roughtorer
IndoForum Senior A
- No. Urut
- 44416
- Sejak
- 24 Mei 2008
- Pesan
- 6.755
- Nilai reaksi
- 174
- Poin
- 63
Dua hari ini, sampe bosan saya baca koran. Isinya selain BBM yah itu FPI. Di Kompas, SBY justru berujar, "Negara tidak boleh kalah dengan perilaku kekerasan. Negara harus menegakkan tatanan yang berlaku untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia," Ini diucapkan dalam jumpa pers Senin 2 Juni 1008 di Kantor Presiden.
.
Ironi bila suatu negara sampai mengatakan 'Negara tidak boleh kalah dengan perilaku kekerasan," Ada apa dengan negara ini, sampai sebegitu parahkah kewibawaan negara ini? Tidak Boleh Kalah pada perilaku KEKERASAN. Waduh.... gak tahu mau komen apa lagi.
.
Aku jadi teringat pada 2 tamu dari luar negri (orang Jepang dan Jerman) yang berkunjung ke sini untuk melihat-lihat kwalitas karet yang banyak dihasilkan di daerahku. Mau tahu apa yang dikesankan mereka pada negara kita? Dari obrolan dengan mereka, mereka menyiratkan, tentang 'tak ada pemerintahan...' 'No government' seperti itulah.
.
Saat itu kuppingku sempat panas. Jiwa nasionalisme justru bangkit. Aku jelaskan tentang pemilihan presiden langsung. Bahkan proses demokrasi yang sudadh dilaksanakan sampai ke tingkat dua.
.
Dan, sempat gak bisa ngomong aku waktu mereka tanya apa yang dilakukan government anda atas peristiwa pembunuhan masal tahun 1965? Mei 1998? Peristiwa Semanggi? Aceh? Papua? AMbon?
.
No government.
.
Dan kalau melihat kembali ke 'Negara tidak boleh kalah pada perilaku kekerasan', saya merasa, seperti negara dengan pernytaan itu mensegel membenarkan anggapan orang luar itu.
.
Emang boleh negara tunduk pada perilaku kekerasan? Tidak kan? Semua orang tahu itu? Negaranya saja yang tidak sanggup menjaganya mungkin. Hingga butuh suatu kalimat dalam konferensi pers untuk sekedar menjadi pendorong bagi kepercayaan diri.
.
Perkalian politik selalu ada. Kenaikan BBM baru saja terjadi, suatu kebijakan yang sangat tidak populer dan tentu saja menurunkan pamor SBY sebagai kandidat presiden periode mendatang.
.
Ditambah lagi kasus FPI yang menuding AKKBB ditunggangi Ahmadiah. Walau kenyataan menunjukkan memang itu kekerasan. Dan sudah terjadi, apa masih sempat untuk mengucapkan, negara tidak boleh kalah.....
.
Mengapa tidak dilakukan pemanggilan, penangkapan atau bahkan proses pengadilan langsung, sebelum 24 jam sejak kejadian tindak kekerasan. Untuk proses ini juga perlu birokrasi? Dalam hal memerangi tindak kekerasan?
.
Bisa, kalau mau.
.
Dan, akhirnya dengan seperti ini teori konspirasi yang mulai beredar. Skenario dibentuk. Karena kenyataannya pemerintah/negara tidak bisa memuaskan keinginan rakyat atas azas keadilan.
.
Memberangus FPI saat ini hanya akan semakin membuat pemerintah kehilangan simpatisan. Terutama dari kalangan yang mengaku Muslim mungkin begitu anggapan para aristokrat di atas.
.
Atau mungkin proses membuktikan bahwa negara tidak boleh kalah pada kekerasan ini sengaja dilama-lamakan, agar rakyat yang sudah kelaparan dan keringat dingin karena harga barang naik, bisa dialihkan perhatiannya? Atau mungkin ada transaksi politik di balik penyerangan ini?
.
Kalau saya pribadi lebih menunggu apa yang akan dikomentari Gus Dur dalam menghadapi FPI ini. Sepertinya, hanya pada banser dari NU saja mereka bisa sedikit 'hati-hati'.
.
Btw, pembelaan dari FPI, bahwa AKKBB disusupi Ahmadiah, sekiranya memang benar. Apa Ahmadiah tidak boleh ikut dalan AKKBB? Bagaimana tahu mereka disusupi Ahmadiah? Kalau pun benar ada orang Ahmadiahnya, mereka paling tidak, tidak berbuat anarkis. Lalu ada lagi nih.
.
Menurut Komanda Laskar Islam, justru mereka yang melakukan penyerangan terhadap AKKBB bukan FPI. Dan Komando Laskar Islam adalah gabungan laskar-laskar Islam dari seluruh Indonesia? Benarkah? Usut terus pak Polisi.... Kekerasan lebih buruk daripada tidak pake helm.
.
Ironi bila suatu negara sampai mengatakan 'Negara tidak boleh kalah dengan perilaku kekerasan," Ada apa dengan negara ini, sampai sebegitu parahkah kewibawaan negara ini? Tidak Boleh Kalah pada perilaku KEKERASAN. Waduh.... gak tahu mau komen apa lagi.
.
Aku jadi teringat pada 2 tamu dari luar negri (orang Jepang dan Jerman) yang berkunjung ke sini untuk melihat-lihat kwalitas karet yang banyak dihasilkan di daerahku. Mau tahu apa yang dikesankan mereka pada negara kita? Dari obrolan dengan mereka, mereka menyiratkan, tentang 'tak ada pemerintahan...' 'No government' seperti itulah.
.
Saat itu kuppingku sempat panas. Jiwa nasionalisme justru bangkit. Aku jelaskan tentang pemilihan presiden langsung. Bahkan proses demokrasi yang sudadh dilaksanakan sampai ke tingkat dua.
.
Dan, sempat gak bisa ngomong aku waktu mereka tanya apa yang dilakukan government anda atas peristiwa pembunuhan masal tahun 1965? Mei 1998? Peristiwa Semanggi? Aceh? Papua? AMbon?
.
No government.
.
Dan kalau melihat kembali ke 'Negara tidak boleh kalah pada perilaku kekerasan', saya merasa, seperti negara dengan pernytaan itu mensegel membenarkan anggapan orang luar itu.
.
Emang boleh negara tunduk pada perilaku kekerasan? Tidak kan? Semua orang tahu itu? Negaranya saja yang tidak sanggup menjaganya mungkin. Hingga butuh suatu kalimat dalam konferensi pers untuk sekedar menjadi pendorong bagi kepercayaan diri.
.
Perkalian politik selalu ada. Kenaikan BBM baru saja terjadi, suatu kebijakan yang sangat tidak populer dan tentu saja menurunkan pamor SBY sebagai kandidat presiden periode mendatang.
.
Ditambah lagi kasus FPI yang menuding AKKBB ditunggangi Ahmadiah. Walau kenyataan menunjukkan memang itu kekerasan. Dan sudah terjadi, apa masih sempat untuk mengucapkan, negara tidak boleh kalah.....
.
Mengapa tidak dilakukan pemanggilan, penangkapan atau bahkan proses pengadilan langsung, sebelum 24 jam sejak kejadian tindak kekerasan. Untuk proses ini juga perlu birokrasi? Dalam hal memerangi tindak kekerasan?
.
Bisa, kalau mau.
.
Dan, akhirnya dengan seperti ini teori konspirasi yang mulai beredar. Skenario dibentuk. Karena kenyataannya pemerintah/negara tidak bisa memuaskan keinginan rakyat atas azas keadilan.
.
Memberangus FPI saat ini hanya akan semakin membuat pemerintah kehilangan simpatisan. Terutama dari kalangan yang mengaku Muslim mungkin begitu anggapan para aristokrat di atas.
.
Atau mungkin proses membuktikan bahwa negara tidak boleh kalah pada kekerasan ini sengaja dilama-lamakan, agar rakyat yang sudah kelaparan dan keringat dingin karena harga barang naik, bisa dialihkan perhatiannya? Atau mungkin ada transaksi politik di balik penyerangan ini?
.
Kalau saya pribadi lebih menunggu apa yang akan dikomentari Gus Dur dalam menghadapi FPI ini. Sepertinya, hanya pada banser dari NU saja mereka bisa sedikit 'hati-hati'.
.
Btw, pembelaan dari FPI, bahwa AKKBB disusupi Ahmadiah, sekiranya memang benar. Apa Ahmadiah tidak boleh ikut dalan AKKBB? Bagaimana tahu mereka disusupi Ahmadiah? Kalau pun benar ada orang Ahmadiahnya, mereka paling tidak, tidak berbuat anarkis. Lalu ada lagi nih.
.
Menurut Komanda Laskar Islam, justru mereka yang melakukan penyerangan terhadap AKKBB bukan FPI. Dan Komando Laskar Islam adalah gabungan laskar-laskar Islam dari seluruh Indonesia? Benarkah? Usut terus pak Polisi.... Kekerasan lebih buruk daripada tidak pake helm.