• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Dosa Turunan

roughtorer

IndoForum Senior A
No. Urut
44416
Sejak
24 Mei 2008
Pesan
6.755
Nilai reaksi
174
Poin
63
Teman-teman semua, mungkin ini ada kaitannya dalam mepelajari tentang Hukum Karma. Saya sering mendengar pengakuan seorang sahabat atau kerabat, misal; tidak ingin mempermainkan perempuan, karena memiliki banyak keponakan perempuan yang ditakutkan, bagaimana kalau keponakan perempuannya atau anak perempuannya yang diperlakukan seperti dia mempermainkan perempuan lain.

Kemudian, pada bagian lain, like father like son, kita melihat kenyataan-kenyataan bahwa kita tidak hanya mewarisi harta dunia dari orang tua atau leluhur kita. Lebih dalam lagi, kita juga mewarisi penyakit keturunan mereka. Sebagai misal, seseorang yang lahir dari kedua orang tua yang memiliki riwayat diabetes, kemungkinan besar (hampir dapat dipastikan dalam medis - cepat atau lambat) akan mengalami hal serupa.

Dalam hal ini, saya mempunyai riwayat diabetes, yang mungkin bila mempelajari hukum karma, ini bisa terjadi karena di kehidupan yang lalu saya bla... bla... bla... untuk itu saya menebusnya dengan karma yang masak pada kehidupan ini dengan sandangan dabetes di dalam tubuh saya.

Sama dengan mempermainkan perempuan lain/atau laki-laki lain, atau orang lain.... berfikir akan menyebabkan karma buruk pada anak cucu, kerabat dan saudara, benar kah demikian?

Mohon penjelasan.

Saya punya pengalaman pahit. Mendiang Ibu seorang Kong Hu Cu, pada saat tuanya ibu, ibu secara keseluruhan saya bisa bilang bahagia. Tapi, pada saat gula darahnya naik, ibu sering merasa sangat malang... Diabetes ibu juga type B, dan tidak sampai menjadi jenis basah atau sampai membusuk pada organ tubuh. Dari luar ibu kelihatan baik-baik saja. Namun diabetes cenderung membuat dia sering capek berlebihan, terkadang tidak bisa mengontrol kencing dan, ini membawa depresi.

Saya pernah bercerita pada ibu, dengan sadar yang semaksimal mungkin saya bisa. Dengan sangat halus, intinya saya menceritakan tentang hukum karma, tumimbal lahir dan sebagainya. Sebagai Kong Hu Cu yang juga Buddhis... agak sulit membedakanya. Karena Ibu juga suka mendengarkan Kheng, dengan tasbih menyebut nama Amitabha. Jadi, antara Mahayana dan Khong Hu Cu menurut aku. Atau mungkin seperti kebanyakan etnis China yang lain, sebut saja dengan tri Dharma.

Ibu kelihatan sedih mendengarkan penjelasan saya.... Bahwa dia merasa tidak pernah mencelakan orang lain. Dan seperti tidak bisa menerima begitu saja, bahwa apa yang kita alami adalah hasil perbuatan kita, seluruhnya.... bahkan dari kehidupan yang lalu...

Sangat sulit... sampai ibu meninggal, pikiran ini kadang masih menghantui saya. Dosa Turunan. Mungkin ini yang dimaksud di agama lain. Dan, sebagai Buddhis yang mempelajari terus Buddha Dharma, saya belum menemukan penjelasan yang bisa saya terima akan hal ini, bila saya hubungkan dengan cerita saya pada mendiang ibu saya itu.

Kalau ada yang bisa membantu, saya mohon dengan sangat.... Terutama Bro Sinthung dan Mercedes.... Juga Thireye, Dilbert, Meili.... Plis..... Dan kalau tidak memberatkan, jangan menjadi flame saya juga mohon pandangan dari bro Akiong bagaimana perihal dosa turunan ini menurut ajaran Meitreya, Juga bro VajraMudra yang Khong Hu Cu, JokoLoco yang Hindu dan bro yang agnostic juga... kalau sempat....
 
Itu sudah kehendak langit...

jawaban menghibur diri yg sering kita dengar ...
 
Itu sudah kehendak langit...

jawaban menghibur diri yg sering kita dengar ...

Maksud dari kehendak langit bro? artinya langit sudah berkehendak demikian? dalam hal apa? dalam hal setiap orang mewarisi tidak hanya harta duniawi tapi juga penyakit? Atau dalam hal bahwa banyak kemalangan yang kita rasakan saat ini adalah akibat dari turunan/disebabkan oleh orang tua kita? Atau kehendak langitlah hukum karma berjalan seperti itu? Atau semua nya kehendak langit?
 
Tidak ada namanya kehendak langit... kalo semua kehendak langit, buat apa kita hidup...
itu pendapat orang bodoh saja....

Jawabannya gampang bro..
kalo kamu tahu penjelasan Teori Kloning dgn teori karma... jawabannya sama tuh ...
 
Yup I got it....
Itu sesuai dengan kenyakinan saya (Buddhis)

Saya hanya ingin tahu penjelasan/pandangan dari aliran lain.... bagi yang tersentuh dipersilahkan.
 
Sbnrnya ada hal yg krg saya mengerti selama ini:
1. Ada sutra menyebut bahwa karma tdk bisa dipindah2, diri kita yg berbuat.
diri kita jg yg menanggung.
2. Sedang dalam sutra lainnya justru menyebut bahwa segala amal
kebajikan/kejahatan akan menurun hingga ke anak cucunya.

2 hal yg berlawanan, tp saya percaya 22nya krn banyak kasus nyata.

-ibu yg kena aids otomatis anaknya ikut ketular.
-orang tua yg kaya raya otomatis anaknya ikut kecipratan..:D
-keseringan judi tuanya miskin, usaha ga laku2 (tetangga)
-main ilmu hitam, anak jadi korban. dll

Saya pernah mendengar ceramah seorang biksu, ktnya ada dosa karma yg baru impas setelah menjalani beberapa puluh silsilah dibawahnya, karmanya baru lunas setelah ada akumulasi dlm jumlah yg sebanding untuk melunasinya. kl tdk ia akan berjalan terus sampe limitasinya habis.
 
Sbnrnya ada hal yg krg saya mengerti selama ini:
1. Ada sutra menyebut bahwa karma tdk bisa dipindah2, diri kita yg berbuat.
diri kita jg yg menanggung.
2. Sedang dalam sutra lainnya justru menyebut bahwa segala amal
kebajikan/kejahatan akan menurun hingga ke anak cucunya.

2 hal yg berlawanan, tp saya percaya 22nya krn banyak kasus nyata.

-ibu yg kena aids otomatis anaknya ikut ketular.
-orang tua yg kaya raya otomatis anaknya ikut kecipratan..:D
-keseringan judi tuanya miskin, usaha ga laku2 (tetangga)
-main ilmu hitam, anak jadi korban. dll

Saya pernah mendengar ceramah seorang biksu, ktnya ada dosa karma yg baru impas setelah menjalani beberapa puluh silsilah dibawahnya, karmanya baru lunas setelah ada akumulasi dlm jumlah yg sebanding untuk melunasinya. kl tdk ia akan berjalan terus sampe limitasinya habis.

Thanx... yup.... memang itu yang bikin saya penasaran. Udah saya cari-cari belum ketemu jawabnya.... Kenyataan-kenyataan seperti itu berserakan di sekeliling kita. Kadang, hanya masa bodoh yang membuat hal-hal tersebut tidak terlalu dipikirkan. Ini mengganggu saya (dalam hal pikiran).
 
Thanx... yup.... memang itu yang bikin saya penasaran. Udah saya cari-cari belum ketemu jawabnya.... Kenyataan-kenyataan seperti itu berserakan di sekeliling kita. Kadang, hanya masa bodoh yang membuat hal-hal tersebut tidak terlalu dipikirkan. Ini mengganggu saya (dalam hal pikiran).


Sama spt saudara saya, ia mengatakan bahwa merokok adalah penyakit keturunan.(bapaknya seorang perokok ulung) :D tp dia bilang bertekad akan mengakhirinya sekarang, supaya keturunannya tdk akan ketular penyakit kakeknya nanti. dgn demikian dia berhasil memutus rantai karma akibat merokok ini.

kl mnrt saya, knp tdk anda memulai untuk sering2 mengkonsumsi timun :D ato makanan lain yg berkhasiat utk menetralisir gula darah.

dgn cara2/disiplin yg bnr, mungkin aja sebenarnya ANDA lah org yg akan segera mengakhiri karma turun temurun ini..shg untuk selanjutnya keturunan2 berikutnya jauh didepan anda tdk akan terkena gula darah lg..:D
 
Pertama-tama kita harus membedakan pengertian Dosa dalam agama Buddha dengan agama lain. Sering terjadi kerancuan pengertian Dosa didalam umat Buddha sendiri.

Dosa adalah penolakan yang sangat terhadap sesuatu sehingga membuat pikiran selalu emosi, kesal dan penuh dengan kebencian.

Dosa
Pikiran untuk menyakiti, merusak, menghilangkan, mengingkirkan, memusnahkan sesuatu karena adanya rasa tidak suka yang sangat atau benci terhadap sesuatu tersebut, inilah Dosa.
Dosa ini dapat diibaratkan dengan sebuah titik api yang menyala, dan bila tidak segera dipadamkan maka akan menjadi kobaran api yang lebih besar, sehingga dapat merusak segalanya, dalam hal ini merusak pemikiran, kesehatan fisik dan mental, bahkan dapat membuat seseorang menjadi pembunuh.

Sebagai contoh: karena tidak menyukai seekor lalat, terjadi penolakan yang sangat dan timbul kebencian terhadap lalat tersebut, seseorang menginginkan lalat tersebut tersebut musnah, hilang, menyingkir dari hadapannya, menyakiti, merusak, maka ia melakukan berbagai cara untuk memusnahkan, menghilangkan, menyingkirkannya termasuk dengan melakukan tindakan kejahatan berupa pembunuhan.

Untuk menghindari timbulnya Dosa dalam diri, maka diperlukan menjalankan Panca Sila (Lima Sila)

Jadi sudah jelas perbedaan Dosa dalam agama Buddha dengan agama lain.

Didalam agama Buddha tidak ada yang namanya Dosa turunan,yang ada Setiap Makhluk hidup memwarisi kammanya sendiri.

SABBE SATTA
KAMMASSAKA
KAMMADAYADA
KAMMAYONI
KAMMABANDHU
KAMMAPATISARANA
YAM KAMMAM KARISSANTI
KALYANAM VA PAPAKAM VA
TASSA DAYADA BHAVISSANTI

Semua makhluk:
Memiliki karmanya sendiri
Mewarisi karmanya sendiri
Lahir dan karmanya sendiri
Berhubungan dengan karmanya sendiri
Terlindung oleh karmanya sendiri.
Apa pun karma yang diperbuatnya
Baik atau buruk,
Itulah yang akan diwarisinya.



Pandangan-Pandangan Keliru Mengenai Kamma

1. Kamma hanya dianggap sebagai hal yang buruk saja.

Pandangan ini beranggapan bahwa kamma hanya dianggap sebagai hasil yang buruk saja yang menimpa seseorang yang telah melakukan perbuatan buruk. Pandangan keliru (miccha ditthi) ini terjadi karena adanya kerancuan antara kamma (perbuatan) dengan kamma vipaka (hasil perbuatan) dan pemahaman yang salah terhadap kamma. Padahal, kamma yang berarti perbuatan sedangkan hasilnya disebut vipaka, tidak hanya berhubungan dengan perbuatan buruk ataupun akibat buruk semata, tetapi juga perbuatan baik ataupun akibat yang baik. Kamma vipaka (hasil perbuatan) tidak hanya berkaitan dengan hal-hal yang buruk tetapi juga hal-hal yang baik yang dialami oleh seseorang. Contoh: seseorang gemar berdana sehingga ia dihormati oleh setiap orang. Gemar berdana adalah kamma baik dan dihormati orang lain merupakan kamma vipaka (hasil perbuatan) yang baik.

2. Kamma vipaka (hasil kamma) dianggap sebagai nasib atau takdir yang tidak bisa diubah.

Pandangan ini dikatakan keliru karena jika hal itu terjadi maka seseorang tidak akan dapat bebas dari penderitaannya. Padahal seseorang dapat mengubah apa yang sedang ia alami. Selain itu, Guru Buddha telah mengajarkan mengenai Viriya atau semangat membaja yang berguna untuk mengatasi segala kesulitan. Sebagai contoh, seseorang yang lahir dalam keluarga yang kekurangan (miskin) karena kamma kehidupan lampau yang buruk yang telah ia lakukan dikehidupan yang lalu, ia dapat mengubah kondisi yang dialaminya tersebut dengan bekerja keras sehingga ia tidak lagi hidup dalam kemiskinan.

3. Prinsip kerja hukum kamma adalah mata dibayar mata, nyawa dibayar nyawa.

Pandangan ini beranggapan bahwa kamma akan selalu menghasilkan bentuk yang sama dengan hasil perbuatan (kamma vipaka), membunuh maka akan akan dibunuh, mencuri maka akan dicuri, menipu maka akan ditipu, dan sebagainya. Pandangan ini keliru karena kamma memiliki karakter yang dinamis dan tidak lepas dari kondisi-kondisi yang ada, sehingga tidak selamanya bentuk dari hasil kamma akan sama dengan bentuk kammanya. Tetapi yang dapat dipastikan adalah sifatnya, dimana kamma yang sifat buruk pasti akan menghasilkan hal yang sifatnya juga buruk, kamma baik pasti akan menghasilkan hal yang sifatnya juga baik.

4. Kamma orang tua diwarisi oleh anaknya.

Pandangan ini beranggapan bahwa orang tua yang melakukan kamma buruk maka hasilnya (vipaka) akan di terima oleh anaknya atau keluarga lainnya. Pandangan ini keliru karena prinsip kerja kamma adalah siapa yang melakukan perbuatan maka ia akan yang menerima hasilnya. Dalam Cullakammavibhanga Sutta; Majjhima Nikaya 135 Guru Buddha bersabda : "Semua mahluk hidup mempunyai kamma sebagai milik mereka, mewarisi kammanya sendiri, lahir dari kammanya sendiri, berhubungan dengan kammanya sendiri, dilindungi oleh kammanya sendiri. Kamma itulah yang membedakan makhluk hidup dalam keadaan rendah atau tinggi."

Dalam kasus tertentu terlihat sepertinya orang tua yang melakukan kamma buruk dan anaknya yang mengalami penderitaan. Hal ini bukan berarti kamma buruk orang tua diwarisi oleh anaknya, tetapi ini lebih berarti bahwa kamma buruk orang tua tersebut memicu kamma buruk si anak untuk berbuah. Dengan kata lain seseorang akan menerima akibat dari kammanya sendiri, tetapi kammanya dapat mempengaruhi atau mengkondisikan kamma orang lain untuk berbuah.


5. Kamma kehidupan lampau penentu segalanya yang terjadi di masa sekarang.

Pandangan ini beranggapan bahwa semua yang dialami seseorang pada masa sekarang, baik kondisi yang baik maupun buruk tidak lain merupakan hasil (vipaka) dari kamma kehidupan lampau saja. Pandangan ini keliru karena jika hal itu terjadi demikian maka seseorang hanya akan menjadi ”boneka” yang tidak bisa membebaskan diri dari penderitaan dan akan manjadi seseorang yang tidak memiliki kewaspadaan dan pengendalian diri. Hal ini telah dibabarkan oleh Guru Buddha dalam Tittha Sutta; Anguttara Nikaya 3.61 maupun dalam Sivaka Sutta; Samyutta Nikaya 36.21 {S 4.229} dan Devadaha Sutta; Majjhima Nikaya 101.

6. Kamma maupun vipaka (hasil kamma) ditentukan oleh tuhan.

Pandangan ini beranggapan bahwa semua yang diperbuat dan dialami seseorang pada masa sekarang, baik hal yang baik maupun buruk tidak lain merupakan kehendak tuhan. Pandangan ini keliru karena jika hal itu terjadi maka semua perbuatan dan semua yang dialami seseorang tidak lain hanya merupakan kehendak tuhan, sehingga seseorang tidak memiliki kehendak bebas, hanya akan menjadi ”boneka” yang tidak bisa membebaskan diri dari penderitaan dan akan menjadi seseorang yang tidak memiliki kewaspadaan dan pengendalian diri. Hal ini telah dibabarkan oleh Guru Buddha dalam Tittha Sutta; Anguttara Nikaya 3.61.

7. Kamma lampau dapat dihilangkan/dihapuskan.

Pandangan ini beranggapan bahwa kamma (perbuatan) buruk yang telah dilakukan seseorang, dapat dihilangkan/dihapuskan. Pandangan ini keliru karena kamma (perbuatan) lampau tersebut telah dilakukan dan telah terjadi sehingga tidak dapat dihapuskan. Sebagai contoh, Guru Buddha sendiri tetap menerima hasil dari kamma buruk kehidupan lampauNya berupa terlukanya kaki Beliau karena batu yang digulingkan oleh Devadatta. Jika kamma kehidupan lampau bisa dihapuskan maka Guru Buddha dengan mudah menghilangkannya dan kaki Beliau tidak akan terluka.

Kamma masa lampau tetap akan menimbulkan hasilnya seperti yang telah dijelaskan oleh Guru Buddha dalam Lonaphala Sutta; Anguttara Nikaya 3.99, dengan menggunakan perumpamaan garam yang sama banyaknya, yang satu dimasukkan ke dalam air di cangkir dan dan yang lain ke dalam sungai Ganga. Garam diibaratkan sebagai kamma buruk dan air adalah kamma baik. Ketika garam dimasukan ke dalam sebuah cangkir maka rasa garam tersebut akan terasa. Sedangkan garam yang jumlahnya sama dimasukan ke dalam sungai, maka air sungai tersebut tidak akan terasa asin. Jadi kamma buruk kehidupan lampau akan memberikan hasil/dampak tetapi dengan adanya kamma baik yang banyak yang dilakukan pada masa sekarang maka dampak dari kamma buruk tersebut menjadi berkurang bahkan tidak terasa.

========

Sakit adalah Dukkha, Tua adalah dukkha, Penyakit adalah Dukkha.
EMPAT KEBENARAN ARYA (Cattari Ariya Saccani)
Segala suatu yang berkondisi adalah tidak kekal,namun kita harus berusaha, berusaha,berusaha...


ABHINHAPACCAVEKKHANA (Kerap Kali Direnungkan)


JARA DHAMMOMHI
JARAM ANATITO
BYADHIDHAMMOMHI
BYADHIM ANATITO
MARANA DHAMMOMHI
MARANAM ANATITO
SABBEHI ME PIYEHI MANAPEHI NANABHAVO VINABHAVO.

KAMMASSAKOMHI
KAMMADAYADO
KAMMAYONI
KAMMABANDHU

KAMMAPATISARANO
YAM KAMMAM KARISSAMI
KALYANAM VA PAPAKAM VA
TASSA DAYADO BHAVISSAMI
EVAM AMHEHI ABHINHAM PACCAVEKKHITABBAM

Aku akan menderita usia tua,
Aku belum mengatasi usia tua.
Aku akan menderita sakit,
Aku belum mengatasi penyakit.
Aku akan menderita kematian,
Aku belum mengatasi kematian.
Segala milikku yang kucintai dan kusenangi
akan berubah, akan terpisah dariku.

Aku adalah pemilik karmaku sendiri
Pewaris karmaku sendiri
Lahir dan karmaku sendiri
Berhubungan dengan karmaku sendiri

Terlindung oleh karmaku sendiri
Apa pun karma yang kuperbuat
Baik atau buruk
Itulah yang akan kuwarisi.
Hendaklah ini kerap kali direnungkan.


 
Kalau itu tidak begitu aturannya bro.... saya udah konsultasikan hal ini ke dokter. Dan saya sampai hari ini hanya seminggu sekali makan nasi. Masalahnya, di gen kami yang mengidap diabetes ada kecenderungan produksi insulinnya tidak normal. Ini genetik. Diwariskan. jadi, sekiranya, seperti sekarang gula darah saya cenderung normal dan normal sekali menurut dokter (test darah) berkisar antara 100 - 140, tapi sifat (genetik dari produksi insulin yang ngawur) ini tetap akan diturunkan.

Ini mengapa penderita diabetes yang genetik. Bisa tidak muncul diabetesnya bila tidak ada yang memicu. Misal, dikala usia sudah kepala 3, tidak mengontrol makanan, maka diabetes bisa muncul seketika. Seandainya saya mengontrol, dan diabetes tidak muncul. Maka saya tetap sebagai orang yang pembawa sifat. Bila saya menikah, dengan yang tidak punya riwayat diabetes, kemungkinan keturunan mempunyai sifat diabetes tetap ada. Dan bila saya menikah dengan yang punya riwayat diabetes juga, diabetes pasti muncul di keturunan. Hanya kemudian pola makan dan gaya hidup (olah raga dsb) sangat berpengaruh kepada timbulnya diabetes pada orang-orang yang memang sudah punya gen diabetes.

Saya jadi teringat pada ponakan saya. Umur 1 tahun, cewek, meninggal. Sakitnya mulanya tidak terdeteksi. Hanya diare biasa. Anehnya, segala antibiotik yang diberikan, baik melalui injeksi atau pil/kapsul tidak ada yang mempan. Setelah kronis, dibawa ke rumah sakit gede di Medan, tidak juga terdeteksi hingga hari ke 3. Dan sudah terlambat. Gula darah keponakan saya itu mencapai 400. Ini sangat luar biasa pada bayi. Dan semua sudah terlambat. Bahkan dokter sendiri kadang tidak begitu antisipasi pada kemungkinan diabetes pada bayi dan anak-anak... Kemudian, kalau melihat ke riwayat keluarga. Kakak saya, tentu saja pembawa sifat kan karena orang tua kami yang dua duanya diabetes. Saya tidak tahu bagaimana dengan kakak ipar saya. Yang pasti, kemungkinan gen itu diturunkan ke keponakan saya ada kan?! Nah.... inilah kenyataan yang ada.

Kalau soal merokok, itu salah kalau dibilang keturunan. Merokok lebih kepada kebiasaan. Sesuatu hal yang sudah menjadi kebiasaan, terus menerus, mana bisa lagi dianggap salah. Bila sudah merasa salah, baru kemudian kalau ada niat baru bisa dihilangkan atau dikurangi. Anda merokok, tidak harus anak anda ketularan merokok. Anak bisa belajar merokok bila melihat lingkungannya merokok. Bisa jadi karena melihat ayah atau ibunya, teman atau guru atau iklan di tv atau idolanya merokok.

Jadi, gak seperti threat di forum Buddha.... bagimana nih.... apa gak ada yang bisa ngasih pendapat soal 'dosa turunan' ini?

@Sinthung
Wow... ternyata post kita berbarengan, jadi saya edit yang ini biar gak double post.
Makasih bro Sinthung. Postingan anda benar-benar seperti yang saya harapkan. Ada pengertian ke arah situ sebenarnya, namun saya tidak mempunyai acuan ke sutta-sutta dan vinaya atau sumber-sumber apapun ke Tri Pitaka. Bukan malas mencari, tapi, tidak ketemu juga. Jadi.... terima kasih, saya akan membaca berulang-ulang post anda ini, semoga bisa membantu saja sampai mengerti benar.
 
iya jg sih, tp setidaknya sepupu saya berupaya mencegah agar anaknya nanti tdk ikut2an bapaknya spt yg terjadi pd dirinya dan saudara2nya saat ini yg ngekor bapaknya yg raja rokok itu :D ia ingin menghapus seminimal mungkin kemungkinan anaknya untuk mengekor dirinya yg merokok.

oh, bgt..sy sblmnya krg mengerti tentang penyakit diabetes..sy kira dgn orang tua yg sembuh dr diabetes otomatis anaknya jg ikutan sembuh. :P

Trims atas info dr @singthung..

Ada 2 versi yg saya tahu:

knp bila karma tdk bs hilang, bs ada analogi sebutir garam dlm segelas air? bknkah seharusnya si sebutir garam itu sudah lenyap krn lawannya adalah si segelas air? deskripsinya karma bs lenyap kl ditiban dengan setumpuk karma baik yg akumulasinya jauh diatasnya.Intinya KARMA BURUK BS DIHAPUSKAN. spt yg tertulis dlm sutra2 hal itu terjadi apabila orang itu terus-menerus menyebut nama Budha.
saya sudah menemukan jawabannya,tp

lalu ada versi lainnya yg menjawab:
KARMA BURUK TDK BISA DIHAPUSKAN meski dgn karma baik seberapa banyak sekalipun. Keduanya berjalan dijalur yg berbeda. dengan gelas yg berbeda pula. tp karma buruk bs ditunda. menunda karma yg seharusnya masak menjadi tertunda.Dlm tantrayana menyebut dengan kekuatan yg maha besar mampu menunda karma buruk berat sehingga tdk akan sempat berbuah hingga orang itu mencapai kebudhaan. pd saat itu sang karma buruk tdk akan berpengaruh apa2 lg thdnya.

sampe skrg saya masih ragu2 mn yg benar. jd saya percayain 22nya aja..:D
 
iya jg sih, tp setidaknya sepupu saya berupaya mencegah agar anaknya nanti tdk ikut2an bapaknya spt yg terjadi pd dirinya dan saudara2nya saat ini yg ngekor bapaknya yg raja rokok itu :D
tp memang sptnya pengetahuan saya tentang kesehatan masih sangat dangkal..:P :D

kl soal dosa turunan, sy sudah post td.. mgkn ada yg tambahin?

Hehehehe.... yang penting kan sudah ada niat saling tolong. Itu sudah karma baik. Dan.... anda harus bersyukur dengan merasa bahwa anda mempunyai pengetahuan tentang kesehatan yang masih sangat dangkal.... dengan demikian, pintu masih terbuka sangat lebar bagi anda untuk belajar.

Yang kasihan kalau sudah merasa pintar. Itu akan seperti itu terus sampe tua ntar. jadi, kita disini sama sama belajar. Dan, untuk belajar kadang harus ada hadiah... selain ilmu pengetahuan, pengetahuan, bisa mengurangi gaptek.... ini gw kasih GRP..... hehehe....
 
Tidak usah bingung saudara2 sedharma....
semua masih dlm koridor hukum karma....

Seperti halnya meng-cloning mahkluk hidup.... ini juga dlm koridor hukum karma.

penyakit turunan juga sama.

Bila kita tau penjelasan hubungan cloning dgn teori karma... maka semuanya akan jelas sekali. (penjelasanya bisa utk menjawab masalah penyakit turunan)
 
Tidak usah bingung saudara2 sedharma....
semua masih dlm koridor hukum karma....

Seperti halnya meng-cloning mahkluk hidup.... ini juga dlm koridor hukum karma.

penyakit turunan juga sama.

Bila kita tau penjelasan hubungan cloning dgn teori karma... maka semuanya akan jelas sekali. (penjelasanya bisa utk menjawab masalah penyakit turunan)

Mantap bro.... semoga semakin banyak post tidak semakin bingung, tapi semakin cerah..... >:D<
 
tuh thread "sumpah" baca sana....kisah nyata dari my family.
nenek menanggung kamma dari perbuatan anaknya...selidiki saja kebenaran-nya.
apa benar tuh kamma bisa di transfer ^^

========================

bila kita makan nasi,kita sendiri yang kenyang,bukan orang lain. kamma tidak bisa di transfer.

===========================

contoh tuh anak yang HIV karena ibu-nya HIV..
memang sekilas ibu menulari anak-nya.....coba di selidiki..
mengapa "anak" itu lahir di rahim ibu itu?...

ini dikarenakan ketika ibu itu melakukan hubungan intim.....setelah terjadi pembuahan.
maka kamma itu MENCARI MAKHLUK yang SESUAI dengan kondisi ibu ini.

ibarat nya frekuensi radio yang mencari sesama kondisi....
dan karena kondisi kamma buruk dari anak itu memang pada semasa kelahiran sebelum-nya cocok...

maka "anak" itulah yang lahir...bukan anak lain.

==============================
sama hal nya mengapa "tidak dianjurkan" menggunakan mediumisasi..

masalah nya ketika anda telah terbiasa menggunakannya....dan paling parahnya ketika anda meninggal, maka pikiran dan kondisi anda akan MENCARI yang SESUAI...
(misal nya karena sering membutuhkan makhluk itu,hingga melekat)

maka bisa-bisa anda lahir di alam yang SAMA.
 
Kalau itu tidak begitu aturannya bro.... saya udah konsultasikan hal ini ke dokter. Dan saya sampai hari ini hanya seminggu sekali makan nasi. Masalahnya, di gen kami yang mengidap diabetes ada kecenderungan produksi insulinnya tidak normal. Ini genetik. Diwariskan. jadi, sekiranya, seperti sekarang gula darah saya cenderung normal dan normal sekali menurut dokter (test darah) berkisar antara 100 - 140, tapi sifat (genetik dari produksi insulin yang ngawur) ini tetap akan diturunkan.

Ini mengapa penderita diabetes yang genetik. Bisa tidak muncul diabetesnya bila tidak ada yang memicu. Misal, dikala usia sudah kepala 3, tidak mengontrol makanan, maka diabetes bisa muncul seketika. Seandainya saya mengontrol, dan diabetes tidak muncul. Maka saya tetap sebagai orang yang pembawa sifat. Bila saya menikah, dengan yang tidak punya riwayat diabetes, kemungkinan keturunan mempunyai sifat diabetes tetap ada. Dan bila saya menikah dengan yang punya riwayat diabetes juga, diabetes pasti muncul di keturunan. Hanya kemudian pola makan dan gaya hidup (olah raga dsb) sangat berpengaruh kepada timbulnya diabetes pada orang-orang yang memang sudah punya gen diabetes.

Saya jadi teringat pada ponakan saya. Umur 1 tahun, cewek, meninggal. Sakitnya mulanya tidak terdeteksi. Hanya diare biasa. Anehnya, segala antibiotik yang diberikan, baik melalui injeksi atau pil/kapsul tidak ada yang mempan. Setelah kronis, dibawa ke rumah sakit gede di Medan, tidak juga terdeteksi hingga hari ke 3. Dan sudah terlambat. Gula darah keponakan saya itu mencapai 400. Ini sangat luar biasa pada bayi. Dan semua sudah terlambat. Bahkan dokter sendiri kadang tidak begitu antisipasi pada kemungkinan diabetes pada bayi dan anak-anak... Kemudian, kalau melihat ke riwayat keluarga. Kakak saya, tentu saja pembawa sifat kan karena orang tua kami yang dua duanya diabetes. Saya tidak tahu bagaimana dengan kakak ipar saya. Yang pasti, kemungkinan gen itu diturunkan ke keponakan saya ada kan?! Nah.... inilah kenyataan yang ada.

Kalau soal merokok, itu salah kalau dibilang keturunan. Merokok lebih kepada kebiasaan. Sesuatu hal yang sudah menjadi kebiasaan, terus menerus, mana bisa lagi dianggap salah. Bila sudah merasa salah, baru kemudian kalau ada niat baru bisa dihilangkan atau dikurangi. Anda merokok, tidak harus anak anda ketularan merokok. Anak bisa belajar merokok bila melihat lingkungannya merokok. Bisa jadi karena melihat ayah atau ibunya, teman atau guru atau iklan di tv atau idolanya merokok.

Jadi, gak seperti threat di forum Buddha.... bagimana nih.... apa gak ada yang bisa ngasih pendapat soal 'dosa turunan' ini?

@Sinthung
Wow... ternyata post kita berbarengan, jadi saya edit yang ini biar gak double post.
Makasih bro Sinthung. Postingan anda benar-benar seperti yang saya harapkan. Ada pengertian ke arah situ sebenarnya, namun saya tidak mempunyai acuan ke sutta-sutta dan vinaya atau sumber-sumber apapun ke Tri Pitaka. Bukan malas mencari, tapi, tidak ketemu juga. Jadi.... terima kasih, saya akan membaca berulang-ulang post anda ini, semoga bisa membantu saja sampai mengerti benar.

sdr.rough,

Mengenai penyakit turunan, anda dapat mendapat penjelasan lebih baik jika membaca buku DETOX REVOLUTION (tersedia juga di gramedia), di buku tersebut menjelaskan bagaimana gen setiap manusia berbeda beda. Pewarisan gen kepada turunan kita menentukan tingkat imunitas/kekuatan dari sel sel tubuh terhadap penyakit, khususnya terhadap penyakit degeneratif (misalnya diabetes dsbnya).

Ketika kita terlahir di keluarga dengan riwayat penyakit degeneratif turunan, tentunya kita sudah tidak dapat memilih. Inilah yang disebut dengan karma terlahir. Gen yang kita warisi dari orang tua, tidak dapat kita pilih (itulah karma terlahir kita). Tetapi selagi kita memiliki kesempatan, jangan menyerah kepada karma terlahir kita, hendaknya kita terus berusaha untuk mengatasi penyakit tersebut (jika kita tidak dapat menyembuhkan, minimal dapat menekannya), Caranya dengna usaha usaha misalnya cara hidup sehat, pola makan yang sehat, minum suplemen, berolaharga teratur dsbnya. Cara cara ini juga kita sebut dengan KARMA MEMOTONG (cara hidup sehat kita berhasil menekan perkembangan penyakit).

Jika kita pandang dari sudut positif, ketika kita terlahir dengna keterbatasan, dan kita cepat SADAR sehingga dapat secara dini menerapkan hidup sehat, tidak mustahil kita bahkan bisa mempertahankan STAMINA dan mempertahankan HIDUP lebih lama dibandingkan dengan orang orang yang terlahir dengan turunan gen yang lebih "KUAT", tetapi memiliki pola hidup yang tidak sehat. SAYA YAKIN ITU.

Buku DETOX REVOLUTION menjelaskan semua... Dahulu juga saya berpikir ketika ada teman perempuan saya meninggal karena kanker paru paru (padahal dianya tidak merokok), BAGAIMANA ini bisa terjadi ?? SEdangkan yang sudah puluhan tahun merokok tidak masalah ??? TErnyata setelah membaca buku DETOX REVOLUTION tersebut, semua menjadi jelas. Secara medis semua itu terjelaskan. Dan antara medis dengan karma, juga ada hubungan saling menjelaskan, MENGAPA bisa begini ???

Mengenai VCO, boleh saudara rough terus konsumsi, karena zat tergandung di dalam VCO bisa meransang pankreas untuk memproduksi insulin. Untuk memperkuat fungsi pankreas dan menjaga perkembangan sel sel-nya, sdr.rough boleh mengkonsumsi ekstrak gamat (teripang laut). Gamat(teripang laut) diketahui memiliki zat yang dapat merangsang pertumbuhan sel yang baik. Sehingga dengan konsumsi gamat yang teratur, dapat menjaga kinerja pankreas supaya tetap FIT. jika pankreas fit, maka produksi insulin juga akan normal, diabetes juga menjauh.

Selain itu, asupan kalori dan karbohidrat juga harus dijaga. Salah satu cara yaitu dengan diet, DIET yang saya gemari adalah FOOD COMBINING, diet cara ini sangat unik, coba sdr. rough cari bukunya, pelajari tata cara berpikir ala FOOD COMBINING, dijamin dietnya akan lebih mudah.

Selain itu, ada satu suplemen yang saya anjurkan, yaitu Spirulina (gangang hijau)... atau kalau bisa didapatkan Cryptomonadales (ganggang biru)... Kandungan gizi di dalam spirulina/cryptomonadales sangat tinggi, sehingga dengan konsumsi spirulina yang teratur dapat mencukupi asupan mineral dan gizi ketika kita sedang diet ketat karbohidrat dan kalori.
 
sdr.rough,

Mengenai penyakit turunan, anda dapat mendapat penjelasan lebih baik jika membaca buku DETOX REVOLUTION (tersedia juga di gramedia), di buku tersebut menjelaskan bagaimana gen setiap manusia berbeda beda. Pewarisan gen kepada turunan kita menentukan tingkat imunitas/kekuatan dari sel sel tubuh terhadap penyakit, khususnya terhadap penyakit degeneratif (misalnya diabetes dsbnya).

Ketika kita terlahir di keluarga dengan riwayat penyakit degeneratif turunan, tentunya kita sudah tidak dapat memilih. Inilah yang disebut dengan karma terlahir. Gen yang kita warisi dari orang tua, tidak dapat kita pilih (itulah karma terlahir kita). Tetapi selagi kita memiliki kesempatan, jangan menyerah kepada karma terlahir kita, hendaknya kita terus berusaha untuk mengatasi penyakit tersebut (jika kita tidak dapat menyembuhkan, minimal dapat menekannya), Caranya dengna usaha usaha misalnya cara hidup sehat, pola makan yang sehat, minum suplemen, berolaharga teratur dsbnya. Cara cara ini juga kita sebut dengan KARMA MEMOTONG (cara hidup sehat kita berhasil menekan perkembangan penyakit).

Jika kita pandang dari sudut positif, ketika kita terlahir dengna keterbatasan, dan kita cepat SADAR sehingga dapat secara dini menerapkan hidup sehat, tidak mustahil kita bahkan bisa mempertahankan STAMINA dan mempertahankan HIDUP lebih lama dibandingkan dengan orang orang yang terlahir dengan turunan gen yang lebih "KUAT", tetapi memiliki pola hidup yang tidak sehat. SAYA YAKIN ITU.

Buku DETOX REVOLUTION menjelaskan semua... Dahulu juga saya berpikir ketika ada teman perempuan saya meninggal karena kanker paru paru (padahal dianya tidak merokok), BAGAIMANA ini bisa terjadi ?? SEdangkan yang sudah puluhan tahun merokok tidak masalah ??? TErnyata setelah membaca buku DETOX REVOLUTION tersebut, semua menjadi jelas. Secara medis semua itu terjelaskan. Dan antara medis dengan karma, juga ada hubungan saling menjelaskan, MENGAPA bisa begini ???

Mengenai VCO, boleh saudara rough terus konsumsi, karena zat tergandung di dalam VCO bisa meransang pankreas untuk memproduksi insulin. Untuk memperkuat fungsi pankreas dan menjaga perkembangan sel sel-nya, sdr.rough boleh mengkonsumsi ekstrak gamat (teripang laut). Gamat(teripang laut) diketahui memiliki zat yang dapat merangsang pertumbuhan sel yang baik. Sehingga dengan konsumsi gamat yang teratur, dapat menjaga kinerja pankreas supaya tetap FIT. jika pankreas fit, maka produksi insulin juga akan normal, diabetes juga menjauh.

Selain itu, asupan kalori dan karbohidrat juga harus dijaga. Salah satu cara yaitu dengan diet, DIET yang saya gemari adalah FOOD COMBINING, diet cara ini sangat unik, coba sdr. rough cari bukunya, pelajari tata cara berpikir ala FOOD COMBINING, dijamin dietnya akan lebih mudah.

Selain itu, ada satu suplemen yang saya anjurkan, yaitu Spirulina (gangang hijau)... atau kalau bisa didapatkan Cryptomonadales (ganggang biru)... Kandungan gizi di dalam spirulina/cryptomonadales sangat tinggi, sehingga dengan konsumsi spirulina yang teratur dapat mencukupi asupan mineral dan gizi ketika kita sedang diet ketat karbohidrat dan kalori.

Terima kasih bro.... semua saran bro sebenarnya sudah saya kerjakan dari tahun 2007 bulan Agustus lalu. Pas disaat saya dideteksi terkena diabetes sampe 600 itu. Sejak itu saya melakukan/menjalani hidup sehat yang benar benar sehat.

VCO, Gamat (tripang - timun laut - saya pake produk Luxor), juga spirulina dan terakhir saya juga mencoba klorofil (zat hijau daun). Kemudian, saya juga fitnes secara rutin, selain bermanfaat karena merupakan olahraga yang santai tapi mengeluarkan energi cukup banyak, juga bisa membentuk badan menjadi lebih baik.

Dan sampai sekarang, gula darah saya normal terus, tidak pernah lewat anggka 140, jadi berkisar 100 - 140. So, I really enjoy this life today.

Tahu gak, semenjak diabetes saya terdeteksi, saya mengalami hal berikut:
1. Minus mata saya yang semula 325 - 300 (L - R) turun drastis menjadi sekarang 125 - 100. Sehingga kadang kala, saya masih nyaman tanoa memakai lensa kaca mata. Dan, pada September 2007, akibat berhasil menurunkan gula darah dari 600 - 110, mata saya sempat normal, sekitar 2 - 3 bulan. Bagi teman yang punya masalah minus mata, bisa diperiksa kadar gulanya. Karena ternyata kadar gula sangat mempengaruhi penglihatan. Dalam hal ini plus atau minus.
2. Semenjak gula darah normal, badan menjadi lebih kuat. Artinya saya merasakan, bila sebelumnya sekitar tengah hari badan sudah lemas, dan ingin tidur... sekarang, lembur sampai jam 12 malam juga fit-fit saja.
3. Dalam hal sexual juga terjadi peningkatan kemampuan secara mengejutkan (hehehe.... hanya analisa diri)

Dan, tentang jawaban medis untuk penyakit degeneratif yang saya alami saya terus terang banyak membuka internet untuk mencari bahan agar saya tahu apa yang harus saya lakukan. Sudah begitu, saya juga membeli beberapa buku, antara lain South Beach Diet, dan buku Genom.... ini menjawab tidak hanya penyakit degeneratif, pembahasannya sangat luas sampai kepada kecenderungan homosexual, parkison dll.... Juga rutin membaca majalah-majalah kesehatan, seperti Health Today, MenHealth dll.

Namun, sebagai orang yang memang suka sekali membaca, saya akan cari buku Detox yang anda sarankan.

Terima kasih.

Sayang yah belum ada tanggapan dari kepercayaan lain....
 
Tak ada dosa turunan,atau dosa diwariskan dari orang tua ke anak. Tapi yang ada adalah karma negatip sama , karma negatip ibu anda dan anda sendiri sama. Mungkin dulunya satu gerombolan /-satu geng yg melakukan tindakan yg sama, memiliki keinginan yg sama. Jadi terlahir satu garis. Seperti kutukan tapi bukan hanya karma yg sama terlahir satu garis.

Yg penting bagaimana mengatasinya agar tidak segaris ?
Pertama harus ada perdamaian. Berdamai dengan siapa ?
Berdamai dengan penyakit anda. Jangan membenci penyakit anda, jangan menyesali tapi berucaplah di dalam hati, anda menyesal karena tidak cukup bijak di masa kelahiran lampau. Mohonlah maaf, bersenyumlah di hati. Biarlah hati merangkul penyakit anda, memberkati penyakit anda.
Lakukan itu saat ada waktu senggang, atau lagi santai mo tiduran. Lakukan sebanyak mungkin. Biarkan muzizat terjadi dengan perdamaian.
Kalo berhasil , posting memberi saksi. Anda sembuh total. Mungkin perlu waktu. Segala sesuatu butuh waktu, butuh waktu memperbaiki karma. Kunci nya perdamaian.....
 
Terima kasih bro.... semua saran bro sebenarnya sudah saya kerjakan dari tahun 2007 bulan Agustus lalu. Pas disaat saya dideteksi terkena diabetes sampe 600 itu. Sejak itu saya melakukan/menjalani hidup sehat yang benar benar sehat.

VCO, Gamat (tripang - timun laut - saya pake produk Luxor), juga spirulina dan terakhir saya juga mencoba klorofil (zat hijau daun). Kemudian, saya juga fitnes secara rutin, selain bermanfaat karena merupakan olahraga yang santai tapi mengeluarkan energi cukup banyak, juga bisa membentuk badan menjadi lebih baik.

Dan sampai sekarang, gula darah saya normal terus, tidak pernah lewat anggka 140, jadi berkisar 100 - 140. So, I really enjoy this life today.

Tahu gak, semenjak diabetes saya terdeteksi, saya mengalami hal berikut:
1. Minus mata saya yang semula 325 - 300 (L - R) turun drastis menjadi sekarang 125 - 100. Sehingga kadang kala, saya masih nyaman tanoa memakai lensa kaca mata. Dan, pada September 2007, akibat berhasil menurunkan gula darah dari 600 - 110, mata saya sempat normal, sekitar 2 - 3 bulan. Bagi teman yang punya masalah minus mata, bisa diperiksa kadar gulanya. Karena ternyata kadar gula sangat mempengaruhi penglihatan. Dalam hal ini plus atau minus.
2. Semenjak gula darah normal, badan menjadi lebih kuat. Artinya saya merasakan, bila sebelumnya sekitar tengah hari badan sudah lemas, dan ingin tidur... sekarang, lembur sampai jam 12 malam juga fit-fit saja.
3. Dalam hal sexual juga terjadi peningkatan kemampuan secara mengejutkan (hehehe.... hanya analisa diri)

Dan, tentang jawaban medis untuk penyakit degeneratif yang saya alami saya terus terang banyak membuka internet untuk mencari bahan agar saya tahu apa yang harus saya lakukan. Sudah begitu, saya juga membeli beberapa buku, antara lain South Beach Diet, dan buku Genom.... ini menjawab tidak hanya penyakit degeneratif, pembahasannya sangat luas sampai kepada kecenderungan homosexual, parkison dll.... Juga rutin membaca majalah-majalah kesehatan, seperti Health Today, MenHealth dll.

Namun, sebagai orang yang memang suka sekali membaca, saya akan cari buku Detox yang anda sarankan.

Terima kasih.

Sayang yah belum ada tanggapan dari kepercayaan lain....


Mantap deh... mungkin sekarang kesehatan dan stamina sdr.rough lebih FIT dibanding kita kita, mungkin lebih fit dari saya kelihatannya... BRAVO...

Saya juga konsumsi produk LUXOR dan K-LINK
 
kalo saya boleh berpendapat.

saya lebih senang mengunakan istilah ikatan karma/jodoh karma untuk masalah yg disampaikan sdr roughtorer.

memang serin kali kita menyalahkan semua pada apa yg orang umum katakan itu nasib/takdir, lalu pada kalangan buddhis mengatasnamakan karma. tetapi apakah kita tahu betul bagaimana karma itu bekerja. ngak ada kan ? kecuali kita seorang arahat atau samma sambuddha kali.

tapi kalo kita mau telaah lebih dalam, seperti yg penjelasan sdr dilbert bahwa dari awal kelahiran kita menjadi manusia saja faktor karma sudah bekerja yaitu kesadaran terakhir(saya lupa nama pali nya, kalo ngak salah vijnana ) yg menentukan ke mana kita akan bertumimbal lahir, nah pada saat itu kondisi dan faktor pendukung dari karma kita akan membantu dalam menetapkan dimana kita akan lahir. pada saat itulah sudah terjalin ikatan karma antara kita dan orang tua kita. jd bukan karena karna faktor keturunan.

atau ibarat kata seperti frekuensi radio, kalo klop maka sura akan keluar tapi kalo ngak pas maka akan kresek-kresek atau kabur, nah untuk bisa klop frekuensinya kan butuh beberapa faktor pendukungnnya. kurang lebih seperti itulah cara kerja karma itu. karma bisa berbuah karna adanya kondisi dan faktor pendukung yg membantu menyuburkannya tapi kalo kondisi dan faktor pendukung itu kita minimalisirkan maka hasil karma itu juga akan berkurang, seperti halnya sesendok garam dituangkan dalam wadah gelas, ember dan gentong maka rasanya akan berbeda walaupun sama-sama dikasi satu sendok . tapi kondisi tempat dan faktor pendukung lainnya lebih menekan sehingga hasil negatifnya juga berkurang tetapi tidak hilang.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.