yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
Juli Widiastuti Santoso, Wakil Sekjen Pinkan, mengatakan sejak dua tahun lalu organisasinya bergerak untuk menyosialisasikan dan memasyarakatkan alat musik pukul asal Minahasa, Sulawesi Utara, itu. Ke depannya, Pinkan akan membawa kolintang ke badan internasional United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
“Tujuan kami ingin membawa kolintang ini ke UNESCO agar bisa ditetapkan sebagi warisan budaya Indonesia,” ucap Juli.
Juli mengakui zaman telah berubah dan minat masyarakat terhadap alat musik kolintang menurun. Namun Pinkan bertekad terus memacu kegiatan agar kolintang dapat kembali diminati masyarakat. Untuk itu pengakuan dari UNESCO adalah kuncinya.
“Meski asalnya dari Minahasa, tetapi kalau sudah diklaim jadi alat musik Indonesia, maka seluruh Indonesia kenal dan cinta pada kolintang. Tugas kita sekarang mengantarkan kolintang ke UNESCO. Bahkan setelah nanti ditetapkan jadi warisan budaya Indonesia pun, kita harus tetap melestarikan dan mencintai kolintang. Karena jika tidak, UNESCO bisa mencabut pengakuannya,” kata Juli.
Upaya yang dilakukan Pinkan untuk mendorong kolintang menjadi warisan budaya RI adalah dengan menggelar berbagai perlombaan, lokakarya, seminar dan acara-acara pertunjukkan seni. Pinkan misalnya baru saja menyelesaikan lokakarya kolintang di Cisarua. Acara tersebut dihadiri tokoh-tokoh sesepuh alat musik kolintang, baik praktisi, akademisi, juga produsen pembuat kolintang.
“Semua kami kumpulkan, lalu bikin kesepakatan bahwa penting sekali untuk membawa kolintang ke UNESCO. Sampai Ibu Negara Ani Yudhoyono juga memberi perhatian khusus dengan memberikan piala bergilir untuk lomba kolintang nasional,” ujar Juli.
Untuk dapat melangkah ke UNESCO, Pinkan butuh dukungan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Kalau lolos dari Kemendikbud, baru menuju ke UNESCO,” kata Juli.