shelinda
IndoForum Newbie A
- No. Urut
- 2587
- Sejak
- 26 Jun 2006
- Pesan
- 387
- Nilai reaksi
- 28
- Poin
- 28
Pergumulan yang kita hadapi biasanya berasal dari tiga sumber: Dari diri sendiri, bisa merupakan pekerjaan si jahat, dan kemungkinan terakhir, bisa juga karena itu diberikan langsung oleh Tuhan. Macam pergumulan yang terjadi bisa sangat bervariasi; misalnya: bagi seorang ibu, pergumulan itu mungkin berupa suatu tekanan yang luar biasa dalam membesarkan anak-anak di tengah dunia yang tidak mau mengenal Allah dan terus berusaha untuk menghancurkan mereka; bagi seorang bapak, mungkin ia baru saja kehilangan pekerjaan; atau bisa juga pergumulan itu berupa rasa bersalah yang tidak ada habis-habisnya akibat dosa masa lalu. Hal lain misalnya: depresi, akibat penyakit yang tidak kunjung sembuh, anak yang terlahir cacat, atau kematian orang yang kita kasihi hal seperti itu bisa saja terjadi selama kita masih ada di dunia.
Banyak orang menjadi lemah dan tak berdaya oleh karena ujian ini, namun sebagai orang Kristen, kita harus ingat bahwa kita tidak perlu memikul beban itu sendirian. Secara pribadi Dia mengundang setiap orang yang letih lesu untuk mendapatkan kelegaan (Matius 11:28). Jadi jelas, apapun jenis permasalahannya, dari manapun sumbernya, semua itu tidak penting. Yang terpenting adalah: ”Maukah Anda menyambut tawaran-Nya?”
Bila kita disuruh memilih, pasti kita memilih untuk bebas dari segala macam kesulitan. Namun bagaimana kita tahu bahwa Tuhan Yesus Kristus dapat menanggung beban kita bila kita tidak pernah meletakkan beban itu kepada-Nya? Bagaimana kita dapat berkata bahwa Dia memberikan kepada kita kelegaan, kalau kita selalu berusaha mengangkat beban itu sendiri? Dan biasanya setelah melewati berbagai kesulitan itulah, Ia menggemburkan hati kita sehingga menjadi tanah yang subur dan siap mengalami pertumbuhan. Di sisi lain hal itu biasanya akan membuat kita semakin bergantung kepada-Nya.
Seringkali kesulitan yang diizinkan Allah di dalam hidup kita sangat tidak menyenangkan, sehingga saya berdoa supaya Dia menyingkirkan kesulitan itu.Namun ketika kita melihat kembali masalah itu, dan menyadari segala hal yang Tuhan ajarkan kepada saya lewat berbagai masalah itu, kata yang terucap adalah: “Terima kasih Tuhan, karena Engkau mengetahui apa yang terbaik bagiku. Terima kasih untuk segala pengalaman ini.”
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.” (Matius 11:28-30)
Sebagai orang percaya, kita selalu diperhadapkan pada dua pilihan ini.Apakah aku akan membiarkan kedaginganku berkuasa, atau aku akan menunjukkan iman sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah?
Jadi, setiap kali Anda mendapatkan beban yang berat, ingatlah Matius 11:28-30, dan temukanlah hikmat Allah tentang apa yang harus Anda lakukan. Dari bacaan ini, kita belajar empat langkah yang harus kita ambil, jika berada di dalam situasi tersebut.
Langkah pertama: Rendahkanlah diri Anda. Akuilah bahwa Anda tengah bergumul dengan suatu masalah yang tidak dapat Anda atasi sendiri. Banyak orang tidak mau mengakuinya, itu berarti ia tidak mau melepaskan sedikitpun pergumulan hidupnya; mereka merasa mampu dan tidak mau berserah. Padahal ada banyak permasalahan di dalam hidup ini yang tidak dapat kita tanggung dengan kekuatan sendiri. Hanya Dia yang mampu menangani dengan pasti. Namun pertama-tama Anda harus mengakui bahwa Anda memiliki masalah. Bawalah semua itu kepada-Nya dengan kerendahan hati. Lalu rasakanlah pertolongan-Nya yang selalu siap menyertai Anda.
Langkah kedua:Berserah. Selanjutnya Yesus berkata, “Pikullah kuk yang Kupasang.” Apa yang dimaksudkan Tuhan Yesus dengan kuk? Kuk adalah sebatang kayu yang dibentuk untuk mengekang dua ekor sapi, dan menjaga mereka supaya terikat bersama sehingga mereka dapat berbagi beban secara seimbang.
Alkitab sering berbicara tentang beban dalam arti perbudakan atau kewajiban. Namun bila Yesus memerintahkan kita untuk memikul kuk yang Dia pasang, itu bukan berarti bahwa Dia ingin menambahkan beban kepada kita. Sebaliknya Dia justru mengajak kita untuk BERSERAH dan BERBAGI, sehingga kita dapat terus berjalan bersama-Nya sambil memikul bersama beban itu, sehingga beban kitapun akan menjadi lebih ringan.
Sebenarnya bila kita merenungkan lebih dalam, beban hidup ini bukanlah semata-mata permasalahan hidup saja, melainkan juga menyangkut cara pikir kita yang salah dan perasaan bersalah yang terus-menerus menekan kita. Satu-satunya cara Tuhan untuk mengangkat beban Anda adalah dengan kerelaan-Nya memikul beban itu bersama dengan Anda; tetapi disaat yang sama itu Anda juga harus menyerahkan diri kepada-Nya, agar Dia dapat mulai mengendalikan hidup Anda! Jadikanlah Dia segalanya bagi Anda. Izinkanlah Ia mengendalikan segalanya, maka Dia akan berurusan dengan beban Anda.
Langkah ketiga: Belajarlah dari Yesus. Yesus menghendaki kita selalu berjalan bersama-Nya. Sebagai orang Kristen, bila kita berdosa, maka umumnya Roh Kudus akan mengingatkan kita.
Biasanya kita akan kehilangan damai sejahtera, sukacita dan persekutuan dengan Bapa di surga. Hal itu terjadi bila kita gagal menangkap peringatan-peringatan-Nya dengan benar, atau ketika kita mengambil keputusan yang membuat kita terperosok ke dalam masalah yang mencemarkan hidup kita. Belajarlah dari teladan Yesus, sehingga kita dapat mengerti apa dan bagaimana kita harus bertindak.
Langkah selanjutnya adalah: Percaya. Allah tidak berkata bahwa Dia akan menghapuskan segala beban kita, namun di ayat 29, Dia berjanji untuk memberikan kelegaan bagi jiwa kita.
Orang yang memikul masalah yang berat sendirian, adalah seumpama orang yang mendaki gunung dengan memikul beban 50 kg di pundaknya, ia tidak akan bertahan lama, sebentar saja ia akan merasa lelah dan kehilangan tenaganya. Bapa yang penuh perhatian itu menawarkan kelegaan kepada Anda. Percaya saja dan dan mulailah meresponi tawaran-Nya yang penuh kemurahan itu, lalu bersiaplah untuk menerima berkat-berkat yang dijanjikan-Nya.
Apakah Anda sedang memikul suatu beban yang berat hari ini? Yesus Kristus ingin menawarkan bantuan-Nya kepada Anda. Ingatlah bahwa kuk yang dipasang-Nya itu ringan, dan Ia tidak akan menambah beban Anda apalagi menghancurkan Anda. Tunduklah kepada Tuhan, maka Dia akan mengangkat beban Anda. Izinkanlah Dia mengambil alih beban hidup Anda, dan jangan pernah mencoba memikulnya sendiri. Lihatlah bahwa Dia akan memberikan Anda kuasa, dan akan memampukan Anda untuk menghadapi segala tantangan di dalam kehidupan ini. Selamat menjalani hari-hari indah bersama-Nya.
Banyak orang menjadi lemah dan tak berdaya oleh karena ujian ini, namun sebagai orang Kristen, kita harus ingat bahwa kita tidak perlu memikul beban itu sendirian. Secara pribadi Dia mengundang setiap orang yang letih lesu untuk mendapatkan kelegaan (Matius 11:28). Jadi jelas, apapun jenis permasalahannya, dari manapun sumbernya, semua itu tidak penting. Yang terpenting adalah: ”Maukah Anda menyambut tawaran-Nya?”
Bila kita disuruh memilih, pasti kita memilih untuk bebas dari segala macam kesulitan. Namun bagaimana kita tahu bahwa Tuhan Yesus Kristus dapat menanggung beban kita bila kita tidak pernah meletakkan beban itu kepada-Nya? Bagaimana kita dapat berkata bahwa Dia memberikan kepada kita kelegaan, kalau kita selalu berusaha mengangkat beban itu sendiri? Dan biasanya setelah melewati berbagai kesulitan itulah, Ia menggemburkan hati kita sehingga menjadi tanah yang subur dan siap mengalami pertumbuhan. Di sisi lain hal itu biasanya akan membuat kita semakin bergantung kepada-Nya.
Seringkali kesulitan yang diizinkan Allah di dalam hidup kita sangat tidak menyenangkan, sehingga saya berdoa supaya Dia menyingkirkan kesulitan itu.Namun ketika kita melihat kembali masalah itu, dan menyadari segala hal yang Tuhan ajarkan kepada saya lewat berbagai masalah itu, kata yang terucap adalah: “Terima kasih Tuhan, karena Engkau mengetahui apa yang terbaik bagiku. Terima kasih untuk segala pengalaman ini.”
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.” (Matius 11:28-30)
Sebagai orang percaya, kita selalu diperhadapkan pada dua pilihan ini.Apakah aku akan membiarkan kedaginganku berkuasa, atau aku akan menunjukkan iman sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah?
Jadi, setiap kali Anda mendapatkan beban yang berat, ingatlah Matius 11:28-30, dan temukanlah hikmat Allah tentang apa yang harus Anda lakukan. Dari bacaan ini, kita belajar empat langkah yang harus kita ambil, jika berada di dalam situasi tersebut.
Langkah pertama: Rendahkanlah diri Anda. Akuilah bahwa Anda tengah bergumul dengan suatu masalah yang tidak dapat Anda atasi sendiri. Banyak orang tidak mau mengakuinya, itu berarti ia tidak mau melepaskan sedikitpun pergumulan hidupnya; mereka merasa mampu dan tidak mau berserah. Padahal ada banyak permasalahan di dalam hidup ini yang tidak dapat kita tanggung dengan kekuatan sendiri. Hanya Dia yang mampu menangani dengan pasti. Namun pertama-tama Anda harus mengakui bahwa Anda memiliki masalah. Bawalah semua itu kepada-Nya dengan kerendahan hati. Lalu rasakanlah pertolongan-Nya yang selalu siap menyertai Anda.
Langkah kedua:Berserah. Selanjutnya Yesus berkata, “Pikullah kuk yang Kupasang.” Apa yang dimaksudkan Tuhan Yesus dengan kuk? Kuk adalah sebatang kayu yang dibentuk untuk mengekang dua ekor sapi, dan menjaga mereka supaya terikat bersama sehingga mereka dapat berbagi beban secara seimbang.
Alkitab sering berbicara tentang beban dalam arti perbudakan atau kewajiban. Namun bila Yesus memerintahkan kita untuk memikul kuk yang Dia pasang, itu bukan berarti bahwa Dia ingin menambahkan beban kepada kita. Sebaliknya Dia justru mengajak kita untuk BERSERAH dan BERBAGI, sehingga kita dapat terus berjalan bersama-Nya sambil memikul bersama beban itu, sehingga beban kitapun akan menjadi lebih ringan.
Sebenarnya bila kita merenungkan lebih dalam, beban hidup ini bukanlah semata-mata permasalahan hidup saja, melainkan juga menyangkut cara pikir kita yang salah dan perasaan bersalah yang terus-menerus menekan kita. Satu-satunya cara Tuhan untuk mengangkat beban Anda adalah dengan kerelaan-Nya memikul beban itu bersama dengan Anda; tetapi disaat yang sama itu Anda juga harus menyerahkan diri kepada-Nya, agar Dia dapat mulai mengendalikan hidup Anda! Jadikanlah Dia segalanya bagi Anda. Izinkanlah Ia mengendalikan segalanya, maka Dia akan berurusan dengan beban Anda.
Langkah ketiga: Belajarlah dari Yesus. Yesus menghendaki kita selalu berjalan bersama-Nya. Sebagai orang Kristen, bila kita berdosa, maka umumnya Roh Kudus akan mengingatkan kita.
Biasanya kita akan kehilangan damai sejahtera, sukacita dan persekutuan dengan Bapa di surga. Hal itu terjadi bila kita gagal menangkap peringatan-peringatan-Nya dengan benar, atau ketika kita mengambil keputusan yang membuat kita terperosok ke dalam masalah yang mencemarkan hidup kita. Belajarlah dari teladan Yesus, sehingga kita dapat mengerti apa dan bagaimana kita harus bertindak.
Langkah selanjutnya adalah: Percaya. Allah tidak berkata bahwa Dia akan menghapuskan segala beban kita, namun di ayat 29, Dia berjanji untuk memberikan kelegaan bagi jiwa kita.
Orang yang memikul masalah yang berat sendirian, adalah seumpama orang yang mendaki gunung dengan memikul beban 50 kg di pundaknya, ia tidak akan bertahan lama, sebentar saja ia akan merasa lelah dan kehilangan tenaganya. Bapa yang penuh perhatian itu menawarkan kelegaan kepada Anda. Percaya saja dan dan mulailah meresponi tawaran-Nya yang penuh kemurahan itu, lalu bersiaplah untuk menerima berkat-berkat yang dijanjikan-Nya.
Apakah Anda sedang memikul suatu beban yang berat hari ini? Yesus Kristus ingin menawarkan bantuan-Nya kepada Anda. Ingatlah bahwa kuk yang dipasang-Nya itu ringan, dan Ia tidak akan menambah beban Anda apalagi menghancurkan Anda. Tunduklah kepada Tuhan, maka Dia akan mengangkat beban Anda. Izinkanlah Dia mengambil alih beban hidup Anda, dan jangan pernah mencoba memikulnya sendiri. Lihatlah bahwa Dia akan memberikan Anda kuasa, dan akan memampukan Anda untuk menghadapi segala tantangan di dalam kehidupan ini. Selamat menjalani hari-hari indah bersama-Nya.