Creationz
IndoForum Junior E
- No. Urut
- 6396
- Sejak
- 10 Sep 2006
- Pesan
- 1.516
- Nilai reaksi
- 261
- Poin
- 83
Model wing in surface effect Belibis yang dikembangkan oleh BPPT.
CILEGON, MINGGU - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menciptakan kapal cepat penumpang dengan teknologi tinggi dan mutakhir. Kecepatannya hingga tiga kali lipat kapal penumpang biasa yang dipakai saat ini.
"Pembuatan kapal cepat berteknologi tinggi atas tuntutan kebutuhan transportasi laut di wilayah perairan Indonesia," kata Direktur Teknik Transportasi BPPT Ir Iskendar MS di Cilegon, Minggu (22/4). Menurutnya, kepulauan di Indonesia kebanyakan terdiri dari wilayah perairan sehingga menuntut transportasi laut yang cepat dan nyaman.
Iskendar menambahkan kapal cepat khusus penumpang yang dikembangkan BPPT itu menggunakan bahan material komposit dan menggunakan dua buah sayap di badan kapalnya dengan meniru rancangan kapal cepat milik Rusia pada Perang Dunia Kedua. Fungsi sayap tersebut dimaksimalkan untuk membuat bantalan di atas permukaan laut dan di bawah badan kapal atau memanfaatkan teknologi Wing In Survace Effect (Wise) sehingga penumpang akan tetap nyaman dan kapal tetap stabil saat dipacu pada kecepatan tinggi.
Kecepatan kapal yang dirancang BPPT mencapai 80 hingga 120 knot atau tiga kali lipat dari kecepatan kapal cepat penumpang biasa yang hanya mencapai 35 hingga 45 knot. Dengan menggunakan bahan material komposit dan mesin mobil yang banyak tersedia di Indonesia sehingga dampaknya bahan bakar kapal menjadi lebih ekonomis karena kecepatan kapal di atas rata-rata.
Kendaraan yang prototipnya diberi nama Belibis ini merupakan perpaduan antara kapal cepat dan pesawat. Dengan memanfaatkan efek Wise, ia dapat melayang hingga 2 meter meski tak akan melaju secepat pesawat terbang. Selain lebih cepat dari kapal penumpang pada umumnya, ia tidak membutuhkan landasan seperti pesawat.
BPPT telah melakukan penelitian selama tiga tahun untuk menguji pembuatan kapal tersebut, diantaranya uji model melalui aerodinamika dan uji mikro dinamika yang dilakukan di Surabaya. "Sedangkan untuk pembuatannya dilakukan di daerah Bojonegara Kabupaten Serang, Banten," tandas Iskendar.