• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Ketika Petunjuk Allah telah tiba

aden

IndoForum Beginner B
No. Urut
9883
Sejak
28 Des 2006
Pesan
933
Nilai reaksi
33
Poin
28
Gw salut ama seseorang yang dengan beraninya masuk agama Islam padahal dulunya dia seorang Pendeta.
----------------------------

Saya dilahirkan 14-Juli 1943 di kota Malang Jawa Timur, hari Minggu pukul 09.00 WIB saat lagu kidung suci dikumandangkan di Gereja. Ayah saya seorang militer AD yang ditokohkan dan disegani oleh warga Kristiani (Protestan). Hidup dalam kedisiplinan yang tinggi adalah ciri keluarga kami. Sebagai seorang anggota militer, ayah saya telah menerapkan kedisiplinan yang tinggi dalam kehidupan kami dan sebagai seorang Kristiani yang ditokohkan, maka ayah saya termasuk yang sangat tidak bersahabat dengan umat Islam. Saya masih ingat betapa hebatnya orang tua menanamkan kebencian-kebencian dalam hati saya terhadap Islam. Menurut penuturan ibu, hal itu bermula dari tingkah laku oknum-oknum orang Islam yang banyak membikin sakit hati ayah. Itulah sebabnya saya dilarang bergaul dengan mereka dan selalu diawasi dengan ketat.

Pada usia tiga bulan saya di babtis di gereja GPI Malang dengan nama Jonathan Arnold. Tiga tahun kemudian saya mulai sekolah di sekolah Minggu (Zondaag School) di gereja, sampai kemudian melanjutkan ke SMP dan SLTA Kristen.

1. Menjadi Pengkabar Injil

Kelebihan-kelebihan saya dalam sastra, kelancaran lidah saya dalam menyampaikan nas-nas suci BIBLE, ditunjang dengan keberanian dan penamplan saya yang meyakinkan, maka beberapa sesepuh Gereja menyatakan bahwa saya cocok sekali untuk menjadi pengkabar Injil. Inilah alasan ayah saya mengirim saya ke sekolah Theologia di kota Batu-Malang. Nilai akhir yang gemilang dan suksesnya theater yang saya tangani, para pendeta dan tokoh gereja mendesak orang tua saya agar mau mengirimkan saya ke Universitas Leiden-Belanda.

Perjalanan ke negeri Kincir Angin saya lewati dengan mulus, saya memilih jurusan Pekabaran Injil dan filosofia, prinsip mata kuliahnya tidak jauh berbeda dengan yang saya terima di STI Batu-Malang.

Setelah lulus dari Belanda, saya diangkat menjadi pendeta di kabupaten Lumajang pada akhir tahun 1967, saya langsung membentuk misi pekabaran yang sering dikenal dengan istilah kristenisasi, apa yang saya lakukan ini bukanlah hal yang baru. Hal ini telah dilakukan sejak zaman Belanda.

2. Perjalanan hidupku sebagai penginjil

imageSaya susun personil-personil yang cukup terlatih, terampil dan mau bekerja untuk Tuhan, ramah tamah, murah senyum dan tak kalah pentingnya bekal yang harus dimiliki anggota misi adalah sabar dan tahan pukul. Karena tugas meraka memang sangat berat. Mereka harus berani menyampaikan berita dari Allah dengan ‘door to door system’, Semua harus dilaksanakan dengan iklash, bersih hati dan senang. Karena Tuhan Yesus ( padahal Yudas-lah yang memanggul salib) telah rela memanggul salib sengsaranya yang cukup jauh. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk berberat hati.

3. Mencari kelemahan orang Islam

Sebelum operasi benar-benar mulai, saya tebarkan anggota misi untuk meneliti dari dekat kehidupan orang-orang muslim. Ternyata ada 3 kelemahan :

Pertama, Banyak orang Islam yang ikut-ikutan, Islamnya hanya Islam KTP dan tidak paham tentang Islam.
Kedua, seringkali terjadi perpecahan antar umat Islam.
Ketiga, banyak umat Islam yang serakah, tamak, bakhil tidak mau menolong fakir miskin dan yatim piatu. Dengan tiga faktor ini saya mulai misi, darah militer orang tua rupanya mengalir dalam tubuh saya, seperti seorang jendral mengatur pasukan tempur, saya sebar anggota saya ke daerah-daerah terpencil, berpendidikan rendah dan berekonomi rendah.

4. Strategi memurtadkan orang Islam

imageSaya menyebut misi ini dengan sebutan ‘Operasi Simpati’, yaitu agar memperoleh simpati orang-orang Islam dengan jalan menolong fakir miskin. Dana yang kami peroleh cukup besar, karena di samping bersumber dari jemaat sendiri juga dari luar negeri seperti : Belanda, Amerika dan Australia. Saya juga berpesan kepada anggota misi agar segala sesuatunya tidak berkesan menarik orang masuk Kristen. Yang kesulitan biaya untuk sekolah di beri bea siswa, yang sakit diberi obat-obatan, yang susah dihibur, yang lapar diberi makan, yang lemah ekonomi diberi modal, bahkan yang keluarganya matipun ditolong dalam biaya dan pelaksanaan pemakaman, maka operasi simpati ini tampak dari luar sebagai operasi kemanusiaan, sehingga orang Islam banyak yang tertarik masuk Kristen tanpa dipaksa.

Hasilnya sangat mengagumkan, dalam waktu singkat dapat memurtadkan hampir 1000 orang. Namun saya belum puas dengan hasil ini, saya meragukan kemurtadan mereka, apakah karena ekonomi atau benar-benar iklash masuk Kristen. Maka saya bikin formula baru yaitu saya kembangkan pergaulan bebas muda-mudi ala barat, saya kenalkan valentine day, pakaian dan kesenian barat, kebudayaan hingga olahraga dan kegiatan-kegiatan lainnya yang mencuri waktu sholat hingga banyak anak-anak tidak sholat dan mengaji, padahal, hal tersebut sebelumnya telah menjadi budaya umat Islam.

5. Usaha saya melemahkan pondok pesantren

Penyusunan sistem, metode, personil untuk pelayanan pekerjaan Tuhan juga telah saya persiapkan sangat matang, bahkan gerejapun sudah saya dirikan lengkap dengan sekedul kegiatannya. Dalam perjalan-an pengkabaran Injil ke daerah Jember saya rencanakan hendak melemahkan pondok-pondok pesantren, terutama pondok pesantren Kyai Haji Ahmad Shiddiq”. Di sinilah saya bertemu dengan gadis berkerudung putih, pertemuan yang kemudian membuahkan pernikahan antara pendeta dan gadis muslimah. Saya dapat menikahinya karena berpura-pura telah masuk Islam dengan surat palsu yang saya bikin di penghulu Jatiroto.

Rumah tangga berjalan aman hanya beberapa hari saja. Sebab masing-masing punya akidah yang tidak bisa dipertemukan, kebencian saya terhadap Islam makin lama semakin tidak bisa ditutup-tutupi, terjadilah pertengkaran demi pertengkaran dan setiap kali saya marah, istri saya tidak pernah melawan, yang dilakukannya yaitu langsung shalat dan baca Al-Qur’an. Dari sinilah timbul keinginan saya yang makin lama makin keras untuk mengetahui kandungan Al-Qur'an, maka saya pinjam AL-Qur'an yang ada terjemahannya terbitan dari DEPAG.

5. Hatiku mulai mendapat petunjuk

imageTerus terang saya belum pernah membaca Al-Qur’an, kalau membuang hampir tiap hari, pada suatu malam terjadilah sesuatu yang aneh, saat semua orang tidur nyenyak, sepi dan hening, Al-Qur’an saya buka dan seluruh tubuh saya seolah gemetar semua, ketika saya buka persis pada halaman yang ditandai benang pembatas yaitu surat Ar-Rahman, saya terpana dengan keindahan bahasa Al-Qur’an yang di ulang-ulang walau kalimatnya sederhana ‘Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan”.

Lembar demi lembar saya buka, dan sampailah pada ‘surat Maryam’, Maryam ibunya Yesus dikisah-kan dalam Al-Qur’an lebih terhormat, suci, luhur dan mulya dari pada kisah Maryam dalam Alkitab.

Begitu juga dengan sifat Tuhan dalam Al-Qur'an, Tuhan itu Esa adanya, ini berarti tidak boleh ada alternatif lain selain Allah SWT. Berbeda dengan Alkitab yang menyatakan Tuhan itu tiga yang amat tidak logis, apalagi doktrin Tuhan trinitas tersebut baru ada 325 tahun setelah Yesus diangkat kelangit. Al-Qur’an mengisahkan Allah itu kekal, yang membedakan antara mahluk dengan Tuhan, tetapi dalam Alkitab dikisahkan Tuhan telah mati di salib dan Tuhan dikisahkan kalah berkelahi dengan Ya’kub. Masih banyak hal-hal logis yang tidak saya jumpai dalam Alkitab yang membuat imanku mulai goyang.

Hari masih pagi ketika itu, langit tampak cerah dan matahari begitu hangatnya, semalaman saya tidak dapat tidur dengan pikiran yang kalut. Kemarin saya bertengkar dengan istriku, seperti biasa karena keyakinan yang berbeda. Pagi itu istriku minta dipulangkan ke rumah orang tuanya, karena tidak kuat menahan perasaan karena suami selalu memojokkan bahkan menghina keyakinan.

“Maaf mas, saya mau nikah sama mas karena kehendak orang tua. Di Islam hukumnya anak harus nurut sama orang tua. Saya sudah taat, tetapi rupanya saya mau di-Kristenkan, maaf mas, bagi saya lebih baik kehilangan Mas dari pada harus kehilangan Iman-Islam, Besok setelah sholat subuh antarkan saya kembali ke orang tua.”

Besok harinya, tiba-tiba istri saya sudah siap untuk minta dipulangkan ke orang tuanya. “Kamu harus tetap tinggal di rumah ini bersama saya” kata-kataku memulai dan dia menatapku dengan tajam. “sampai perasaanku hancur…sampai imanku hancur..??” tanyanya. “..Tidak..!!, aku tidak akan berbuat sekasar itu lagi terhadapmu, aku berjanji didepan Tuhan, kau bebas dengan agamamu, bahkan kau bebas membaca kitab sucimu. Tadi malam kitab itu telah aku baca, isinya luar biasa dan benar mutlak. Tapi maaf…aku masih belum yakin, bahwa Islam agama yang benar, aku akan menyelidiki” jawabku menjelaskan pada istriku. “Kalau Islam yang benar mas ?” tanya istriku. “Kalau Islam yang benar maka aku akan masuk Islam, tetapi kalau ternyata Islam yang salah atau keliru, maka kamu haarus masuk gereja” jawab saya menantang.

7. Iman saya mulai goyang dan tertarik dengan agama Islam

Saya mulai membeli buku-buku Islam, minta bantuan ke kedutaan-kedutaan Islam, bagian penerangan Kerajaan Islam Saudi Arabia. Saya datang ke pondok-pondok pesntren mulai dari Banyuwangi sampai ke Kediri. Tidak ada waktu yang berlalu kecuali saya isi dengan belajar perbandingan agama, saya bertekad mencari kebenaran. Saya tidak ingin membohongi hati nurani.

Banyak sekali kebenaran hakiki yang saya jumpai dalam Al-Qur’an, semakin lama semakin nampak kejanggalan-kejanggalan dalam Alkitab, dalam Alkitab banyak sekali pertentangan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya, banyak juga berkisah tentang pornografi dan mensifati Tuhan dengan sifat yang mustahil, belum lagi Alkitab tidak ditulis dalam bahasa Yesus. Kejanggalan-kejanggalan ini membuat saya semakin bernafsu mencari sampai dimana kekeliruan-kekeliruan Alkitab.

8. Aku resmi keluar dari Gereja Protestan

imagePada suatu malam saya bermimpi melihat menara gereja saya yang dikerubuti burung-burung. Langit mendadak terbuka, Para malaikat dan bidadari turun, dan seorang bidadari cantik menyanyikan lagu yang amat merdu, sampai saya terjaga dari tidur, dan masih kedengaran suara bidadari itu. Setelah saya amati, ternyata suara itu adalah suara istri saya yang sedang membaca Al Qur’an. Sejenak kemudian istri saya membangunkan saya ”Mas… katanya ingin ketemu Tuhan, mari silakan”. Malam itu saya bangun, di luar hujan deras diselingi petir menyambar-nyambar. Saya bangun dan cuci muka lalu duduk di atas sajadah yang biasa digunakan istri saya sholat. Saya memang sering bangun tengah malam. Kalau istri saya sholat, saya cuma berdoa saja. Sementara hujan belum reda saya khusu’ berdoa sampai tidak terasa air mata saya berlinang, saya memohon kepada Tuhan, ”..Ya Tuhan tolonglah saya, berilah petunjuk kepada saya, kalau memang benar Yesus itu Tuhan, tetapkan hati saya, akan tetapi kalau bukan, tolong beri saya petunjuk kepada siapa saya harus menyembah”. Tiba-tiba badan saya menggigil, keringat dingin mengucur amat derasnya, kembali terngiang suara kiai-kiai, ulama-ulama, yang pernah berdialog dengan saya bahkan suara dari buku-buku Islam yang saya pelajari, seolah semua berkata ”Islam adalah agama yang benar”.

Lalu secepatnya saya menulis surat kepada Dewan Gereja Jatirto-Lumajang dengan tembusan ke Jakarta, saya menyatakan keluar dari gereja protestan, dan ketika membaca surat saya, istri saya terkejut dan berkata, “Terlalu cepat pernyataan ini, sudahkah Mas pikirkan benar?”. Saya jawab, ”Bagiku bahkan terlalu lamban, sekian lamanya aku terombangambing antara kebenaran dan ketidak benaran, aku sudah tak sanggup lagi membohongi diri sendiri”. “Sudah mantap benar Mas?”, tanya istri saya, ”Yah, aku mantap bahwa Islam adalah agama yang benar!”. Jawab saya, ”Kalau begitu mari saya bimbing membaca syahadat”. Lalu istri saya berwudhu dan sholat dua rakaat. Sementara itu saya melihat lonceng di dinding menunjuk pukul 02.10 WIB dini hari. Usai ia sholat, tangan saya dijabat, katanya, “Mari saya bimbing masuk Islam, disaksikan oleh Allah, seluruh malaikat, Nabi dan Rasul, termasuk junjungan kita Nabi Muhammad saw, coba tirukan: Asyhadu Alla Ilahaillallah, Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah”. Istri saya tak kuat menahan air matanya jatuh bercucuran. Dan sejak itu tersiarlah berita dari mulut ke mulut, ”..Jonathan masuk Islam..!”. Majalah dan surat-kabar juga turut meramaikan. Ayahpun akhirnya mengetahui kalau saya masuk Islam dan memanggil saya pulang, ayah menyodorkan majalah ke hadapan saya dan saya menganggukkan berita tentang saya. Ayah marah sekali dan wajahnya nampak merah padam.

Ayah saya marah sekali, “Terlalu gila kamu..Biaya ayah habis banyak karena kamu. Ini berarti kamu telah mengkhianati cita-cita orang tua. Sekarang aku perintahkan kamu pulang kembali ke Malang dan kembali ke Gereja!”. Saya hanya dapat menundukkan kepala dan ti-dak berani menatap wajah ayah yang merah padam itu. Saya jawab, ”Tidak ayah, saya sudah menyatakan masuk Islam dan saya sudah berjanji mati bersama Islam”. Ayah saya semakin berang dan tiba-tiba menggedor meja, “Terlalu gila..jadi kau sudah benar-benar hendak meninggalkan gereja?”. Saya hanya bisa menganggukkan kepala, langsung ayah saya menyahut tidak senang, ”Baiklah kalau kamu sudah tidak bisa diatur lagi, kamu tidak usah mengaku orang tua di sini, keluar! Dan jangan menginjakkan kakimu lagi di rumah ini!”.

9. Saya diusir dan kerja di pabrik gula

Sejak itu saya diusir dan sayapun meninggalkan rumah . Di Jatiroto, saya ajak istri saya untuk segera meninggalkan rumah dinas Gereja. Tidak ada yang saya bawa dari rumah itu, sebab saya memang merasa semua kekayaan di rumah itu milik gereja. Selanjutnya, saya ditolong oleh orang-orang Islam, ditempatkan di rumah dinas PG. Jatiroto yang kebetulan tidak ada yang menempati.

Alhamdulillah, berkat perjuangan tokoh-tokoh Islam akhirnya saya masuk dan menjadi karyawan PG.Jatiroto. Saya mulai belajar sholat dan membaca Al-Qur’an, dibawah tuntunan istri saya sendiri.

Satu ketika, disaat lagi asyik-asyiknya belajar sholat, datanglah adik saya yang anggota marinir dua jip lengkap dengan anggota-anggotanya. Agaknya keluarga saya di Malang tetap akan memaksa saya kembali ke Malang dan kembali mengelola gereja. Saat itu dengan tegas saya jawab,”Maaf, saya sudah memilih Islam dan berjanji mati dengan Islam!”. Agaknya sudah diatur sebelumnya, begitu mendengar jawaban saya, ia langsung membuka sabuk kopelreim dan dipukul-pukulkan di kepala saya dan saya terjatuh ke lantai dengan berlumuran darah. Saya baru sadar kembali setelah di RS Jatiroto.

Kala itu, ulama-ulama dan tokoh-tokoh agama Islam sama berdatangan menjenguk saya di RS. Jatiroto. Setelah peristiwa itu, beberapa ulama dan kyai mulai menampilkan saya di masjid-masjid untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran ajaran Islam. Atas bimbingan dan dorongan dari mereka itulah saya akhirnya lebih giat lagi mempelajari, memperdalam Al-Qur’an dan Hadits.

Saya mulai dikenal masyarakat Islam secara luas, waktu-waktu saya terisi dengan acara-acara pengajian, dari kampung ke kampung, dari pesantren ke pesantren, dari kota ke kota, Jawa Timur, Bali, Lombok, Sumatera Selatan, Kalimantan dan Alhamdulillah sampai ke Malaysia.

Bapak M. Nasir dengan Dewan Dakwah Islamiyah (DDII) nya mendengar cerita tentang saya dan pada tanggal 29 Agustus sampai dengan 8-9-1991 saya mendapat kehormatan diundang pada kesempatan Silaaturrahmi Jamaah Muhtadien di Cisalopa, Bogor Jawa Barat, dimana pada kesempatan itu dihadiri pula oleh para Pengurus Rabithah Al Alam Islamy dari Saudi Arabia.

10. Bergabung ke jamaah Muhtadien

Forum silaturrahmi Jamaah Muhtadien ini adalah suatu acara yang diselenggarakan oleh orang-orang yang telah mendapat hidayah dari Allah SWT yang kemudian masuk Islam, mereka terdiri dari bekas orang-orang Kristen, Pendeta maupun Pastur.

Sejak itu, setiap kali diundang pengajian, saya selalu dipanggil dengan “Haji Muhammad Abdillah” sebenarnya saya merasa sangat malu, karena saya belumlah menunaikan ibadah haji ke tanah suci.

Pada suatu malam, sepulang dari acara pengajian, sebelum berangkat tidur saya menyempatkan diri untuk melaksanakan sholat tahajjud. Pada saat sholat itulah, sengaja saya menangis dihadapan Allah SWT, saya bermunajat, memohon kemurahan Allah SWT agar saya dapat menunaikan ibadah haji.

Setelah sekian puluh kali hal ini saya lakukan, Allah Yang Maha Rahman dan Rahim mendengar munajat saya dan Alhamdulillah pada musim haji tahun 1992, di suatu pagi sekitar tiga hari setelah hari raya Idul Fitri, datang kepada saya sepucuk surat undangan dari Raja Fadh Arab Saudi yang isinya mengundang saya untuk menunaikan ibadah haji.

Allah sungguh Maha Besar, saya seolah dalam mimpi ketika tiba-tiba saya sudah bersujud di Masjidil Haram persis di muka Ka’bah. Kala itu air mata saya tak terbendung lagi, mengalir deras membasahi pipi dan seolah-olah menjeritkan suara hati saya, ”.. Yaa Allah, pada akhirnya telah sampailah perjalanan saya yang sangat meletihkan dari Yerusalem ke Tanah Suci Mekkah, ampuni dan terima taubat hambamu ini dan jadikan hambamu ini termasuk golongan haji yang mabrur…amien Ya Robbal Alamin..”.

Jonathan Arnold : Dari ‘Belenggu Salib’ Menuju ‘Keteduhan Islam’
Journey to Islam Oleh : Redaksi 28 Sep 2005 - 12:40 am
imageKisah berikut adalah kisah seorang mu’alaf dari kota Malang mantan Pendeta Militan pelaku Pemurtadan yang banyak mengandung pelajaran berharga dan bahan renungan bagi kita bersama, berikut ini penuturannya.
 
Incridible story /!
Sampe merinding & terharu bacanya.... Memang Allah SWT Maha Besar....
 
cerita yg bagus..:) :)
hampir mirip kisahnya dengan cerita mama saya yang berasal dari keluarga yang membenci Islam ....
 
Nice Story

terharu gw bacanya /no1
 
hiksss T_T huaaaaa

AQ BANGGA SEBAGAI AREK MALANG !!!!
SEP BENER ^^ alhamdulillah ada org spt ini d tempat gw
 
Alhamdulillah, smoga ia selalu istiqomah di jalan ALLAH SWT.. amin!!
 
Apa yang anda alami sebenarnya timbul dari rasa kebencian yang amat sangat. Oleh karena itu dalam agama apaun sifat benci itu harus dihilangkan. Mulailah memberi dengan rasa yang tulus tanpa suatu misi politik ataupun misi lainnya hanya ada satu misi LOVE and PEACE.
 
subahanallah. walhamdulillah, Allahhuakbar. Allah MAha Besar tiada keraguan atasNya. posting bagus sipp bner. gw terharu ama kisahnya. mudah - mudahan banyak orang lagi yang mendapat hidayah dari Allah. dan bagi yang muslim mudah2an ia memang meyakini Islam bukan karena ikut2an tetapi memang percaya seutuhnya akan ajaran Islam. amin yarobbalalamin
 
berhubung inet gw lagi kenceng,jd gw browsing n ketemu cerita ini ^^

Drs. Mowo Purwito : Keselarasan al-Qur’an dengan science

Satu fenomena yang terjadi dalam keagamaan adalah, mayoritas orang-orang non Islam yang masuk menjadi Islam -mu’alaf- adalah orang-orang dari kalangan intelektual, baik dalam bidang science, politik, ekonomi, kedokteran, sejarah maupun dalam bidang keagamaan itu sendiri, kalau boleh kita asumsikan, masuknya mereka ke dalam Islam adalah karena adanya sikap mau berpikir tentang kebenaran dan pintu hati mereka terbuka untuk dapat menerima kebenaran, singkatnya, mereka mau masuk ke dalam Islam adalah karena alasan adanya kebenaran dalam ajaran Islam.

Sementara itu, mayoritas orang-orang Islam yang keluar dari Islam -murtadin- adalah orang-orang awam -berpendidikan rendah- baik dalam bidang ilmu keduniaan maupun dalam bidang keagamaan, dan biasanya pula, mereka itu adalah orang-orang yang secara ekonomi berada pada level menengah ke bawah bahkan pada level terbawah, di mana keadaan tersebut seringkali menempatkan mereka berada pada tekenan hidup yang cukup tinggi, adanya paduan tingkat pendidikan yang rendah dengan tekanan kehidupan yang tinggi menyebabkan mereka mudah terbujuk, terayu dan terintimidasi untuk keluar dari Islam, singkatnya, mereka keluar dari Islam tidaklah karena mereka telah menemukan kebenaran dalam ajaran agama yang baru akan dipeluknya.

Kisah masuk Islam-nya Bapak Drs. Mowo Purwito Rahardjo Dip HRD, STh berikut akan memberikan gambaran tentang fenomena tersebut, beliau adalah intelektual dalam bidang theologi –keagamaan-, mengetahui sedikit science dan mengetahui alasan alasan orang-orang Islam yang keluar dari Islam. Semoga kisah beliau tersebut dapat memberikan wacana baru dan dapat menjadi pelajaran bagi kita semua. Amin.

Bermula dari mengajar Islamologi

Tidak ada firasat, tidak ada gambaran sedikitpun dalam benak ini bila akhirnya saya menjadi seorang muslim, semua berjalan bagai air yang mengalir begitu saja.

Sebelumnya, saya adalah dosen sosiologi agama di sebuah seminari Alkitab Nusantara dan beberapa seminari di Indonesia, hingga suatu ketika DR. Wagiono Ismail, dosen Islamologi di tempat saya mengajar, meninggal dunia, karena tidak ada dosen pengganti maka pihak Seminari memutuskan saya untuk menggantikan DR. Wagiono Ismail mengajar Islamologi.

Mau tidak mau, saya harus belajar tentang ke-Islaman lebih jauh dan mendalam, tentu saja bukan untuk mencari kebenaran, melainkan hanya untuk keperluan mengajar dan perbandingan belaka.

Maka saya beli buku-buku tentang ke-Islam-an yang layak untuk diajarkan kepada mahasiswa-mahasiswa saya. Sebelum saya mengajarkan Islamologi, rektor tempat saya mengajar berpesan, bahwa mata kuliah Islamologi harus diajarkan secara komparatif, artinya hanya sebagai studi banding antara Islam dan Kristen, sayapun berpikir keras bagaimana membandingkan ajaran Islam yang luas dengan mata kuliah yang hanya dua SKS.

Akhirnya, saya mengfokuskan pada tiga pembahsan pokok, yaitu :

1. Konsep Ketuhanan (Theos)
2. Konsep Kemanusiaan (Antrophos)
3. Konsep Alam semesta (Cosmos)

Saya mulai mendalami perbandingan ketiga konsep tersebut dalam agama Islam dan Kristen, dan akhirnya saya menemukan perbandingan yang sangat mencolok bahkan bertentangan antara ketiga konsep dalam agama Kristen dengan ketiga konsep tersebut dalam agama Islam.

Pertama, tentang konsep ke-Tuhan-an, dalam agama Kristen Tuhan itu Transenden dan Imanen, Transenden artinya Tuhan itu jauh berada di luar alam semesta , Imanen artinya Tuhan itu berada dalam alam semesta, atau ikut dalam proses yang ada dalam alam semesta –hadir-, singkatnya Tuhan jauh berada di luar alam tetapi hadir di dalamnya, Dia sangat berkuasa dan hadir di mana-mana, tetapi karena Tuhan terlalu jauh, maka Ia punya inisiatif yang baik, Dia rela menurunkan dirinya menajdi manusia sebagai sosok Yesus agar dapat berinteraksi dengan manusia, inilah yang kemudian di sebut teori REINARNASI. Tuhan yang baik ini juga rela mengorbankan dirinya untuk menebus dosa-dosa manusia di kayu.

Konsep ke-Tuhan-an dalam Kristen tersebut akhirnya saya bandingkan dengan 20 sifat Allah yang ada dalam Islam, Di dalam Islam disebutkan Allah itu mukhalafatuhu lil hawadits, Artinya Allah itu mustahil serupa dengan makhuknya, karena Allah itu sanagt Suci dan sangat berkuasa, tidak mungkin Allah itu akan merubah dirinya menjadi manusia, kenapa Allah yang begitu sangat berkuasa harus merubah dirinya menjadi manusia ?

Kedua, tentang konsep ke-manusia-an, dalam ke-Kristen-an disebutkan bahwa manusia sudah dalam keadaan berdosa sejak dilahirkan, di mana dosa tersebut adalah sebagai warisan dari adam yang telah jatuh dalam dosa, di mana dosa tersebut tidak akan pernah putus dari generasi ke generasi. Yang bisa memutus hanyalah iman kepada Yesus sang penebus dosa yang mati di kayu salib. Dosa warisan/turunan tersebut menjadi persoalan yang cukup janggal, bagaimana seorang bapak harus mewariskan dosa kepada anaknya.

Berbeda dengan konsep ke-manusia-an dalam Islam, di mana disebutkan bahwa manusia dalam keadaan fitrah ketika dilahirkan, seperti kertas putih yang tidak ada noda setitikpun, hal ini rasioanl, kenapa ? Allah menciptakan manusia dalam keadaan suci, karena manusia ketika dilahirkan memang belum berbuat dosa setitikpun, tidak adil kalau seorang bayi yang tidak tahu apa-apa tiba-tiba harus menanggung dosa yang sama sekali tidak diperbuatnya. Dosa tidaknya seorang manusia adalah akrena perbuatannya sendiri, dalam psikologi sosial, hal ini disebut sebagai stimulus respons, bila rangsangan dari luar baik, maka seseorang akan tetap baik dengan sendirinya, sebaliknya akan menyebabkan seseorang berbuat tidak baik.

Ketiga, tentang konsep alam semesta, dalam Al-kitab, terdapat kejanggalan-kejanggalan dalam teori kejadian misalnya bagaimana terjadi siang dan malam dan terdapat tumbuh-tumbuhan padahal matahari belum diciptakan, bukankah tidak akan ada siang dan malam dan tidak akan ada tumbuh-tumbuhan bila tidak ada matahari ?. Dalam Al-qur’an lebih mampu mengungkap-kan fakta-fakta semacam itu. Misal proses kelahiran bayi dari rahim hingga keluar dari rahim dijelaskan sejelas-jelasnya, sementara dalam Alkitab tidak ada. Subhanallah , sungguh luar biasa! Al-qur’an sangat scientific (ilmiah) dan tidak bertentangan dengan nalar.

Islam Pesat Di Eropa

Perbandingan yang saya telaah, khususnya dalam teori tentang kosmos, saya coba hubungkan dengan berkembangnya Islam di Eropa. Kenapa Islam berkembang pesat di Eropa sementara di Asia bergerak secara statis. Ternyata setelah membaca banyak hal, saya menyimpulkan ada tiga hal yang membuat islam berkembang pesat di Eropa.

Pertama, orang Barat setelah melihat Islam dalam perspektif science, itu lebih tergugah menjadi muslim daripada melihat Islam dari sisi tradisional kultural. Cara berpikir Barat yang rasional cocok dengan Al-qur’an yang ternyata mengungkap fakta-fakta science yang lebih rasional.

Kedua, Islam berkembang di Eropa karena black muslim. Kenapa orang kulit hitam menjadi muslim? Ternyata, ketika dia menjadi bagian komunitas di gereja, diskriminasi itu masih terjadi. Tetapi dalam Islam diskriminasi tidak ada, mereka punya kesempatan menjadi imam, khatib atau apapun.

Ketiga, Islam berkembang di Eropa disebab-kan orang Kristen sendiri yang meragukan eksistensi Alkitab, yakni Alkitab yang mereka gunakan sekarang ini adalah kitab-kitab yang penentuan untuk digunakan baru terjadi setelah 3 abad masa Yesus berdakwah dan itupun harus membuang kitab-kitab lain yang jumlahnya puluhan bahkan dapat mencapai di atas seratus, dan penentuan kitab-kitab yang digunakan itupun tidak terlepas dari muatan politis karena tidak terlepas dari kebijakan kaisar yang berkuasa saat itu.

Terbukti setelah penentuan tersebut banyak di-temukan kitab-kitab yang secara arkeologis mempunyai nilai yang sangat tinggi namun tidak digunakan oleh gereja karena isinya tidak sesuai dengan doktrin gereja saat ini.

Bila kemudian gereja tidak mau Alkitab yang sekarang dipakai digugat, itu sangat maklum, karena untuk menjaga sakralitas Alkitab itu sendiri, karena kalau Alkitab tidak sakral lagi, bagaimana nanti nasib umat Kristen ?

Masuk Islam

Adanya keselarasan al-Qur’an dengan science dan adanya ketidak selarasan Alkitab dengan science, juga karena njlimetnya konsep ketunggalan Tuhan dalam Kristen, hingga menjelaskan kepada orang Kristen saja sulitnya setengah mati apalagi kepada orang Islam pasti sampai matipun tidak akan paham, berbeda dengan konsep ketunggalan Tuhan dalam Islam, yang anak umur 5-6 tahun saja sudah dapat memahami begitu juga orang di luar Islam, hal tersebutlah yang akhirnya mendorong saya untuk memeluk Islam tepatnya 16 September 2006 di forum Arimatea Malang.

Rintangan sebagai Mu'alaf

Sebagai manusia, tentu sangat logis bila dalam hidup ini kita menghadapi resiko, begitu juga ketika saya memutuskan untuk memeluk agama Islam, teror atau ancaman serius, teguran dan nasehat kerap kali saya terima, baik dari jemaat geraja maupun dari sebuah partai Kristen, kebetulan saya menjadi pengurus inti sebuah partai Kristen di Malang, namun dari kalangan majelis gereja dan akademis tidak begitu nampak, juga tidak ada rintangan dari keluarga.

Bagi saya, demi kebenaran hakiki memang harus berkorban, bahkan segala fasilitas yang selama ini saya peroleh dan akan saya peroleh harus saya tinggalkan, rencana ke Amerika sekeluaraga selama 4 tahun, dan kandidat Master Theologi Seminari Alkitab Nusantara yang seharusnya wisuda Februari 2007 juga saya tinggalkan demi mencapai kebenaran dalam Islam.

Seharusnya Seperti Barat Memandang Islam

Islam yang selaras dengan nalar dan sempurna, sayangnya dikotori oleh ulah beberapa orang Islam sendiri, seperti pengalaman saya ketika berkunjung ke keluarga seorang kyai terkenal, ketika anak saya bermain-main ke belakang rumah pak kyai, anak saya kaget bukan main ketika pak kyai tersebut marah-marah kepada pembantunya dengan perkataan yang sangat tidak layak untuk didengar.

Dari situ anak saya menilai bahwa Islam itu jahat, anak saya mengambil kesimpulan dari fenomena kecil yang tidak mewakili ajaran Islam itu sendiri tetapi anak saya mengeneralisir begitu saja.

Sayapun akhirnya mencoba menjelaskan kepada anak saya, bahwa jangan melihat orangnya, tetapi lihatlah ajrannya, Sebab, manusia di agama manapun ada yang baik dan ada yang jahat.

Tapi apa yang dilakukanoleh anak saya adalah secara umum juga dilakukan oleh umat Kristen, yang menilai Islam sekarang ini tidak dari dimensi ajarannya secara langsung, tetapi menilai Islam dari dimensi pemeluknya, artinya, kalau ada orang Islam yang jahat, amburadul maka diblowup Islam memang jahat dan amburadul.

Paradigma ini harus diubah, Islam harus dilihat seperti orang Barat melihat Islam dari perspektif normatif Science, sehingga mereka dapat melihat kebenaran, kemuliaan dan keindahan ajaran Islam itu sendiri.


Waspada

Sebagai mantan misionaris, saya ingin menyampaikan kepda teman-teman semua mengapa banyak orang Islam dari kalangan grassroot (baca: menengah bawah) yang murtad menjadi Kristen. Sebenarnya bukan persoalan ekonomi saja, tetapi persoalan bagaimana mereka (Kristen) meruntuhkan keyakinan kita.

Tentu saja yang mejadi sasaran empuk adalah orang-orang Islam yang awam terhadap agamanya, seperti misalnya kalau akidah kita di utak-atik oleh mereka, katanya Islam itu rahmatan lil alaman, tetapi mengapa dalam al-Qur’an utamanya surat-surat yang turun di Madinah secara ekslusif ditujukan kepda orang-orang yang beriman saja –yaa ayyuhalladziina aamanuu-, bukankah hal itu berarti Islam hanya untuk orang-orang yang beriman saja dan bukan untuk seleruh alam ?

Tentu saja hal-hal sepele semacam dapat menjadi hal yang besar bagi orang awam, oleh karena itu, kita harus memperhatikan saudara-saudara kita yang awam baik dari sisi akhirat maupun dari sisi dunianya.


thanks :)

*Mohon maaf klo ada kata2 yg menyinggung atau klo kira2 ada kata2 yang kurang cocok kasih tau ya
 
keren2 euy nice post.. terharu /sob
 
semoga setiap orang bisa memahami kalau yang Allah kasih nantinya pasti akan berguna
bagi kita kalau tidak sekarang semoga nanti.......n kita akan mengerti mengapa kita harus menangis saat ini... :) :x
 
Subahanallah, Allahu akbar ternyata kalau Allah berkehendak tidak ada satupun yang mampu menghalanginya... Semoga Allah selalu melimpahkan rahmatNya kemereka dan kepad kita semua Amin
 
KDNY : Gadis Rusia Dapat Hidayah

--------------------------------------------------------------------------------

Dunia Islam Oleh : Redaksi 04 Apr 2007 - 4:00 pm

KDNY (Kabar Dari New York):
M. Syamsi Ali : Imam Masjid Islamic Cultural Center of New York
“For me, Islam does make more sense,” ujar Alina. Dan akhirnya, gadis keturunan Rusia yang telah menetap di California ini mengikrarkan diri masuk Islam

Sekitar tiga bulan lalu, the Islamic Forum kedatangan seorang peserta baru. Seorang gadis berkulit putih dan tinggi semampai memasuki ruang kelas itu dengan pakaian muslimah yang sangat rapih. Pada awalnya memang saya mengira bahwa dia adalah seorang Muslimah keturunan Albania . Bahkan sangkaan saya ini berminggu-minggu, hingga suatu ketika saya tanyakan “when did you convert?”. Dengan sedikit tersipu dia menjawab: “I am still learning. I really want to know more before taking any decision”. Saya tentunya terkejut dengan jawaban itu. Sebab selama ini dia menampilkan diri di kelas persis seperti Muslim.

Kata-kata “insya Allah”, “masya Allah”, dll., keluar dari mulutnya persis seorang Muslimah.

Bahkan dalam beberapa kasus, dia terkadang menyelah penjelasan saya dengan tambahan, atau beberapa kali mengoreksi poin yang dianggapnya kurang tepat. Setiap waktu pun shalat pasti ikut melakukan shalat dengan jama’ah lainnya.

Ketika seorang non Muslim menanyakan tentang gambar dalam Islam, apakah boleh atau tidak? Saya menjelaskan bahwa itu tergantung gambar apa dan bagaimana serta untuk tujuan apa. Dia kemudian seolah mengoreksi bahwa “pictures of living creatures are not allowed. I read about this in the hadith Imam”, selahnya. Dalam beberapa kesempatan terpaksa saya harus jelaskan bahwa menyampaikan Islam itu mutlak memakai “pendekatan” yang tidak sekaligus.

Alina, demikian dia memanggil namanya. Gadis ini berasal Rusia, tapi telah lama menetap di Amerika. Menurutnya, sejak kelas 3 SD dia sudah tinggal di California hingga tamat SMA bersama orang tuanya yang merupakan imigran dari Rusia. Setamat SD , Alina melanjutkan sekolahnya di New York City University dengan spesialisasi accounting. Sejak tamat dari universitas, Alina diterima bekerja pada sebuah Accounting firm yang cukup besar di kota New York .

Di saat menjadi mahasiswa itulah Alina mulai mengenal Islam lewat teman kuliahnya. Pergaulan dengan teman itulah yang membuatnya semakin tertarik untuk mendalami Islam. Hingga suatu ketika, menurutnya, dia sangat meyakini, “for me, Islam does make more sense”. Tapi menurutnya lagi, yang paling menarik perhatiannya adalah kenyataan bahwa mayoritas umat Islam “committed with the teachings”. Sementara dia sendiri beragama Yahudi tidak lebih dari sebuah “cultural inheritance” (warisan budaya). “In fact, we don’t really believe in God”, kenangnya.

Sekitar dua bulan Alina , mengikuti “Islamic Forum” di Islamic Center New York . Saya tidak melihat ada satu hal mendasar yang dia tidak ketahui atau ragukan di agama ini. Tapi nampaknya juga masih bersikap “dingin” untuk masuk ke agama ini. Biasanya saya tidak pernah mengajak langsung atau menanyakan “kapan seseorang akan pindah agama” walaupun orang tersebut suah menampakkan simpatik yang besar terhadap Islam. Tujuan saya adalah menjaga “image” the Forum bahwa itu ditujukan untuk “convert” orang ke agama Islam.

Membela Rasulullah SAW
Hingga sekitar sebulan lalu, Alina berkunjung ke Pasadena , salah satu bagian dari California , untuk menemui kedua orang tuanya. Menurutnya, suatu ketika di saat dia berjalan di kota tersebut, tiba-tiba ada seseorang yang berteriak-teriak dengan microphone mencaci Rasulullah, Muhammad SAW. Tidak tahan melihat perlakuan orang tersebut, Alina mendatanginya dan berdebat dengannya mengenai Muhammad SAW. Tapi karena orang tersebut memakai pembesar suara, orang-orang di sekitar itu tidak mendengarkan pembelaan Alina terhadap Rasulullah. “I was so sad and crying” katanya.

Sejak kejadian itu, Alina nampak semakin kalem. Dalam beberapa saat ketika kelas dimulai Alina datang terlambat. Hingga suatu ketika saya tanyakan, “Why you always come late lately?”. Saya terkejut ketika dia menjawab: “I do my istikharah”. Saya tanyakan “Istikharah untuk apa?”. Saya justru menyangka, mungkin istikharah karena ada calon suami, dll. Ternyata menurutnya, “I do my istikharah to ask God, if the time has already come for me to be a Muslim”. Saya sempat tidak bisa menahan geli dan menjawab: “What you do itself (istkharah) is the best indication that Goad wants you to be a Muslim right away”.

Alhamdulillah, dua Minggu lalu Alina menelpon dan menyampaikan keinginan untuk bersyahadah. Saya sempat bercanda, “Are you going to take shahadah with me or with some one else”. Dia menjawab, “I will do take my shahadah only with you”. Saya tanyakan kapan dia ingin bersyahadah? Diapun menyebutkan hari Sabtu.

Sabtu kemarin, 31 Maret 2007, secara formal Alina menyatakan menerima Islam sebagai petunjuk hidupnya. Disaksikan oleh peserta “Islamic Forum” dan dengan mata yang berlinang, Alina menyaksikan, “Tiada tuhan selain Allah dan Muhammad SAW adalah peseruh Allah”. Allahu Akbar!

Semoga Allah menjagamu Alina, dan menjadikanmu pejuang di jalanNya!
New York , 2 April 2007

*) Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York. Syamsi adalah penulis rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com
 
Ayesha : Oh Tuhan, tunjukkanlah bagaimana menemukan-Mu

--------------------------------------------------------------------------------
icon_yaAllah3a.jpg


Journey to Islam Oleh : Redaksi 04 Apr 2007 - 5:00 pm

Ayesha lahir di sebuah kampung nelayan kecil, di Sussex, Inggris. Ayesha terkenal aktif di sekolahnya. Nilai-nilai pelajarannya cemerlang, namun ada hal yang membedakan dengan anak-anak lain.

Bila rekan-rekan sebayanya sibuk dengan boneka, dia lebih sering mencorat-coret membuat puisi, merenung, mencari keberadaan Sang Pencipta.

“Kalau anda seorang gadis kecil berumur tujuh tahun tapi sudah mempelajari Hinduisme,dan agama-agama lain, lantas berdebat dengan orang-orang dewasa, tentu itu aneh sekali“, ujarnya. Meskipun kedua orang tuanya atheis dia selalu yakin akan kebenaran agama. Dia percaya akan adanya Tuhan. “Tapi......, Nak cari susah“, katanya dalam dialek melayu.

Boleh dibilang bookaholic (kegemaran akan buku) mengalir dari kedua orang tuanya, Alan Scoot dan Carol Ann, serta paman dan bibinya yang rata-rata berpendidikan tinggi. Sejak kecil Ayesha dan dua adik prianya telah terbiasa dengan tumpukan buku di rumah mereka.

Ketika mendengar tentang Islam, Ayesha berniat mempelajarinya. Tapi sulit sekali menemukan informasi tentang Islam. Bahkan di perpustakaan tak ada buku-buku tentang Islam, apalagi Al-Quran. Gurunya, yang diharapkan dapat memberikan informasi tentang Islam, ternyata hanya memberi jawaban ngawur. Satu-satunya yang dikatakan gurunya tentang Islam adalah orang-orang Islam telah membunuh tentara-tentara Kristen dalam perang Salib. Islam memiliki Nabi yang sangat lucu, yaitu Muhammad dan pedoman hidup mereka adalah Al-Quran. Ayesha tak tahu harus kemana dia bertanya. Apalagi Sussex jarang ditemui pendatang Muslim Timur Tengah atau Asia.

Ditengah rasa putus asa yang melandanya itu, suatu malam di usianya yang ke 13, dia berdoa, “Oh Tuhan, siapapun atau apapun Engkau, tunjukkanlah bagaimana menemukan-Mu”.

Esoknya secara kebetulan Ayesha bertemu dengan tiga mahasiswi Muslim asal Malaysia yang sedang belajar di Sussex. “Mereka tidak pernah membujuk saya untuk masuk Islam. Kami hanya berteman. Saya perhatikan mereka masuk kamar dan melakukan shalat, Saya tanya, “Mengapa mereka shalat? Jawab mereka, “itu salah satu ajaran agama kami”, kenang Ayesha.

Salah seorang dari mereka memberikan Ayesha sebuah buku Al-Quran terjemahan dan beberapa buku tentang Islam. Khawatir ketahuan orang tuanya, Ayesha menyembunyikan Al-Quran dan buku-buku itu di bawah kasur. “Waktu itu saya tidak tahu bahwa Al-Quran seharusnya tidak boleh disimpan dibawah kasur,” ujarnya terkekeh.

Pada tahun 1975, diusianya yang ke-15, dia mengambil langkah berani dalam hidupnya. Suatu malam, saat kedua orang tuanya tidur, Ayesha membasuh dirinya dalam kamar mandi. Saya berkata dalam hati; “Tuhan , saya tahu bahwa saya mandi, menyucikan diri dan berharap Engkau dapat memaklumi kebodohan saya.”

Setelah itu, dia kembali ke kamar tidur. Dengan harapan disaksikan Allah, Malaikat dan Nabi Muhammad SAW, dia mengucapkan kalimat Syahadat.

Sepintar-pintar Ayesha menyimpan rahasia, toh akhirnya terbongkar juga. Orang tua Ayesha marah besar hingga menjadi pertengkaran yang hebat. Puncaknya, dia harus keluar rumah. Ini terjadi pada musim dingin 6 Desember 1976. Di tengah salju tebal, “Saya keluar rumah menjinjing kopor ditangan dan uang lima pound di saku”, kenangnya.

Bila ingin mendapat cinta Allah, maka kita akan mendapatkannya melalui cobaan. Tiap kali lulus ujian, Dia akan menganugerahkan ilmu, pengertian dan kedamaian hati.

Ketika berusia 25 tahun, dia menikah dengan seorang mahasiswa muslim asal Malaysia, Muhammad Zaid bin Haji Sani, Beruntung, pengetahuan suaminya cukup luas sehingga dia banyak belajar darinya. Di Malaysia, Ayesha sering sibuk memenuhi undangan berceramah dikampung-kampung dan kantor pemerintah.

Namun baginya, suami dan anak-anak prioritas utama. “Anak-anak adalah titipan Tuhan yang tak bernilai harganya”, ujarnya. Bila doa seorang anak yang shaleh dan shalehah dapat menyelamatkan kedua orang tuanya dari api neraka, siapa yang tidak ingin punya anak?”, Lanjutnya. Bicara soal keluarga, Ayesha lebih lanjut memaparkan, “Tugas kita membimbing dan menjelaskan mana yang baik dan mana yang buruk dalam pandangan Islam, dan akhirnya memberi pilihan untuk memutuskan.”

“Perempuan harus menjaga keluarganya, bukan dirinya sendiri. Bila suatu unit keluarga utuh, keluarga itu akan selamat. Bila tidak, maka akan hancur. Hancurnya keluarga adalah awal penyebab kehancuran masyarakat,“ tandasnya. Dan anak-anak adalah yang terpenting. Bila sejak dini orang tua tidak dapat mendampingi anak-anak untuk memberikan pemahaman tentang Islam, mereka akan jauh dari Islam dan sulit nantinya membentuk mereka menjadi muslim yang baik. Memberi pemahaman keislaman sejak usia muda itu yang penting,“tandas Ayesha menutup pembicaraan. (Sumber: Ummat)
 
semoga menjadi renungan buat kita supaya bisa jadi Muslim yang lebih baik lagi /no1
 
Udah lama ya, tapi manteb pisan kang...
 
Allah akan memberikan petunjuk kepada siapa saja yang Ia kehendaki
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.