• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Go Green!

wah, komplete banget..... kalo ngecat kuku gimana om?..... =))

waduh...ya ini...

pakai saja patokan untuk cat tembok :))

go green bisa kita lakukan dari hal yang paling kecil,, JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN, biasa kan lah buang sampah pada tempatnya

ya, selain itu terapkanlah pemilahan sampah.
waktu saya pergi ke australia, setiap rumah disana memiliki 3 tong sampah.
warnanya merah, hijau dan kuning.



warna merah untuk sampah seperti plastik, botol bekas, kaleng bekas (barang keras sih kalau aku nyebutnya...:D)
warna kuning untuk kertas
warna hijau untuk sampah tanaman/hijauan dan sisa makanan.

disana, semua tissue toilet dibuat dari recycled papers. jadi waktu saya ngelap umbel pake tisu toilet mereka =)) (biasa kebiasaan orang indonesia kan tissue toilet dipake untuk apa saja) =)),,baunya ga enak banget dan tissuenya terasa kertas... belum lagi waktu saya pake cebok =)) kasar banget sampe berdarah2

terus, plastik2 bekas yang terkumpul direcycled menjadi kantong sampah.
kalau teman2 pernah jalan2 di supermarket dan ngeliat kantong sampah ukuran besar berwarna hitam,, ya itulah hasil recycle nya.

wah om umbel anggota WALHI yah...?? :D

bukan, saya hanya seorang mahasiswa yang saking nganggurnya bikin topik kayak gini :D

WALHI itu apa saya lho gak tau... =))
 
waduh...ya ini...

pakai saja patokan untuk cat tembok :))

bukan, saya hanya seorang mahasiswa yang saking nganggurnya bikin topik kayak gini :D

WALHI itu apa saya lho gak tau... =))

emangnya kuku saya tembok?.... :D:D:D

Walhi itu bagi aku artinya: Walhidayat gitu.... nama abang gw... bagi Nemesis... gak tahu saya... =))

CMIIW
 
:))

maksudnya ya pakailah cat kuku yang ramah lingkungan, sisa cat yang mengering ditaruh di kaleng bekas biar ga kecampur air tanah, gunakan alat2 yang bagus biar ga ngotori lingkungan dengan alat yang rusak gitu...:))

ekstrim amat ngecat kuku pakai roller =))

WALHIDAYAT...

wah nama teman saya tuh :D
 
:))

maksudnya ya pakailah cat kuku yang ramah lingkungan, sisa cat yang mengering ditaruh di kaleng bekas biar ga kecampur air tanah, gunakan alat2 yang bagus biar ga ngotori lingkungan dengan alat yang rusak gitu...:))

ekstrim amat ngecat kuku pakai roller =))

WALHIDAYAT...

wah nama teman saya tuh :D

eh, berarti abang gw temen lu... kok gw gak kenal sama lu yah?.... lu sering nutup muka sih.... wekekeke..... sekali kali dibuka dong om... biar biasa kenalan...

btw, gw ngecat kuku pake kompresor... di air brush gitoo... itu ramah lingkungan gak?
 
^
ya selama bahan nya tidak terlalu banyak yang menguap ke udara saya rasa aman.
untuk mengetahuinya...
gini gini.
pernah make cat semprot macam pilox kan?

waktu anda nyemprotkan cat itu, meskipun "semprotan berwarna" yang keluar dari mulut tabung nggak nyampe ke hidung anda, anda kan masih bisa ngebau aroma khas cat semprot...

nah selama itu terjadi, berarti ya polusi..

saya belum nemu sumbernya,
tapi saya yakin, meskipun ada embel2 "ecologically safe", jika pabriknya tetep ngebulin asap asap dan limbah polusi (apalagi botol kaca, dimana kaca sendiri waktu penguraiannya lama banget, lebih lama dari plastik).

oke?

emm...
yang ingin saya sampaikan disini...
pakailah seperlu nya saja.
segala sesuatu apabila anda pakai seperlunya saja, sudah dapat membantu memperlambat laju kerusakan pada bumi.

jika anda terlalu serakah :D, ya... silakan dipikir sendiri deh :D:D:D
 
tanya om... dengan buatin siggy kaya punya si om, apakah saya sudah termasuk mendukung go green?:">:">
 
yah dia promosi =))

lagi seneng yah.............=))


oke,aa kint kasi update:

Pengelolaan Persampahan: Menuju Indonesia Bebas Sampah (Zero Waste )
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyrakat.
Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari. Jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar Candi Borobudur (volume Candi Borobudur = 55.000 m3). [Bapedalda, 2000]. Selain Jakarta, jumlah sampah yang cukup besar terjadi di Medan dan Bandung. Kota metropolitan lebih banyak menghasilkan sampah dibandingkan dengan kota sedang atau kecil.
Jenis Sampah
Secara umum, jenis sampah dapat dibagi 2 yaitu sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sapah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami.
Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah basah, yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah. Oleh karena itu pengelolaan sampah yang terdesentralisisasi sangat membantu dalam meminimasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Pada prinsipnya pengelolaan sampah haruslah dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Selama ini pengleolaan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sapah bersifat terpusat. Misanya saja, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuag di Tempat Pembuangan Akhir di daerah Bantar Gebang Bekasi. Dapat dibayangkan berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi, sampah yang dibuang masih tercampur antara sampah basah dan sampah kering. Padahal, dengan mengelola sampah besar di tingkat lingkungan terkecil, seperti RT atau RW, dengan membuatnya menjadi kompos maka paling tidak volume sampah dapat diturunkan/dikurangi.
Alternatif Pengelolaan Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.
Tangguang Jawab Produsen dalam Pengelolaan Sampah
Hambatan terbesar daur-ulang, bagaimanapun, adalah kebanyakan produk tidak dirancang untuk dapat didaur-ulang jika sudah tidak terpakai lagi. Hal ini karena selama ini para pengusaha hanya tidak mendapat insentif ekonomi yang menarik untuk melakukannya. Perluasan Tanggungjawab Produsen (Extended Producer Responsibility - EPR) adalah suatu pendekatan kebijakan yang meminta produsen menggunakan kembali produk-produk dan kemasannya. Kebijakan ini memberikan insentif kepada mereka untuk mendisain ulang produk mereka agar memungkinkan untuk didaur-ulang, tanpa material-material yang berbahaya dan beracun. Namun demikian EPR tidak selalu dapat dilaksanakan atau dipraktekkan, mungkin baru sesuai untuk kasus pelarangan terhadap material-material yang berbahaya dan beracun dan material serta produk yang bermasalah.
Di satu sisi, penerapan larangan penggunaan produk dan EPR untuk memaksa industri merancang ulang ulang, dan pemilahan di sumber, komposting, dan daur-ulang di sisi lain, merupakan sistem-sistem alternatif yang mampu menggantikan fungsi-fungsi landfill atau insinerator. Banyak komunitas yang telah mampu mengurangi 50% penggunaan landfill atau insinerator dan bahkan lebih, dan malah beberapa sudah mulai mengubah pandangan mereka untuk menerapkan “Zero Waste” atau “Bebas Sampah”.
Sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Sampah atau limbah dari alat-alat pemeliharaan kesehatan merupakan suatu faktor penting dari sejumlah sampah yang dihasilkan, beberapa diantaranya mahal biaya penanganannya. Namun demikian tidak semua sampah medis berpotensi menular dan berbahaya. Sejumlah sampah yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas medis hampir serupa dengan sampah domestik atau sampah kota pada umumnya. Pemilahan sampah di sumber merupakan hal yang paling tepat dilakukan agar potensi penularan penyakit dan berbahaya dari sampah yang umum.
Sampah yang secara potensial menularkan penyakit memerlukan penanganan dan pembuangan, dan beberapa teknologi non-insinerator mampu mendisinfeksi sampah medis ini. Teknologi-teknologi ini biasanya lebih murah, secara teknis tidak rumit dan rendah pencemarannya bila dibandingkan dengan insinerator.
Banyak jenis sampah yang secara kimia berbahaya, termasuk obat-obatan, yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas kesehatan. Sampah-sampah tersebut tidak sesuai diinsinerasi. Beberapa, seperti merkuri, harus dihilangkan dengan cara merubah pembelian bahan-bahan; bahan lainnya dapat didaur-ulang; selebihnya harus dikumpulkan dengan hati-hati dan dikembalikan ke pabriknya. Studi kasus menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan secara luas di berbagai tempat, seperti di sebuah klinik bersalin kecil di India dan rumah sakit umum besar di Amerika.
Sampah hasil proses industri biasanya tidak terlalu banyak variasinya seperti sampah domestik atau medis, tetapi kebanyakan merupakan sampah yang berbahaya secara kimia.
Produksi Bersih dan Prinsip 4R
Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsip-prinsip Produksi Bersih adalah:
Prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan Prinsip 4R yaitu:

  • Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
  • Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
  • Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
  • Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidka bisa didegradasi secara alami.


sumber:walhi.com

mari ciptakan indonesia bebas sampah(apalagi sampah masyaarkat)
 
@kintamani
wah terimakasih untuk artikelnya...

@torer
yah..gimana yah...setidak2nya membantu saya kampanye...:))

=================================================

oh iya saya mau nambah list kegiatan sederhana yang membantu memperlambat laju kerusakan bumi...

1. Cabut steker dari stop kontak apabila peralatan elektronik anda sedang tidak terpakai.
misalnya televisi.memang ada fitur on/off di remote, dan ketika anda matikan, tv tersebut sebenarnya masih nyala/mengonsumsi listrik.kan ada nyala (biasanya sih merah) deket tombol power di TV.

2. saat ke warung makan dan ingin tambah minum/makanan,mintalah untuk menggunakan kembali piring dan gelas bekas anda.

sama jauhin sedotan. kadang ada restoran yang naruh sedotan untuk teh panas...
sudah plastiknya ada kemungkinan melebur dalam teh panas, bukannya teh panas enaknya disruput...nyam :D

3. minimalkan penggunaan kresek
.
sebetulnya kita perlu mencontoh negeri seberang,,dalam hal ini aussie lagi :D
supermarket di aussie memiliki kebijakan tidak memberikan kantong plastik/kresek apabila pengunjung membeli kurang dari 3 item.
beda sekali dengan indonesia... saat saya ke supermarket mau beli sebotol air mineral (yang rencananya langsung saya minum),saya 'dipaksa' untuk menerima kantong plastiknya :)),, sampe 2 kali sih nawarinnya...saya tolak tapi.
mungkin apabila anda punya toko atau warung, bisa menerapkan poin 2 dan 3 juga.
saya punya toko kompie, dan saya akui, cukup sulit menerapkan poin ke 3.
soalnya konsumen selalu minta kantong plastik...
padahal dia bawa tas punggung, sementara yang dibelinya hanya sebuah cartridge printer... :))

oh iya...reusing/memakai ulang kresek juga bagus kok..
kalau anda kebanyakan stok kresek, kenapa nggak ngasih kresek itu ke warung2 terdekat?
bukannya mereka bisa memakainya untuk ngebungkusin makanan...:D

4. jangan buang sampah sembarangan...

(sudah disebutin deh :D)
soalnya nambah tenaga yang harus dikeluarkan untuk membersihkannya. nambah tenaga = nambah emisi secara tidak langsung.
selain itu, sampah seperti plastik, tabung gas dsb merusak tanah.

5. jangan malu ngelakuin hal diatas...

yang bener,,buatlah teman2 kamu segan atas tindakan kamu.
seperti saya...
waktu kencan,:D, waktu saya mau nambah minuman saya ngebalikin tuh gelas ke kasir dan minta diisi ulang :D
keliatannya malu2in, tapi pacar saya ngerti kok :))
sama pernah juga saya bawa2 puntung rokok bekas saya (sampe 3 puntung bekas:D) gara2 ga ada tempat sampah di sekitar saya..
 
1. Cabut steker dari stop kontak apabila peralatan elektronik anda sedang tidak terpakai.
misalnya televisi.memang ada fitur on/off di remote, dan ketika anda matikan, tv tersebut sebenarnya masih nyala/mengonsumsi listrik.kan ada nyala (biasanya sih merah) deket tombol power di TV.



Yang ini agak repot. Kalau saya, seluruh steker yang ada di koneksikan ke stop kontak yang pake tombol. Misal, untuk satu set kompi, ada CPU, Monitor, Printer, Scanner, Speaker dll... nah semuanya dimuarakan ke satu stop kontak.... jadi, kalo udah shut down, tinggal matiin dari stop kontak induk saja.... steker ke listrik tetep tersambung.... agak berbahaya cabut pasang steker.... lebih gampang dan aman pake stop kontak.... yang penting arus listrik putus kan....

2. saat ke warung makan dan ingin tambah minum/makanan,mintalah untuk menggunakan kembali piring dan gelas bekas anda.
sama jauhin sedotan. kadang ada restoran yang naruh sedotan untuk teh panas...
sudah plastiknya ada kemungkinan melebur dalam teh panas, bukannya teh panas enaknya disruput...nyam :D


soal sedotan saya setuju. lebih mantab nenggak coke langsung dari botolnya.... lebih cool keknya... gitu juga minum es di gelas... lebih puas minum dari cangkir/mug/gelas.... pake sedotan sok imut.
Soal wadah makanan, ini harus lebih bijaksana. Banyak bahan plastik yang sebenarnya dirancang hanya untuk sekali pakai. Misal botol air mineral. Kebanyakan bisa berbahaya kalau dipakai berulang kali. Reaksi kimia plastik bisa larut ke dalam air dalam wadah botol air mineral berbahan atau klasifikasi tertentu....


3. minimalkan penggunaan kresek
.
sebetulnya kita perlu mencontoh negeri seberang,,dalam hal ini aussie lagi :D
supermarket di aussie memiliki kebijakan tidak memberikan kantong plastik/kresek apabila pengunjung membeli kurang dari 3 item.
beda sekali dengan indonesia... saat saya ke supermarket mau beli sebotol air mineral (yang rencananya langsung saya minum),saya 'dipaksa' untuk menerima kantong plastiknya :)),, sampe 2 kali sih nawarinnya...saya tolak tapi.
mungkin apabila anda punya toko atau warung, bisa menerapkan poin 2 dan 3 juga.
saya punya toko kompie, dan saya akui, cukup sulit menerapkan poin ke 3.
soalnya konsumen selalu minta kantong plastik...
padahal dia bawa tas punggung, sementara yang dibelinya hanya sebuah cartridge printer... :))

oh iya...reusing/memakai ulang kresek juga bagus kok..
kalau anda kebanyakan stok kresek, kenapa nggak ngasih kresek itu ke warung2 terdekat?
bukannya mereka bisa memakainya untuk ngebungkusin makanan...:D


Setuju.... selain keliatan gak elit, pulang belanja pakai kresek juga mengurangi estetika modis... ;;);;)

4. jangan buang sampah sembarangan...
(sudah disebutin deh :D)
soalnya nambah tenaga yang harus dikeluarkan untuk membersihkannya. nambah tenaga = nambah emisi secara tidak langsung.
selain itu, sampah seperti plastik, tabung gas dsb merusak tanah.


Buang buang duit juga sekarang gak boleh sembarangan.... buang buang dosa... boleh deh.... tabung kebajikan, deposito pahala.... /no1

5. jangan malu ngelakuin hal diatas...
yang bener,,buatlah teman2 kamu segan atas tindakan kamu.
seperti saya...
waktu kencan,:D, waktu saya mau nambah minuman saya ngebalikin tuh gelas ke kasir dan minta diisi ulang :D
keliatannya malu2in, tapi pacar saya ngerti kok :))
sama pernah juga saya bawa2 puntung rokok bekas saya (sampe 3 puntung bekas:D) gara2 ga ada tempat sampah di sekitar saya..

Yang lebih ekstrem lagi, Mad Eye Moody om.... dia terkenal kemana-mana bawa cangkir minuman sendiri.... ogah minum dari orang lain, apalagi dari musuh.... bisa saja kan yang diberikan adalah racun... udah gitu sialnya, kebiasaan ini ternyata dimanfaatin pelahap maut untuk memalsukan Mad Eyed sendiri sehingga tiap minum ramuan polijus dari cangkir sendiri gak dicurigai.... =)) sayang Mad Eyed mati di HP ke 7.... gak nyangka juga kalo dia sebenarnya teman si Walhi.... wekekekeke =)) =))
 
^
yep... bisa diakalin pake stop kontak.
yang penting kan memang aliran ke listrik terputus,,,
terimakasih...

Mad eye,,,??=))
lain dunia kali oom...=))=))

ya, bawa botol minum sendiri juga bisa loh :))
 
yup,gw pas masi SMA,bawa bekal nasi dari rumah plus air minum sendiri.........
toh nga ad juga yg ngeledek"kaya anak TK lo!" justru gw jadi trendsetter,tmn2 gw pada ikut-ilutan juga :D


cuma anak bangsa yg "NORAK bin BEGO" yg ngeledek temennya yang bawa bekal ke sekolah
bukti:

liat aja jepang,pada bawa obento semua :p
 
kalo sekolahnya di jepang, masa bawa nasi dari jepara?.... =))
 
^
wakaka...
itu sih tambah boros :D...

=================================================================
nambah lagi...

sering2 cek kendaraan.
sering kontrol kendaraan kamu ke bengkel.
konon, kerja mesin yang optimal (tanpa gangguan) bisa mendongkrak pembakaran bbm sehingga pemakaian bbm sendiri bisa lebih efisien...:D
 
kalau seandainya disuruh milih, mau pakai bungkus kertas atau bungkus plastik?
 
^

Tergantung dari barang yg akan dibungkusnya....

kalo jenis brgnya padat, ya kertas; tp kalo jenis brgnya cair, ya harus plastik...:)
 
tergantung.
bungkus kertas adakalanya cuman 1 kali pake.
sementara plastik reusable.

kalau melihat dampak nya pada lingkungan ya sama aja...
kalau saya sih pilih kertas, tapi ya kudu ada timbal baliknya lah...:D
 
makanan yang biasa digantung apa yah:

1. sosis
2. kerupuk (apalagi pas lomba 17an makan kerupuk)

itu saja yang teringat....

=))
 
hahahaemmm

update..

beberapa hal yang anda bisa lakukan ...

1. gunakan AC dengan bijak. ketika anda pake AC, sebisa mungkin ruang cakupan AC yang anda maui tertutup...
karena ketika suhu ruang ber AC tercampur suhu ruang luar,, suhu ruang AC ini akan naik (karena AC menurunkan suhu), sehingga AC akan bekerja lebih keras (-> makan energi lebih banyak dengan percuma) untuk menurunkan suhu yang sulit bisa turun.

lebih parah lagi, seringnya orang nyetel suhu ruang di 16 derajat celcius.
apabila anda ukur suhu ruang yang disetel 16 derajat ini, sebetulnya suhu terendahnya paling cuman 20 derajat. soalnya suhu 16 itu rendah banget untuk iklim tropis, sehingga AC juga kesulitan mendinginkan ruang sampai segitu.
buntut2nya AC bekerja keras lagi mendinginkan ruang ke suhu yang sulit dicapai kan.
dan kerja kerasnya AC ini... bisa berakibat AC cepet rusak juga... :D

2. nyetir pelan.
ketika anda nyetir dengan kecepatan rendah, anda akan lebih hemat bbm.
karena rpm kendaraan anda juga rendah..
selain itu, untuk ngebut, memang butuh bahan bakar ekstra. bandingkan dengan mencapai kecepatan tinggi tapi perlahan... dengan menjaga rpm tidak terlalu tinggi.

selain itu, jika anda ngebut,, tiba2 ada motor nyelonong di depan anda, anda langsung ngerem. terus ngegas lagi. ngerem lagi, ngegas lagi. bahan bakar jadi terbuang percuma kan? :D

asal hindari kemacetan, di kota jalan dengan kecepatan 40 km/jam, irit deh...:D
 
^
Nice tips, tapi kalo nyetir pelan kayaknya ga bisa....
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.