• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Berita FUI : Menculik Miyabi haram

yg penting harus tau motif yang sebenarnya kok ngambil Miyabi, bukan yang lain...

jelas2, miyabi adalah bintang porno kelas papan atas, kecuali dia telah berhenti melakukan yg begonolah, jangan ente kira subyektifitas gak diperlukan ya :)

dan satu lagi, jangan sekuler /gg
 
FUI FBR FPI
apa bedanya sih
sama2 munafik ;)) ;)) ;))

yang lokal filem kayak gitu juga banyak kok kok ga brani di tentang sih :D

lebih HOT malah ;)) ;))
 
Sebenarnya sih kembali ke pribadi masing² aja untuk menyikapi hal ini.
Terlalu diributkan pun gak akan ada gunanya. Lagipula orang berhak cari uang dengan cara mereka.

Toh (setahu saya) dalam film ini si Aktris gak melakukan adegan yang "dilarang" dan kalaupun ada, pastinya sudah kena sensor duluan kan?

Setuju sama Bro Nemesis, film suste keramas mungkin lebih parah adegannya. Saya sempat lihat thrillernya dan memang cuma menjual body aktrisnya. /ok kayaknya kecolongan disini nih. /ok

Dan seperti kata Bro Indonesiaku, kalau gak suka ... ya jangan nonton.
Terlepas dari bagaimana cara pihak film mempromosikan film mereka.

Saya sih gak mendukung dan juga gak menentang. Lebih baik kita berkaca pada diri sendiri dulu. Apa kita sudah jadi orang yang lebih baik.

It Just my opinion, no more ... no less :)
 
suster keramas bukannya kontroversi juga ya...................
 
Kalangan DPR RI bereaksi keras terhadap rencana pemutaran film yang dibintangi oleh arti Jepang, Maria Ozawa Miyabi.

Wakil Ketua Komisi X DPR Rully Chairul Azwar mempertanyakan motivasi pemutaran film 'Menculik Miyabi' di bioskop. Meski tidak ada adegan porno dalam film itu, imej bintang asal Jepang Maria Ozawa Miyabi membuat masyarakat keberatan dengan film tersebut.

"Kalau film itu pernah ditolak, lalu sekarang akan diputar kembali, saya bertanya apa motivasinya, apakah semata-mata karena komersial?" tanya Rully saat diwawancarai INILAH.COM di Jakarta, Selasa.

Menurut Rully, sebuah film harus memberikan nilai informasi, hiburan, pendidikan atau inspirasi. Jika sebuah film yang dibuat dan diputar hanya mempertontonkan kecantikan atau sensualitas seorang bintang, tidak menguntungkan bagi sebuah negeri yang sedang membangun karakter bangsanya, maka film itu layak untuk ditolak.

"Saya sependapat dengan MUI yang mengkawatirkan anak-anak akan menjadikan bintang film Miyabi sebagai idola hidupnya," ucap Rully.

Karena diperankan oleh bintang yang punya imej porno, dan dikhawatirkan dapat menjadi idola baru anak-anak remaja, Rully mengusulkan agar film tersebut tidak diputar untuk umum.

"Ini tidak mendukung usaha kita yang sedang membangun etos, semangat nasionalisme, dan budi pekerti generasi muda," pungkas Rully.

Bah ikut campur tangan, dasar omong gede, cuma bisa ngomong doang plus cari muka...
itu film2 indo emang ga ada yg mempertontonkan sesnualitas selain menculik miyabi?
Suster keramas, film2nya jupe, Dewi persik
 
Susahnya budaya timur ya seperti ini, dikit-dikit main larang dan haramin sembarangan aja. Gue setuju kalo memang filn tersebut mempertontonkan secara langsung adegan yang syur. Lagi pula ad badan sensor kan yang bisa mengawasi tiap film di Indonesia.

Nah yang paling aneh lagi tuh orang yang teriak-teriak film ini gak layak tonton tapi diem-diem nyimpen film nya juga, apa gak disebut munafik ya :D
 
mau dibilang gimana juga miyabi cuma nongol 3 menit ini
 
Memang, kalo ada yang gak sesuai dengan kata dan perbuatan, itu ciri2 orang munafik. Tapi ciri2 orang munafik yang lain adalah ridho dengan kebejatan, bahkan bangga dengan kebejatan itu. :)

http://andaleh.blogsome.com/2009/10/06/benci-kemunafikan-tapi-bangga-dengan-kebejatan/

Benci Kemunafikan Tapi Bangga Dengan Kebejatan

"Munafik!" Terlontar tudingan itu dari lisan seseorang yang membela icon kemaksiatan. "Munafik!" Tertulis vonis itu pada komentar berita di portal, milis, blog, dan berbagai tempat di dunia maya, sebagai pembelaan atas gugatan yang menyerang kemungkaran.
Kalau yang dimaksud adalah apa yang terucap tidak sama dengan apa yang diperbuat, maka kemunafikan memang pantas dibenci. Ia haram mendompleng idealisme.

"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (QS 61: 2-3)

Tapi apa ganti dari kemunafikan? Kebanggaan atas kebejatan kah?

"Sudah, ngaku aja kalo lu juga suka!" Kalimat itu menyempurnakan vonis munafik. Mengajak para penggugat kemungkaran untuk mengakui bahwa dirinya pun bejat dan tak pantas menggugat kemaksiatan.

Maka begitulah gaya pemuja kemungkaran. Memeluk erat kebejatan dan simbol-simbolnya, dan kemudian menciptakan tameng berupa "tuduhan munafik" yang akan mereka layangkan pada setiap pencerca kebejatan. Seperti pemabuk yang menjinjing ringan botol arak dan berjalan di tengah kampung. Ketika orang kampung mengingatkannya bahwa isi botol itu terlarang, ia balik berteriak, "Hey sadarlah. Kalian pun mabuk!!"

Tidak ada alasan untuk bangga dengan kebejatan. Bahkan ketika diri ini memang bejat, maka menutupi kebejatan diri - disertai dengan penyesalan - adalah sebuah keselamatan dan bisa menjadi jalan untuk berubah.

Abu Hurairah ra, berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Semua umatku akan ditutupi segala kesalahannya kecuali orang-orang yang berbuat maksiat dengan terang-terangan. Masuk dalam kategori berbuat maksiat terang-terangan adalah bila seorang berbuat dosa di malam hari kemudian Allah telah menutupi dosanya, lalu dia berkata (kepada temannya): Hai Fulan! Tadi malam aku telah berbuat ini dan itu. Allah telah menutupi dosanya ketika di malam hari sehingga ia bermalam dalam keadaan ditutupi dosanya, kemudian di pagi hari ia sendiri menyingkap tirai penutup Allah dari dirinya. (HR Muslim)

Seorang mukmin tak mungkin bangga dengan kebejatan. Karena konsekuensi iman menuntut begitu. Bahkan pada kadar iman yang paling rendah, tidak ada ruang untuk bersikap biasa-biasa saja atau acuh pada kemaksiatan. Ubah! Atau gugat! Atau kau membencinya, dan itu derajat yang amat rendah pada strata keimanan. Di luar sikap itu, tidak ada iman!!!

Dari Abu Said Al-Khudri ra: Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Kalau tidak sanggup, maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemah iman. (HR Muslim)

Sudah jelas, tidak ada alasan untuk bangga dengan kebejatan selama iman ini ada di dada.

Dan begitu pula dengan icon-icon kemaksiatan. Tak kan pernah sudi seorang mukmin menyukainya, atau pun sekedar bersikap biasa saja atau tak acuh padanya. Tak ada alasan menyambutnya bila icon kemaksiatan itu datang ke negeri seorang mukmin.

Tersulut rasa benci orang kampung dulu dengan kemaksiatan. Maka mereka usir pelaku zina dari nagari (kampung). Tak pantas pezina hadir di tengah kampung hidup bersama warga.

Maka begitulah seharusnya sikap seorang mukmin: pada semangat yang sama dengan orang kampung dulu. Tak ada alasan bagi pezina - apalagi seseorang yang menjadi icon pezina - untuk disambut datang ke negeri ini. Yang kedatangannya membuat sorak sorai pecinta zina bergemuruh seantero negeri. Terobati haus kerinduannya pada bintang zina yang selama ini cuma bisa ia pelototi dari layar televisi atau monitor komputer.

Wahai muslim, kalau masih ada iman di hatimu, tak ada alasan untuk bungkam ketika simbol kebejatan menyapa saudara-saudaramu di negerimu. Penerimaannya semakin memudahkan terpeliharanya kebejatan di sekitarmu. Ketika kedatangannya diterima, maka aksi zinanya lebih mudah dijual. Dan anak-anakmu, keponakanmu, antusias mencari tahu tentangnya. Dan adik-adik perempuan mu yang masuk remaja berpotensi mengidolakannya ketika popularitas dan uang telah menjadi prioritas, atau tuhan, dalam kehidupan.

"Munafik. Padahal lu suka kan? Gw juga suka, tapi gw gak munafik kayak lu. Semua juga suka, kalee…" Maa lakum, kaifa tahkumun (QS 68:36)? Bagaimana bisa begitu, apa dasar kamu menghakimi seperti itu? Lantas yang bagaimana munafik itu sebenarnya?

Ibnu Mas’ud r.a., sahabat Rasulullah saw, memberikan deskripsi perbedaan orang mukmin dan munafik. “Orang yang benar-benar beriman, ketika melihat dosa-dosanya, seperti ia sedang duduk dibawah gunung. Ia kuatir kalau-kalau puncak gunung itu jatuh menimpanya. Adapun orang munafik, ia memandang dosa-dosanya seperti menghalau lalat di ujung hidungnya.”

Lalu siapa sebenarnya yang pantas padanya disematkan gelar "munafik"?
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.