roughtorer
IndoForum Senior A
- No. Urut
- 44416
- Sejak
- 24 Mei 2008
- Pesan
- 6.755
- Nilai reaksi
- 174
- Poin
- 63
Teman-teman semua, mungkin ini ada kaitannya dalam mepelajari tentang Hukum Karma. Saya sering mendengar pengakuan seorang sahabat atau kerabat, misal; tidak ingin mempermainkan perempuan, karena memiliki banyak keponakan perempuan yang ditakutkan, bagaimana kalau keponakan perempuannya atau anak perempuannya yang diperlakukan seperti dia mempermainkan perempuan lain.
Kemudian, pada bagian lain, like father like son, kita melihat kenyataan-kenyataan bahwa kita tidak hanya mewarisi harta dunia dari orang tua atau leluhur kita. Lebih dalam lagi, kita juga mewarisi penyakit keturunan mereka. Sebagai misal, seseorang yang lahir dari kedua orang tua yang memiliki riwayat diabetes, kemungkinan besar (hampir dapat dipastikan dalam medis - cepat atau lambat) akan mengalami hal serupa.
Dalam hal ini, saya mempunyai riwayat diabetes, yang mungkin bila mempelajari hukum karma, ini bisa terjadi karena di kehidupan yang lalu saya bla... bla... bla... untuk itu saya menebusnya dengan karma yang masak pada kehidupan ini dengan sandangan dabetes di dalam tubuh saya.
Sama dengan mempermainkan perempuan lain/atau laki-laki lain, atau orang lain.... berfikir akan menyebabkan karma buruk pada anak cucu, kerabat dan saudara, benar kah demikian?
Mohon penjelasan.
Saya punya pengalaman pahit. Mendiang Ibu seorang Kong Hu Cu, pada saat tuanya ibu, ibu secara keseluruhan saya bisa bilang bahagia. Tapi, pada saat gula darahnya naik, ibu sering merasa sangat malang... Diabetes ibu juga type B, dan tidak sampai menjadi jenis basah atau sampai membusuk pada organ tubuh. Dari luar ibu kelihatan baik-baik saja. Namun diabetes cenderung membuat dia sering capek berlebihan, terkadang tidak bisa mengontrol kencing dan, ini membawa depresi.
Saya pernah bercerita pada ibu, dengan sadar yang semaksimal mungkin saya bisa. Dengan sangat halus, intinya saya menceritakan tentang hukum karma, tumimbal lahir dan sebagainya. Sebagai Kong Hu Cu yang juga Buddhis... agak sulit membedakanya. Karena Ibu juga suka mendengarkan Kheng, dengan tasbih menyebut nama Amitabha. Jadi, antara Mahayana dan Khong Hu Cu menurut aku. Atau mungkin seperti kebanyakan etnis China yang lain, sebut saja dengan tri Dharma.
Ibu kelihatan sedih mendengarkan penjelasan saya.... Bahwa dia merasa tidak pernah mencelakan orang lain. Dan seperti tidak bisa menerima begitu saja, bahwa apa yang kita alami adalah hasil perbuatan kita, seluruhnya.... bahkan dari kehidupan yang lalu...
Sangat sulit... sampai ibu meninggal, pikiran ini kadang masih menghantui saya. Dosa Turunan. Mungkin ini yang dimaksud di agama lain. Dan, sebagai Buddhis yang mempelajari terus Buddha Dharma, saya belum menemukan penjelasan yang bisa saya terima akan hal ini, bila saya hubungkan dengan cerita saya pada mendiang ibu saya itu.
Kalau ada yang bisa membantu, saya mohon dengan sangat.... Terutama Bro Sinthung dan Mercedes.... Juga Thireye, Dilbert, Meili.... Plis..... Dan kalau tidak memberatkan, jangan menjadi flame saya juga mohon pandangan dari bro Akiong bagaimana perihal dosa turunan ini menurut ajaran Meitreya, Juga bro VajraMudra yang Khong Hu Cu, JokoLoco yang Hindu dan bro yang agnostic juga... kalau sempat....
Kemudian, pada bagian lain, like father like son, kita melihat kenyataan-kenyataan bahwa kita tidak hanya mewarisi harta dunia dari orang tua atau leluhur kita. Lebih dalam lagi, kita juga mewarisi penyakit keturunan mereka. Sebagai misal, seseorang yang lahir dari kedua orang tua yang memiliki riwayat diabetes, kemungkinan besar (hampir dapat dipastikan dalam medis - cepat atau lambat) akan mengalami hal serupa.
Dalam hal ini, saya mempunyai riwayat diabetes, yang mungkin bila mempelajari hukum karma, ini bisa terjadi karena di kehidupan yang lalu saya bla... bla... bla... untuk itu saya menebusnya dengan karma yang masak pada kehidupan ini dengan sandangan dabetes di dalam tubuh saya.
Sama dengan mempermainkan perempuan lain/atau laki-laki lain, atau orang lain.... berfikir akan menyebabkan karma buruk pada anak cucu, kerabat dan saudara, benar kah demikian?
Mohon penjelasan.
Saya punya pengalaman pahit. Mendiang Ibu seorang Kong Hu Cu, pada saat tuanya ibu, ibu secara keseluruhan saya bisa bilang bahagia. Tapi, pada saat gula darahnya naik, ibu sering merasa sangat malang... Diabetes ibu juga type B, dan tidak sampai menjadi jenis basah atau sampai membusuk pada organ tubuh. Dari luar ibu kelihatan baik-baik saja. Namun diabetes cenderung membuat dia sering capek berlebihan, terkadang tidak bisa mengontrol kencing dan, ini membawa depresi.
Saya pernah bercerita pada ibu, dengan sadar yang semaksimal mungkin saya bisa. Dengan sangat halus, intinya saya menceritakan tentang hukum karma, tumimbal lahir dan sebagainya. Sebagai Kong Hu Cu yang juga Buddhis... agak sulit membedakanya. Karena Ibu juga suka mendengarkan Kheng, dengan tasbih menyebut nama Amitabha. Jadi, antara Mahayana dan Khong Hu Cu menurut aku. Atau mungkin seperti kebanyakan etnis China yang lain, sebut saja dengan tri Dharma.
Ibu kelihatan sedih mendengarkan penjelasan saya.... Bahwa dia merasa tidak pernah mencelakan orang lain. Dan seperti tidak bisa menerima begitu saja, bahwa apa yang kita alami adalah hasil perbuatan kita, seluruhnya.... bahkan dari kehidupan yang lalu...
Sangat sulit... sampai ibu meninggal, pikiran ini kadang masih menghantui saya. Dosa Turunan. Mungkin ini yang dimaksud di agama lain. Dan, sebagai Buddhis yang mempelajari terus Buddha Dharma, saya belum menemukan penjelasan yang bisa saya terima akan hal ini, bila saya hubungkan dengan cerita saya pada mendiang ibu saya itu.
Kalau ada yang bisa membantu, saya mohon dengan sangat.... Terutama Bro Sinthung dan Mercedes.... Juga Thireye, Dilbert, Meili.... Plis..... Dan kalau tidak memberatkan, jangan menjadi flame saya juga mohon pandangan dari bro Akiong bagaimana perihal dosa turunan ini menurut ajaran Meitreya, Juga bro VajraMudra yang Khong Hu Cu, JokoLoco yang Hindu dan bro yang agnostic juga... kalau sempat....