• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Benarkah Aisyah berumur 9 tahun ketika di nikah Nabi???

the_jalinus

IndoForum Junior D
No. Urut
15803
Sejak
18 Mei 2007
Pesan
1.943
Nilai reaksi
49
Poin
48
Artikel ini dapet dari blog orang, temen2 boleh percaya atau tidak

PERNIKAHAN NABI DENGAN AISYAH

Seorang teman kristen suatu kali bertanya kepada saya, “Akankah anda menikahkan saudara perempuanmu yang berumur 7 tahun dengan seorang tua berumur 50 tahun?” Saya terdiam.Dia melanjutkan, “Jika anda tidak akan melakukannya, bagaimana bisa anda menyetujui pernikahan gadis polos berumur 7 tahun, Aisyah, dengan Nabi anda?” Saya katakan padanya, “Saya tidak punya jawaban untuk pertanyaan anda pada saat ini.” Teman saya tersenyum dan meninggalkan saya dengan guncangan dalam batin saya akan agama saya.Kebanyakan muslim menjawab bahwa pernikahan seperti itu diterima masyarakat pada saat itu. Jika tidak, orang-orang akan merasa keberatan dengan pernikahan Nabi saw dengan Aisyah.Bagaimanapun, penjelasan seperti ini akan mudah menipu bagi orang-orang yang naif dalam mempercayainya. Tetapi, saya tidak cukup puas dengan penjelasan seperti itu.
Nabi merupakan manusia tauladan, Semua tindakannya paling patut dicontoh sehingga kita, Muslim dapat meneladaninya. Bagaimaanpun, kebanyakan orang di Islamic Center of Toledo, termasuk saya, Tidak akan berpikir untuk menunangkan saudara perempuan kita yang berumur 7 tahun dengan seorang laki-laki berumur 50 tahun. Jika orang tua setuju dengan pernikahan seperti itu, kebanyakan orang, walaupun tidak semuanya, akan memandang rendah terhadap orang tua dan suami tua tersebut.
Tahun 1923, pencatat pernikahan di Mesir diberi intruksi untuk menolak pendaftaran dan menolak mengeluarkan surat nikah bagi calon suami berumur di bawah 18 tahun, dan calon isteri dibawah 16 tahun. Tahun 1931, Sidang dalam oraganisasi-oraganisi hukum dan syariah menetapkan untuk tidak merespon pernikahan bagi pasangan dengan umur diatas (Women in Muslim Family Law, John Esposito, 1982). Ini memperlihatkan bahwa walaupun di negara Mesir yang mayoritas Muslim pernikahan usia anak-anak adalah tidak dapat diterima.
Jadi, Saya percaya, tanpa bukti yang solidpun selain perhormatan saya terhadap Nabi, bahwa cerita pernikahan gadis brumur 7 tahun dengan Nabi berumur 50 tahun adalah mitos semata. Bagaimanapun perjalanan panjang saya dalam menyelelidiki kebenaran atas hal ini membuktikan intuisi saya benar adanya.
Nabi memang seorang yang gentleman. Dan dia tidak menikahi gadis polos berumur 7 atau 9 tahun. Umur Aisyah telah dicatat secara salah dalam literatur hadist. Lebih jauh, Saya pikir bahwa cerita yang menyebutkan hal ini sangatlah tidak bisa dipercaya.
Beberapa hadist (tradisi Nabi) yang menceritakan mengenai umur Aisyah pada saat pernikahannya dengan Nabi, hadist-hadist tersebut sangat bermasalah. Saya akan menyajikan beberapa bukti melawan khayalan yang diceritakan Hisham ibnu `Urwah dan untuk membersihkan nama Nabi dari sebutan seorang tua yang tidak bertanggung jawab yang menikahi gadis polos berumur 7 tahun.

Bukti #1: Pengujian Terhadap Sumber
Sebagian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di hadist yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang mencatat atas otoritas dari bapaknya, yang mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak ada seorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampai usia 71 tahun baru menceritakan hal ini, disamping kenyataan adanya banyak murid-murid di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibn Anas, tidak menceritakan hal ini.
Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, di mana Hisham tinggal disana dan pindah dari Medinah ke Iraq pada usia tua.
Tehzibu’l-Tehzib, salah satu buku yang cukup terkenal yang berisi catatan para periwayat hadist, menurut Yaqub ibn Shaibah mencatat : ” Hisham sangatbisa dipercaya, riwayatnya dapat diterima, kecuali apa-apa yang dia ceritakan setelah pindah ke Iraq ” (Tehzi’bu’l-tehzi’b, Ibn Hajar Al-`asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, 15th century. Vol 11, p.50).
Dalam pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq: ” Saya pernah diberi tahu bahwa Malik menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq” (Tehzi’b u’l-tehzi’b, IbnHajar Al- `asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol.11, p. 50).
Mizanu’l-ai`tidal, buku lain yang berisi uraian riwayat hidup pada periwayat hadist Nabi saw mencatat: “Ketika masa tua, ingatan Hisham mengalami kemunduran yang mencolok” (Mizanu’l-ai`tidal, Al-Zahbi, Al-Maktabatu’l-athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, p. 301).

KESIMPULAN:
Berdasarkan referensi ini, Ingatan Hisham sangatlah buruk dan
riwayatnya setelah pindah ke Iraq sangat tidak bisa dipercaya, sehingga riwayatnya mengenai umur pernikahan Aisyah adalah tidak kredibel.
KRONOLOGI: Adalah vital untuk mencatat dan mengingat tanggal penting dalam sejarah Islam:
Pra-610 M: Jahiliyah (pra-Islamic era) sebelum turun wahyu
610 M: turun wahyu pertama Abu Bakr menerima Islam
613 M: Nabi Muhammad mulai mengajar ke Masyarakat
615 M: Hijrah ke Abyssinia.
616 M: Umar bin al Khattab menerima Islam.
620 M: dikatakan Nabi meminang Aisyah
622 M: Hijrah ke Yathrib, kemudian dinamai Medina
623/624 M: dikatakan Nabi saw berumah tangga dengan Aisyah
 
Bukti #2: Meminang
Menurut Tabari (juga menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and Ibn Sad), Aisyah dipinang pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9 tahun.
Tetapi, di bagian lain, Al-Tabari mengatakan: “Semua anak Abu Bakr (4 orang) dilahirkan pada masa jahiliyahh dari 2 isterinya ” (Tarikhu’l-umam wa’l-mamlu’k, Al-Tabari (died 922), Vol. 4,p. 50, Arabic, Dara’l-fikr, Beirut, 1979).
Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah umur 7 tahun) dan berumah tangga tahun 623/624 M (usia 9 tahun), ini mengindikasikan bahwa Aisyah dilahirkan pada 613 M. Sehingga berdasarkan tulisan Al- Tabari, Aisyah seharusnya dilahirkan pada 613M, Yaitu 3 tahun sesudah masa Jahiliyahh usai (610 M).
Tabari juga menyatakan bahwa Aisyah dilahirkan pada saat Jahiliyah. Jika Aisyah dilahirkan pada era Jahiliyah, seharusnya minimal Aisyah berumur 14 tahun ketika dinikah. Tetapi intinya Tabari mengalami kontradiksi dalam periwayatannya.
KESIMPULAN: Al-Tabari tak reliable mengenai umur Aisyah ketika menikah.

Bukti # 3: Umur Aisyah jika dihubungkan dengan umur Fatimah
Menurut Ibn Hajar, “Fatima dilahirkan ketika Ka`bah dibangun kembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun… Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah” (Al-isabah fi tamyizi’l-sahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, Vol. 4, p. 377, Maktabatu’l-Riyadh al-haditha, al-Riyadh,1978).
Jika Statement Ibn Hajar adalah factual, berarti Aisyah dilahirkan ketika Nabi berusia 40 tahun. Jika Aisyah dinikahi Nabi pada saat usia Nabi 52 tahun, maka usia Aisyah ketika menikah adalah 12 tahun.
KESIMPULAN: Ibn Hajar, Tabari, Ibn Hisham, dan Ibn Humbal kontradiksi satu sama lain. Tetapi tampak nyata bahwa riwayat Aisyah menikah usia 7 tahun adalah mitos tak berdasar.
Bukti #4: Umur Aisyah dihitung dari umur Asma’
Menurut Abda’l-Rahman ibn abi zanna’d: “Asma lebih tua 10 tahun dibanding Aisyah (Siyar A`la’ma’l-nubala’, Al-Zahabi, Vol. 2, p. 289, Arabic, Mu’assasatu’l-risalah, Beirut, 1992).
Menurut Ibn Kathir: “Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya [Aisyah]”
(Al-Bidayah wa’l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 371,Dar al-fikr al-`arabi, Al-jizah, 1933).
Menurut Ibn Kathir: “Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H, dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut iwayat lainya, dia meninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau beberapa hari lebih dari 20 hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 hari kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun” (Al-Bidayah wa’l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 372, Dar al-fikr al-`arabi, Al- jizah, 1933)
Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: “Asma hidup sampai 100 tahun dan meninggal pada 73 or 74 H.” (Taqribu’l-tehzib, Ibn Hajar Al-Asqalani,p. 654, Arabic, Bab fi’l-nisa’, al-harfu’l-alif, Lucknow).
Menurut sebagaian besar ahli sejarah, Asma, Saudara tertua dari Aisyah berselisih usia 10 tahun. Jika Asma wafat pada usia 100 tahun dia tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah 622M).
Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (ketika Aisyah berumah tangga), Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun. Jadi, Aisyah, berusia 17 atau 18 tahun ketika hijrah pada taun dimana Aisyah berumah tangga.
Berdasarkan Hajar, Ibn Katir, and Abda’l-Rahman ibn abi zanna’d, usia Aisyah ketika beliau berumah tangga dengan Rasulullah adalah 19 atau 20 tahun.
Dalam bukti # 3, Ibn Hajar memperkirakan usia Aisyah 12 tahun dan dalam bukti #4 Ibn Hajar mengkontradiksi dirinya sendiri dengan pernyataannya usia Aisyah 17 atau 18 tahun. Jadi mana usia yang benar ? 12 atau 18..?
KESIMPULAN: Ibn Hajar tidak valid dalam periwayatan usia Aisyah.

Bukti #5: Perang BADAR dan UHUD
Sebuah riwayat mengenai partisipasi Aisyah dalam perang Badr dijabarkan dalam hadist Muslim, (Kitabu’l-jihad wa’l-siyar, Bab karahiyati’l-isti`anah fi’l-ghazwi bikafir). Aisyah, ketika menceritakan salah satu moment penting dalam perjalanan selama perang Badar, mengatakan: “ketika kita mencapai Shajarah”. Dari pernyataan ini tampak jelas, Aisyah merupakan anggota perjalanan menuju Badar.
Sebuah riwayat mengenai pastisipasi Aisyah dalam Uhud tercatat dalam Bukhari (Kitabu’l-jihad wa’l-siyar, Bab Ghazwi’l-nisa’ wa qitalihinnama`a’lrijal): “Anas mencatat bahwa pada hari Uhud, Orang-orang tidak dapat berdiri dekat Rasulullah. [pada hari itu,] Saya melihat Aisyah dan Umm-i-Sulaim dari jauh, Mereka menyingsingkan sedikit pakaian-nya [untuk mencegah halangan gerak dalam perjalanan tsb].”
Lagi-lagi, hal ini menunjukkan bahwa Aisyah ikut berada dalam perang Uhud dan Badr.
Diriwayatkan oleh Bukhari (Kitabu’l-maghazi, Bab Ghazwati’l-khandaq wa hiya’l-ahza’b): “Ibn `Umar menyatakan bahwa Rasulullah tidak mengijinkan dirinya berpastisispasi dalam Uhud, pada ketika itu, Ibnu Umar berusia 14 tahun. Tetapi ketika perang Khandaq, ketika berusia 15 tahun, Nabi mengijinkan Ibnu Umar ikut dalam perang tsb.”
Berdasarkan riwayat diatas, (a) anak-anak berusia dibawah 15 tahun akan dipulangkan dan tidak diperbolehkan ikut dalam perang, dan (b) Aisyahikut dalam perang badar dan Uhud
KESIMPULAN: Aisyah ikut dalam perang Badar dan Uhud jelas mengindikasikan bahwa beliau tidak berusia 9 tahun ketika itu, tetapi minimal berusia 15 tahun. Disamping itu, wanita-wanita yang ikut menemani para pria dalam perang sudah seharusnya berfungsi untuk membantu, bukan untuk menambah beban bagi mereka. Ini merupakan bukti lain dari kontradiksi usia pernikahan Aisyah.
 
BUKTI #6: Surat al-Qamar (Bulan)
Menurut beberapa riwayat, Aisyah dilahirkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah. Tetapi menurut sumber lain dalam Bukhari, Aisyah tercatat mengatakan hal ini: “Saya seorang gadis muda(jariyah dalam bahasa arab)” ketika Surah Al-Qamar diturunkan(Sahih Bukhari, Kitabu’l-tafsir, Bab Qaulihi Bal al-sa`atu Maw`iduhum wa’l-sa`atu adha’ wa amarr).
Surat 54 dari Quran diturunkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah(The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985), menunjukkan bahwa surat tsb diturunkan pada tahun 614 M. jika Aisyah memulai berumahtangga dengan Rasulullah pada usia 9 di tahun 623 M or 624 M, Aisyah masih bayi yang baru lahir (sibyah in Arabic) pada saat Surah Al-Qamar diturunkan. Menurut riwayat diatas, secara aktual tampak bahwa Aisyah adalah gadis muda, bukan bayi yang baru lahir
ketika pewahyuan Al-Qamar. Jariyah berarti gadis muda yang masih suka bermain (Lane’s Arabic English Lexicon).
Jadi, Aisyah, telah menjadi jariyah bukan sibyah (bayi), jadi telah berusia 6-13 tahun pada saat turunnya surah Al-Qamar, dan oleh karena itu sudah pasti berusia 14-21 tahun ketika dinikah Nabi.
KESIMPULAN: Riwayat ini juga mengkontra riwayat pernikahan Aisyah yang berusia 9 tahun.

Bukti #7: Terminologi bahasa Arab
Menurut riwayat dari Ahmad ibn Hanbal, sesudah meninggalnya isteri pertama Rasulullah, Khadijah, Khaulah datang kepada Nabi dan menasehati Nabi untuk menikah lagi, Nabi bertanya kepadanya tentang pilihan yang ada di pikiran Khaulah. Khaulah berkata: “Anda dapat menikahi seorang gadis (bikr) atau seorang wanita yang pernah menikah (thayyib)”. Ketika Nabi bertanya tentang identitas gadis tersebut (bikr), Khaulah menyebutkan nama Aisyah.
Bagi orang yang paham bahasa Arab akan segera melihat bahwa kata bikr dalam bahasa Arab tidak digunakan untuk gadis belia berusia 9 tahun.
Kata yang tepat untuk gadis belia yang masih suka bermain-main adalah, seperti dinyatakan dimuka, adalah jariyah. Bikr disisi lain, digunakan untuk seorang wanita yang belum menikah serta belum punya pertautan pengalaman dengan pernikahan, sebagaimana kita pahami dalam bahasa Inggris “virgin”. Oleh karena itu, tampak jelas bahwa gadis belia 9 tahun bukanlah “wanita” (bikr) (Musnad Ahmad ibn Hanbal, Vol. 6, p. .210,Arabic, Dar Ihya al-turath al-`arabi, Beirut).
Kesimpulan: Arti literal dari kata, bikr (gadis), dalam hadist diatas adalah “wanita dewasa yang belum punya pengalaman sexual dalam pernikahan.” Oleh karena itu, Aisyah adalah seorang wanita dewasa pada waktu menikahnya.

Bukti #8. Text Qur’an
Seluruh muslim setuju bahwa Quran adalah buku petunjuk. Jadi, kita perlu mencari petunjuk dari Qur’an untuk membersihkan kabut kebingungan yang diciptakan oleh para periwayat pada periode klasik Islam mengenai usia Aisyah dan pernikahannya. Apakah Quran mengijinkan atau melarang pernikahan dari gadis belia berusia 7 tahun?
Tak ada ayat yang secara eksplisit mengijinkan pernikahan seperti itu. Ada sebuah ayat, yang bagaimanapun, yang menuntun muslim dalam mendidik dan memperlakukan anak yatim. Petunjuk Qur’an mengenai perlakuan anak Yatim juga valid diaplikasikan ada anak kita sendiri sendiri.
Ayat tersebut mengatakan : Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. (Qs. 4:5) Dan
ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin.
Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. ?? (Qs. 4:6)
Dalam hal seorang anak yang ditingal orang tuanya, Seorang muslim
diperintahkan untuk (a) memberi makan mereka, (b) memberi pakaian, (c) mendidik mereka, dan (d) menguji mereka thd kedewasaan “sampai usia menikah” sebelum mempercayakan mereka dalam pengelolaan keuangan.
Disini, ayat Qur’an menyatakan tentang butuhnya bukti yang teliti terhadap tingkat kedewasaan intelektual dan fisik melalui hasil test yang objektif sebelum memasuki usia nikah dan untuk mempercayakan pengelolaan harta-harta kepada mereka.
Dalam ayat yang sangat jelas diatas, tidak ada seorangpun dari muslim yang bertanggungjawab akan melakukan pengalihan pengelolaan keuangan pada seorang gadis belia berusia 7 tahun. Jika kita tidak bisa mempercayai gadis belia berusia 7 tahun dalam pengelolaan keuangan, Gadis tersebut secara tidak memenuhi syarat secara intelektual maupun fisik untuk menikah. Ibn Hambal (Musnad Ahmad ibn Hambal, vol.6, p. 33 and 99) menyatakan bahwa Aisyah yang berusia 9 tahun lebih tertarik untuk bermain dengan mainannya daripada mengambil tugas sebagai isteri.
Oleh karena itu sangatlah sulit untuk mempercayai, bahwa Abu Bakar,seorang tokoh muslim, akan menunangkan anaknya yang masih belia berusia 7 taun dengan Nabi yang berusia 50 tahun.. Sama sulitnya untuk membayangkan bahwa Nabi menikahi seorang gadis belia berusia 7 tahun.
Sebuah tugas penting lain dalam menjaga anak adalah mendidiknya. Marilah kita memunculkan sebuah pertanyaan,”berapa banyak di antara kita yang percaya bahwa kita dapat mendidik anak kita dengan hasil memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 atau 9 tahun?” Jawabannya adalah Nol besar.
Logika kita berkata, adalah tidak mungkin tugas mendidik anak kita dengan memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 tahun, lalu bagaimana mana mungkin kita percaya bahwa Aisyah telah dididik secara sempurna pada usia 7 tahun seperti diklaim sebagai usia pernikahannya?
Abu Bakr merupakan seorang yang jauh lebih bijaksana dari kita semua, Jadi dia akan merasa dalam hatinya bahwa Aisyah masih seorang anak-anak yang belum secara sempurna sebagaimana dinyatakan Qur’an. Abu Bakar tidak akan menikahkan Aisyah kepada seorangpun. Jika sebuah proposal pernikahan dari gadis belia dan belum terdidik secara memuaskan datang kepada Nabi, Beliau
akan menolak dengan tegas karena itu menentang hukum-hukum Quran.
KESIMPULAN: Pernikahan Aisyah pada usia 7 tahun akan menentang hukum kedewasaan yang dinyatakan Quran. Oleh karena itu, Cerita pernikahan Aisyah gadis belia berusia 7 tahun adalah mitos semata.
 
Bukti #9: Ijin dalam pernikahan
Seorang wanita harus ditanya dan diminta persetujuan agar pernikahan yang dia lakukan menjadi syah (Mishakat al Masabiah, translation by James Robson, Vol. I, p. 665). Secara Islami, persetujuan yang kredible dari seorang wanita merupakan syarat dasar bagi kesyahan sebuah pernikahan.
Dengan mengembangkan kondisi logis ini, persetujuan yang diberikan oleh gadis belum dewasa berusia 7 tahun tidak dapat diautorisasi sebagai validitas sebuah pernikahan.
Adalah tidak terbayangkan bahwa Abu Bakr, seorang laki-laki yang cerdas, akan berpikir dan mananggapi secara keras tentang persetujuan pernikahan gadis 7 tahun (anaknya sendiri) dengan seorang laki-laki berusia 50 tahun.
Serupa dengan ini, Nabi tidak mungkin menerima persetujuan dari seorang gadis yang menurut hadith dari Muslim, masih suka bermain-main dengan bonekanya ketika berumah tangga dengan Rasulullah.
KESIMPULAN: Rasulullah tidak menikahi gadis berusia 7 tahun karena akan tidak memenuhi syarat dasar sebuah pernikahan islami tentang klausa persetujuan dari pihak isteri. Oleh karena itu, hanya ada satu kemungkinan Nabi menikahi Aisyah seorang wanita yang dewasa secara intelektual maupun fisik.
Summary: Tidak ada tradisi Arab untuk menikahkan anak perempuan atau laki-laki yang berusia 9 tahun, Demikian juga tidak ada pernikahan Rasulullah SAW dan Aisyah ketika berusia 9 tahun. Orang-orang arab tidak pernah keberatan dengan pernikahan seperti ini, karena ini tak pernah terjadi sebagaimana isi beberapa riwayat.
Jelas nyata, riwayat pernikahan Aisyah pada usia 9 tahun oleh Hisham ibn `Urwah tidak bisa dianggap sebagai kebenaran, dan kontradisksi dengan riwayat-riwayat lain. Lebih jauh, tidak ada alasan yang nyata untuk menerima riwayat Hisham ibn `Urwah sebagai kebenaran ketika para pakar lain, termasuk Malik ibn Anas, melihat riwayat Hisham ibn `Urwah selama di Iraq adalah tidak reliable.
Pernyataan dari Tabari, Bukhari dan Muslim menunjukkan mereka kontradiksi satu sama lain mengenai usia menikah bagi Aisyah. Lebih jauh, beberapa pakar periwayat mengalami internal kontradiksi dengan riwayat-riwayatnya sendiri. Jadi, riwayat usia Aisyah 9 tahun ketika menikah adalah tidak reliable karena adanya kontradiksi yang nyata pada catatan klasik dari pakar sejarah Islam.
Oleh karena itu, tidak ada alasan absolut untuk menerima dan mempercayai usia Aisyah 9 tahun ketika menikah sebagai sebuah kebenaran disebabkan cukup banyak latar belakang untuk menolak riwayat tsb dan lebih layak disebut sebagai mitos semata. Lebih jauh, Qur’an menolak pernikahan gadis dan lelaki yang belum dewasa sebagaimana tidak layak membebankan kepada mereka tanggung jawab-tanggung jawab.
Note: The Ancient Myth Exposed
By T.O. Shanavas , di Michigan.
© 2001 Minaret
from The Minaret Source: http://www.iiie.net/
Diterjemahkan oleh : Cahyo Prihartono
 
jadi??? selama ini yang banyak diketahui oleh masyarakat salah donk??

ternyata Aisyah ga berumur 9 tahun waktu dinikahi oleh Rasul..

bukti2 yang mantap bang jal/no1


nice post.. grepe 4 u
 
Jadi ceritanya spt itu? Tar ane baca2 dlu lg...
Btw thank you.
 
knapa ga dipost di FA nih
kan banyak yang mempertanyakan disana
btw
nice post dude
 
knapa ga dipost di FA nih
kan banyak yang mempertanyakan disana
btw
nice post dude


;;) ... Bila hidayah datang, satu bukti ditunjukkan maka akan terbuka mata hati seseorang, tapi kalo hidayah belum datang, seribu buktipun kita paparkan di depan mata mereka, maka mata hati mereka tidak akan terbuka, jadi buat apa mengotori thread bagus seperti ini dengan cercaan dan hujatan. Kalo mereka mau tahu tentang kebenaran dari sudut pandang kita para muslimin, silahkan baca, untuk apa di perdebatkan akhi great, toh kebenaran tetap kebenaran dan kebathilan tetap kebathilan ... btw nice post akhi jalinus ... ;;)
 
;;) ... Bila hidayah datang, satu bukti ditunjukkan maka akan terbuka mata hati seseorang, tapi kalo hidayah belum datang, seribu buktipun kita paparkan di depan mata mereka, maka mata hati mereka tidak akan terbuka, jadi buat apa mengotori thread bagus seperti ini dengan cercaan dan hujatan. Kalo mereka mau tahu tentang kebenaran dari sudut pandang kita para muslimin, silahkan baca, untuk apa di perdebatkan akhi great, toh kebenaran tetap kebenaran dan kebathilan tetap kebathilan ... btw nice post akhi jalinus ... ;;)

hehehehe
iya juga sih
debatnya ga demokratis sih
terlalu subjektif
 
Bagus terusin brooo

Jadi tambah ni pengetahuan agama kita
 
sip lah...
posting z donk di FA

FA cuman tempat untuk menghujat dan menjatuhkan....

Udah gak guna posting di FA lagi.....

disana orang2 hanya berpikir gimana caranya menjelekkan agama lainnya.....

mereka udah tidak mau debat bersih dan sportif....

lebih baik kita diskusi di forum Islam ini....

daripada di FA, hanya buang2 waktu, gak nambah ilmu.
 
Iya nih, jadi pingin tau, jadi umur berapa sebenarnya Aisyah sewaktu di nikahi
 
KK sekalian boleh kan saya berkunjung ke sini?????disitu juga uda pernah di posting di FA..tapi dari semua itu saya mau tau berapa umur aisha sebenar nya...disitu tidak jelas kk....ada yang mengatakan 15 tahun ada yang bilang 14 tahun ada bilang 9 tahun...mana yang benar????
no flame...cuma bwat nambah pengetahuan saja...^^...
 
KK sekalian boleh kan saya berkunjung ke sini?????disitu juga uda pernah di posting di FA..tapi dari semua itu saya mau tau berapa umur aisha sebenar nya...disitu tidak jelas kk....ada yang mengatakan 15 tahun ada yang bilang 14 tahun ada bilang 9 tahun...mana yang benar????
no flame...cuma bwat nambah pengetahuan saja...^^...

prince sebenaranya dari literatur yang ane pernah baca tidak dijelaskan tentang secara pasti berapa usia aisyah ketika menikah dengan Nabi Muhamad...pernyataan mengenai usia aisyah itu itu ada yang bilang usia 6 tahun itu asalnya dari tuduhan orientalis yang tidak suka dengan nabi muhamad...padahal dalam islam sendiri hal itu tidak secara gamblang disebutkan usia pasti Aisyah....cuma dalam suatu posting yang pernah ane pos di Fa dan beberapa bahan kajian yang pernah ane baca bahwa sebelum dinikahkan oleh nabi muhamad ,aisyah itu akan dinikahkan dengan seorang pemuda nasrani....dari pernyataan ini sebagian umat islam ada yang menyimpulkan tidak mungkin ayahnya aisyah mau menikahkan putrinya dengan pemuda nasrani itu kalau usia aisyah masih 6 atau 9 tahun seperti tuduhan orientalis barat...
 
Kalo ana jujur apapun yang semua dari barat jujur se shohih apapun...............ana bakal tidak percaya.............afwan tanya mas jalinus pernah baca ngga kaidah riwayatul hadits bagaimana kedudukan seorang rowi dalam sebuah hadits.............
jelas hal di atas harus kita kaji dulu cos bukan kita yang berhak membahasnya bahkan ente kita yng bahas jauh akan membuat kita tersesat ya akhuna sudah ada forum yang tepat untuk membahas propaganda barat yang jelas2 berkeinginan menyudutkan Islam........
kalo ente tau hukum mustalahul hadits maka ente akan bertanya apa maksud sebenarnya yahudi ini menulis hal ini,yang hanya sekedar counter n mencari kesalahan dalam Islam
ada sebuah kesimpulan yang harus tau,.........yahudi ini berusaha merubuhkan hukum ke2 dalam Islam dalam artian memutuskan sebuah sanad dari sebuah hadits..............akhi setiap masalah dalam Islam itu dah di kaji betul dalam Islam n jika benar yang antum paparkan diatas pasti ulama sekaliber Imam ahmad,syaikhul Islam ibnu Taymiyah, syaikul hadits nashiruddin al albani, yang bergelar kalifatul hadits tentu jug akan menemukan hal ini..................belum lagi muhaddits lainnya.............cozz ana suruh antum tobat
kenapa antum berapa kali tunjukkan kesalahan yang belum pasti ini kepada ulama2 yang pemegang mandat sebagai jalur riwayat apabila mereka dhoif jelas semua hadits yang dari mereka akan gugur..........
cozz dalam beberapa kitab tarikh sudah di jelaskan nabi di nikahi umur 6 taun n di gauli oleh nabi 3 tahun sesudahnya btw aisyah sudah mengalami akhil baliq dan itu syah
trus ana tanya ama ente jalinus apa iman antum dah sekuat abu bakar..........yang terkenal keimanannya jangan anaknya nyawanya aja di kasih........mas kalo rasulullah minta..........n inget mereka para shohabat terhina dan terusir dari bangsanya tapi mereka yakin dengan Rasulullah kalo orang kristen bilang apa so what gitu lho'................
mas inget mas ayat "fas alu ahli dzikri inkuntum laa ta'lamuun..............
"bertanyalah kepada ahludz-dzikri(orang yang ingat tafsir ibnu katsir yakni adalah di tujukan kepada ulama ahli hadits) nisacya kamu akan menjadi orang2 beruntung
 
@bondageboyz

terimakasih atas masukannya....
Alhamdulillah Bang, kebetulan saya pernah kuliah jurusan tafsir hadis di UIN bandung, jadi sedikitnya saya tau apa itu periwayatan hadis, apa itu ilmu mushthala hadis, apa itu ilmu jarh wa ta'dil. Bahkan saya pun diajarkan bagaimana menentukan sebuah hadis itu shahih atau enggak (maaf ya, gak bermaksud sombong loh).
Jadi dalam pandangan saya, hadis itu terbuka bagi siapa saja yang ingin menelitinya. BUkan hanya milik para ahli hadis saja, dan bukan hanya para ahli hadis saja yang bisa menentukan keshohihan hadis. Karena, toh temen2 kuliah saya juga banyak yang bisa menentukan derajat keshohihan hadis.
Bahkan sekarang sudah ada CD tentang para periwayat hadis, jadi mudah untuk mencari2 dan menentukan tentang keshohihan hadis. tidak seperti dulu, harus merujuk kitab-kitabnya langsung.

mengenai propaganda barat atau yahudi....
waduh Bang, saya mah gak mikir sampe kesitu-situ dalam threat tentang Aisyah ini....
lagian, kalau emang bener2 mo bicara propaganda, jangan jauh2 nyalah-nyalahin yahudi. liat saja dalam aliran2 islam sendiri, toh tak jarang aliran yang satu mengkafirkan aliran yang lain. bahkan sampe rumah2nya dihancurkan. apakah islam mengajarkan kekerasan hanya karena perbedaan??? saya malah menduga (walaupun dugaan yang tak berdasar) bahwa orang yang kerjaannya mengkafir-kafirkan punya niat lain di balik pengafirannya, misalkan untuk mengkotak2 atau memisah2 orang islam (sehingga islam tidak bisa bersatu), dengan begitu musuh islam bisa dengan mudah menghancurkan islam.

Bang, seandainya Imam ahmad, Ibnu Taimiyah dan nahsirudin al-albani itu ahli hadis yang hebat seperti yang anda sebut sebagai kalifatul hadis, mengapa hadis tentang kedhoifan/kekeliruan bahwa aisyah tidak menikah dengan nabi pada umur 9 tahun itu, malah orang lain yang menemukan??? bukan para ahli hadis itu???
trus, apa yang jadi kriteria bahwa seseorang itu disebut ahli hadis atau bukan???
ingat bang, ahli hadis juga manusia yang bisa juga salah.

mengenai tobat
anda menyuruh saya tobat, walaupun saya tidak tau mengapa saya harus tobat (salah apa hingga harus tobat?). ya, saya akan tobatlah seperti yang anda anjur.... dengan mengucapkan :
"astaghfirullah hal adziim dan asyhadualla ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadarrasuulullah". semoga tobat saya diterima.

mengenai keimanan
Bang, saya tau betul bahwa iman saya pasti jauuuuuh di bawah iman Abu Bakar, dan mungkin juga iman abu bakar jauh di bawah iman Rosulullah. pertanyaan saya, dengan iman Rosul yang begitu tinggi, apa mau Rosul menikah dengan wanita (lebih tepatnya anak kecil) yang masih berumur 9 tahun??? setau saya, tugas istri itu tidak mudah, nah, apakah Aisyah yang berumur 9 tahun bisa menyelesaikan tugas2nya sebagai seorang Istri Rosul?? ingat loh bang, 9 tahun.

Setau saya, Nabi pernah bersabda bahwa sepeninggal beliau, akan ada hadis2 palsu yang mengatasnamakan beliau dan untuk mengetahui otentik apa enggaknya (pake bahasa jaman sekarang) bandingkanlah dengan al-qur'an, jika sejalan, berarti hadis itu dari Aku (Nabi) jika tidak, berarti bukan dari Aku (Nabi).
Nah, coba anda liat pada point ke 8 di atas, hadis2 tentang umur aisyah 9 tahun ketika dinikah Nabi, di bantah dengan ayat al-qur'an. Nah, Mana yang akan anda pilih???

Terakhir....
Bagi saya, kemuliaan Rosulullah itu adalah hal yang harus di jaga dan dibela, walaupun harus merendahkan bukhori muslim atau ibnu taimiyah sekalipun, yang penting kemuliaan Rosulullah terjaga.

Sadarkah Anda bahwa yang saya lakukan hanyalah membela akan kemuliaan dan kehormatan Rosululllah. Karena saya tidak percaya dan tidak mau menerima bahwa Rosul seorang pedofilia.
Dan sadarkah anda (yang percaya bahwa Aisyah berumur 9 tahun ketika dinikah Nabi),bahwa anda telah membela para ahli hadis di bading kemuliaan dan kehormatan Rosulullah.

terimakasih.....
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.