dejja
IndoForum Senior E
- No. Urut
- 38445
- Sejak
- 31 Mar 2008
- Pesan
- 4.021
- Nilai reaksi
- 70
- Poin
- 48
19 Desember, 2008
Kelompok militan Islam Hamas menhatakan telah mengakhiri gencatan senjata enam bulan dengan Israel di Jalur Gaza.
Sementara masa gencatan senjata berakhir pukul 0400 (1100GMT), Hamas mengeluarkan pernyataan yang mempersalahkan Israel yang tidak "menghormati" gencatan senjata.
Jurubicara kementerian luar negeri Israel mengatakan, militan Hamas, yang menguasai Gaza, "telah memilih jalan kekerasan bukannya kebenaran".
Kesepakatan gencatan yang tercapai dengan mediasi Mesir pada 19 Juni, beberapa kali mengalami cobaan akibat serangan roket Palestina dan operasi Israel di Gaza.
Hamas mengatakan, Israel tidak mengendurkan blokade terhadap Gaza.
Para pejabat Israel bersikukuh menyatakan, tidak ada komitmen untuk mengendurkan blokade terhadap Gaza.
Kebijakan blokade Israel hanya memungkinkan bantuan kemanusiaan dasar masuk ke Gaza.
Badan bantuan PBB mengatakan, situasi ini menimbulkan "krisis martabat kemanusian mendalam".
Israel mengatakan, blokade yang diberlakukan sejak Hamas menguasai Gaza pada Juni 2007, diperlukan untuk mengucilkan Hamas dan menghentikan militan gerakan tersebut dan kelompok-kelompok lain menembakkan roket melintasi perbatasan di kota-kota Israel.
Kenyataannya, gencatan senjata ambruk jauh sebelum masa berlakunya habis di tengah saling tuding soal pihak yang harus dipersalahkan.
Tindak kekerasan meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Israel melancarkan serangan udara dan serbuan terbatas ke Gaza, sedangkan militan Palestina menembakkan roket ke bagian selatan Israel.
"Gencatan senjata berakhir, dan tidak akan ada perpanjangan, sebab pihak musuh, Zionis tidak menghargai syarat-syaratnya," kata Hamas dalam pernyataan yang diterbitkan di situs internetnya.
Mendekati akhir masa berlaku gencatan senjata, kedua belah pihak mengatakan, mereka akan menanggapi setiap serangan dari pihak lain, tapi tidak akan menyerang.
"Semua serangan terhadap Jalur Gaza atau kejahatan baru akan memicu konfrontasi besar-besaran dan kami akan gigih membalas," kata pernyataan Hamas.
Jurubicara kementerian luar negeri Israel, Yigal Palmor, mengatakan, Hamas telah memilih "tindak kekerasan di daripada kebenaran, dan tembakan roket daripada gencatan senjata."
Analis BBC spesialis masalah Arab, Magdi Abdelhadi mengatakan, berakhirnya gencatan senjata terjadi pada saat yang kritis bagi Israel dan Palestina.
Israel sedang berada di tengah musim kampanye, dan gejolak politik di Palestina memburuk di tengah persaingan sengit antara Hamas dan Fatah, yang menguasai Tepi Barat.
Kelompok militan Islam Hamas menhatakan telah mengakhiri gencatan senjata enam bulan dengan Israel di Jalur Gaza.
Sementara masa gencatan senjata berakhir pukul 0400 (1100GMT), Hamas mengeluarkan pernyataan yang mempersalahkan Israel yang tidak "menghormati" gencatan senjata.
Jurubicara kementerian luar negeri Israel mengatakan, militan Hamas, yang menguasai Gaza, "telah memilih jalan kekerasan bukannya kebenaran".
Kesepakatan gencatan yang tercapai dengan mediasi Mesir pada 19 Juni, beberapa kali mengalami cobaan akibat serangan roket Palestina dan operasi Israel di Gaza.
Hamas mengatakan, Israel tidak mengendurkan blokade terhadap Gaza.
Para pejabat Israel bersikukuh menyatakan, tidak ada komitmen untuk mengendurkan blokade terhadap Gaza.
Kebijakan blokade Israel hanya memungkinkan bantuan kemanusiaan dasar masuk ke Gaza.
Badan bantuan PBB mengatakan, situasi ini menimbulkan "krisis martabat kemanusian mendalam".
Israel mengatakan, blokade yang diberlakukan sejak Hamas menguasai Gaza pada Juni 2007, diperlukan untuk mengucilkan Hamas dan menghentikan militan gerakan tersebut dan kelompok-kelompok lain menembakkan roket melintasi perbatasan di kota-kota Israel.
Kenyataannya, gencatan senjata ambruk jauh sebelum masa berlakunya habis di tengah saling tuding soal pihak yang harus dipersalahkan.
Tindak kekerasan meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Israel melancarkan serangan udara dan serbuan terbatas ke Gaza, sedangkan militan Palestina menembakkan roket ke bagian selatan Israel.
"Gencatan senjata berakhir, dan tidak akan ada perpanjangan, sebab pihak musuh, Zionis tidak menghargai syarat-syaratnya," kata Hamas dalam pernyataan yang diterbitkan di situs internetnya.
Mendekati akhir masa berlaku gencatan senjata, kedua belah pihak mengatakan, mereka akan menanggapi setiap serangan dari pihak lain, tapi tidak akan menyerang.
"Semua serangan terhadap Jalur Gaza atau kejahatan baru akan memicu konfrontasi besar-besaran dan kami akan gigih membalas," kata pernyataan Hamas.
Jurubicara kementerian luar negeri Israel, Yigal Palmor, mengatakan, Hamas telah memilih "tindak kekerasan di daripada kebenaran, dan tembakan roket daripada gencatan senjata."
Analis BBC spesialis masalah Arab, Magdi Abdelhadi mengatakan, berakhirnya gencatan senjata terjadi pada saat yang kritis bagi Israel dan Palestina.
Israel sedang berada di tengah musim kampanye, dan gejolak politik di Palestina memburuk di tengah persaingan sengit antara Hamas dan Fatah, yang menguasai Tepi Barat.