zyamsir
IndoForum Newbie A
- No. Urut
- 56630
- Sejak
- 8 Nov 2008
- Pesan
- 355
- Nilai reaksi
- 4
- Poin
- 18
Maaf, jika sikapku membuatmu berasumsi demikian terhadapku.
Sejujurnya, tidak pernah sedikit pun terbesit dalam benakku untuk memperlakukan kamu seperti yang kamu tuduhkan kepadaku.
Bukankah hubungan kita selama ini terjalin begitu harmonisnya?
Jangan pernah memungkiri kenyataan itu.
Aku begitu sangat mencintaimu, hingga saat ini rasa itu tidak pernah berubah, kendati pun kamu telah menanamkan benih kebencian yang kurasakan semakin suburnya.
Tapi, sedikit pun hal itu tidak akan pernah bisa merubah rasa ini terhadapmu.
Tidak mudah bagiku memupuk rasa ini tuk bisa mencintaimu pada waktu itu, dan hingga saat ini. Semuanya mengalir bersama waktu yang tidaklah singkat.
Dan tidak mudah juga aku bisa melupakan dan pergi meninggalkan kenangan bersamamu dengan begitu singkatnya.
Tahu kah kamu??? Betapa sakitnya rasa ini dengan sikap dan keputusan sepihak yang telah kamu buat! Jujur, aku sedikit kecewa dengan semua ini.
Ketika aku talah benar-benar bisa mencintaimu dengan sesungguhnya, ketika rasa ini telah lebur bersamamu, ketika aku telah merasa nyaman ada bersamamu... kamu pergi dan mencampakkan, menorehkan luka yang kurasa begitu pedihnya.
Sebenarnya ada hal yang kamu sembunyikan dariku. Kumohon kamu masih mau sharing denganku. Ceritakan apa yang menjadi sumber api hingga tersulutnya amarah dan kebencian yang seakan kamu paksakan, padahal dari lubuk hatimu terdalam tidaklah demikian sebenarnya.
Bohong! Jika kamu mengatakan bahwa rasa dan kasihmu untukku benar-benar telah musnah. Naluri seorang perempuan tidaklah sepicik itu.
Apa yang telah kita lalui berdua selama ini bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan, apalagi bagi seorang perempuan sepertimu.
Cinta... aku masih ada dan selalu ada untukmu.
Hati dan rasa ini terhadapmu gak akan mungkin pernah berubah, sebab rasa ini kepadamu adalah Tulus dan Agung.
Cinta... Kumohon agar kamu bisa menepis segala benci dan keraguanmu terhadapku.
Aku masih seperti saat itu, senantiasa merindukan dan cemas akan dirimu.
Cinta... Peluk aku erat-erat, Sayangku!
Yang tersisah saat ini hanya air mata yang terbendung, jika aku kembali mengingat dan mengenangmu.
Aku benar-benar merasa kehilanganmu. Semangatku juga sirna sejak saat kamu mulai mencoba pergi dariku.
Kamu begitu berarti buatku, bukan sekdar sebagai kekasih, tapi pertemuan dan kebersamaan kita selama ini juga menjadi Guru yang begitu bijak buatku.
Sayang... aku cuman mau, kamu memaafkan dan menyambung kembali tali silaturahmi antara kita berdua.
Peluk cium dan rinduku....x
Sejujurnya, tidak pernah sedikit pun terbesit dalam benakku untuk memperlakukan kamu seperti yang kamu tuduhkan kepadaku.
Bukankah hubungan kita selama ini terjalin begitu harmonisnya?
Jangan pernah memungkiri kenyataan itu.
Aku begitu sangat mencintaimu, hingga saat ini rasa itu tidak pernah berubah, kendati pun kamu telah menanamkan benih kebencian yang kurasakan semakin suburnya.
Tapi, sedikit pun hal itu tidak akan pernah bisa merubah rasa ini terhadapmu.
Tidak mudah bagiku memupuk rasa ini tuk bisa mencintaimu pada waktu itu, dan hingga saat ini. Semuanya mengalir bersama waktu yang tidaklah singkat.
Dan tidak mudah juga aku bisa melupakan dan pergi meninggalkan kenangan bersamamu dengan begitu singkatnya.
Tahu kah kamu??? Betapa sakitnya rasa ini dengan sikap dan keputusan sepihak yang telah kamu buat! Jujur, aku sedikit kecewa dengan semua ini.
Ketika aku talah benar-benar bisa mencintaimu dengan sesungguhnya, ketika rasa ini telah lebur bersamamu, ketika aku telah merasa nyaman ada bersamamu... kamu pergi dan mencampakkan, menorehkan luka yang kurasa begitu pedihnya.
Sebenarnya ada hal yang kamu sembunyikan dariku. Kumohon kamu masih mau sharing denganku. Ceritakan apa yang menjadi sumber api hingga tersulutnya amarah dan kebencian yang seakan kamu paksakan, padahal dari lubuk hatimu terdalam tidaklah demikian sebenarnya.
Bohong! Jika kamu mengatakan bahwa rasa dan kasihmu untukku benar-benar telah musnah. Naluri seorang perempuan tidaklah sepicik itu.
Apa yang telah kita lalui berdua selama ini bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan, apalagi bagi seorang perempuan sepertimu.
Cinta... aku masih ada dan selalu ada untukmu.
Hati dan rasa ini terhadapmu gak akan mungkin pernah berubah, sebab rasa ini kepadamu adalah Tulus dan Agung.
Cinta... Kumohon agar kamu bisa menepis segala benci dan keraguanmu terhadapku.
Aku masih seperti saat itu, senantiasa merindukan dan cemas akan dirimu.
Cinta... Peluk aku erat-erat, Sayangku!
Yang tersisah saat ini hanya air mata yang terbendung, jika aku kembali mengingat dan mengenangmu.
Aku benar-benar merasa kehilanganmu. Semangatku juga sirna sejak saat kamu mulai mencoba pergi dariku.
Kamu begitu berarti buatku, bukan sekdar sebagai kekasih, tapi pertemuan dan kebersamaan kita selama ini juga menjadi Guru yang begitu bijak buatku.
Sayang... aku cuman mau, kamu memaafkan dan menyambung kembali tali silaturahmi antara kita berdua.
Peluk cium dan rinduku....x