• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Jer Basuki Mowo Beo

stanza

IndoForum Beginner E
No. Urut
44969
Sejak
31 Mei 2008
Pesan
441
Nilai reaksi
3
Poin
18
Bagi orang yang tidak mengerti bahasa Jawa- khususnya bahasa Jawa kuno- pasti merasa asing dengan pepatah Jawa yang berbunyi "Jer Basuki Mowo Beo". Pepatah itu mengandung arti yang sangat indah, yakni untuk mencapai keberhasilan diperlukan biaya atau pengorbanan.Pepatah tersebut telah dikenal beberapa ratus tahun yang lalu, namun artinya tidak pernah usang dan selalu sesuai dengan keadaan kehidupan manusia dewasa ini. Setiap orang, khususnya masyarkat Jawa, tak dapat menyangkal kebenaran arti pepatah itu.
Banyak contoh dalam kehidupan sehari- hari yang membuktikan kebenaran pepatah tersebut. Bila seseorang ingin meraih cita- citanya untuk menjadi seorang dokter, maka dia harus giat dan tekun; dan ini tentunya harus didukung oleh biaya yang cukup. Untuk itu, mereka berani mengorbankan waktu, mengorbankan kesenangan untuk tidak berhura-hura, mengorbankan tenaga dan bertekun dalam setiap pelajaran. Pada akhirnya, sederet pengorbanan itu akan membuahkan keberhasilan bagi dirinya.
Seorang karyawan di sebuah perusahaan harus bekerja selama 25 tahun baru bisa mencapai posisi sebagai direktur keuangan. Keberhasilan yang dinikmatinya itu tak terlepas dari jerih payah selama mengabdi di perusahaan tersebut. pada awal masuk perusahaan itu ia hanyalah seorang kurir untuk mengantar surat, mengambil dan menyetor uang ke bank. Namun, kejujuran, kesetiaan dan disiplin yang selalu dilakukannya kepada perusahaan tersebut menjadi modal utama baginya untuk dapat meningkatkan jenjang karirnya. Perusahaan tidak menutup mata atas prestasi yang ditunjukkan oleh karyawannya. Peningkatan demi peningkatan karir dari tahun ke tahun semakin nyata. Keberhasilan yang diraih tak terlepas dari pengorbanan sepanjang perjalanan hidupnya.
Suatu pengorbanan akan membuahkan keberhasilan. Hal itu dapat pula kita lihat dari pepatah di bawah ini:

Berakit- rakit ke hulu, berenang- renang ke tepian.
Bersakit- sakit dahulu, bersenang- senang kemudian.​

Pepatah tersebut mengandung arti agar berani berkorban, siap untuk merasakan kepahitan hidup, karena pengorbanan yang dilakukannya akan membuahkan hasil yang akan membahagiakan dirinya. Pepatah itu sangat cocok untuk dihayati dan diterapkan, khususnya oleh para pemuda dan remaja, agar dirinya tidak memburu kesenangan semata, berfoya- foya untuk hal- hal yang tidak berguna dan tanpa tujuan, pemborosan dan hura- hura yang tidak bermanfaat. Orang yang biasa hidup dalam kesenangan dan kehingar- bingaran akan merasa berat apabila menghadapi kepahitan hidup, karena mental yamg terbentuk bukan mental yang tahan uji tetapi mental yang mudah menyerah.
Kepahitan hidup, bersakit- sakit dahulu, pengorbanan, semuanya itu bertujuan untuk melatih rasa prihatin dan pembentukan mental yang kuat. Hal itu tidak berarti bahwa sepanjang hidupnya seseorang harus mengalami kepahitan maupun kesakitan, tetapi yang utama adalah rela meninggalkan kesenangan demi tercapainya tujuan yang hendak diraih. Kehidupan pemuda yang hanyut dalam pergaulan yang kurang bertanggung jawab, akan melupakan falsafahnya semula, karena mengutamakan kesenangan diri tanpa memikirkan masa depannya.
Kehidupan orang Kristen juga seperti yang diajarkan pepatah di atas, harus berani berkorban dalam berbagai hal. Mengorbankan waktu, tenaga, materi untuk membantu orang yang kekurangan, dan mengorbankan kesenangan demi memenuhi panggilannya sebagai pengikut Tuhan. Memang, untuk menjadi orang Kristen tidak mudah dan--dalam istilah Alkitab-- harus berani memikul salib. Hal itu berarti rela meninggalkan kebiasaan lama, tidak mengikuti kemauan sendiri dan menanggalkan kegemaran serta kesenangannya. Mungkin pada awalnya akan terasa sakit dan pahit, tetapi itulah tugas panggilan yang harus diemban dan dilakukan sebagai jemaat Tuhan. Matius 10: 38 mengatakan:" Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku".
Sebuah lagu anak- anak Sekolah Minggu mengatakan bahwa jalan untuk mengikut Tuhan adalah jalan yang sempit dan jalan yang lebar menuju kebinasaan. Jalan yang sempit menggambarkan jalan yang tidak leluasa dan pasti tidak enak. Tetapi, setelah dapat melewati jalan yang sempit, di ujung sana menanti keselamatan dan kehidupan kekal. Bersakit- sakit dahulu, bersenang- senang kemudian, mengandung arti yang tidak jauh berbeda dengan tujuan iman Kristen yang merupakan tugas yang harus dipikul oleh setiap jiwa- jiwa Kristen.
Orang Kristen yang masih tetap mempertahankan kesenangan dirinya dan tidak berani berkorban untuk memenuhi panggilan sebagai umat Krisdalam kerajan sorga. Kesenangan duniawi yang bersifat sementara tidak dapat berlanjut setelah manusia meninggalkan dunia ini. Sebaliknya, perjuangan hidup dengan segala pengorbanan untuk memenuhi panggilan Tuhan dan menjadi pengikut- pengikut yang setia, maka kesenangan dan kebahagiaan abadi bersama Tuhan yang tidak pernah habis akan diraih dan diterimanya.
Jer basuki mowo beo, sebenarnya hanya dua kata yang menjadi arti pokok dari pepatah itu, yaitu basuki dan beo. Basuki adalah keberhasilan dan kesenangan, sedangkan beo adalah biaya dan pengorbanan. Inging berhasil memerlukan biaya dan pengorbanan. Tetapi, setiap biaya dan pengorbanan yang tidak bertujuan, yang hanya menjurus kepada kesenangan duniawi merupakan pengorbanan yang sia- sia. Orang rela mengeluarkan banyak uang untuk berfoya- foya, memberikan waktunya berjam- jam untuk suatu hiburan yang berdampak negatif, bercerita dan bercengkerama yang tidak jelas arah dan tujuannya. Pengorbanan sedemikian akan hilang dalam sekejap dan kesenangan yang diperolehnya hanya sesaat.
Firman Tuhan mengajarkan kepada umat-Nya, agar setiap insan Kristen berani memikul salib, mengorbankan diri, dan bersedia meninggalkan kesenangan duniawi dengan satu tujuan untuk mengikut jalan Tuhan. Pengorbanan yang demikian bukanlah pengorbanan yang sia- sia, tetapi pengorbanan yang pasti mendatangkan keberhasilan dan kehidupan yang kekal. Oramg Kristen yang tidak dapat bertahan dalam mengikut jalan Tuhan yang serba sulit dan sempit, biarlah pada saat ini diingatkan kembali akan panggilan Tuhan kepadanya agar tetap bertahan di dalam Dia. Sehingga pada akhirnya, setiap umat-Nya layak sebagai penerima mahkota kerajaan Allah dan kehidupan yang kekal.
Matius 16: 24 mengatakan:" Lalu Yesus berkata kepada murid- murid-Nya:' Setiap orang yang mau mengikut Aku ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku'".
 
:-bd sip kk.

Tapi memikul salib dan menyangkal diri bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kuasa Roh Kudus supaya kita bisa.
 
:-bd sip kk.

Tapi memikul salib dan menyangkal diri bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kuasa Roh Kudus supaya kita bisa.

Mirip ya sama Firman EPC Selasa kemarin Bp Pdt Theofilus Hendro, mesti pikul salib dan sangkal diri, tapi kuk yang Tuhan berikan, ringan kok /no1

Mat 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Mat 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Mat 11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.