaat pun dengan sukarela memberikan donasi dan melakukan
pemberitaan, akhirnya bola salju yang dimulai oleh sang gadis kecil ini
bergulir dan dalam 5 tahun, berhasil mengumpulkan dana sebesar 250.000
dollar, suatu jumlah yang fantastik pada saat itu(pada pergantian abad, jumlah ini dapat membeli emas seberat 1 ton ).

Inilah hasil nyata cinta kasih dari seorang gadis kecil yang miskin, kurang
terawat dan kurang makan,namun perduli pada sesama yang menderita. Tanpa
pamrih, tanpa pretensi.
 
Rumah Seribu Cermin

Rumah Seribu Cermin

Di sebuah desa kecil, ada sebuah rumah yang dikenal dengan nama "Rumah Seribu
Cermin." Suatu hari seekor anjing kecil sedang berjalan-jalan di desa itu dan
melintasi "Rumah Seribu Cermin". Ia tertarik pada rumah itu dan memutuskan untuk
masuk melihat-lihat apa yang ada di dalamnya.
Sambil melompat-lompat ceria ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu
depan. Telinga terangkat tinggi-tinggi, ekornya bergerak-gerak secepat mungkin.
Betapa terkejutnya ia ketika masuk ke dalam rumah, ia melihat ada seribu
wajah ceria anjing-anjing kecil dengan ekor yang bergerak-gerak cepat. Ia tersenyum
lebar, dan seribu wajah anjing kecil itu juga membalas dengan senyum lebar,
hangat dan bersahabat.
Ketika ia meninggalkan rumah itu, ia berkata pada dirinya sendiri, "Tempat
ini sangat menyenangkan. Suatu saat saya akan kembali mengunjunginya sesering
mungkin."

Sesaat setelah anjing itu pergi, datanglah anjing kecil yang lain. Namun,
anjing yang satu ini tidak seceria anjing yang sebelumnya. Ia juga memasuki rumah
itu.
Dengan perlahan ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu. Ketika
berada di dalam, ia terkejut melihat ada seribu wajah anjing kecil yang muram dan
tidak bersahabat. Segera saja ia menyalak keras-keras, dan dibalas juga dengan
seribu gonggongan yang menyeramkan.
Ia merasa ketakutan dan keluar dari rumah sambil berkata pada dirinya
sendiri, "Tempat ini sungguh menakutkan, saya takkan pernah mau kembali ke sini lagi."

Seringkali gambaran atau kesan tentang wajah yang ada di dunia ini, yang kita
lihat ... adalah cermin gambaran dan kesan dari wajah kita sendiri.

Kalau kita mengesankan keramahan, maka dunia akan tampak ramah...
Kalau dunia terasa suram, mungkin itu karena kesan yang kita berikan...
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.