• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Bahasa Indonesia Tersisih di Negeri Sendiri

yophi

IndoForum Beginner E
No. Urut
45381
Sejak
5 Jun 2008
Pesan
512
Nilai reaksi
15
Poin
18
Saya sekarang sedang merasa bersedih dengan nasib Bahasa Indonesia. Sebagai guru Bahasa Indonesia, saya dapat merasakan betapa tersisihnya pelajaran Bahasa Indonesia. Ketika pelajaran banyak dari siswa yang saya ajar tak konsentrasi sepenuhnya pada pelajaran karena mereka menganggap Bahasa Indonesia pelajaran yang gampang. “ga nyimak ga papa. baca sendiri juga bisa”. Mungkin begitu kata hati mereka.

Pemikiran mereka sangat tidak sesuai dengan kenyataan. hal itu sangat jelas terlihat ketika mereka mengikuti ulangan praktik. Ketika diminta menyimak lalu membuat ringkasan ternyata mereka belum bisa benar-benar menbedakan mana yang penting dan mana yang tidak penting. ringkasan mereka banyak yang asal salin.

Hal serupa juga terlihat di kemampuan berbahasa yang lain. Tulisan mereka ternyata masih banyak yang hanya asal nulis. Kualitas berbicara mereka juga masih jauh dari bagus. Lalu kecepatan membaca mereka juga masih memprihatinkan.

Ketika dihadapkan pada hasil praktik mereka barulah mereka berkata bahasa Indonesia sulit. mereka bilang mereka tak suka membaca ataupun menulis sehingga hasil praktik mereka jelek.

Saya sungguh heran dengan jawaban mereka. Kenapa rasa tidak suka mereka jadikan alasan penyebab nilai mereka yang buruk.

Apakah mereka tak berpikir bahwa banyak di antara mereka yang tak cinta pelajaran yang lain, misal kimia, matematika atau fisika, tapi mereka berusaha untuk memahami karena mereka takut mendapatkan nilai jelek. Dan akhirnya walau tak bisa meraih nilai tertinggi tetapi kesungguhan mereka telah membuat mereka berhasil mencapai batas tuntas.

Ternyata karena tak menganggap sulit maka mereka dengan enteng menghadapi pelajaran Bahasa Indonesia. Tentu saja hasilnya sudah dapat ditebak. apapun itu bila kita menjalani sesuatu tanpa persiapan matang maka dapat dipastikan hasilnya seadanya.

Saya heran, banyak siswa yang bangga ketika mereka menguasai Bahasa Inggris dengan baik tapi jarang yang berusaha sekuat tenaga agar bisa menguasai Bahasa Indonesia dengan baik.

Yah itulah nasibmu kini Bahasa Indonesiaku yang tercinta. engkau dianggap remeh oleh bangsamu sendiri. Padahal semua orang tahu ketika seseorang menganggap remeh Bahasanya sendiri maka itu berarti dia juga sedang menganggap remeh bangsanya sendiri.

Mungkin itulah sebabnya kenapa bangsa lain meremehkan Bangsa Indonesia. Bila kita tak cinta dengan bangsa kita maka tak mungkin bangsa lain kan cinta pada bangsa kita.
 
saya setuju dengan apa yang Anda tulis di Atas...

sepertinya anak muda jaman sekarang (jah... jadi merasa tua saya... :P) merasa malu untuk menggunakan bahasa indonesia yang baik....

salah satu teman saya bahkan berkomitmen untuk tidak menggunakan kata ganti "aku" dan "kamu" dalam percakapan... kampungan kata dia... :)
 
Kalo saya sih biasanya untuk kata ganti percakapan pada orang-orang tertentu menggunakan "saya" dan "Anda". Tapi sebenarnya kata "Anda" itu sopan ngga sih? Soalnya ada guru yang pernah marah kalau dipanggil dengan kata ganti "Anda" :D
 
Syalom.....
Saya juga cukup prihatin, dimana anak muda zaman sekarang sudah tidak memerhatikan EYD.
@atas
Menggunakan kata anda itu sopan, tetapi harus ke orang yang tepat. Kata anda sama artinya dengan kamu, yang biasa kita gunakan untuk orang yang seumuran atau sederajat dengan kita. Kalau ke guru, alangkah lebih baik menggunakan kata Bapak/Ibu.
 
sebenarnya kata Anda itu sifatnya netral... maksudnya bisa dipakai ke siapa saja...

tapi memang mengesankan ada jarak dengan yang kita ajak bicara kalau memanggil "Anda"...

kalau untuk guru.... memang jadi terkesan tidak sopan.... :D
 
Anda mengajar di mana? kalau di sekolah saya, pelajaran Bahasa Indonesia cukup dianggap serius, murid2 tidak pernah meremehkan Bahasa Indonesia, dan murid2 pun tak pernah lupa untuk membawa buku EYD :)
 
tau g biang keladinya sapa ??
tuh si cincawawa =))
JK :P
yah pa/bu skrg kita liat aje..
setau gw siy... pelajarang bahasa indonesia aja dipandang sebelah mata sm guru2 mata pelajaran laen. cth waktu bikin jadwal ujian semester (kebetulan gw deket sm wakasek gw waktu SMA) "bahasa indonesia khan pelajaran gampang gabungin aja harinya sm pelajaran sulit cth : fisika"
klo menurut gw siy mungkin anak2 jaman skrg lon ngerti aja gimana serunya bahasa indonesia, pdhal klo ngerti asik juga loh :D
apalgi dgr2 skrg di luar negeri byk yg buka kursus bhs indonesia niy ;))
 
Syalom....
@atas
tidak juga 'kok. Pengalaman saya sampai saat ini ulum Bahasa Indonesia dikasih waktu 120 menit lalu tidak digabung sama pelajaran yang sulit, biasanya sih agama.
 
ironis memang yah...
bahasa sendiri,,,hilang d negri sendiri....
makanya harus dipertahankan/no1
 
memang sih,,, sepertinya orang Indonesia malah lebih bangga menggunakan bahasa Asing...

tapi hal itu tidak bakal menyebabkan bahasa Indonesia sampai menghilang :D

hanya saja,,, penggunaan bahasa Indonesia saat ini banyak yang tidak sesuai dengan EYD.... :)
 
Menurut saya, semua bahasa mengalami seperti yang dialami oleh Bhasa Indonesia.

Mari kita runut. Apakah ada sebuah bahasa yang masih murni sampai hari ini, baik bahasa Indonesia, bahasa Jepang, Inggris atau China. Sepertinya tidak ada.

Pemakaian lu sebagai 'kamu'... sebagai sebuah misal. Saya rasa masih wajar.

Dengan rumus bahasa Indonesia = Bahasa Melayu + unsur serapan.

Maka, 'Lu' sebagai pengganti kamu, mengapa tidak? Lu berasal dari bahasa Cina. Sama saja dengan pamakaian ente dan ane dalam hal serapan dari bahasa Arab. Suatu bahasa yang berkembang, seperti bahasa Indonesia, tentu saja kalau dicermati ada;ah sebuah fenomena yang bagus bagi perkembangan bahasa itu sendiri.

Yang saya lihat bermasalah adalah, dalam hal ini negara terlambat dalam menetapkan standart baru bagi Bahasa Indonesia. Walau bagaimanapun, standart dibut untuk menjaga dan mengembangkan bahasa Indonesia itu sendiri. Saat ini, kalau dicermati, justru standart EYD bahasa Indonesia terasa membatasi penggunaan bahasa Indonesia.

Jadi kesannya, bahasa Indonesia ditinggalkan bangsanya.... padahal yang benar adalah, standart untuk Bahasa Indonesia sudah ketinggalan jaman. Coba bayangkan bagaimana jadinya bila sebuah film (yang dalam hal ini kita anggap sebagai karya sastra) memakai EYD dalam bertutur. Menurut saya, semua film akan menjadi seperti film komedi.

Slank, atau plesetan, tidak bisa dihindarkan dalam perkembangan sebuah bahasa, apalagi bagi sebuah bangsa besar seperti Indonesia yang terdiri dari ribuan suku, dialeg, bahasa daerah dsb... belum lagi munculnya kata-kata baru dari bahasa asing yang mau tidak mau harus kita pakai dalam bahasa Indoensia.

Kemudian, mari kita lihat di Kurikulum.

Saya ingat pelajaran Apresiasi Sastra Indonesia yang terangkum dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Sangat meneydihkan, bila melihat pelajaran keponakan saya sekarang, masih sama dengan pelajaran yang saya terima 20 an tahun yang lalu. Apakah sastra Indonesia sama sekali tidak berkembang? Atau perkembangan setelah era Rendra tidak lagi dianggap sebagai sastra?

Entah kapan lirik lirik lagu Iwan Fals, bisa dijadikan bahan pelajaran Puisi. Entah kapan lirik-lirik lagu tulisan Katon Bagaskara bisa masuk ke dalam kategori puisi romantis. Atau film-film karya Garin Nugroho dibahas di sekolah. Begitu juga film-film kerja keras Mira Lesmana, Nia Dinata dsb.... bisa masuk ke dalam kurikulum sekolah.

Kalau mau membandingkan di luar, mereka membahas Bob Dylan.... yang merupakan pop icon tahun 70an.... bagaimana dengan pelajaran sastra di Indonesia? masih saja berkutat dengan Pujangga Baru, STA, Chairil Anwar, Siti Nurbaya.... dll... Kalau ingin sedih, saya justru sedih melihat buku pelajaran Bahasa Indoensia siswa-siswi jaman sekarang. Kesannya sastra Indonesia tidak mengalami perkembangan sama sekali. masih mempelajari sastra sastra yang seharusnya masuk dalam sub kurikulum 'Sastra Sejarah'. Ini yang sebenarnya menyedihkan.

Bukti bahwa bahasa Indoensia masih dipakai kebanyakan rakyat Indonesia? Lihat sendiri berapa banyak buku Harry Potter bahasa Indonesia yang laku terjual, bandingkan dengan yang versi bahasa Inggrisnya.... Itu salah satu Indikator. Bahasa Indonesia masih tuan rumah di negri sendiri. Mengenai standart yang dibuat dalam bentuk EYD dan tatanan bahasa lain, menurut saya justru jangan sampai membatasi perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri.

Standarisasi hanya merupakan cara untuk mengatur.... bukan membatasi. Bahasa berhubungan dengan ekspresi. Bagaimana menstandarkan sebuah ekspresi?..... yang ada hanya hasil yang mendekati. Secara mutlak... tidak akan pernah bisa.... kecuali di lab. bahasa.
 
nah itulah uniknya orang Indonesia...

mentang2 bahasa sehari2 pake bahasa Indonesia, uda merasa mampu....

padahal ngomong aja suka ga jelas...

waktu ditanya bedanya wacana sama artikel aja gak tau...
 
Mungkin bahasa Indonesia masih sebagai tuan dirumah sendiri saat ini, tapi untuk masa depan perlu dikembangkan!
Untuk itu perlu diadakan pemberian penghargaan atas karya sastra berbahasa Indonesia.
 
mau spy bahasa Indonesia tidak tersisih?? gampaaanggg..

Wajibkan semua wisatawan Luar Negri ketika datang ke Indonesia, harus mempelajari bahasa Indonesia.

yaaa....seperti kita lah belajar bahasa inggris trus mo ke sing/malay/luar negri.
ga ada aturan kita harus bisa bahasa inggris, tapi kalo kita ga bisa kan bego aja.
nah perlakukan hal tsb ke turis luar negri...biar mereka yang belajar bahasa kita.

lihatlah di jepang.... :)

makanya.....jangan sok kebarat-baratan deeeehhh
 
bukannya ini konsekuensi kita sndiri yg punya banyak bahasa daerah???

ketika 2 hal saling bertemu , bukannya tidak ada kemungkinan 2 hal tersebut menyatu ,, atau paling tidak saling memberi "dampak"

nah bahasa2 gaul tersebut yg gw nilai sebagai "dampak"

"dampak" tersebut berkembang dan berkembang layaknya bahasa2 lain di dunia

dan akhir nya ,,, jadi lah BAHASA INDONESIA yg kita pake sehari2 ini


bukankah begitu ?? :D:D:D
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.