Waduh, dah lama tidak berkunjung, ternyata udah banyak thread baru ya....
Maaf nih, baru bisa bales lagi... masih bisa disambung kan? mudah2an saja masih bisa ya.... hehehe
Eh, gpp kan kl kita berdiskusi di bulan ramadhan ini? untung2 sebagai majlis ilmu hehehe......
w3w kalau gitu anda seorang psikolog
wah, bagian anda yang lebih mengetahui dari Yang Maha Tahu... hehehe
Sayangnya saya tidak menanyakan apa yang anda bayangkan
coba deh anda cari di kutubusittah, Ali bin Abi Thalib gelarnya apa
radiallhuanhu atau alaihissalam
Sayangnya anda juga tidak menunjukan dalil tentang dilarangnya menggunakan gelar AS terhadap Imam ALi.... mending abang tunjukkan saja dalilnya, jadi saya bisa belajar dari abang....
Pertanyaan
Sudahkah aliran-aliran tersebut mengikuti manhaj salaf
kl begitu, bukan mengenai pemahaman tentang penafsiran suatu ayat atau hadis tetapi lebih kepada mazhab. Jadi, hanya mazhab salafi sajalah yang diterima penafsiran ayat dan hadisnya. Dengan begitu penafsiran ayat dan hadis dari mazhab lain dianggap salah....
Apakah pemilihan mazhab menentukan kebenaran suatu tafsir ayat atau hadis?
misalkan, karena saya NU atau Muhammadiyah, jadi penafsiran ayat dan hadisnya dianggap keliru?
Karena mereka mau menerima nasihat dari sahabat yang lebih mengetahui permasalahannya (penerapan surah Al-Asr')
oleh karena itu, kita harus mencontohnya bukan? karena itu, mari kita sama2 belajar untuk saling menasihati, salah satunya dengan cara anda dan saya mau mendengar pendapat orang lain yang berbeda dengan anda....
Mengenai Kemaksumam Imam
memangnya ada yang salah? ROsulullah dan ahlul baitnya sendiri juga dimaksum....
oh ia, mengenai sumber abang yang katanya dari kitab al kaafi, mungkin abang bisa baca lagi tulisan ini
Sunnah Dan Syiah Dalam Memandang Hadis
Dalam mazhab syiah, hadis terbuka lebar untuk di sortir dengan metode-metode. Berbeda dengan pandangan sunni terhadap hadisnya, kaum syiah tidak mengklaim semua hadis dalam kitab-kitab mereka sebagai hadis shohih.
Misalkan, Muhammad bin Ya’qub Al-Kulaini (m.328 H – 939M) yang mengumpulkan hadisnya dalam sebuah kitab hadis berjudul “Al-Ka’fi fi’l Ilm ad-Din. Ia mengumpulkan hadis dari para perawi dari pengikut salah satu dari imam-imam. Di dalamnya banyak kemasukan hadis-hadis yang meriwayatkan ‘mukjizat’ para imam yang berasal dari pengikut-pengikut orang kufa yang ekstrim yang disebut kaum ghulat. Tetapi di dalam hadis-hadis ini juga terdapat penolakan Imam Ja’far Shadiq dan Imam Baqir yang menunjukkan kemarahan kepada kaum ghulat.
Karena itu orang syiah, tidak menganggap seluruh hadis mereka sebagai hadis shohih. Meminjam kata-kata Sayyid Hasyim Ma’ruf Hasani : “para pendahulu tidak pernah bersepakat bahwa semua hadis dalam al-kafi adalah shahih, baik secara umum atau terperinci. Hadis-hadis dalam al-kafi mencapai 16.199 hadis, yang shohih adalah sekitar 5000 hadis.
Kaum sunni sering salah pandang tentang kedudukan hadis di kalangan syiah yang dianggap serupa dengan pandangan sunnah terhadap hadis-hadis sunnah.
Beberapa ulama yang ingin mengufurkan syiah sering membawa-bawa kita hadis syiah ke mana-mana dan membacakan hadis-hadis mereka dihadapan umum yang justru ditolak oleh kaum syiah sendiri. Tentu perbuatan ini tidak adil.
ada dihalaman satu ko...
Mereka (para ulama salaf) menghukumi sesuatu dengan dalil yang shahih lagi rajih (kuat)
sadar ga bang, hampir semua aliran menganggap bahwa dalilnya yang paling shahih dan kuat?
Memang tidak disebutkan ingin mendirikan dinasti tetapi kaum sabaiyah menginginkan kekhalifahan yang turun menurun...
apa yang salah dengan kekhalifahan yang turun temurun? kl memang layak, mengapa enggak? dan para imam memang layak untuk memimpin umat...
bukankah khilafah yang lalu juga ada yang turun temurun,...
“Wahai Ali, itu adalah engkau dan syiahmu. Engkau dan syiahmu akan datang pada hari kiamat dalam keadaan ridho dan diridhai”.
nah kl tulisan ini saya belum paham, jadi bisa dijelaskan lebih detil, mengapa sabda ROsulullah ini dianggap memecah belah umat islam?
Adakah bukti bahwa kami menolak hadits shahih tersebut
adakah bukti juga bahwa saya menganggap anda menolak hadis itu? liat bentuk kalimatnya, menuduh atau bertanya?
w3w...hati-hati anda bicara. Secara tidak langsung anda menyalahkan Rasulullah SAW dengan tidak menunjuk seseorang untuk menggantikan kepemimpinan beliau.
Ada beberapa hadis yang menunjukkan bahwa Rosulullah menunjuk seorang pengganti Beliau, salah satunya :
Al Hafiz Ibnu Abi Ashim Asy Syaibani dalam Kitabnya As Sunnah hal 519 hadis no 1188 telah meriwayatkan sebagai berikut :
"Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami Yahya bin Hamad dari Abi ‘Awanah dari Yahya bin Sulaim Abi Balj dari ‘Amr bin Maimun dari Ibnu Abbas yang berkata Rasulullah SAW bersabda kepada Ali “KedudukanMu di sisiKu sama seperti kedudukan Harun di sisi Musa hanya saja Engkau bukan seorang Nabi. Sesungguhnya tidak sepatutnya Aku pergi kecuali Engkau sebagai KhalifahKu untuk setiap mukmin setelahKu."
Kedudukan Hadis
Syaikh Al Albani dalam kitabnya Zhilal Al Jannah Fi Takhrij As Sunnah hal 520 hadis no 1188 memberikan penilaian bahwa hadis ini sanadnya hasan, dimana Beliau menyatakan bahwa semua perawinya tsiqat. Hadis ini telah diriwayatkan oleh para perawi Bukhari Muslim kecuali Abi Balj yang dinilai shaduq sehingga Syaikh Al Albani menyatakan hadis tersebut hasan. Setelah kami melakukan penelitian lebih lanjut maka kami temukan bahwa hadis ini adalah hadis Shahih dan Yahya bin Sulaim Abi Balj adalah perawi tsiqat. Berikut analisis terhadap para perawinya.
Jadi, seandainya anda tidak percaya hadis ini, hati-hati juga loh, berarti anda secara tidak langsung menganggap bahwa ROsulullah itu Bodo, karena menunjuk seorang pengganti setelah Beliau.....
Justru menurut saya, karena ROsulullah memikirkan umatnya agar tidak terjadi perpecahan, maka ditunjuklah seorang pengganti beliau.