Salam damai
Ada pertanyaan: Apakah Allah itu diskriminatif kepada umat manusia, sehingga hanya golongan tertentu saja yg diselamatkan? Lalu dimana peran Gereja Katolik dalam kerangka keselamatan Allah?
Untuk itu kita akan coba mendiskusikannya di sini.
I. ALLAH MENGINGINKAN SELURUH MANUSIA SELAMAT
Yang pertama-tama harus kita pegang adalah hal ini: Allah menginginkan seluruh manusia selamat. Tanpa henti, Allah mengusahakan keselamat seluruh manusia ini.
II KESELAMATAN ADALAH ANUGERAH ALLAH
Keselamatan adalah anugerah Allah, bukan semata-mata usaha manusia.
Inilah yg kita kenal dengan SOLA GRACIA, hanya rahmatlah yg mampu menyelamatkan kita. Tanpa henti pula, Allah berusaha menawarkan anugerah ini kepada seluruh umat manusia, tanpa kecuali. Namun kehendak bebas manusia memungkinkan manusia memutuskan untuk menerima atau menolak tawaran keselamatan Allah.
III ALLAH MEMBANGUN SARANA KESELAMATAN
Dalam usahanya menyelamatkan seluruh umat manusia maka Allah menggunakan sarana-sarana keselamatan sejak zaman Adam hingga sekarang ini. Dari awal, Allah berkenan berbicara sendiri kepada Adam untuk menawarkan kesalamatan itu.
Allah berbicara juga dengan perantaraan para Nabi.
Dan terakhir, Allah kembali menemui manusia dalam rupa manusia yaitu Yesus, Putera Allah.
Ketika kehendak Allah tersebut diterima dan dilaksanakan oleh manusia, maka keselamatan itu terjadi.
IV GEREJA KATOLIK ADALAH SATU-SATUNYA SARANA KESELAMATAN ALLAH
Ketika Allah menjadi manusia untuk menawarkan anugerah keselamatan, yang sebelumnya hal itu dilakukan dengan perantaraan Para Nabi, maka Allah menghimpun Para Rasul untuk membantu dan melanjutkan usaha karya keselamatan Allah itu, dengan menyebarkan pewartaan keselamatan ke seluruh penjuru dunia. Itulah usaha Allah dalam membangun GerejaNya.
Dari semula yang ada adalah 12 orang Rasul, ditetapkanlah satu diantaranya, Simon Petrus alias Kephas, untuk menjadi yg pertama dan utama diantara para Rasul ini.
Dengan Tradisi Suci dan suksesi apostolik, berkembanglah dari semula hanya 12 orang Rasul, menjadi Gereja Katolik sekarang ini, dengan tetap mempertahankan primat Petrus sebagai Uskup Roma, dan Para Rasul sebagai Uskup di seluruh dunia.
Seperti janji Kristus untuk menyertai Gereja ini sampai akhir zaman, maka Roh Kudus selalu menyertai Gereja Katolik sampai akhir zaman.
Ketetapan Paus, ketika menempatkan dirinya dalam tahta Petrus, adalah sama dengan ketetapan Petrus sendiri, dan ketetapan Petrus bersama Para Uskup sedunia, ketika menempatkan dirinya sebagai pengganti Para Rasul, adlah ketetapan Para Rasul dimana apa yg diikat di dunia ini akan diikat juga di Surga, dan apabila dilepaskan di dunia ini akan terlepas pula di Surga.
Sehingga menjadi jelas bahwa anugerah keselamatan Allah hanya bisa didapat melalui Gereja yg Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik.
V PEWARTAAN KESELAMATAN BERDASARKAN KITAB SUCI, TRADISI SUCI DAN MAGISTERIUM GEREJA
Dalam mewartakan keselamatan, Gereja Katolik berpijak kepada Kitab Suci, yang ditulis oleh para Nabi dan GerejaNya dalam terang Roh Kudus. Dalam Kitab Suci itulah Allah bersabda dan berkehendak, yang kemudian diterima oleh manusia, dan dalam terang Roh Kudus dituangkan dalam ajaran2 baik lesan maupun tertulis.
Ajaran-ajaran tersebut dijaga dalam suatu suksesi yang tidak terputus. Diwariskan secara turun temurun, dari St. Petrus dan Para Rasul hingga Paus yg sekarang ini, Benedictus XIV, dan Para Uskup. Suksesi itu akan terus berlangsung untuk menjaga Sabda Allah dalam setiap ajaran2 yg diwartakan oleh Gereja.
Sebagai penjaga Sabda Allah dan maksud yang terkandung didalamnya yg sudah diwariskan terus-menerus hingga sekarang, maka hanya Magisterium Gereja sajalah yg berhak mengajarkan Sabda Allah tersebut secara tidak dapat salah. Dan hanya Magisterium Gerejalah yg berhak menerjemahkan Sabda Allah menjadi ajaran moral dan iman di dalam dunia yg terus berkembang ini.
VI KESELAMATAN DI DALAM GEREJA KATOLIK
Allah berkenan menyelamatkan manusia yg menerima Allah dan GerejaNya dalam hidupnya. Namun demikian anugerah keselamatan itu bisa menjadi sia-sia ketika dengan sengaja manusia, walaupun beriman kepada Allah dan GerejaNya dan lagi-lagi karena kehendak bebasnya, tidak mau berbuat sebagaimana dikehendaki oleh Allah.
Apa yang seharusnya kita perbuat?
Menerima Allah dan Gereja Katolik (sebagai satu-satunya Rahmat Keselamatan Allah bisa didapatkan) dan menjaga perbuatan kita sehingga terhindar dari dosa besar dan tak terampunkan.
VI KESELAMATAN BAGI YANG TIDAK MENGENAL GEREJA KATOLIK
Karena Allah menghendaki agar seluruh umat manusia selamat, sedangkan pewartaan Gereja Katolik tidak dapat didengar, direnungkan, dimengerti dan diterima oleh seluruh umat manusia, maka bagi mereka yg tanpa kesalahannya sendiri (Invincible Ignorant) tidak mengenal Allah dan GerejaNya, tetapi secara tulus dan terus menerus mencari kehendak Allah dalam nuraninya dan terus menerus mengusahakan hidup suci, maka dengan cara yg tidak kita ketahui Allah berkenan menyelamatkan mereka.
Hanya misteri belas kasih Allah yang mampu membawa mereka masuk dalam sarana keselamatan Allah, bersama-sama dan bersatu dengan anggota Gereja Kudus.
Memang ada hal2 yg tetap merupakan kegungan Allah yg tidak terpecahkan oleh manusia, contohnya:
Batasan Invincible Ignorant tidak bisa dijelaskan secara pasti. Ada kalanya "dinding" yg mengelilingi seseorang begitu tinggi dan tebal. Sehingga "mendengar" suara Gereja saja tidak cukup untuk menghancurkan dinding tersebut.
Misteri Allah untuk menyatukan sang invincible Ignorant kepada Gereja Katolik, juga menjadi hal tidak dapat kita ketahui. Ada sarana yg dipercaya oleh Gereja Katolik, salah satunya "babtis rindu" atau "babtis keinginan". Namun berapa "minimum content" iman seseorang sehingga bisa memperoleh "babtis keinginan" ini, tetap menjadi sesuatu diluar jangkauan manusia.
Juga Misteri Allah dalam menjaga nurani seseorang yang jauh dari Gereja dari kesalahan, karena kita tahu bahwa nurani bisa salah.
Banyak sekali hal yang hanya bisa kita terima karena iman, bukan nalar. Karena bagaimanapun juga, pikiran manusia sangat terbatas. Dan seandainya ALlah seluruhnya terjangkau oleh nalar manusia, maka itu bukanlah Allah.
Semoga membantu
Salam
Jebling
Ada pertanyaan: Apakah Allah itu diskriminatif kepada umat manusia, sehingga hanya golongan tertentu saja yg diselamatkan? Lalu dimana peran Gereja Katolik dalam kerangka keselamatan Allah?
Untuk itu kita akan coba mendiskusikannya di sini.
I. ALLAH MENGINGINKAN SELURUH MANUSIA SELAMAT
Yang pertama-tama harus kita pegang adalah hal ini: Allah menginginkan seluruh manusia selamat. Tanpa henti, Allah mengusahakan keselamat seluruh manusia ini.
II KESELAMATAN ADALAH ANUGERAH ALLAH
Keselamatan adalah anugerah Allah, bukan semata-mata usaha manusia.
Inilah yg kita kenal dengan SOLA GRACIA, hanya rahmatlah yg mampu menyelamatkan kita. Tanpa henti pula, Allah berusaha menawarkan anugerah ini kepada seluruh umat manusia, tanpa kecuali. Namun kehendak bebas manusia memungkinkan manusia memutuskan untuk menerima atau menolak tawaran keselamatan Allah.
III ALLAH MEMBANGUN SARANA KESELAMATAN
Dalam usahanya menyelamatkan seluruh umat manusia maka Allah menggunakan sarana-sarana keselamatan sejak zaman Adam hingga sekarang ini. Dari awal, Allah berkenan berbicara sendiri kepada Adam untuk menawarkan kesalamatan itu.
Allah berbicara juga dengan perantaraan para Nabi.
Dan terakhir, Allah kembali menemui manusia dalam rupa manusia yaitu Yesus, Putera Allah.
Ketika kehendak Allah tersebut diterima dan dilaksanakan oleh manusia, maka keselamatan itu terjadi.
IV GEREJA KATOLIK ADALAH SATU-SATUNYA SARANA KESELAMATAN ALLAH
Ketika Allah menjadi manusia untuk menawarkan anugerah keselamatan, yang sebelumnya hal itu dilakukan dengan perantaraan Para Nabi, maka Allah menghimpun Para Rasul untuk membantu dan melanjutkan usaha karya keselamatan Allah itu, dengan menyebarkan pewartaan keselamatan ke seluruh penjuru dunia. Itulah usaha Allah dalam membangun GerejaNya.
Dari semula yang ada adalah 12 orang Rasul, ditetapkanlah satu diantaranya, Simon Petrus alias Kephas, untuk menjadi yg pertama dan utama diantara para Rasul ini.
Dengan Tradisi Suci dan suksesi apostolik, berkembanglah dari semula hanya 12 orang Rasul, menjadi Gereja Katolik sekarang ini, dengan tetap mempertahankan primat Petrus sebagai Uskup Roma, dan Para Rasul sebagai Uskup di seluruh dunia.
Seperti janji Kristus untuk menyertai Gereja ini sampai akhir zaman, maka Roh Kudus selalu menyertai Gereja Katolik sampai akhir zaman.
Ketetapan Paus, ketika menempatkan dirinya dalam tahta Petrus, adalah sama dengan ketetapan Petrus sendiri, dan ketetapan Petrus bersama Para Uskup sedunia, ketika menempatkan dirinya sebagai pengganti Para Rasul, adlah ketetapan Para Rasul dimana apa yg diikat di dunia ini akan diikat juga di Surga, dan apabila dilepaskan di dunia ini akan terlepas pula di Surga.
Sehingga menjadi jelas bahwa anugerah keselamatan Allah hanya bisa didapat melalui Gereja yg Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik.
V PEWARTAAN KESELAMATAN BERDASARKAN KITAB SUCI, TRADISI SUCI DAN MAGISTERIUM GEREJA
Dalam mewartakan keselamatan, Gereja Katolik berpijak kepada Kitab Suci, yang ditulis oleh para Nabi dan GerejaNya dalam terang Roh Kudus. Dalam Kitab Suci itulah Allah bersabda dan berkehendak, yang kemudian diterima oleh manusia, dan dalam terang Roh Kudus dituangkan dalam ajaran2 baik lesan maupun tertulis.
Ajaran-ajaran tersebut dijaga dalam suatu suksesi yang tidak terputus. Diwariskan secara turun temurun, dari St. Petrus dan Para Rasul hingga Paus yg sekarang ini, Benedictus XIV, dan Para Uskup. Suksesi itu akan terus berlangsung untuk menjaga Sabda Allah dalam setiap ajaran2 yg diwartakan oleh Gereja.
Sebagai penjaga Sabda Allah dan maksud yang terkandung didalamnya yg sudah diwariskan terus-menerus hingga sekarang, maka hanya Magisterium Gereja sajalah yg berhak mengajarkan Sabda Allah tersebut secara tidak dapat salah. Dan hanya Magisterium Gerejalah yg berhak menerjemahkan Sabda Allah menjadi ajaran moral dan iman di dalam dunia yg terus berkembang ini.
VI KESELAMATAN DI DALAM GEREJA KATOLIK
Allah berkenan menyelamatkan manusia yg menerima Allah dan GerejaNya dalam hidupnya. Namun demikian anugerah keselamatan itu bisa menjadi sia-sia ketika dengan sengaja manusia, walaupun beriman kepada Allah dan GerejaNya dan lagi-lagi karena kehendak bebasnya, tidak mau berbuat sebagaimana dikehendaki oleh Allah.
Apa yang seharusnya kita perbuat?
Menerima Allah dan Gereja Katolik (sebagai satu-satunya Rahmat Keselamatan Allah bisa didapatkan) dan menjaga perbuatan kita sehingga terhindar dari dosa besar dan tak terampunkan.
VI KESELAMATAN BAGI YANG TIDAK MENGENAL GEREJA KATOLIK
Karena Allah menghendaki agar seluruh umat manusia selamat, sedangkan pewartaan Gereja Katolik tidak dapat didengar, direnungkan, dimengerti dan diterima oleh seluruh umat manusia, maka bagi mereka yg tanpa kesalahannya sendiri (Invincible Ignorant) tidak mengenal Allah dan GerejaNya, tetapi secara tulus dan terus menerus mencari kehendak Allah dalam nuraninya dan terus menerus mengusahakan hidup suci, maka dengan cara yg tidak kita ketahui Allah berkenan menyelamatkan mereka.
Hanya misteri belas kasih Allah yang mampu membawa mereka masuk dalam sarana keselamatan Allah, bersama-sama dan bersatu dengan anggota Gereja Kudus.
Memang ada hal2 yg tetap merupakan kegungan Allah yg tidak terpecahkan oleh manusia, contohnya:
Batasan Invincible Ignorant tidak bisa dijelaskan secara pasti. Ada kalanya "dinding" yg mengelilingi seseorang begitu tinggi dan tebal. Sehingga "mendengar" suara Gereja saja tidak cukup untuk menghancurkan dinding tersebut.
Misteri Allah untuk menyatukan sang invincible Ignorant kepada Gereja Katolik, juga menjadi hal tidak dapat kita ketahui. Ada sarana yg dipercaya oleh Gereja Katolik, salah satunya "babtis rindu" atau "babtis keinginan". Namun berapa "minimum content" iman seseorang sehingga bisa memperoleh "babtis keinginan" ini, tetap menjadi sesuatu diluar jangkauan manusia.
Juga Misteri Allah dalam menjaga nurani seseorang yang jauh dari Gereja dari kesalahan, karena kita tahu bahwa nurani bisa salah.
Banyak sekali hal yang hanya bisa kita terima karena iman, bukan nalar. Karena bagaimanapun juga, pikiran manusia sangat terbatas. Dan seandainya ALlah seluruhnya terjangkau oleh nalar manusia, maka itu bukanlah Allah.
Semoga membantu
Salam
Jebling