• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Cerita seorang anak yatim piatu selepas pesta ulang tahun tetangganya

onaners

IndoForum Beginner E
No. Urut
6111
Sejak
5 Sep 2006
Pesan
433
Nilai reaksi
16
Poin
18
Seminggu lalu datanglah undangan untuk kami anak-anak penghuni Panti Asuhan
Diantarkan seorang ibu dan anak gadisnya. Sekolahnya kira-kira di SMA
Mereka naik Corolla biru. Dari pakaian, cara bicara dan perilaku
Kelihatan tamu ini orang gedongan. Golongan yang hidup lebih dari kecukupan.

Mereka mengundang anak-anak Panti Asuhan Untuk ikut acara ulang tahun Rebo jam tujuh malam.

Dan berangkatlah kami pada waktu yang ditentukan Berjumlah dua
puluh tiga, termasuk bapak dan ibu asrama. Jalan kaki bersama, karena jaraknya cuma terpisah sepuluh rumah saja.

Rombongan disilakan masuk dengan ramah
Dan anak-anak berusaha duduk di belakang-belakang saja
Tapi disuruh berbaur dengan tamu-tamu lainnya, para remaja belasan tahun
Mereka sehat-sehat, harum-harum, berbaju mahal dan tembem-tembem pipinya.

Saya berjuang melawan sifat minder saya, duduk di tengah ruang tamu yang luas, di atas karpet bersila, pegal dan canggung di antara jajaran barang antik dan macam-macam perabotan, di bawah lampu keristal bergelantungan.

Tapi alangkah aku jadi heran, tidak ada acara potong kue dan tiup lilin
Tidak ada tepuk tangan mengiringi lagu Hepi-Bisde-Tuyu - Hepi-Bisde-Tuyu.

Lalu seorang remaja membaca Surah Luqman.
Dengan suara amat merdunya dan suaranya berubah jadi untaian mutiara
Yang berkilauan jadi kalung di leher pendengarnya.

Kemudian Lia yang berulang tahun berpidato sangat mengharukan

”Dalam acara seperti ini, bukan saya yang jadi pusat perhatian diperingati atau dihargai tapi mama...Ya, mama kita, Ibunda kita dan ayahanda.
Ibunda dan ayahanda adalah pusat perhatian kita.
Hari ini, enam belas tahun yang lalu Mama melahirkan saya Posisi saya sungsang, Saya terlalu besar Jadi mama harus sectio Caesaria. Mama dibedah,
berdarah-darah. Seluruh keluarga khawatir dan berdoa
Di luar ruang operasi duduk menanti berita
Dalam kecemasan luar biasa. Tapi alhamdulillah
kelahiran selamat walau pun mama sangat menderita

Sekarang ini, enam belas tahun kemudian
Ulang tahun saya dirayakan. Saya pikir, tidak logis
saya jadi pusat perhatian. harus mama yang jadi pusat perhatian
Mama. Bukan saya, Saya pikir, tidak logis saya minta kado
Harus mama yang diberi kado…”

Anak gadis itu berhenti sebentar, dia sangat terharu
Kemudian dia mengambil sebuah bungkusan
Kertas berkilat, diikat pita berbentuk bunga

”Mama, Terima kasih mama, terima kasih
Mama telah melahirkan saya, dengan susah payah
Mama menyabung nyawa berdarah-darah persis
malam ini, 16 tahun yang lalu.
Terimalah rasa terima kasih ananda tidak seberapa harganya.”

Mamanya berdiri terpukau pada kata-kata anak
gadisnya terharu pada jalan pikirannya, yang dia tak sangka-sangka
Dia langsung memeluk anaknya, terguguk-guguk menangis

Keduanya tersedu-sedu, Hadirin menitikkan air mata pula
Suasana mencekam terasa dan hening agak lama

Kemudian kakak pembawa acara berkata
”Para hadirin yang mulia, ini memang kejutan bagi kita
Karena dengan tahun yang lalu acara ini berbeda.

Lia tidak mau tiup lilin jadi acara karena ditemukannya di
ensiklopedia Manusia di Zaman Batu di Eropah yg percaya pada kekuatan
nyala lilin, begitu tahayulnya, bisa mengusir sihir, roh jahat, leak dan
memedi begitu katanya, termasuk sijundai, setan, hantu, kuntilanak dan
gendruwo. Dan itu berlanjut ke zaman Romawi kuno, Lalu dikarang lagi
berikutnya superstisi, yaitu apabila lilin-lilin itu sekali tiup nyalanya
semua mati, maka akan terkabul apa yang jadi cita-cita di dalam hati.

Lia tidak mau acara ulang tahunnya oleh tahayul jadi bernoda. Acara yang ditentukan oleh budaya jahiliah zaman purbakala.

Katanya: ’Kok tiupan nyala 16 lilin bisa menentukan nasib saya?
Allah yang menentukan nasib saya, sesudah kerja keras saya, saya tidak mau dibodoh-bodohi tahayul
Walau pun itu datangnya dari barat atau pun timur juga. Saya tidak mau dibodoh-bodohi budaya mereka Minta kado dari Papa dan Mama, minta kado dari keluarga dan kawan-kawan saya.

Saya tidak mau cuma jadi kawanan burung kakaktua, Burung beo yang pintar meniru adat Belanda dan Amerika
Dalam acara ulang tahun kita’ Begitu katanya.”

Sesudah bertangis-tangisan dengan ibunya

Berkatalah yang berulang tahun itu

”Hadiah paling saya harapkan dari kalian
Adalah doa bersama, sesudah hamdalah dan
salawat karena saya ingin jadi anak yang baik laku, jadi perhiasan di leher
ibuku , jadi penyenang hati ayahku, rukun dengan kakak-kakak dan
adik-adikku, bertegur-sapa dengan semua tetangga. Dan kelak ketika
dewasa berguna bagi Indonesia.”

Anak yatim piatu yang mendapat undangan itu bersama
kawan-kawannya disilakan makan bersama-sama

Dengarlah kisah kesannya kini:

”Dalam acara makan kunikmati nasi beras Rajalele yang putih
gurih, dendeng tipis balado, ikan emas panggang dan udang goreng, besar dan
gemuk-gemuk. Belum pernah aku memegang udang sebesar itu

Di asrama ikan asin dan tempe, seperti nyanyian yang nyaris
abadi, kadang-kadang makan pun cuma sekali sehari.

Ketika kulayangkan pandangku ke depan, kulihat tuan rumah yang baik hati itu
Bapak dan ibu itu berdiri bersama Lia anak gadisnya, berbicara amat mesranya.

Kubayangkan ayahku almarhum, mungkin seusia dengan bapak
ini, beliau meninggal ketika umurku setahun

Kubayangkan ibuku almarhumah wafat ketika aku kelas enam SD
Mungkin seusia pula dengan ibu itu

Tidak pernah aku merayakan ulang tahunku

Tidak pernah.

Semoga sorga firdaus jua bagi ibu bapakku

Panas mengembang di atas pipiku
Tak tertahan Titik air mataku.”

Taufiq Ismail
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.